105 research outputs found
114 THE UNMANNED AIRCRAFT CAPABILITIES IN INTEGRATED MARITIME DEFENSE TO SUPPORT WORLD MARITIME AXIS POLICY
Indonesian National Armed Forces, the Air Force, as a means of national defense , had the task of upholding the sovereignty of the unitary state of the Republic of Indonesia and the territorial integrity of country, especially in the context of upholding state sovereignty in the air, and supporting the enforcement of state sovereignty on land and at sea. In order to realize this, the Indonesian Air Force through one of its functions in its territorial development is through fostering the potential of aerospace, through the empowerment of defense areas. The development of aerospace potential is carried out as an effort to realize the creation of regional security around the base. This research method is a qualitative method with observation techniques, documentation studies and interviews. The results of the study showed that there are still a level of vulnerability of security in around Atang Senjaya Air Force Base area which is the concentration of local security forces, office complexes, personnel and facilities and infrastructure that require a fairly high level of supervision. The existence of military installations, whether complex or office buildings, is still quite open and easily accessible to parties with certain interests. It is very important to establish a condition of the expected defense area through the synergy of all territorial apparatus in optimally carrying out the development of aerospace potential in the community, through the role of Binpotdirga personnel, in providing guidance, conducting effective communication, and participation from local government.Keywords: Air base, empowerment, regional defense , universal defense system, Atang Sendjaj
Analisis Sistem Pengendalian Internal Siklus Penjualan dan Penerima Kas Terhadap Pengendalian Piutang pada Koperasi Rukun Dwijo Tegal
This research aims to update the analysis of the Internal control system of the sales cycle and the recipient of the cash against the control of accounts receivable On Cooperative Rukun Dwijo Tegal, which is very important for the progress of the cooperative. Cash is the object that is easily perverted for avoiding abuses then required the existence of an internal control system. This study uses qualitative methods, qualitative data is data in the form of words, schemes, drawings. The methods used in data retrieval is to interview, interview with Chief operations, data analysis and compare of the theory with the results of the data obtained. Examples of data taken among others: organizational structure, job description, internal policies, documentation, and internal control system flowchart sales cycle and the receipt of cash. Research results show that the division of tasks / responsibilities that are essential in the smooth running of the cooperative Rukun Dwijo Tegal. The sales system in cooperative Rukun Dwijo Tegal using cash sales system. The information is carried out by a cooperative Rukun Dwijo Tegal in record-keeping is already using the computer so that the resulting information is accurate and likely to occur in human error.Keywords: Internal control, sales, Cash Receipt and control of accounts receivable
PENGAWASAN PABEAN TERHADAP PENYELUNDUPAN LIMBAH PLASTIK YANG MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (STUDI KASUS : PELABUHAN INTERNASIONAL TANJUNG PRIOK)
Abstrak-Pelabuhan Internasional Tanjung priok memegang peranan yang sangat penting sebagai salah satu pintu gerbang masuknya barang impor ke Indonesia. Meningkatnya frekuensi dan tingginya volume kegiatan impor limbah plastik menyebabkan perlu dilakukan pengawasan pabean yang sangat ketat. Impor limbah plastik yang terjadi saat ini adalah dalam rangka menjamin ketersediaan bahan baku industri untuk menghasilkan bijih atau produk plastik. Sehingga munculah peraturan dan perundang-undangan dalam rangka membatasi masuknya limbah plastik non B3 hanya untuk sebagai bahan baku industri. Pengawasan pabean terhadap impor limbah plastik yang mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) menjadi obyek penelitian yang