7 research outputs found

    STATUS RESISTENSI VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE (Aedes aegypti)DI KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TERHADAP TEMEPHOS (ORGANOFOSFAT)

    Get PDF
    Penyakit DBD di KOta Salatiga masih menjadi masalah kesehatan. pada tahun 2009, angka Case Fartility Rate Kecamatan Sidorejo adalah yang tertinggi dibandingkan 3 (tiga) kecamatan lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status reistensi vektor demam berdarah dengue (Ae. aegypti) di kelurahan endemis, sporadis dan potensial DBD Kecamatan Siorejo Kota Salatiga terhadap temephos (organofosfat). Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen murni (True Experiment). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh jentik Ae. aegypti generasi pertama (F1) hasil survei di kelurahan endemis, sporadis dan potensial DBD dengan sampel jentik Ae. aegypti instar III dan awal instar IV. Hasil penelitian ini menunjukkan persentase kematian jentik Ae. aegypti dari kelurahan endemis, sporadis dan potensial DBD terhadap temephos dengan menggunakan konsentrasi standar WHO yaitu 0,0625; 0,125; 0,025 mg/l menunjukkan kematian jentik Ae. aegypti sebesar 100%. Tidak ada perbedaan kematian jentik Ae. aegypti berdasarkan status kerawanan DBD di Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga terhadap temephos pada tingkat kesalahan 0,05. Berdasarkan kriteria status resistensi Departemen Kesehatan tahun 1986, jentik Ae. aegypti dari kelurahan endemis, sporadis, dan potensial DBD Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga masih rentan terhadaop temephos. Sub Lethal Concentration (LC50) temephos adalah 0,14 mg/l dan Lethal Concentration (LC99)temephos untuk jentik dari laboratorium 0,71 mg/l lebih rendah dibandingkan (LC50) dan (LC99) temephos untuk jentik dari Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Kata Kunci: Status resistensi. Aedes aegypti. Temepho

    Efektivitas Ekstrak Etanol Akar Tuba (Derris elliptica) terhadap Kematian Periplaneta americana dengan Metode Spraying

    Get PDF
    Cockroaches are harmful insects since they act as mechanical vectors. Transmission of the disease can occur through bacteria or germs that are present in waste or food scraps. These germs are carried by the feet or other body parts of the cockroach, then contaminate the food. Based on these facts, it is necessary to conduct research on the effectiveness of tuba roots against the cockroaches. The ethanol extract of tuba roots is effective in reducing the population of annoying insects, fish killers in ponds and reducing rat populations. This study was conducted from March to October 2014. This study used 7 extract concentrations which were : 1, 3, 5, 7, 9, 11, and 13 g / 100 ml. Extraction of tuba root ethanol using the maceration method. The seven extracts were diluted with water medium then sprayed on all outside body parts of the cockroach using hand sprayer. Observations were performed on the 1st, 2nd, 3rd, 4th, 5th, 6th and 48th hours. Data were analysed by  probit model. The results showed that tube root ethanol extract (Derris elliptica (Roxb.) Benth) was effective  to kill Periplaneta americana on with LC50 at concentrations of 3 mg / 100 ml and LC90 was 10.306 mg / 100 ml, while LT50 7 h and LT90 was 11 h . Ethanol extract of tuba plant roots (D. elliptica (Roxb.) Benth) can be used as an alternative natural insecticide that can kill P. americana cockroaches. ABSTRAK Kecoa merupakan serangga yang merugikan karena berperan sebagai vektor mekanis. Penularan penyakit dapat terjadi melalui bakteri atau kuman penyakit yang terdapat pada sampah atau sisa makanan. Kuman tersebut terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya dari kecoa, kemudian mengontaminasi makanan. Ekstrak etanol akar tuba efektif dalam mengurangi populasi serangga pengganggu, pembunuh ikan di tambak dan mengurangi populasi tikus. Berdasarkan fakta tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai efektivitas dari akar tuba membunuh kecoa. Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga Oktober tahun 2014. Penelitian ini menggunakan 7 konsentrasi ekstrak yaitu: 1, 3, 5, 7, 9, 11, dan 13 g/100 ml. Ekstraksi etanol akar tuba menggunakan metode maserasi. Ketujuh ekstrak diencerkan dengan media air kemudian disemprotkan menggunakan alat sprayer biasa pada seluruh bagian tubuh luar kecoa. Pengamatan dilakukan pada jam ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6 dan ke-48. Analisis data menggunakan regresi probit. Hasil analisis menunjukkan ekstrak etanol akar tumbuhan tuba (Derris elliptica (Roxb.) Benth) efektif mematikan Periplaneta americana dengan  LC50  pada konsentrasi 3 mg/100 ml dan LC90 adalah 10,306 mg/100 ml, sedangkan LT50 7 jam  dan LT90 adalah 11 jam. Ekstrak etanol akar tumbuhan tuba (Derris elliptica (Roxb.) Benth) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif insektisida alami yang dapat membunuh kecoa P. americana

