1,621 research outputs found

    Testing of Stratified Cluster Sampling Technique to Produce Unbiased Estimator for Parameter of Population

    Get PDF
    This research is done based on the importance testing of sampling technique before the real survey is done. The aim of this research is to test stratified cluster sampling technique in producing unbiased estimator of population. Based on theory, stratified cluster sampling technique is able to produce unbiased estimator. The reserch method used survey technique where the subjects are the whole the twelveth grade ofSenior High School in lubuklinggau and Musi Rawas. The calculation sample shows that the real number of population is 54,45 % whereas the result of sample is 55,5 %with sampling error 0,0464,therefore the samples have estimated parameter of population accuratly

    PEMANFAATAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR SPESIFIK LOKASI DAN PUPUK KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT PADA TANAH ULTISOL TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS JACQ)

    Get PDF
    ABSTRACTThe aim of this research is to determine the effect of location-specific arbuscular mycorrhiza fungi (AMF) and oil palm empty fruit bunch compost (OPEFB) as well as the interaction between AMF and OPEFB compost in ultisol on the growth of oil palm. The experiment was carried out at Alur Tani II Village, Tamiang Hulu District, Aceh Tamiang Regency, from June 2015 to May 2016. The soil of the location was ultisol. The research design used was randomized block design (RBD) with a 4 x 3 factorial design with three replications. There were two tested factors: First, location-specific AMF dose (F), consisting of F0 = 0 g/plant, F1 = 50 g/ plant, F2 = 100 g/ plant, F3 = 150 g/ plant; second, OPEFB compost dose (K), consisting of K1 = 30 kg/ plant, K2 = 40 kg/ plant, K3 = 50 kg/ plant. The observed variables were plant height, number of fronds, trunk diameter, N, P and K nutrients absorption, number of spores, and root colonization. The research findings indicated that the location-specific AMF doses did not have any significant effect on plant height, number of fronds, trunk diameter, N, P and K nutrients absorption, and root colonized roots, though it did significantly affect the number of spores. The OPEFB compost doses affected plant height, number of fronds, N absorption, and number of spores but did not influence trunk diameter, P and K absorption, and root colonization. There was no interaction between the location-specific AMF and OPEFB compost doses on every observed parameter.Keywords: Dose, Spores, Root colonization, Glomus sp 1, Ultisol.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan fungi mikoriza arbuskular (FMA) spesifik lokasi dan pupuk kompos tandan kosong kelapa sawit (TKKS) serta interaksi antara FMA dan kompos TKKS pada tanah Ultisol terhadap pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Alur Tani II Kecamatan Tamiang Hulu Kabupaten Aceh Tamiang, Penelitian berlangsung dari Bulan Juni 2015 sampai dengan Mei 2016. Lokasi penelitian memiliki jenis tanah Ultisol. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) pola faktorial dengan 3 ulangan, ada dua faktor yang diteliti yaitu fungi mikoriza arbuskular (FMA) spesifik lokasi dan pupuk kompos tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Faktor dosis FMA spesifik lokasi terdiri empat taraf yaitu: 0, 50, 100 dan 150 g/tan dan faktor dosis pupuk kompos TKKS yang terdiri dari tiga taraf yaitu : 30, 40 dan 50 kg/tan. Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah pelepah daun, diameter batang, serapan unsur hara N, P dan K, jumlah spora dan kolonisasi akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis FMA spesifik lokasi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah pelepah daun, diameter batang, serapan unsur hara N, P dan K dan akar terkolonisasi, tetapi berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah spora. Pemberian dosis pupuk kompos TKKS mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah pelepah daun, serapan unsur hara N dan jumlah spora, tetapi tidak berpengaruh terhadap diameter batang, serapan hara P dan K dan kolonisasi akar. Tidak terdapaat interaksi antara pemberian dosis FMA spesifik lokasi dan pupuk kompos TKKS terhadap semua parameter pengaamatanKata kunci : Dosis, Spora, Kolonisasi Akar, Glomus sp 1, tanah Ultisol

