44 research outputs found

    Menggapai Suasana Hati Positif Kala Liburan

    Get PDF

    Menanggapi Suasana Hati Positif Dalam Kegiatan Charity

    Get PDF

    Towards a Sustainable Campus: Study of Pro-Environmental Behavior of Canteen Traders at XYZ Private University

    Get PDF
    Recently, environmental issues on campuses have raised concerns, including low awareness of environmental protection, excessive consumption of energy and water resources, and poor waste management. These issues can lead to environmental pollution and pose risks to human health. Therefore, involving various stakeholders, including faculty canteen traders, is crucial in addressing environmental problems and promoting a sustainable campus. This research aims to understand pro-environmental behavior within the Theory of Planned Behavior (TPB) framework. Qualitative research methods were employed, including observation and interviews with canteen traders at a private university in Surabaya. Six traders were observed, and two traders and campus management were interviewed as a comparison. The focus was on energy conservation, waste reduction, and recycling. The qualitative exploration revealed that traders exhibited some pro-environmental behaviors, such as reducing electricity usage, avoiding the direct provision of plastic bags, and using cardboard/paper packaging - however, other behaviors like waste sorting and recycling still needed to be established. Thematic analysis identified several reasons for the lack of these behaviors. These included unclear university rules, personal evaluation of the implications and plans for behavior (perspectives and attitudes), the absence of examples and reprimands from authoritative figures (subjective norms), and difficulties in implementing behavior despite the knowledge and available facilities (perceived behavioral control). In order to encourage pro-environmental behavior among the traders, interventions should focus on improving knowledge and internal motivation, regularly enforcing and communicating university regulations, monitoring and imposing consequences for misconduct, and providing adequate facilities. Keywords: pro-environmental behavior, canteen traders, universities, theory of planned behavio

    Istriku, Pahlawanku: Dinamika Resiliensi dan Peran Istri dalam Keluarga yang Suaminya Sakit dan Tidak Bisa Bekerja Lagi

    Get PDF
    Abstrak: Penelitian ini bertujuan menggali proses resiliensi istri yang suaminya sakit dan tidak bisa bekerja, serta menghadapi peran baru sebagai caregiver dan pencari nafkah tunggal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain fenomenologi. Informan penelitian berjumlah dua orang wanita dewasa madya yang suaminya sakit kronis sehingga mengalami kebutaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan memiliki kesadaran, penerimaan, dan komitmen untuk berjuang di awal suaminya sakit. Dalam perjuangannya, terdapat beberapa faktor risiko internal seperti kekhawatiran dan kelelahan dalam bekerja, serta faktor risiko eksternal seperti peran baru sebagai caregiver, pencari nafkah tunggal, kekhawatiran suami, dan prasangka oleh tetangga. Terdapat juga faktor protektif internal berupa ketangguhan yang juga mendukung resiliensi, dan faktor protektif eksternal, yaitu dukungan. Faktor protektif ketangguhan meliputi regulasi emosi, strategi koping, empati; aspek komitmen, seperti membantu orang lain; serta aspek tantangan, seperti tekun dan inisiatif. Informan juga mampu mengintegrasikan proses resiliensi keluarga, bersyukur, dan memiliki kesejahteraan yang baik.Kata kunci: Resiliensi, caregiver, kepuasan pernikahan Abstract: The purpose of this study is to get information about resilience process of wives with sick husband that can’t work, so they have new role as caregiver and become the sole breadwinner. This study used qualitative method with phenomenology design. There are two participants, both are middle adulthood with blind husband because of chronic illness. The result shows that participants have awareness, acceptance, and commitment to struggle in the beginning of their husband’s sickness. In struggle, there are internal risk factors like worries and tiredness at work, and also external risk factors like new role as caregiver, sole breadwinner, husband’s fears, and neighbor’s prejudice. There are also internal protective factors like hardiness which is predict resilience and external defensive factor like support. Hardiness include emotional regulation, coping strategy, and empathy; commitment aspect such as helping others; and challenge aspect such as persevering and initiative. Participants can also integrate the family resilience process, always be graceful, and have a good well-being.Keyword: Resilience, caregiver, marital satisfactio

    Dinamika Kesejahteraan Psikologis pada Perempuan Dewasa Awal yang Mengalami Kekerasan Emosional dalam Hubungan Pacaran

    Get PDF
    Fenomena kekerasan emosional dalam hubungan pacaran sering dianggap biasa tetapi dapat berdampak merusak pada harga diri individu. Perempuan dewasa awal, dalam mencari arti hidup dan membentuk relasi romantis, rentan terhadap kekerasan emosional. Penelitian ini bertujuan untuk memahami lebih dalam mengenai gambaran serta dinamika kesejahteraan psikologis pada dewasa awal terutama pada perempuan yang mengalami kekerasan emosional dalam hubungan pacaran. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologis interpretatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tematik. Kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti dalam penelitian ini yakni perempuan yang berada pada tahapan dewasa awal (18-40 tahun) yang pernah mengalami kekerasan emosional dalam hubungan pacaran dengan jumlah partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah dua orang. Pada hasil analisis ditemukan bahwa kekerasan emosional mengakibatkan kesejahteraan psikologis yang dimiliki kedua partisipan menjadi terganggu. Rendahnya tingkat kesejahteraan psikologi yang dimiliki partisipan saat mengalami kekerasan emosional membuat sulit keluar dari lingkaran kekerasan emosional dalam hubungan pacaran tersebut

    Pembentukan Identitas Diri Remaja Pemain Game Online di Dunia Virtual Pada Masa Pandemi COVID-19

