2,798 research outputs found
SIMULASI SHORT-CIRCUIT TIGA FASA STANDAR IEC 60909 UNTUK PERHITUNGAN KAPASITAS CB (CIRCUIT BREAKER) PADA JARINGAN DISTRIBUSI PLN 20 KV BANDA ACEH DENGAN ETAP 12.6
Hubung singkat (Short circuit) adalah arus lebih yang diakibatkan oleh gangguan impedansi yang sangat kecil mendekati nol antara dua penghantar aktif yang dalam kondisi operasi normal berbeda potensialnya. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kapasitas CB (Circuit Breaker) dari hasil simulasi hubung singkat tiga fasa untuk memproteksi jaringan distribusi 20 kV Banda Aceh dan melihat urutan koordinasi pemutusan CB oleh Relay. Jaringan distribusi JTM Banda Aceh disimulasikan hubung singkat menggunakan ETAP 12.6, hasil nilai arus hubung singkat tiap bus yang didapat dihitung nilai kapasitas CB yang harus dipakai, kemudian akan dibandingkan dengan hasil dari perhitungan manual yang dimana untuk menguji keakuratan penggunaan software ETAP. Hasil dari penelitian ini adalah kapasitas CB yang harus digunakan tiap bus serta tipe CB dengan jenis pendingin apa yang tepat. Pada simulasi Short-Circuit didapatkan bahwa jika semakin jauh lokasi gangguan hubung singkat dari suatu pembangkit maka arus hubung singkat (kA) yang terjadi akan semakin kecil, yaitu pada line/saluran GH Krueng Cut dengan panjang saluran 15 km dan arus hubung singkat 5,77 kA, untuk selisih hasil simulasi dan perhitungan manual didapat sebesar 1,1% serta selisih untuk kapasitas CB hasil perhitungan dengan dilapangan sebesar 3,8% diambil sampel pada GH Merduati 2. Pada simulasi koordinasi urutan pemutusan CB yang diambil sampel pada jaringan Lhok Nga, didapat bahwa saat terjadi gangguan pada bus feeder Lhok Nga, CB pertama yang akan trip yaitu CB Lhok Nga dan jika CB Lhok Nga tidak membuka maka akan di-cover oleh CB bus GH Ajun II (CB Inc BA 2), apabila CB Lhok Nga dan CB GH Ajun II tidak juga trip, maka akan di-cover oleh CB bus Sp.Rima.Kata kunci: Short Circuit, Circuit Breaker, ETAP 12.
UPAYA MENCIPTAKAN LOYALITAS TAMU YANG MENGINAP DI GH UNIVERSAL HOTEL BANDUNG MELALUI EXPERIENTIAL MARKETING
Industri pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara terbesar yang memungkinkan untuk lebih dikembangkan pada masa mendatang. Sektor perjalanan dan pariwisata telah menjadi pendorong dari kemakmuran ekonomi dan kemajuan sosial. Perkembangan ini dapat merangsang pertumbuhan melalui pekerjaan dan pembangunan perusahaan, dan juga memberikan pendapatan devisa yang signifikan bagi banyak negara. Salah satu akomodasi yang menunjang pariwisata dan sedang berkembang pesat adalah perhotelan.Setiap hotel memiliki strategi pemasaran yang dianggap efektif untuk diterapkan guna meningkatkan penjualan produk dan jasa. Dalam 3 tahun kebelakang, occupancy GH Universal Hotel Bandung mengalami kenaikan yang signifikan. Namun belum mencapai target hunian yang ditetapkan pihak manajemen hotel. Dengan demikian GH Universal Hotel Bandung menerapkan strategi experiential marketing yang terdiri dari sense, feel, think, act, and relate sebagai variabel bebas (X) guna menciptakanloyalitas sebagai variabel terikat (Y) dari para pelanggannya agar pelanggan akan datang kembali dan merekomendasikan GH Universal Hotel kepada keluarga, rekan dan orang lain sehingga target yang ditentukan dapat dicapai secara maksimal. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif, penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun maka metode yang digunakan adalah cross sectional methoddengan teknik sampling systematic random sampling, objek dalam penelitian ini adalah tamu reguler individual yang datang menginap di GH Universal Hotel Bandung dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden. Wawancara dan penyebaran angket sebagai teknik pengumpulan data. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik regresi linear berganda dengan alat bantu software komputer SPSS 20 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kelima subvariabel experiential marketing hanya tiga subvariabel yang memiliki pengaruh signifikan yaitu subvariabel think, act dan relate. Subvariabel yang memiliki nilai tertinggi adalah relate sementara yang terendah adalah think.
