10 research outputs found

    IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK REKOMENDASI CALON PENERIMA PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS: SMA NEGERI 1 KOTA SORONG)

    Get PDF
    Program Indonesia Pintar ialah bantuan berupa uang tunai dari pemerintah yang diberikan kepada peserta didik dan mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin atau rentan miskin. Kategori pertama yang berhak mendapat beasiswa ini ialah peserta didik yang berasal dari keluarga yang tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan kategori kedua ialah masyarakat miskin atau rentan miskin yang tidak tercatat dalam DTKS yang diusulkan oleh Dinas Pendidikan setempat atau pemangku kepentingan atau lembaga lainnya dan ditetapkan oleh Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan [1]. SMA Negeri 1 Kota Sorong masih melakukan penentuan calon rekomendasi penerima beasiswa PIP dengan cara manual, yang mana seleksi dilakukan secara subjektif dengan memeriksa berkas kelengkapan secara satu per satu sehingga cara tersebut dianggap kurang efektif dan tidak tepat target karena dapat mengakibatkan kinerja yang lambat serta dapat terjadi kesalahpahaman antara pihak sekolah dan wali murid maka dari itulah, diperlukan sebuah Sistem Pendukung Keputusan yang dapat membantu proses penentuan calon rekomendasi penerima beasiswa PIP. Sistem Pendukung Keputusan dibangun menggunakan metode pengembangan software Extreme Programming dan menerapkan Multifactor Evaluation Process sebagai algoritma pengambil keputusan. Kriteria penilaian yang digunakan yaitu Kepemilikan SKTM, Status Peserta Didik, Sumber Biaya Peserta Didik, Jumlah Penghasilan dan Jumlah Saudara Kandung. Penelitian ini menghasilkan sebuah Sistem Pendukung Keputusan MFEP berbasis website dan dari data 24 siswa yang dijadikan sebagai kasus uji terdapat 6 siswa yang dinyatakan layak untuk menjadi siswa rekomendasi penerima PIP yang akan diajukan oleh sekolah kepada Puslapdik Indonesia.Program Indonesia Pintar adalah bantuan berupa uang tunai dari pemerintah yang diberikan kepada peserta didik dan mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin atau rentan miskin. Kategori pertama yang berhak mendapat beasiswa ini adalah peserta didik yang berasal dari keluarga yang tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan kategori kedua ialah masyarakat miskin atau rentan miskin yang tidak tercatat dalam DTKS yang diusulkan oleh Dinas Pendidikan setempat atau pemangku kepentingan atau lembaga lainnya dan ditetapkan oleh Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan [1] . SMA Negeri 1 Kota Sorong masih melakukan perjalanan calon penerima beasiswa PIP dengan cara manual, dimana seleksi dilakukan secara subjektif dengan memeriksa kelengkapan berkas secara satu per satu sehingga cara tersebut dianggap kurang efektif dan tidak tepat sasaran karena dapat mengakibatkan kinerja yang lambat serta dapat terjadi pemaparan antara pihak sekolah dan wali murid maka dari itu, diperlukan sebuah Sistem Pendukung Keputusan yang dapat membantu proses perekrutan calon penerima beasiswa PIP. Sistem Pendukung Keputusan dibangun menggunakan metode pengembangan software Extreme Programming dan penerapan Multifactor Evaluation Process sebagai algoritma pengambil keputusan. Kriteria penilaian yang digunakan yaitu Kepemilikan SKTM, Status Peserta Didik, Sumber Biaya Peserta Didik, Jumlah Pengeluaran dan Jumlah Saudara Kandung. Penelitian ini menghasilkan sebuah Sistem Pendukung Keputusan MFEP berbasis website dan dari data 24 siswa yang dijadikan sebagai kasus uji terdapat 6 siswa yang dinyatakan layak untuk menjadi siswa rekomendasi penerima PIP yang akan diajukan oleh sekolah kepada Puslapdik Indonesia

    Correlation Analysis of Soil Biological, Chemical, Physical Properties at Various Altitudes in Bandung, West Java

