90,881 research outputs found

    HUBUNGAN STATUS GIZI (INDEKS BB/TB DAN TB/U) DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMP NEGERI DI KECAMATAN PATI KABUPATEN PATI

    Get PDF
    Remaja puteri mulai dewasa ditandai dengan adanya menarche. Remaja putri dengan status gizi dan kesehatan yang baik perkembangan seksualnya termasuk menarche akan mengalami percepatan. Status gizi yang ada di tiap daerah berbeda beda begitu juga dengan usia menarche. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan status gizi berdasarkan indeks BB/TB dan TB/U dengan usia menarche pada siswi SMPN di Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Jenis penelitian ini adalah explanatory dengan metode survey dan pendekatan cross sectional. Populasi sampel sebanyak 91 siswi. Pengambilan sampel dilakukan dengan puruposive random sampling. Pemilihan lokasi dilakukan secara random dan pemilihan sampel dilakukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran. Analisis yang digunakan adalah uji korelasi Rank Spearman dengan tingkat kepercayaan 90%. Hasil penilitian ini menunjukkan bahwa usia rata-rata responden adalah 12,2 tahun (sd + 0,613), status gizi normal (indeks TB/U) 63,7% dan stunting sebesar 36,3%. Status gizi normal (indeks BB/TB) sebesar 96,7% dan gemuk 3,3%. Tidak terdapat responden yang mempunyai status gizi wasting dan sangat kurus. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang negatif antara status gizi berdasarkan indeks TB/U dengan usia menarche (p : 0,002; r : -0,319) yang berarti semakin tinggi status gizi semakin cepat usia menarchenya dan tidak ada hubungan antara status gizi (indeks BB/TB) dengan usia menarche (p : 0,263; r : -0,119). Disarankan agar diperhatikan konsumsi gizi sejak usia dini sehingga tidak akan mengalami keterlambatan menarche. Kata Kunci: Status gizi, Usia Menarche, Remaja CORRELATION BETWEEN THE NUTRITIONAL STATUS (INDEX W/H AND H/A) AND THE AGE OF MENARCHE ON JUNIOR SCHOOLGIRLS IN PATI SUB DISTRICT, DISTRICT PATI ( Adulthood early sign of girls adolescents is menarche. Girls adolescent with good of the nutritional status and health growth of sexual of the including natural menarche acceleration. Nutritional status which in every area is different alsi with age of menarche. The aim of this research is to analyse correlation between the nutritional status pursuant to index W/H and H/A with the age of menarche on Junior Highschoolgirls in Pati with amount of simple counted 91 schoolgirls. Intake of the sample done with purposive random sampling. Location choice conducted by random and election of sample pursuant to criterion of inclusi and eksklusi. Data obtained by using measurement and questionaire. The analize to be used by correlation test of Rank Spearman with trust storey level 90%. Result of research indicate that age of menarche flatten responder are 12,2 years (sd ;0,6), the normal of nutritional status (index H/A) equal to 63,7% and Stuntung equal to 36,3%. The normal of nutritional status (index W/H) equal to 96,7% and obese equal to 3,3%. Do not there are responder having nutritional status of wasting and very thin. Statisticak tes result so that there is relation which is negative between nutritional status pursuant to index H/A and age of menarche (p : 0,002;r : -0,319). Meaning status excelsior of nutrition faster age of menarche and there no relation between nutritional status pursuant to index of W/H with age of menarche (p: 0,263 ; r : -0,119). Suggested that to be paid attention by consumption of nutrition since age early so that will not experience of delay of menarche. Keyword: Nutritional status, age of menarche,adolescent,