    VECTOR RESISTANCE STATUS OF DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (Aedes aegypti) IN THE SIDOREJO DISTRICT SALATIGA CITY AGAINST TEMEPHOS (ORGANOPHOSPHATES)

    No full text
    One of the efforts to control the incidence of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is contrled thedengue vector larvae using larvasida. The most widely larvasida used to control larvae Ae.aegypti is temephos. In Indonesia 1% temephos (abate 1SG) has been used since 1976, and since1980 has been used for the eradication program ofAe. aegypti larvae. The purpose of this studyis to determine the resistance status of vectors of dengue hemorrhagic fever (Ae. aegypti) ofendemic, sporadic, and potentially in Sub District Sidorejo Salatiga City to temephos(organofosfat). This research was conducted using experimental research design (TrueExperiment), posttcst design with control groups (posttest-only Control Group Design). Thepopulation of the research were larvae of Ae. aegypti collected from the study area. Samples testlarvae were used of Ae. aegypti third and early fourth instars larvae which were maintenance ofthe first generation. The result showed that the mortality percentages of Ae. aegypti larvaeof endemic, sporadic and potential administratives against temephos using WHO standardconcentration (0,625; 0,125; 0,025 mg/1) indicates the mortality of Ae. aegypti larvae by 100%Based on the status resistance criteria, Ae. aegypti larvae from endemic, sporadic, and potentialadministratives of Sidorejo Sub-District, Salatiga City is still susceptible to temephos.Keywords : Status of resistance, Aedes aegypti. TemephosSalah satu upaya menurunkan Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah melaluipengcndalian jentik vektor DBD dengan larvasida. Larvasida yang digunakan untukmengcndalikan jentik Ae. aegypti adalah temephos. Temephos 1% (abate ISG) sudah programdi Indonesia sejak 1976, scjak 1980 telah digunakan secara massal untuk programpemberantasan jentik Ae. aegypti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status resistensivektor demam berdarah dengue Ae. aegypti di kclurahan endemis, sporadis, dan potensialKecamatan Sidorejo Kota Salatiga terhadap temephos (organofosfat). Penelitian ini termasukpenelitian eksperimen murni (True Experiment) dengan rancangan postcs dengan kelompokkontrol (Postest Only Control Group Design) dengan sampel penelitian jentik Ae. aegypti instarIII dan awal instar IV hasil pemeliharaan jentik generasi pertama dari jentik hasil survei. Hasilpenelitian menunjukkan persentase kematian jentik Ae. aegypti dari kelurahan endemis,kelurahan sporadis dan kclurahan potensial terhadap Temephos dengan menggunakankonsentrasi standar dari WHO yaitu 0,0625; 0,125; 0,025 mg/1 menunjukkan kematian jentik Ae.aegypti sebesar 100%. Berdasarkan kriteria status resistensi, jentik Ae. aegypti dari kelurahanendemis, kelurahan sporadis dan kelurahan potensial Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga masihrentan terhadap temephos.Kata Kunci : Status resistensi. Aedes aegypti. Temepho