    PROFIL PELAKU DAN USAHA KECIL MENENGAH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS) DI KABUPATEN NAGAN RAYA

    Get PDF
    RINGKASANKelapa sawit (Elaeis Guineensis) adalah tanaman perkebunan yang memiliki prospek pengembangan khususnya di Indonesia, dahulu perkebunan kelapa sawit dikuasai oleh perusahaan perkebunan besar, akan tetapi sekarang pembukaan areal perkebunan kelapa sawit juga dilakukan oleh perkebunan kecil yang dimiliki rakyat. Berdasarkan observasi diketahui bahwa Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu daerah yang potensial dalam pengembangan kelapa sawit ini.Menurut pendataan dilakukan BPS Nagan Raya tahun (2015), pada sub sektor perkebunan telah memberi andil yang sangat besar bagi pembangunan masyarakat di wilayah ini. Ketertarikan pelaku perkebunan kelapa sawit terus meningkat setiap tahunnya, tahun 2010 luas tanaman kelapa sawit adalah 37.444 Ha, terus meningkat hingga pada tahun 2014 luas tanaman kelapa sawit sudah menjadi 40.556 Ha. Selama kurun waktu lima tahun terjadi peningkatan luas tanaman sebanyak 3.112 Ha, Peningkatan luas lahan ini, dikarenakan perkebunan kelapa sawit ini dapat memberikan dampak positif terhadap pendapatan masyarakat di daerah.Potensi perkebunan juga dapat dilihat dari luas lahan perkebunan, menurut Sensus Pertanian (2013) total dari luas penguasaan tanaman kelapa sawit diprovinsi aceh yaitu 130 ribu hektar, dengan luas lahan rata - rata sekitar 1,5 Ha per rumah tangga usaha perkebunan. Untuk membuka perkebunan kelapa sawit harus mendapatkan syarat pembudidayaan yang menguntungkan. Lahan merupakan sarana produksi, semakin luas penguasaan lahan efisiensi usaha semakin tinggi. Perkebunan kelapa sawit memerlukan biaya yang sangat besar untuk membukanya, sedangkan sebagian kecil masyarakat yang memiliki perkebunan dengan luas lahan tertentu, oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui lebih mendalam mengenai profil pelaku perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Nagan Raya, serta hal apa saja yang menjadi faktor pendorong dan penghambat pada usaha perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui siapakah profil pelaku perkebunan kelapa sawit yang memiliki luas lahan skala tertentu, penelitian dilaksana dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar pendapat menggunakan analisis pendapatan usaha tani dan untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat perkebunan kelapa sawit dengan pendekatan deskriptif kualitatif, data yang digunakan data adalah primer dan sekunder dari berbagai sumber seperti jurnal ilmiah, buku, BPS dan dinas terkait. Pengambilan sampel penelitian menggunan cluster random sampling dengan membagi sampel ke dalam beberapa kelompok dari kelompok tersebut sampel diambil.Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pada umumnya pelaku usaha kecil menengah perkebunan kelapa sawit merupakan penduduk setempat Kabupaten Nagan Raya, dengan kepemilikan lahan adalah hak milik diperoleh dengan dibeli, lahan perkebunan tersebut merupakan alih fungsi hutan dan perkebunan kelapa sawit memerlukan permodalan yang besar oleh sebab itu pelaku perkebunan membuka usaha ini dilakukan secara bertahap. Kelapa sawit sudah menjadi pendapatan utama bagi pelaku perkebunan karena pendapatan dari kelapa sawit ini lebih besar dari pendapatan non-kelapa sawit.Sedangkan faktor yang menjadi pendorong pada perkebunan kelapa sawit adalah mudah dalam pemeliharan karena tanaman kelapa sawit ini tahan berbagai kondisi lahan, cuaca dan pemeliharaan kelapa sawit ini cenderung tidak terlalu sulit, sedangkan akses pasar mudah karena banyak pabrik kelapa sawit dan harga beli bersaing, sebaliknya faktor yang menjadi penghambat adalah permodalan karena memerlukan biaya besar dari awal pembelian sampai tanaman kelapa sawit tersebut menghasilkan. Selain itu, juga sulitnya untuk mendapatkan akses bibit berkualitas dan tingginya harga.Adapun saran yang bisa diberikan dari penelitian ini, kepada pelaku perkebunan tidak dianjurkan di areal perkebunannya ditanami tanaman tumpang sari dan diharapkan kepada pemerintah daerah untuk melakukan kerja sama dengan instansi atau perusahaan terkait yang melakukan pengembangan bibit kelapa sawit, sehingga memudahkan pelaku perkebunan untuk mendapatkan bibit yang berkualitas

    PENINGKATAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN KINERJA USAHA PENJUAL PAKAIAN JADI PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) DI KABUPATEN SIDRAP