    Teori Ulama Hadis Tentang Syarth Sahih Al-Bukhari

    Get PDF
    Karya al-Bukhari berupa al-Jami’ al-Shahih atau yang dikenal dengan Sahih al-Bukhari merupakan masterpiece dalam bidang hadis. Sebagai penyusun kitab tersebut, Al-Bukhari menjamin validitas hadis-hadis di dalamnya tanpa menjelaskan kriteria atau syarat kesahihannya. Apresiasi yang tinggi kepada kitab Sahih al-Bukhari telah memancing minat para peneliti hadis untuk meneliti lebih jauh terhadap konsep dan syarat validitas hadis menurut penulis kitab tersebut. Di antara ulama yang meneliti dan merumuskan tentang syarat sahih al-Bukhari adalah al-Hakim (w. 405 H), Muhammad Thahir al-Maqdisy (w. 507 H), al-Hazimy (w. 584 H), an-Nawawy (w. 676 H). Rumusan istilah syarth al-Bukhari ternyata masih merupakan sesuatu yang kontroversial dan menjadi diskursus ulama hadis dari masa ke masa

    Membrane, Four-Brane and Dual Coordinates in the M(atrix) Theory Compactified on Tori

    Get PDF
    In the M(atrix) theory by making the expansions of the matrices around the membrane and four-brane solutions we derive the three- and five-dimensional gauge theories on the dual tori. The explicit forms of solutions yield the dual coordinates and each expansion is related to a toroidal compactification of the M(atrix) theory. From the derived Lorentz and gauge invariant actions the gauge coupling constants are shown to be characterized by the volume of the dual tori.Comment: 9 pages, latex, no figure

    Bobot minimal arborescence dari graph berarah dan aplikasinya

    Get PDF
    Graph berara,h G = ( V,E ) memuat suatu arbores¬cence /—= ( V,T ) dengan TCE dan mempunyai bobot w(T) Arborescence adalah suatu tree (pohon) yang mempunyai satu akar dan setiap titik lainnya (berbeda dengan akar) di da¬lam-G dapat dicapal hanya dengan satu lintasan saja lai dari akar tersebut. Melalui definisi dan teorema akan dicari suatu penyelesaian masalah untuk mendapatkan arbo rescence dengan bobot minimal. Serta dipakai suatu algorit ma dan flow chart untuk memahami langkah-langkah penyele¬saianny

    Studi Kelayakan Instalasi Listrik pada Wilayah Jalan Kampung Sawah Rt 005/004 Jati Melati, Pondok Melati, Bekasi

    Full text link
    Kelayakan instalasi listrik dalam sebuah rumah sangat perlu di perhatikan agar tidak membahayakan penghuni rumah tersebut. Rumah kontrakan adalah yang paling rentan dengan kecelakaan yang di akibatkan oleh listrik. Persyaratan Umum Instalasi listrik (PUIL) tahun 2000 merupakan acuan utama tentang kelayakan suatu instalasi listrik. Kesesuaian dalam menempatkan komponen listrik didalam rumah juga diatur dalam PUIL. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana kelayakan instalasi listrik pada kontrakan di wilayah RT 005/004 Jati Melati, Pondok Melati Bekasi. Dari data hasil penelitian yang telah didapat, kelayakan instalasi listrik kontrakan di wilayah tersebut hampir memenuhi kelayakan yang di tetapkan oleh PUIL. Masih terdapat beberapa ketidak sesuaian dalam pemasangan instalasi listrik dalam kontrakan tersebut. Jika pemilik kontrakan belum memperbaiki kondisi instalasi listrik tersebut, penghuni harus mengantisipasi keadaan, agar tidak terjadi kecelakaan akibat instalasi listrik yang kurang baik

