45 research outputs found

    ANALISIS SEBARAN ALIRAN LAVA UNTUK PEMBUATAN PETA MITIGASI BENCANA GUNUNG SLAMET

    Get PDF
    Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah rawan bencana alam  yang disebabkan oleh beberapa hal antara lain  banjir, tanah longsor, tsunami, gempa bumi, dan  erupsi gunung api. Diantara bencana alam yang terjadi sering membawa korban manusia antara lain adalah bencana alam karena erupsi gunung api. Erupsi gunung api yang terjadi dapat menghasilkan sejumlah bencana, seperti lava pijar, lahar, jatuhnya piroklastik dan awan panas. Apabila terjadi erupsi gunung api , maka akan menimbulkan bencana bagi warga masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu diperlukan mitigasi bencana sebagai salah satu upaya untuk mengurangi dampak bencana erupsi gunung api. Berdasarkan uraian tersebut perlu dilakukan penelitian sebaran aliran lava untuk pembuatan peta mitigasi bencana berbasis penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Pada penelitian ini akan dilakukan kajian terhadap prediksi sebaran aliran lava dan kajian pembuatan peta mitigasi aliran lava di wilayah Gunung Slamet. Analisis sebaran aliran lava dibuat dengan menggunakan data DEM TerraSAR dan  citra satelit Sentinel 2-A yang akan digunakan untuk mengetahui klasifikasi tutupan lahan di lokasi penelitian. Selanjutnya data model permukaan digital dan data klasifikasi lahan diproses overlay untuk mendapatkan prediksi area lahan yang terkena dampat aliran lava. Dari analisis sebaran aliran lava dapat diketahui prediksi aliran lava dan dampak aliran lava di lokasi penelitian. Kemudian dapat ditentukan tingkat kerentanan dan luas area yang terdampak. Berdasarkan data dan analisis yang dilakukan, kemudian dapat dilakukan pembuatan peta mitigasi bencana aliran lava Gunung Slamet

    Deformation Measurement in the Penggaron Tol Bridge Area Using GNSS Technology

    Get PDF
    The Penggaron Bridge is one of the longest bridges on the Semarang-Solo Toll Road Section I Km.20. This bridge is in an area with less stable soil conditions. So, the deformation monitoring must be carried out to determine the deformation conditions in the area around the toll bridge. Measurement of deformation in the bridge area of Penggaron was conducted in 2015 and 2016 using the technology of the Global Navigation Satellite System (GNSS). This research was conducted by observing GNSS at eight observation points in the Penggaron Toll Bridge area. Measurements were taken three times over three months in 2018. The velocity rate of the horizontal component of the observation station of the Penggaron Toll Bridge area deformation after elimination of the effect of Sunda Block Rotation become ranged from 1.5 mm/year to 12.1 mm/year. The statistical test results that all observation stations have no movement or no deformation. Four new stations measured and installed in 2018 require another measurement the following year to get a good velocity rate. &nbsp

    SURVEI BATHIMETRI UNTUK PENGECEKAN KEDALAMAN PERAIRAN WILAYAH PELABUHAN KENDAL

    Get PDF
    ABSTRAK Pemeruman adalah proses dan aktivitas yang ditujukan untuk memperoleh gambaran (model) bentuk permukaan (topografi) dasar perairan (seabed surface). Proses penggambaran dasar perairan tersebut (sejak pengukuran, pengolahan hingga visualisasi) disebut dengan survei batimetri. Model batimetri (kontur kedalaman) diperoleh dengan menginterpolasikan titi-titik pengukuran kedalaman bergantung pada skala model yang hendak dibuat. Titik-titik pengukuran kedalaman berada pada lajur-lajur pengukuran kedalaman yang disebut sebagai lajur perum (sounding line). Jarak antar titik-titik fiks perum pada suatu lajur pemeruman setidak-tidaknya sama dengan atau lebih rapat dari interval lajur perum. Salah satu fungsi dari hasil pemeruman adalah untuk reklamasi pantai. Pasang surut adalah fenomena naik turunnya muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi. Namun ada pula yang sepakat bahwa pasang surut adalah suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pada pemeruman kali ini penulis akan menggunakan alat Echosounder Hi Target HD 370. Kata Kunci : Pemeruman, Pasang surut, Jenis alat yang digunakan