    Get PDF
    This study aims to determine the factors that influence (i) individual characteristics of entrepreneurial competencies, (ii)human resources towards entrepreneurship competencies, (iii) entrepreneurial orientation towards entrepreneurshipcompetencies (iv) environment towards entrepreneurship competencies and (v) entrepreneurial competencies towardsbusiness performance. This research belongs to the category of explanatory research (explanatory research). The studywas conducted on small and medium businesses spread across Sidrap Regency. The research population is small andmedium enterprises in the economic sector of textile entrepreneurs and apparel entrepreneurs based on 2013-2014 data.The number of SMEs experienced a reduction of 1.85% and 5.36% respectively in 2013 and 2014. The samplingtechnique uses a sample technique (stratified random sampling), (stratified random sampling), i.e. taking stratifiedrandom samples (groups) with the number a sample of 300 entrepreneurs. In this study, contextual factors, as independent variables, are tested as potential predictors of the dimensions of each predictor for the components of entrepreneurial performance. The contextual factor is business performance (Y1) as the dependent variable and entrepreneurial competence as an intervening variable (Y2). Conceptual factors as independent variables are (X) consisting of individual characteristics (X1), human resources (X2), entrepreneurial orientation (X3) and environmental factors (X4). The results of this study indicate that the variables of individual characteristics, human resources, entrepreneurial orientation, and the environment together with each of their dimensions indicate that there is a significant influence between exogeng variables and endogenous variables simultaneously and partially on entrepreneurial competence and on business performance.Keyword - Personality, Environment, Entrepreneurship Competence and Business Performanc

    Optimasi Penentuan Nilai Parameter Himpunan Fuzzy dengan Teknik Tuning System

    Get PDF
    Dalam membangun suatu sistem atau aplikasi berbasis fuzzy, tentunya langkah pertama yang mesti dilakukan adalah merancang pembentukan variabel dan himpunan fuzzy. Namun didalam implementasinya, kebanyakan peneliti pada saat pembentukan proses ini tidak melakukan atau melewati langkah yang sangat penting yaitu proses tuning pada penentuan nilai parameter himpunan fuzzynya. Misalnya saat menentukan nilai parameter dengan mengambil nilai sembarang tanpa dilakukan evaluasi untuk optimasi. Sehingga solusi yang harus dilakukan adalah dengan melakukan proses tuning system secara berulang-ulang pada saat pembentukan parameter himpunan fuzzy sampai menemukan nilai yang terbaik. Hasil terbaik diambil berdasarkan semakin seringnya nilai output fuzzy berubah ketika proses perubahan nilai input dilakukan. Dalam penelitian ini, proses tuning system fuzzy diterapkan pada contoh kasus Sistem Fuzzy Diagnosa Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT). Dalam proses pembentukan variabel dan himpunan fuzzy-nya menggunakan enam model alternatif dengan nilai paramater yang diambil secara random. Hasil tuning system menunjukkan bahwa model 3 (tiga) dengan paramater nilai himpunan Rendah (0 0 20 50), Sedang (20 50 80) dan Tinggi (50 80 100 100) memiliki tingkat akurasi output lebih tinggi dari ke 5 model lainnya dari data uji coba sebanyak 60 sample. Sehingga model ini direkomendasikan untuk digunakan sebagai nilai parameter himpunan fuzzy pada kasus Fuzzy THT

    PENERAPAN FUZZY EXPERT SYSTEM UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN (THT)

    Get PDF
    Otorhinolaryngology is a group of diseases that infect many people including Indonesians, especially in West Lombok Regency in West Nusa Tenggara. This disease is very dangerous because it disrupts the respiratory area such as polyp and sinusitis in the nose.This research is discuss about the making of expert system by fuzzy logic concept to diagnose the otolaryngology. The amount of otolaryngology that used to be sample for this research is 18 type of disease which consisted of 10 diseases in ear, 5 diseases in nose and 3 diseases in throat. While the patients who used to be test cases are 50 people. Inference system method that used in this research is Mamdani with deffuzifcation process by centroid method. From the results of the test system with the number of patients of 50 people, the results concluded that the level of match between the application result and doctor’s diagnosis achieve an accuracy of 82% for this type of disease analysis. As many as 64,85% of the 82% of the application test data are in accordance with the doctor’s analysis namely disease’s name and degree 34,15% of them match the disease’s name but there is a difference between the applications values with doctor’s analysis. Trial data that do not match doctor’s analysis is 18%