    5 W + 1 H DALAM BERBICARA SEBUAH CERMIN PRIBADI DEWASA PEMBICARA

    Get PDF
    Berbicara merupakan salah satu bentuk penyampaian ide, gagasan, perasaan, pikiran, penda- pat dari seseorang kepada orang lain secara lisan. Dalam kehidupan sehari-hari, berbicara meru- pakan jenis komunikasi yang paling banyak dipakai.Hal ini sejalan dengan keberadaan manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, setiap hari manusia tidak dapat terlebas dari aktiv- itas berbicara. Oleh karena itu sangatlah penting setiap orang perlu memperhatikan kualitas ber- bicaranya. Kualitas berbicara seseorang dapat dijadikan sebagai salah satu cermin kualitas pribadi seseorang. Dengan kata lain, terampil berbicara menunjukkan bahwa seseorang memiliki pribadi dewasa dalam berbicara. Ciri pribadi dewasa berbicara seseorang dapat terlihat atau dirasakan apabila dalam aktivitas berbicaranya memperhatikan 5 W dan 1 H. Adpun yag dimaksud dengan 5 W + 1 H dalam berbicara mencakupi (1) what (apa) yang dibicarakan, (2) who (siapa) yang diajak berbicara, (3) when (kapan) tentang apa tersebut dibicarakan, (4) where (di mana) tentang apa tersebut dibicarakan, (5) why (mengapa) suatu hal dibicarakan, dan (6) how (bagaimana) cara membicarakan suatuhal. Tidak semua hal atau apa yang dibicarakan dapat, cocok untuk disam- paikan kepada setiap orang, pada setiap saat, dan di sembarang tempat. Selain itu pembicara juga harus mempertimbangakan mengapa suatu hal perlu dibicarakan serta bagaimana cara yang tepat untuk membicrakan. Berdasarkan hal tersebut, perlu kiranya setiap hal yang akan dibicarakan perlu memperhatikan apa yang dibicarakan, kepada siapa harus dibicarakan, kapan waktu yang tepat untuk dibicarakn, dimana tempat yang cocok untuk dibicarakan, harus punya alasan yang tepat mengapa harus dibicarakan, serta bagaimana cara membicarakan agar tidak menimbulkan dampak negatif pada mitra bicara. Pemahaman tentang enam hal tersebut di atas dapat dijadikan sebagai cermin ciri pribadi dewasa berbicara. Kata kunci: apa, mengapa, kapan, dimana, mengapa, bagaimana, bericara, pribadi dewas

    Konsep Tawakal Menurut Ibn Qayyim Al-Jauziah (W. 751 H/1352 M)

    Get PDF
    Kajian utama dalam tesis ini adalah konsep tawakal menurut Ibn Qayyim al-Jauziyah (w. 751 H/1352 M) ,dengan konteksnya terhadap kehidupan seseorang.Tawakal dalam pandangan Ibn Qayyim merupakan buah dari pada ÊmÉn, islÉm dan ihsÉn. Ibn Qayyim al-Jauziah dalam penulisan kitab tasawufnya menggunakan konsep : (إياك نعبد وإياك نستعين), yaitu; penyerahan diri secara mutlak kepada Allah Swt, dan dalam menghendaki tawakal kepada-Nya, sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam Islam. Ketika seorang sÉlik itu telah mencapai tingkatan tawakal, dia tidak secara serta merta bertawakal atau menyerahkan diri kepada Allah begitu saja, akan tetapi telah melewati usaha yang keras, dan tetap Allah lah yang berkehendak dengan segala sesuatu, menentukan mana yang terbaik bagi manusia walaupun kadang apa yang Allah kehendaki tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terungkap dalam pernyataan beliau dalam kitabnya MadÉrij al-SÉlikÊn “Tawakal adalah separuh dari agama dan inÉbah adalah separuh lainnya”. Tawakal sebagai penjabaran dari (إياك نعبد وإياك نستعين), dalam konsep Ibn Qayyim berlandaskan pada sumber-sumber dÊn al-islÉm yang suci dan murni. Oleh sebab itulah beliau rahimahullah mengajak kembali kepada mażhab salaf; orang-orang yang telah mengaji langsung dari Rasulullah Saw. Merekalah sesungguhnya yang dikatakan sebagai ulamÉ’ warašah al-anbiyÉ’ (pewaris para nabi) Øallallahu ‘alaihim wa salam. Beliau juga mengumandangkan batilnya mazhab taklid, sebagai pengikut madzhab Hanbali, kadang beliau keluar dari pendapat Hanabilah, dengan mencetuskan pendapat baru setelah melakukan kajian tentang perbandingan madzhab-madzhab yang masyhur. Pernyataan Ibn Qayyim ini menjelaskan bahwa tawakal bukan sikap mental fatalis, bukan pula sikap menafikan pemanfaatan sebab sebagai perantara kepada suatu tujuan. Maka, pernyataan-pernyataan di atas menunjukkan bahwa tawakal bersifat dinamis dan menimbulkan perbuatan. Maka seorang yang bertawakal harus dapat menerima hukum alam sebagai suatu kepastian yang dipedomani dalam berikhtiar. Menolak sunnatullah berarti menolak dan tidak berserah diri pada ketetapan Allah dan kepastianNya, yang demikian itu membatalkan tawakal. Tawakal merupakan amalan dan penghambaan hati dengan menyandarkan segala sesuatu itu hanya kepada Allah swt semata, percaya terhadap-Nya, berlindung hanya kepada-Nya dan ridha atas sesuatu yang menimpa dirinya, berdasarkan keyakinan bahwa Allah akan memberikannya segala ‘kecukupan’ bagi dirinya, dengan tetap melaksanakan ‘sebab-sebab’ serta usaha keras untuk dapat memperolehnya