    PENGAMATAN GPS UNTUK MONITORING DEFORMASI BENDUNGAN JATIBARANG MENGGUNAKAN SOFTWARE GAMIT 10.5

    Get PDF
    ABSTRAK PENGAMATAN GPS UNTUK MONITORING DEFORMASI BENDUNGAN JATIBARANG MENGGUNAKAN SOFTWARE GAMIT 10.5 Ali Amirrudin Ahmad 1), Bambang Darmo Yuwono, ST., MT.2), M. Awaluddin, ST., MT.3) 1) Mahasiswa Teknik Geodesi Universitas Diponegoro 2) Dosen Pembimbing I Teknik Geodesi Universitas Diponegoro 3) Dosen Pembimbing II Teknik Geodesi Universitas Diponegoro [email protected] Penelitian ini adalah tentang pengamatan GPS untuk monitoring deformasi bendungan Jatibarang menggunakan software GAMIT 10.5. Batasan masalah dari penelitian ini adalah bendungan Jatibarang yang berlokasi di kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang, Jawa Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan GPS dual frequency pada enam titik pantau yang terletak di bendung utama. Pengolahan data pengamatan menggunakan Scientific Software GAMIT 10.5. Penelitian dilakukan selama tiga periode: Maret, April dan Mei 2014. Tujuan dari penilitian antara lain mengetahui kondisi deformasi yang terjadi di Bendungan Jatibarang, mengetahui cara monitoring deformasi bendungan secara teliti menggunakan alat ukur GPS dual frequency dan mengetahui ketelitian pengolahan data GPS yang menggunakan Scientific Software GAMIT 10.5 pada monitoring deformasi. Tinjaun pustaka yang digunakan dalam penelitian ini antara lian bendungan, deformasi, GPS, metode monitoring deformasi bendungan, prinsip monitoring deformasi bendungan dengan GPS, TEQC (Translation, Editing and Quality Check) dan GAMIT/GLOBK. Pelaksanaan yang dilakukan meliputi pengumpulan data dengan pengamatan survei GPS dan pengolahan data dengan metode post-processing. Setelah melalui pengolahan GAMIT dan GLOBK maka didapatkan nilai perubahan koordinat dengan rata-rata nilai perubahan koordinat pada sumbu X = 0,879 mm, sumbu Y = 0,614 mm dan sumbu Z = 1,114 mm Sehingga kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah bendungan Jatibarang mengalami perubahan koordinat secara numeris. Namun saat diuji statistik dengan selang kepercayaan 95%, dinyatakan bahwa keenam titik monitoring bendungan tidak mengalami pergeseran koordinat secara signifikan. Jadi bendungan Jatibarang tidak mengalami deformasi. Kata kunci: bendungan, deformasi, GPS, GAMI

    The Triangulation Reduction Analysis of Acute Triangle

    Get PDF
    Positioning on the surface of the earth using the triangulation method can be done in two ways, namely terrestrial method for example by measuring the angle and distance using the total station tool and extraterrestrial methods for example by using satellite-based positioning technology. Extraterrestrial positioning method using the global navigation satellite system combined with terrestrial methods by measuring angles and distances using the total station tool is one alternative to positioning well. In this study position determination will only be calculated using two intermediate calculation plane, on the ellipsoid projection and in the plane projection. Of course, in a process of measuring position for the same point but using different methods it will produce different levels of accuracy. From the results of the comparison in determining the definitive coordinate value generated by the count on the ellipsoid projection with the Gauss-Helmert method, the definitive value that is closer to the reference value measured by static measurements methods rather than definitive coordinates produced through calculations in the plane projection