    Get PDF
    Kabupaten Bandung memiliki ketinggian tempat antara 675 mdpl – 2,100 mdpl dengan suhu udara berkisar 14oC sampai dengan 30oC. Perbedaan ketinggian tempat dapat menimbulkan perbedaan iklim  dan cuaca sehingga dapat mempengaruhi transformasi hara dan populasi mikrob di dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi sifat biologi dan kimia tanah, serta kaitannya antara sifat kimia dan fisika tanah pada berbagai ketinggian tempat di Bandung, Jawa barat. Pengambilan sampel tanah menggunakan metode Purposive Random Sampling dengan 5 kali ulangan. Sampel tanah terganggu diambil pada kedalaman 0-20 cm sebanyak ±1 kg, sedangkan contoh tanah utuh diambil menggunakan ring sampler. Pengambilan sampel tanah meliputi empat ketinggian tempat yaitu ketinggian 600 mdpl penggunaan lahan tanaman kol, ketinggian 1000 dan 1200 mdpl penggunaan lahan tanaman selada, serta ketinggian 1400 mdpl penggunaan lahan perkebunan kopi. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada ketinggian 1000 mdpl populasi bakteri pelarut fosfat (BPF) dapat tumbuh optimum sebesar 93.6 x 103 CFU g-1 dengan pH tanah agak masam, P-Total sangat tinggi, dan P-Tersedia sedang. Populasi fungi dapat tumbuh optimum sampai ketinggian 1200 mdpl. Total populasi fungi berkorelasi tinggi dengan unsur hara P-Total dan N-Total di dalam tanah. Respirasi tanah berkorelasi positif dengan semua parameter yang berhubungan dengan sifat kimia tanah. Nilai bobot isi terendah pada ketinggian 1200 mdpl bersesuaian dengan nilai C-organik dan porositas tertinggi pada ketinggian tersebut.Bandung district has an altitude between 675 masl – 2,100 masl with air temperatures ranging from 14oC to 30oC. Differences in altitude can cause differences in climate and weather, which can affect nutrient transformation and microbial populations in the soil. This study aims to determine the correlation of biological and chemical properties of soil at various altitudes in Bandung, West Java. Soil sampling using Purposive Random Sampling method with five replicats. Soil samples were taken at a depth of 0-20 cm as much as ±1 kg. Soil sampling includes four altitudes of the place, altitude of 600 meters above sea level (masl) with the land use of cabbage plants, altitude of 1000 masl and altitude of 1200 masl with the land use of lettuce plants, and altitude of 1400 masl with the use of coffee plantation land. The results of the analysis showed that the height of 1000 masl of the phosphate solubilizing bacteria (BPF) population can grow optimally by 93.6 x 103 CFU g-1 with a slightly acidic soil pH, very high P-Total, and medium P-Available. The fungi population can grow optimally to an altitude of 1200 masl. Total fungi populations are highly correlated with P-Total and N-Total nutrients in the soil. Soil respiration is positively correlated with all parameters related to the chemical properties of the soil

    Alternatif Penanggulangan Bencana Banjir dengan Penerapan Teknologi Biopori di Desa Molingkapoto

    Get PDF
    Indonesia is one og the countries with a high precipitation. The high precipitation and lack of water catchment areas resulted in flooding. This community service aims to improve the quality of the environment by applying biopore technology as an alternative to flood control in the Malingkapoto Village area, Kwandang District, North Gorontalo Regency. Biopore technology is not only for flood prevention, but can be used as a composting technology. The result of this service activity is that 30 biopore have been installed at several points prone to the largest puddles of water due to high precipitation. This activity is in accordance with what has been planned, such as: increasing community knowledge and skills in flood management, provide business opportunities for biopore pipes and compost fertilizers, and support the local government of Gorontalo Regency in dealing with environmental problems.Indonesia merupakan salah satu negara dengan curah hujan tinggi. Tingginya curah hujan dan kurangnya daerah resapan air mengakibatkan terjadinya banjir. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dengan menerapkan teknologi biopori sebagai alternatif penanggulangan banjir di wilayah Desa Malingkapoto Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Teknologi biopori tidak hanya untuk penanggulangan banjir, tetapi dapat digunakan sebagai teknologi pengomposan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini yaitu telah terpasang 30 biopori di beberapa titik rawan yang terdapat genangan air paling besar akibat curah hujan tinggi. Kegiatan ini sesuai dengan yang telah direncanakan seperti: meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam penanganan banjir, memberikan peluang usaha untuk pipa biopori dan pupuk kompos, serta mendukung pemerintah daerah kabupaten Gorontalo dalam menangani permasalahan lingkungan

    Effect of Workload and Work Environment on the Anxiety of Health Workers in Dealing with Tuberculosis Patients