    IMPLEMENTASI NILAI-NILAI TOLERANSI BERAGAMA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    Get PDF
    This research is aimed to investigate in this research to know how the implementation of the values of religious tolerance in PAI learning at SMP Negeri 1 Amparita, The support and inhibiting factors and how the implementation of the values of religious tolerance in learning PAI at the school. This research is a qualitative descriptive method with a phenomenological approach. Data collection in this research is the observation, in-depth interviews, documentation, and triangular. While analyzing data is obtained by the researcher using reduction data, presentation data and verification data. The result of the research shows that the implementation of the values of religious tolerance in PAI learning at SMP Negeri 1 Amparita is done by 1) Giving an opportunity to all students to follow the teaching of religion based on their religion, 2) Creating a tolerant climate in each lesson ( learn the different, creating an mutual trust, maintaining an mutual understanding, Revering an mutual love). 3) Make deeper related the material ( values of tolerance). The supporting factors including The government policy that has given the rules about embed the values of tolerance among religions, There is adequate facilities, the establishment of cooperation between the school community in religious activities. As for the inhibiting factors including the level of ability, The students have a different an emotional maturity, the school lacks educators Hinduism, the school lacks facilities (instructional media), limited time in learning. The success of the implementation of the values of religious tolerance in PAI learning is all the students who Moslem able to work together without discriminating against religion. The students have a high faith (religious), the students and teachers can be tolerance for each other, the students and teachers have a democratic character, The creation of harmony and good solidarity

    Social Enterprise: Doing Well by Doing Good

    Get PDF

    ANALISA PERBANDINGAN BIAYA PEMBUATAN PELAT BETON SISTEM KONVENSIONAL DENGAN SISTEM BOUNDECK PADA PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA POLITEKNIK NEGERI FAKFAK

    Get PDF
    memungkinkan pengelola proyek untuk memilih salah satu metode pelaksanaan konstruksi tertentu dari beberapa alternatif metode pelaksanaan konstruksi yang ada. Salah satu usaha yang dilakukan oleh pengelola proyek adalah mengganti cara-cara konvensional menjadi lebih modern. Hal ini memunculkan inovasi sistem pelat menggunakan boundeck sebagai alternatif lain dari sistem pelat konvensional. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisa perbandingan Rencana Anggaran Biaya (RAB) antara pekerjaan pelat beton dengan sistem konvensional dengan pekerjaan pelat beton sistem boundeck, pada Pembangunan Gedung Kuliah Bersama Politeknik Negeri Fakfak. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh anggaran biaya pekerjaan pelat beton dengan sistem konvensional sebesar Rp. 5.174.957.000,00 sedangkan anggaran biaya pekerjaan pelat beton dengan sistem boundeck sebesar Rp. 5.476.603.000,00. Selisih anggaran biaya dari kedua metode pelaksanaan pekerjaan pelat beton sebesar Rp. 301.646.000,00, dimana anggaran biaya pekerjaan pelat beton dengan sistem konvensional lebih ekonomis dibandingkan dengan anggaran biaya pekerjaan pelat beton dengan sistem boundec

    Desain Model Penjadwalan Pelajaran dan Media Ajar Berbasis Komputer pada Pondok Pesantren Al-Intishor Mataram

    Get PDF
    Pada Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Intishor, pembuatan jadwal belajar masih dikerjakan secara semi manual menggunakan microsoft excel sehingga membutuhkan waktu yang lama. Biasanya dalam menyusun jadwal membutuhkan waktu satu mingguan karena pada Ponpes ini terdiri dari dua lembaga pendidikan yaitu Madarasah Aliyah (MA) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Penjadwalan menjadi tambah rumit ketika guru yang akan dijadwalkan mengajar di kedua madrasah, apalagi dengan jam ngajar yang lumayan banyak. Selain penjadwalan, rata-rata guru di ponpes ini hampir tidak pernah menggunakan perangkat teknologi informasi dalam menyampaikan materi ke para siswa. Hal ini tentunya bisa membuat siswa menjadi bosan dan tidak menarik. Terutama untuk beberapa mata pelajaran yang membutuhkan simulasi dalam bentuk animasi, audio maupun video. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini berupa pengumpulan data, analisa masalah, perumusan masalah dan solusi, implementasi dan evaluasi hasil. Dari hasil rumusan masalah didapatkan solusi yang ditawarkan yaitu menggunakan aplikasi FET untuk penjadwalan dan penggunaan Ms. Power Point untuk pembuatan media ajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Hasil dari penelitian ini yaitu ponpes Al-Intishor berhasil membuat jadwal dengan berbagai model hasil menggunakan aplikasi FET, serta para guru mampu membuat media ajar berbasis TIK menggunakan Power Point. Dengan diterapkannya penjadwalan dan pembuatan media ajar berbasis TIK diharapkan mampu meningkatkan kinerja ponpes Al-Intishor dalam menghasilkan pelayanan pendidikan yang berkualitas
    • …
    corecore