    ANALISIS KEBERADAAN VEKTOR STADIUM PRADEWASA DAN DEWASA TERHADAP SIRKULASI VIRUS DEMAM BERDARAH DENGUE DAN CHIKUNGUNYA DI PROVINSI DKI JAKARTA

    No full text
    The Special Capital Region of Jakarta is the sixth-highest province with a DHF incidence in Indonesia in 2017, however, no Chikungunya cases were found. North Jakarta, East Jakarta, and West Jakarta were reported as high endemic dengue areas. The purpose of this study to identify the behavior, distribution patterns of dengue vector and chikungunya, and their pathogens as well as their potential transmission in North, East, and West Jakarta. Entomological surveys were conducted by human landing collection, around cattle collection, animal-baited traps, and light traps. The larvae survey was also conducted in selected 100 houses in the study areas. Mosquitoes and larvae of the Aedes genus were collected and examined for the presence of dengue and chikungunya viruses using molecular analysis. The results showed that Ae. aegypti identified as the main Dengue vector and chikungunya vector in DKI Jakarta. Dengue and chikungunya vector were found in various breeding habitat indoor. During this study, Dengue and chikungunya viruses were found in North and West Jakarta. Whereas in East Jakarta only the chikungunya virus circulation was found. Abstrak Daerah Khusus Ibukota  Jakarta merupakan provinsi dengan kasus demam berdarah dengue (DBD) tertinggi ke enam di Indonesia pada tahun 2017, tetapi kasus chikungunya tidak ditemukan. Wilayah dengan kasus DBD tinggi antara lain Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Faktor yang mempengaruhi peningkatan kasus DBD dan chikungunya di suatu daerah antara lain keberadaan vektor dan patogennya. Tujuan penelitian adalah mengetahui perilaku, pola distribusi vektor DBD dan Chikungunya,  patogen; serta potensi penularannya di Jakarta Utara, Timur, dan Barat Provinsi DKI Jakarta. Metode  penangkapan nyamuk dilakukan dengan umpan orang, umpan ternak,  animal-baited trap dan light trap. Survei jentik dilakukan di 100 bangunan  masing-masing di Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Keberadaan  patogen  pada  nyamuk dan jentik dari genus Aedes diperiksa secara molekuler. Hasil penelitian menunjukkan vektor DBD dan chikungunya di DKI Jakarta adalah Aedes aegypti. Nyamuk ini ditemukan dominan pada siang hari namun juga berhasil dikoleksi pada malam hari. Tempat perkembangbiakan vektor DBD dan chikungunya cenderung ditemukan di berbagai tempat penampungan air di dalam rumah. Sirkulasi virus DBD dan chikungunya ditemukan di wilayah Jakarta Utara dan Barat, sedangkan di Jakarta Timur hanya diemukan sirkulasi virus chikungunya.     &nbsp

    Fast expansion of the Asian-Pacific Genotype of the Chikungunya Virus in Indonesia

    No full text
    International audienceChikungunya is repeatedly affecting Indonesia through successive outbreaks. The Asian genotype has been present in Asia since the late 1950s while the ECSA-IOL (East/Central/South Africa - Indian Ocean Lineage) genotype invaded Asia in 2005. In order to determine the extension of the circulation of the chikungunya virus (CHIKV) in Indonesia, mosquitoes were collected in 28 different sites from 12 Indonesian provinces in 2016-2017. The E1 subunit of the CHIKV envelope gene was sequenced while mosquitoes were genotyped using the mitochondrial cox 1 (cytochrome C oxidase subunit 1) gene to determine whether a specific population was involved in the vectoring of CHIKV. A total of 37 CHIKV samples were found in 28 Aedes aegypti , 8 Aedes albopictus and 1 Aedes butleri out of 15,362 samples collected and tested. These viruses, like all Indonesian CHIKV since 2000, belonged to a genotype we propose to call the Asian-Pacific genotype. It also comprises the Yap isolates and viruses having emerged in Polynesia, the Caribbean and South America. They differ from the CHIKV of the Asian genotype found earlier in Indonesia indicating a replacement. These results raise the question of the mechanisms behind this fast and massive replacement
    corecore