akan dibahas. KPU Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok sebagai pengawas pabean pada pelabuhan internasional Tanjung Priok melakukan pengawasan dengan penetapan penjaluran berdasarkan manajemen risiko dan Nota Hasil Intelijen (NHI) untuk memperkuat pengawasan terhadap masuknya limbah plastik yang mengandung B3 serta mendukung kelancaran pemeriksaan dan pelayanan kepada pengguna jasa kepabeanan. Pengawasan terhadap impor limbah plastik non B3 melibatkan beberapa Kementerian/Lembaga (K/L) yang berperan sebagai pemberi izin impor dan rekomendasi. Oleh karena itu sinergi antar lembaga menjadi penting untuk mencari solusi bersama. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara, observasi, dokumentasi dan studi literatur. Hasil penelitian diketahui bahwa pengawasan pabean sudah berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun dengan melihat peraturan dan fakta-fakta dilapangan perlu dilakukan pengawasan secara lebih ketat. Serta perlunya sinergi dalam rangka pengawasan impor limbah plastik dengan melakukan evaluasi dan sinkronisasi kebijakan antar K/L. Sehingga pengawasan yang dilakukan menjadi lebih maksimal dan dapat meningkatkan kepatuhan dari para importir
PERAN PENEGAK HUKUM TERHADAP PENGGUNAAN BOM IKAN OLEH NELAYAN DI PERAIRAN TELUK LAMPUNG
Abstrak - Wilayah perairan Lampung memiliki sumberdaya kelautan dan perikanan yang besar dengan produktifitas ekosistem yang tinggi. Mengingat potensi sumberdaya perikanan dan kelautan merupakan aset yang dapat menunjang perekonomian negara, maka wilayah perairan yang luas menjadi tanggung jawab besar dalam mengelola dan mengamankannya dari segala aktifitas pelanggaran di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran penegak hukum terhadap penggunaan bom ikan oleh nelayan di Perairan teluk Lampung ditinjau dari perspektif sosiologisnya, Peran Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung serta koordinasi yang dilakukan antara DKP Provinsi Lampung, TNI AL dan Dit Polair Polda Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analisis melalui pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan melakukan observasi dan wawancara sebagai sumber data primer dan pengumpulan dokumen, buku serta jurnal serta materi audio dan visual sebagai sumber data sekunder. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2016 di Provinsi Lampung. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa pertama, ditinjau dari perspektif sosiologisnya, kegiatan penangkapan menggunakan bom ikan merupakan tradisi yang ilegal secara hukum dan tergolong tradisi yang disfungsional yang tetap dipertahankan sehingga dibutuhkan kearifan lokal untuk mencegah dan menghukum pelakunya; kedua, Peran DKP dalam penegakan hukum terhadap penggunaan bom ikan oleh nelayan adalah peranan nyata yang dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya seperti pembinaan, penyuluhan dan koordinasi; dan ketiga, koordinasi yang dilakukan oleh DKP Provinsi Lampung, TNI AL dan Dit Polair Polda Lampung sudah terjalin cukup baik dalam hal patroli pengawasan di perairan namun dibutuhkannya kepercayaan, kepemimpinan serta kolaborasi agar terwujud koordinasi yang baik antara penegak hukum.Kata Kunci : Peran; Penegakan Hukum; Bom Ikan; Teluk LampungAbstract - Lampung waters have marine and fisheries resources are large with high ecosystem productivity. Given the potential for fisheries and marine resources is an asset that can support the country’s economy, the broad waters become liable to the management and safekeeping of all activities in the waters violations. This study aims to analyze the role of law enforcement against blast fishing by fishermen in the waters of The Gulf of Lampung in terms of sociological perspective, role of marine and Fisheries Agency of Lampung Province and coordination between DKP Lampung Province, Navy and Directorate of Polda Lampung Polair. The method used in this research is descriptive analysis with qualitative approach. Data collection techniques is made by observation and interview as the primary data source and collection of documents, books and journals as well as audio and visual material as a secondary data source. This research was