    No full text
    The effect of workload and work environment on employee performance is very influential. Providing workload effectively is useful for knowing the extent to which employees can be given the maximum workload. Primarily, for healthcare workers, the workload should be properly distributed because it is not only about patient services, but they also need to pay attention to their own health from various kinds of infectious diseases in the healthcare facility. This study aims to determine the effect of workload and work environment on the health of workers’ anxiety in dealing with tuberculosis patients at Batua Health Center, Makassar City

    PENGOLAHAN IKAN BANDENG PAYUS MENJADI MAKANAN RINGAN BAKSO IKAN BANDENG YANG KAYA LEMAK OMEGA 3 MENCEGAH PENYAKIT JANTUNG KORONER

    Get PDF
    Usaha makanan ringan bakso yang berbahan dasar ikan bandeng ini adalah suatu terobosan inovasi baru yang saat ini belum ada di berbagai pasaran atau pun di berbagai swalayan yang masih terbuka lebar untuk melancarkan suatu bisnis baru bakso ikan bandeng payus ini. Bakso ikan bandeng ini dibuat dengan cara masih menggunakan alat tradisional yang belum tercampur dengan mesin ataupun dengan bahan kimia yang berbahaya sehingga bisa menyebabkan penyakit pada manusia. Elemen system dari bisnis bakso ikan bandeng payus ini yang bisa membedakan dengan pedagang bakso lkan lainya adalah sebagai berikut : 1. Pembuatan yang higienies dan tebuat dari bahan ikan bandeng payus 2. Delivery servis 3. Layanan konsumen yang prima 4. Lokasi produksi yang nyaman dan bersih 5. Strategi pemasaran yang baik Dari 6 elemen system bisnis tersebut sehingga kita bisa melakukan bisnis manajemen awal yang dimana strategi bisnis itu utama yang harus dipentingkan untuk memperkenalkan kepada konsumen agar tertarik membelinya dan bisa menjadi konsumen tetap (pelanggan tetap)

    SISTEM TRIASE ONLINE DALAM PERAWATAN LUKA SELAMA PANDEMI COVID-19: LITERATUR REVIEW: Online Triage System in Wound Care During The Covid-19 Pandemic: A Literature Review

    No full text
    ABSTRAK Pendahuluan: Perawatan luka adalah aspek penting yang harus terus dilakukan selama COVID-19. Solusi yang bisa dilakukan adalah Triage. Triase dalam perawatan luka bertujuan menentukan tingkat kedaruratan luka sebagai langkah awal pengambilan keputusan klinis. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk mengkaji penerapan sistem triase online dalam perawatan luka selama COVID-19. Metode: Tinjauan Literatur ini dilakukan dengan mencari artikel di database PubMed, ProQuest, Cochrane Library. Hasil: Sembilan penelitian termasuk kriteria inklusi. Sebuah studi menunjukkan bahwa triase online memiliki dampak positif pada penyembuhan luka 78,4% jika dibandingkan dengan kunjungan langsung 76,0% (p = 0,318). Penggunaan triase berdasarkan jenis luka dan penyakit penyerta pada Ulkus Kaki Diabetik menunjukkan hasil yang positif bahwa 41 (31,8%) pasien sembuh, 3 (1,9%) mengalami amputasi berat, 3 (1,9%) meninggal, 1 (0,7%) positif COVID-19. Indikator yang digunakan sebagai acuan dalam triase adalah pemeriksaan suhu tubuh, CT-Scan dada, pemeriksaan darah, usap nasofaring, penyakit penyerta, dan gambaran luka. Selain itu, empat penelitian menunjukkan beberapa penggunaan media online yang dapat memfasilitasi triase antara lain WhatsApp, mHealth, telehealth. Diskusi: Sistem triase online dapat diterapkan melalui berbagai cara antara lain mengirim foto atau video, melalui pesan teks, video call. penerapan triase luka dapat meminimalkan risiko kontaminasi dengan area berisiko tinggi COVID-19. Kata kunci: COVID-19, Perawatan Luka, Triase Online,   ABSTRACT Background: Wound care is important aspect that must be continue during COVID-19. One solution that can be done is Triage. This literature review aims to examine the application of online triage systems in wound care during COVID-19. Method: Current Literature review was conducted by searching for articles in the PubMed, ProQuest, and Cochrane Library databases. Result: Nine studies including of inclusion criteria. One study confirmed that online triage had a positive impact on wound healing 78.4% when compared to in-person visits 76.0% (p = 0.318). Use of triage based on the type of wound and comorbidities on Diabetic Foot Ulcer showed a positive result, 41 (31.8%) patients recovered, 3 (1.9%) had major amputations, 3 (1.9%) died, 1 (0.7%) positive for COVID-19. Indicators used as a reference in triage are body temperature checks, chest CT-Scan, blood tests, nasopharyngeal swabs, comorbid diseases, and wound features. In addition, four studies report various platform, including; WhatsApp, mHealth, and Telehealth. Discussion: the online triage system can be applied through various methods including sending photos or videos, via text messages, video calls. The application of wound triage can minimize the risk of contamination with highrisk areas COVID-19. Keyword: COVID-19, Online Triage, Wound Car