    Dari al-Syāfiʿī (w. 204 H) ke al-Jābirī (w.1431 H): Nalar Bayani dalam Tafsir

    Get PDF
    This article describes the contribution of bayānī reasoning contained in the Risālah by Muhammad ibn Idrīs al Syāfiʿī. Bayānī reasoning in this context refers to the conceptualization of epistemology of Islamic science proposed by Muhammad 'Abid al-Jābirī. Through the descriptive-analytic method, the author examines a number of literatures related to the epistemology of science and discusses them with al-Risālah, because the relationship between this book and the epistemology of science has never been done. It is concluded that: First, bayānī reasoning in al-Jābirī's epistemological category is etymologically and methodologically related to the term bayān contained in the Risālah. Second, the source of knowledge used by al-Syāfiʿī in al-Risālah refers to the process of transmitting knowledge based on the narration of a narrator. This is like the basic character of Muhammad Abid al-Jābirī's bayānī epistemology which makes the text the source of knowledge. The text taken as a source of knowledge begins with the transmission of knowledge through the narration of a narrator

    ANALISIS KAPASITAS SALURAN DRAINASE KELURAHAN MARGOREJO KECAMATAN METRO SELATAN KOTA METRO (Studi Kasus Jalan Cemara Dan Jalan Kapten Tendean)

    Get PDF
    Saluran drainase pada ruas Jalan Cemara dan Kapten Tendean tidak mampu menahan debit air saat hujan deras. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kapasitas tiap saluran dan membandingkan dengan debit banjir rencana yang didapat dari perhitungan data curah hujan 10 tahun. Analisa frekuensi hujan menggunkan Log Pearson III dan perhitungan debit banjir rencana menggunakan metode rasional. Hasil perhitungan terdapat 3 saluran drainase yang mempunyai kapasitas saluran lebih kecil dari debit banjir rencana yaitu saluran S.5, S.6 dan Saluran S.8. Pada saluran tersebut perlu adanya redesain agar mampu menahan debit banjir rencana yang telah diketahui. Untuk saluran ekonomis S.5 lebar dasar saluran (b) 0.90 m, tinggi muka air (h) 0.45 m dan tinggi jagaan (w) 0.15 m. Untuk saluran ekonomis S.6 lebar dasar saluran (b) 0.84 m, tinggi muka air (h) 0.25 m dan tinggi jagaan (w) 0.14 m. Untuk saluran ekonomis S.8 lebar dasar saluran (b) 0.71 m, tinggi muka air (h) 0.36 m dan tinggi jagaan (w) 0.12 m
    corecore