Kata Kunci : Experiential Marketing, Loyalitas
The tourism industry are one of the largest source of country foreign exchange that allows it to be developed in the future. Travel and tourism sector has a force of economic prosperity and social progress. This development can stimulate growth through work and development company, and also provides significant income of foreign exchange for many countries. One of accommodation that support tourism and developing rapidly is hospitality. Having every hotel marketing strategies that is considered effective to be applied in order to increase the sale of products and services. In three years back, occupancy at gh universal hotel bandung increasing significantly. But not yet reached the target of a dwelling that set the management hotel. Thus gh universal hotel Bandung apply a strategy experiential marketing consisting of sense, feel, think, act, and relate as independent variable (x) to create customer loyalty as dependent variable (y) of its subscribers so the customer will come back and recommends gh universal hotel to the family, friend and others so that target could be achieved. The kind of research used is descriptive verifikatif, this research carried out less than a year and methods used is the cross sectional method by applying a technique sampling which is systematic random sampling, objects in this research is regular individual guest staying in gh universal hotel bandung by the number of samples 100 respondents. Technique data analysis used is multiple linear regression with spss software version 20 for windows. The result showed, there was only three sub varibles that has significant influences which is think, act and relate. In order, relate was got the highest score and think was the lowest of all.
Keywords: Experiential Marketing, Customer Loyalt
Analisis Aliran Daya Tak Seimbang pada Jaringan Distribusi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unjuk kerja jaringan distribusi radial pada saat dibebani dalamkondisi beban tak seimbang. Pembebanan tak seimbang terjadi akibat permintaan daya masing-masing fasatidak sama, hal ini terjadi karena pemakaian beban masing-masing pelanggan bervariasi. Untuk mengetahuiteknis sistem kelistrikan dilakukan analisis yang meliputi pembangkit, saluran dan beban terpasang. Hal inidapat dilakukan dengan melakukan simulasi aliran daya (power flow) untuk kondisi beban tak seimbangpada jaringan distribusi radial. Penyelesaian aliran daya tak seimbang disimulasikan dengan softwareaplikasi ETAP versi 7.0.0, yang akan diuji pada jaringan distribusi radial penyulang Syiah Kuala sistemkelistrikan Banda Aceh. Hasil simulasi program menunjukkan bahwa besarnya daya pada bus GH Merduati( sebagai slack bus), masing-masing sebesar 450,9 KW dan 218 KVAR untuk fasa A, 453,1 KW dan 219,9KVAR untuk fasa B dan 451,2 KW dan 221,3 KVAR untuk fasa C dengan rugi-rugi daya (losses) palingbesar terjadi pada kabel 1 yang menghubungkan GH Merduati dengan bus 1 yang melayani beban GD SKL2 yaitu 0,223% untuk fasa A, 0,224% untuk fasa B dan 0,224% untuk fasa C. Total rugi-rugi daya (losses)yang terjadi pada penyulang Syiah Kuala yaitu sebesar 5 KW dan 6,2 KVAR. Drop tegangan yang palingtinggi juga terjadi kabel 1 yang menghubungkan Gardu Hubung (GH) Merduati dengan bus 1 yangmelayani beban GD SKL 2 yaitu 0,31 % untuk fasa A, 0,32% untuk fasa B dan 0,32 % untuk fasa C
EVALUASI PEMBEBANAN JARINGAN TEGANGAN MENEGAH 20 KV PENYULANG DURIAN 1, DURIAN 3 DAN WAJOK 4 di PT. PLN (PERSERO) UP3 PONTIANAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pembebanan JTM 20 kV Penyulang Durian 1, Durian 3 dan Wajok 4 di PT. PLN (Persero) UP3 Pontianak. Panjang jaringan Penyulang Durian 1 adalah 118,2 kms. Panjang Penyulang Durian 3 adalah 72 kms, memiliki 82 Gardu Distribusi (GD) dengan total daya terpasang 6.170 kVA. Panjang Penyulang Wajok 4 adalah 252,06 kms. Penyulang Durian 1, Durian 3 dan Wajok 4 menggunakan konduktor dengan jenis AAAC ( All Aluminium Alloy Conductor) dengan diameter bervariasi 35 mm2 sampai dengan 150 mm2. Perhitungan menggunakan metode aliran daya pendekatan langsung pada sistem distribusi. Daya yang dibangkitkan oleh Gardu Hubung (GH) untuk Penyulang Durian 1 adalah daya