conducted in November 2016 in the Province of Lampung. The results of this study found that the first, in terms in sociological perspective, fishing activity using fish bombs is a tradition that is legally and illegaly classified as dysfunctional tradition that is maintained so that the local wisdom needed to prevent and punish perpetrators; second, the role of the DKP in law enforcement against blast fishing by fishermen is the Anacted Role performed in accordance with the duties and functions such as coaching., counseling and coordination; and third, coordination conducted by DKP Lampung Province, Navy, Directorate of Polda Lampung Polair already established quite well in terms of surveillance patrol in the waters, but the need for trust, leadership and collaboration in order to realize better coordination between law enforcement agencies. Keywords : Role, Law Enforcement, a Bomb Fish, The Gulf of Lampung
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MAHASISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MAHASISWA SEMESTER V PGMI FITK UIN SUMATERA UTARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
ABSTRAK : Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPS yang diperoleh mahasiswa. Ini disebabkan model dan strategi dalam pembelajaran kurang dilaksanakan dengan baik dan mahasiswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan meningkatkan: (a) hasil belajar mahasiswa semester V PGMI pada matakuliah pelajaran IPS, (b) penggunaan model pembelajaran picture and picture pada matakuliah pelajaran IPS di semester V. PGMI pengumpulan data dilakukan melalui: (a) tes tertulis, (b) wawancara, (c) observasi, dan (d) catatan lapangan. Penelitian dilakukan dua siklus dan setiap siklus terdiri tahapan penelitian tindakan kelas, yaitu: (a) tahapan perencanaan (planning), peneliti menyusun suatu perencanaan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan (b) tahapan tindakan (action), kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disusun dengan mengutamakan tindakan yang ingin diterapkan yaitu meningkatkan hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan model picture and picture (c) tahapan pengamatan (observation), dilakukan untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah ditetapkan sekaligus mengetahui sejauhmana tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki dan (d) tahapan refleksi (reflection), Hasil yang didapatkan dari tahap tindakan dan observasi dikumpulkan dan dianalisa, sehingga diperoleh suatu kesimpulan dari tindakan yang telah dilaksanakan.
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah mahasiswa PGMI semester V sebanyak 32 mahasiswa. Tindakan pada siklus I yang berhasil sebanyak 21 mahasiswa (65,63%) sedangkan mahasiswa yang belum berhasil sebanyak 11 mahasiswa (34,37%), dan skor rata-rata 69,68. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kemampuan mahasiswa pada tindakan siklus I ini dalam memahami materi berdasarkan tingkat keberhasilan masih tergolong rendah atau belum tuntas. Pada tindakan siklus II yang telah berhasil dalam belajar sebanyak 28 mahasiswa (87,5%), yang belum tuntas sebanyak 4 mahasiswa (12,5%) dengan skor rata-rata 85,31. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kemampuan mahasiswa dalam memahami materi kenampakan wilayah di lingkungan kabupaten/kota dan propinsi serta penggunaannya sudah berhasil atau tuntas. Berdasarkan data di atas peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima.
Kata kunci: Hasil belajar IPS dan model pembelajaran picture and pictur
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH IPS MATERI KEGIATAN EKONOMI DI SEMESTER IV PGMI FITK UINSU TAHUN AJARAN 2019/ 2020