    Iqra Tartila Jilid 5

    No full text
    xiv, 65 hlm. ; 13 cm x 19 cm

    Gambaran Status Demografi, Penyakit Komorbid Dan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Pada Tenaga Kesehatan Setelah Vaksin Covid-19 Di RSUD Abdul Moeloek

    No full text
    ABSTRACT Health workers are designated as a priority group for COVID-19 vaccine recipients because health workers work in health care facilities and public service workers are a high-risk group for contracting COVID-19. After giving the COVID-19 vaccine, it is possible to develop AEFI. This study was conducted to find out the description of the demographic status, comorbid diseases, and AEFI in health workers after the COVID-19 vaccine in RSUD Abdul Moeloek 2021. Because RSUD Abdul Moeloek is one of the local government referral general hospitals to handle COVID-19. Observational analysis using a cross-sectional method approach using a purposive sampling technique of 280 total samples. Data collection began in December 2021. This research was conducted at RSUD Abdul Moeloek in Bandar Lampung. Univariate data analysis test using SPSS 24. It is known that from 280 respondents, 24 people have not received the third dose of the vaccine, the most age who received the vaccine was the age of 26-35 years as many as 84 people (30%), and the most gender were women as many as 168 people (60%), health workers who did not have comorbidities as many as 267 people (95.4%), and the most common symptom of AEFI after the COVID-19 vaccine was a headache as many as 109 people (38.9%). After conducting the research, it was found that most of the health workers had received the complete vaccine up to the third dose, with the highest age being at the age of 26-35 years, being female. Almost all respondents do not have comorbidities and the symptoms of AEFI after the COVID-19 vaccine are headaches. Keywords: COVID-19 Vaccine, Demography, AEFI ABSTRAK Tenaga kesehatan ditetapkan sebagai kelompok prioritas penerima vaksin COVID-19, dikarenakan tenaga kesehatan merupakan kelompok berisiko tinggi tertular COVID-19. Setelah pemberian vaksin COVID-19 dapat memungkinkan timbulnya KIPI. Maka dari itu penelitian ini di lakukan untuk mengetahui gambaran status demografi, penyakit komorbid dan KIPI pada tenaga kesehatan setelah vaksin COVID-19 di RSUD Abdul Moeloek tahun 2021. RSUD Dr. H. Abdul Moeloek merupakan salah satu rumah sakit umum daerah rujukan dari pemerintah setempat untuk menangani pasien COVID-19. Analitik observasional dengan menggunakan pendekatan metode cross sectional menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 280 sampel keseluruhan. Pengambilan data dimulai pada bulan Desember 2021. Penelitian ini dilakukan di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung. Analisis data univariat menggunakan SPSS 24. Didapatkan dari 280 orang responden penelitian, 24 orang belum vaksin dosis ketiga, usia terbanyak mendapat vaksin adalah usia 26-35 tahun sebanyak 84 orang (30%), jenis kelamin terbanyak adalah perempuan sebanyak 168 orang (60%), tenaga kesehatan yang tidak memiliki komorbid sebanyak 267 orang (95,4%), dan gejala KIPI pasca vaksin COVID-19 terbanyak adalah nyeri kepala sebanyak 109 orang (38,9%). Sebagian besar tenaga kesehatan telah mendapat vaksin lengkap sampai dosis ketiga, dengan usia terbanyak pada usia 26-35 tahun, berjenis kelamin perempuan. Hampir seluruh responden tidak memiliki komorbid dan gejala KIPI pasca vaksin COVID-19 yang paling banyak dirasakan adalah nyeri kepala. Kata Kunci : Vaksin COVID-19, demografi, KIP
    corecore