    Get PDF
    Remaja merupakan masa seseorang akan mencari dan membentuk identitas dirinya. Dalam membentuk identitas diri remaja perlu beradaptasi di lingkungan sosial yang ada di kehidupan remaja. Kemunculan pandemi COVID-19 membuat remaja memiliki keterbatasan untuk mencari identitas melalui lingkungan sosial akibat pembatasan kegiatan secara tatap muka. Akibat tersebut membuat remaja memiliki lingkungan sosial yang terbatas untuk mengeksplorasi diri sehingga melakukan pelarian bermain game online. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dinamika pembentukan identitas diri yang terjadi pada remaja pemain game online di dunia virtual pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan paradigma fenomenologi. Penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur. Kriteria partisipan yang digunakan yaitu remaja dengan usia 18-22 tahun yang bermain game online lebih dari 3 jam perhari pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembentukan diri seorang remaja melalui proses eksplorasi dan komitmen yang dipengaruhi pengalaman dan relasi yang terjadi di dunia virtual. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa remaja mengalami kesulitan membentuk identitas diri di dunia virtual akibat ketidakpastian dan perbedaan cara menghadapi masalah di dunia nyata dan virtual

    “Ngobrolin Seks” Dalam Persepsi Perempuan Pada Usia Dewasa Awal Menggunakan Pendekatan Psikologi Indigenous

    Get PDF
    Seksualitas melingkupi kehidupan manusia sejak lahir sampai sepanjang hidupnya. Seksualitas menyangkut berbagai dimensi, diantaranya dimensi kultural, sosial, biologis, dan psikologis. Namun isu seksualitas kerap dipandang tabu untuk diperbincangkan karena terkotak hanya pada pandangan sempit terkait perilaku seksual. Fenomena ini khususnya lebih sering ditemukan diantara perempuan dan kecenderungan ini dipengaruhi oleh identitas gender. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana persepsi perempuan Indonesia dalam menguraikan tentang konsep seksualitas. Pengumpulkan data diambil dari 293 partisipan perempuan yang diperoleh melalui sampling acak, 88 partisipan telah menikah dan 205 partisipan belum menikah pada jarak usia 18 – 40 tahun. Berdasarkan hasil dari angket terbuka menunjukkan bahwa istilah seksualitas masih cenderung dipandang sebagai suatu hal yang tabu untuk dibicarakan (40,96%) oleh perempuan Indonesia. Sekitar seperlima bagian (21,16%) memandang bahwa seksualitas sebagai sesuatu yang wajar untuk dibicarakan jika sesuai dengan konteks dan berada dalam situasi tertentu. Sedangkan sisanya (37,88%) beranggapan bahwa seksualitas bukanlah hal yang tabu untuk didiskusikan. Jika dijabarkan dikategorikan berdasarkan dimensinya, 23,89% mencakup dimensi biologis, 10,58% mencakup dimensi psikologis, 11,6% mencakup dimensi sosial / kultural dan 53,93% mencakup dimensi perilaku. Adapun harapannya adalah agar dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan seksualitas yang komprehensif

    Phubbing in Millennial Generation: Influence of Fear of Missing Out and Self Control

    Get PDF
    Millennials were very familiar with the use of smartphones. Excessive use of smartphones could trigger the problem of phubbing behaviour that ignores the interlocutor by focusing more on accessing the applications on his smartphone rather than interacting directly with the individual in front of him. The anxiety of being left behind or unable to receive or update information, called Fear of missing out (FoMO) related to phubbing behaviour. Low self-control was a factor in problematic smartphone use, including phubbing behaviour. This study aimed to see whether there was a relationship between Fear of missing out (FoMO) and self-control in phubbing behaviour in the millennial generation. This research used a quantitative survey with accidental sampling techniques. The number of samples in this study was 400 millennial generations in Indonesia. Data collection techniques are carried out online using Google Forms. The results of data collection were analyzed using multiple regression analysis. The result showed that there was a relationship between fear of missing out (FoMO) and self-control with phubbing behavior (R = 0.584, R2 = 0.341, F = 102.542, p = 0.000, p <0.05). The partial t-test found that the self-control variable affected phubbing behaviour, and the partial t-test found that FoMO also affected phubbing behaviour. Self-control contributed more to phubbing behaviour than FoMO

    Pemaknaan dan konsekuensi budaya tato pada suku dayak

    Get PDF
    Suku Dayak dulunya merupakan keturunan dari imigran yang berasal dari wilayah Yunnan di Cina Selatan dan mengembara di Pulau Kalimantan. Suku Dayak sendiri memiliki budaya tato, tanda atau simbol dimana setiap motif dan penempatan tato memiliki arti yang berbeda dan juga tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Menurut kepercayaan tato yang berwarna hitam akan berubah menjadi penerang jalan menuju keabadian setelah mereka mati, tato tersebut merupakan aspek spritual dan warisan yang suci bagi masyarakat suku dayak serta tato juga dapat melambangkan identitas dan status sosial yang tinggi. Tujuan penelitian untuk mengetahui pemaknaan dan konsekuensi budaya tato pada Suku Dayak. Menurut Throndike teori belajar behavioristik menekankan pada konsekuensi ditinjau dari (Law of Readiness), (Law of Exercise), (Law of Effect). Konsekuensi yang menyenangkan akan memperkuat perilaku menato, jika individu siap memenuhi prosedur dan prasyarat untuk menato individu akan melatihnya terus kemudian menerima akibat yang menyenangkan dan merasa puas karena dapat mentato
    corecore