Abstrak : Permasalahan dalam Penelitian ini adalah untuk melihat Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle Dalam Hasil Belajar IPS yang di peroleh Mahasiswa.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Hasil belajar mahasiswa Semester IV sebelum diterapkannya model pembelajaran Learning Cycle pada mata kuliah IPS; 2) Penerapan model pembelajaran Learning Cycle pada mata kuliah IPS; 3) Hasil belajar setelah diterapkannya model pembelajaran Learning Cycle mata kuliah IPS. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus dan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan di PGMI FITK UIN Sumatera Utara. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa/i semester IV dengan jumlah mahasiswa 33 orang. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: 1) Sebelum menggunakan model pembelajaran Learning Cycle nilai rata- rata mahasiswa 58,48 dan hasil belajar mahasiswa yang tuntas hanya 9 mahasiswa (27,27%), sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 24 mahasiswa (72,73%), 2) Proses penerapan model pembelajaran Learning Cycle pada mata kuliah IPS di semester IV PGMI FITK UIN Sumatera Utara berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada siklus I, namun belum mencapai nilai ketuntasan klasikal, maka perlu dilanjutkan ke siklus II, 3) Setelah menggunakan model pembelajaran Learning Cycle hasil belajar mahasiswa dapat meningkat, hal ini terbukti pada siklus I hasil belajar mahasiswa memiliki nilai rata-rata 70,9 (57,57%) dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 80,3 (81,81%).Kata Kunci : Hasil Belajar Siswa, Model Learning Cycle, Pembelajaran IP
PERAN THE ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS (ASEAN) DALAM MERESPONS ISU KEAMANAN MARITIM ASIA TENGGARA: REFLEKSI REGIONAL MARITIME SECURITY REGIME DI KAWASAN
Abstrak – Perubahan dinamika Hubungan Internasional dan pola Keamanan Internasional yang banyak mengancam stabilitas di kawasan, merubah cara pandang banyak negara di dunia sehingga integrasi melalui regionalisasi menjadi solusi. Integrasi ini juga diiringi dengan kompleksitas baru dari permasalahan Keamanan di kawasan, termasuk Keamanan maritim. Asean sebagai salah satu organisasi internasional di kawasan Asia Tenggara tentu juga dihadapkan dengan kompleksitas masalah Keamanan Maritim di kawasan, dan ini menuntut ASEAN untuk dapat berperan sebagai aktor kawasan dalam merespon berbagai permasalahan Keamanan Maritim. Namun sejauh ini ASEAN masih belum berperan secara partisipatif dalam menciptakan sebuah kawasan yang aman bagi negara.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran ASEAN sebagai satu-satunya organisasi kawasan Asaia Tenggara dalam merespon isu keamanan maritim di kawasan Asia Tenggara, selain itu, penelitian ini juga memfokuskan pada upaya merefleksikan Regional Maritime Security Regime sebagai sebuah solusi dari permasalahan yang di hadapi ASEAN selama ini. Penelitian ini berakhir pada kesimpulan bahwa ASEAN belum berhasil berperan secara aktif maupun partisipatif dalam mewakili kepentingan negara anggotanya, khususnya dalam merespon isu kemanana maritim kawasan. Melihat bagaimana dinamika permasalahan keamanan maritim dan bagaimana upaya yang telah diusahakan oleh ASEAN dan Negara anggota, membuka peluang bagi asean untuk dapat melahirkan RMSR di kawasan asia tenggara, khususnya untuk memberikan pedoman bagia setiap aktor bertindak di kawasan. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif yang berpijak pada kajian dokumen dan arsip (Archival Research). Sebagai sebuah Applied Research, penelitian ini merefleksikan Regional Maritime Security Regime (RMSR) sebagai sebuah solusi bagi ASEAN di dalam menangani masalah Keamanan Maritim di kawasan Asia Tenggara
PENDIDIKAN BELA NEGARA DALAM MENANGKAL RADIKALISME DI LINGKUNGAN APARATUR SIPIL NEGARA
Bela Negara merupakan salah satu strategi nasional yang penting dalam menghadapi Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan. Bela Negara sesuai amanah Undang-Undang NKRI 1945 merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia. Upaya Bela Negara bagi warga negara dapat dilakukan salah satunya melalui profesi . Pegawai Aparatur Sipil Negara merupakan professional karir yang duduk dalam pemerintahan dan melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan jabatan yang diembannya. Berbagai ancaman yang di hadapi bangsa Indonesia semakin kompleks dan berkembang termasuk ancaman radikalisme yang memiliki dampak dan spektrum yang luas. Salah satu upaya dalam menangkal penyebaran paham radikalisme di kalangan pegawai Aparatur Sipil Negara adalah melalui jalur pendidikan baik secara formal, non formal maupun informal. Tujuan penelitian ini berusaha untuk menganalisis seberapa besar pengaruh pendidikan Bela Negara di lingkungan pegawai Aparatur Sipil Negara dalam upaya menangkal penyebaran paham radikalisme. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif. Hasil Penelitian menunjukan Pendidikan Bela Negara yang di lakukan di lingkungan pegawai ASN belum di sertai dengan adanya Grand Design secara nasional, dan pendidikan Bela Negara yang dilakukan di lingkungan pegawai ASN baru pada tingkat dasar dan secara bertahap baru pada tahun 2020 pendidikan Bela Negara akan di implementasikan secara bertingkat dan berlanjut pada diklat Pendidikan Kepemimpinan Pengawas dan Pendidikan Kepemimpinan Administrator. Upaya menangkal penyebaran paham radikalisme di lingkungan pegawai ASN tidak hanya efektif melalui jalur pendidikan namun harus dibarengi dengan adanya fungsi pengawasan baik yang bersifat internal maupun eksternal agar upaya penangkalan tidak lagi hanya bersifat pasif reaktif namun dapat di ubah menjadi aktif partisipatif. Kolaborasi pengawasan eksternal melalui jalur pengaduan masyarakat di portal Lapor! dan ADUASN.ID di barengi dengan upaya penguatan tugas dan fungsi pengawasan internal Aparat Pengawasan Internal Pemerintahan (APIP)
STRATEGI PELIBATAN PESAWAT C-130 HERCULES TNI AU PADA PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DALAM RANGKA OPERASI MILITER SELAIN PERANG (OMSP)
Abstrak – Indonesia secara geografis dan geologis merupakan daerah yang sangat rawan terhadap bencana alam. Tugas pokok TNI melindungi segenap bangsa dan negara dalam operasi operasi militer untuk perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP). Permasalahan saat ini adalah pesawat C-130 Hercules yang belum optimal dilibatkan dalam penanggulangan bencana. Penelitian ini menganalisis strategi peibatan pesawat C-130 hercules TNI AU dalam penanggulangan bencana. Analisis data penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Mekanisme pelibatan pesawat C-130 Hercules TNI AU dalam operasi OMSP penyelenggaraan penanggulangan bencana sampai saat ini masih mengalami keterlambatan dalam hal birokrasi. Hal ini dikarenakan TMC bisa dioperasikan apabila sudah terjadinya bencana dan pernyataan darurat bencana sehingga tidak adanya upaya preventif. Strategi dijabarkan menjadi tiga aspek Ends (Tujuan yang diharapkan) adalah TNI AU berperan aktif dalam penanggulangan bencana, Means (Sumber Daya yang Dimiliki) yaitu TNI AU memiliki Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dalam upaya pencegahan banjir, Sumber daya yang lain Kontainer Medis Udara (KMU) untuk evakuasi korban luka akibat bencana, dan Cargo Delivery System (CDS) untuk mendistribusikan barang bantuan sosial ke daerah terisolir akibat bencana. Ways (Cara yang dilakukan) adalah membuat posko bersama dalam pengambil keputusan ketika terjadi bencana sehingga langsung koordinasi antar pimpinan. Adanya sosialisasi penggunaan KMU dan CDS dalam penanggulangan bencana kepada instansi-instansi terkait. Pelibatan pesawat C-130 Hercules TNI AU dalam penanggulangan bencana masih kurang sehingga perlu adanya optimalisasi melalui pelatihan bersama dan sosialisasi dengan beberapa stakeholder.Kata Kunci: Pesawat C-130 TNI AU, Pelibatan, Penanggulangan, Bencana dan OMS
Introduction to The Basic Social Concepts of Cooperative Learning At The Elementary Age Level
Pembelajaran kooperatif mengacu pada metode instruksional di mana siswa bekerja dalam kelompok kecil pada untuk membantu satu sama lain belajar. Meskipun metode pembelajaran kooperatif digunakan di semua tingkat kelas, metode ini sangat populer di sekolah dasar. Artikel ini membahas tentang metode dan perspektif teoritis konsep dasar pembelajaran sosial dengan kooperatif pada jenjang usia dasar. Pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pengajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil untuk saling membantu mempelajari pembelajaran sosial. Pembelajaran kooperatif telah digunakan dan dipelajari di setiap mata pelajaran utama, terkhusus pada usia dasar. Pada jenjang ini fleksibilitas pembeljaran lebih menarik dalam jadwal pembelajaran harian, sehingga membuat siswa lebih mudah untuk melakukan kerja kooperatif pada pembelajaran sosial
- …