aktif sebesar 1140.888 kW dan daya reaktif sebesar 717.460 kVAR. Penyulang Durian 3 daya aktif yang dibangkitkan GH sebesar 2594.597 kW dan daya reaktif sebesar 1677.240 kVAR serta Penyulang Wajok 4 daya aktif yang dibangkitkan GH sebesar 1781.021 kW dan daya reaktif sebesar 827.534 kVAR. Total rugi-rugi daya aktif yang terjadi pada Penyulang Durian 1 sebesar 13.618 kW atau 1,194 % dan total rugi-rugi daya aktif yang terjadi pada penyulang Durian 3 sebesar 103.377 kW atau 3,984 % sedangkan total rugi-rugi daya aktif yang terjadi pada Penyulang Wajok 4 sebesar 70.331 kW atau 3,494 %. Ada beberapa bus pada Penyulang Durian 3 yang jatuh tegangannya melebihi standar SPLN No.72 tahun 1987. Hasil perhitungan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa nilai arus pada penyulang Durian 1, Durian 3 dan Wajok 4 terhadap nilai KHAnya relatif kecil, sehingga penyulang tersebut masih layak untuk pengembangan jaringan dan penambahan beban akan datang
PERANCANGAN BAND PASS FILTER (BPF) METODE HAIRPIN BERBASIS MICROSTRIP PADA FREKUENSI 2,4 GHz
PERANCANGAN BAND PASS FILTER (BPF) METODE HAIRPIN BERBASIS MICROSTRIP PADA FREKUENSI 2,4 GH
STUDI SETTING RELAY ARUS LEBIH TRANSFORMATOR 60 MVA PADA PENYULANG GH LUENG BATA
INTISARI STUDI SETTING RELAY ARUS LEBIH (OCR) TRANSFORMATOR 60 MVA PADA PENYULANG GH LUENG BATAOleh INDAH VELINDA15040050100033Penyulang tegangan menengah adalah sarana untuk pendistribusian tenaga listrik dari gardu induk ke konsumennya. Tetapi dalam kenyataannya penyulang tersebut sering mengalami gangguan, diantaranya adalah gangguan hubung singkat. Oleh karena itu untuk melokalisasi gangguan tersebut diperlukan sistem proteksi yang memenuhi persyaratan sensitifitas, keandalan, selektifitas dan kecepatan, yang semuanya bergantung pada ketepatan setting peralatan proteksinya. Peralatan proteksi yang biasa digunakan untuk penyulang tegangan menengah adalah relai arus lebih (OCR) yaitu relai yang berfungsi mengintruksikan PMT untuk membuka, sehingga SUTM / SKTM yang terganggu dipisahkan dari jaringan. Kata Kunci : Relay arus lebih, proteksi, tegangan menengah,.ABSTRACTTHE STUDI OF MORE CURRENT TRANSFORMER 60 MVA RELAY SETTINGS ON THE PENYULANG GH LUENG BATAByINDAH VELINDA1504005010033Medium voltage feeder is a media for distribute power electric from main station to the costumer. But in the fact, the feeders almost have a disturbance, such as short circuit disturbance. So is needed a protection system which is fullfill the qualification such as sesitivity, realibility, selectifity, and speed, which all of that depend on the accuration of tool protection setting. In general it used for medium voltage feeder are Over Current Relay (OCR) that is relay which has fuction to instruction the PMT for open the circuit, so SUTM / SKTM which has disturbance separate from network. Key Word : Over current relay, protection, the middle voltag
Perancangan dan Pembuatan antena horn piramidal dual polarisasi untuk frekuensi 2,3 GHz (WIMAX) di Indonesia
Pola radiasi merupakan salah satu parameter antena yang sangat penting untuk diketahui dan difahami oleh mahasiswa jurusan teknik telekomunikasi pada khususnya dan mahasiswa politeknik pada umumnya. Oleh karena itu pada mata kuliah praktek antena, pengukuran pola radiasi sangat diutamakan. Pada tugas akhir ini menitikberatkan pada analisis karakteristik radiasi antena Horn. Mengingat bahwa antena Horn merupakan antena mikrowave, yaitu antena yang memancarkan dan menerima gelombang elektromagnetik untuk frekuensi 2.3 GHz. Data-data yang dianalisis didapat dari simulasi dan pengukuran. Simulasi dilakukan dengan perangkat lunak Matlab, sedangkan pengukuran yang dilakukan dengan cara yaitu mengukur Pola radiasi, Polarisasi, Gain, dan Directivity yang dilengkapi beberapa antena Horn yang parameternya sudah diubah-ubah. Dari hasil pengukuran dan analisa diperoleh maka kedua antena ini menghasilkan pola radiasi yang directional, dimana pada antena yang pertama (corong ukuran 28,6 cm) nilai HPBW probe-1 (bidang-E) sebesar 38o, serta nilai HPBW probe-1 (bidang-H) sebesar 48o. Sedangkan pada probe-2 (bidang-E) dan (bidang-H) mimiliki nilai HPBW yang sama yaitu sebesar 43o. Kata Kunci : Antena Horn Piramidal, Frekuensi 2.3 GH
- …