    ANALISIS KETELITIAN TITIK KONTROL HORIZONTAL PADA PENGUKURAN DEFORMASI JEMBATAN PENGGARON MENGGUNAKAN SOFTWARE GAMIT 10.5

    Get PDF
    ABSTRAK Jembatan merupakan salah satu prasarana untuk menunjang kelancaran transportasi di darat. Kebanyakan jembatan mengalami kerusakan infrastruktur yang disebabkan oleh keadaan alam, proses kimiawi dalam komponen jembatan, bencana alam, kerusakan pemakaian yang berlebihan maupun menua.Dengan perkembangan teknologi pemetaan dan teknologi komputer/informatika yaitu adanya kemunculan alat ukur GPS memungkinkan dibuat sistem monitoring/ pengamatan secara berkala supaya didapatkan data yang akurat mengenai pergerakan struktur maupun deformasi yang terjadi pada suatu jembatan. Selama ini untuk mengetahui informasi mengenai struktur dan perubahan dimensi jembatan belum banyak dilakukan karena memerlukan biaya yang tidak sedikit.. Dalam penelitian ini, metode pengukuran deformasi yang digunakan adalah metode pengukuran dengan alat ukur GPS. Karakteristik deformasi yang dikaji meliputi posisi dan besar pergeseran. Software yang digunakan untuk pengolahan data GPS adalah Scientific Software GAMIT. Hasil simpangan baku yang menunjukkan ketelitian dari pengukuran pada absis X berkisar antara 0,96 mm sampai 1,37 mm, sedangkan untuk ordinat Y berkisar dari 1,05 mm sampai dengan 1,53 mm. Besar Pergeseran untuk easting dan northing sebesar ± 2 mm ke arah kuadran II pada bulan Februari- April 2014, sedangkan untuk bulan Februari-Mei 2014 terjadi pergesaran sebesar ± 2-3 mm ke arah kuadran II . Kata Kunci : Jembatan, Deformasi, GPS, GAMI

    KAJIAN PEMETAAN KERENTANAN KOTA SEMARANG TERHADAP MULTI BENCANA BERBASIS PENGINDRAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

    Get PDF
    ABSTRAK Kota Semarang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang termasuk kedalam daerah yang rawan terjadi bencana. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang pada tahun 2016, bencana yang sering terjadi di Kota Semarang adalah banjir, tanah longsor kebakaran gedung dan pemukiman. Berdasarkan data tersebut maka diperlukan suatu kajian mitigasi terhadap multi bencana di Kota Semarang. Aspek terpenting dalam mitigasi bencana adalah penilaian terhadap kerentanan wilayah berpotensi rawan bencana. Dan metode yang dapat digunakan dalam pengkajiannya adalah kombinasi dari metode Pengindraan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Kombinasi metode interpretasi citra pada pengindraan jauh serta metode penilaian, pembobotan, tumpang tindih dan analisis pada SIG akan mampu memberikan solusi terhadap penelitian ini. Acuan yang digunakan dalam penilaian dan pembobotannya adalah Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko. Parameter yang digunakan dalam pemetaan kerentanan ini adalah parameter yang terdapat pada Perka yang datanya diakusisi atau diambil pada tahun 2016. Terdapat empat parameter penilaian yaitu, parameter kerentanan sosial, kerentanan ekonomi, kerentanan fisik dan kerentanan lingkungan. Proses pembuatan peta, tumpang tindih, penilaian dan pembobotan serta analisis SIG diproses menggunakan perangkat lunak ArcMap. Dari penelitian ini diperoleh hasil pemetaan kerentanan parameter sosial, ekonomi, fisik dan lingkungan serta pemetaan kerentanan total Kota Semarang terhadap multi bencana. Berdasarkan hasil pemetaan parameter kerentanan di dapatkan tiga kelas kerentanan yaitu, rendah, sedang dan tinggi. Berdasarkan hasil analisis pemetaan kerentanan sosial diketahui bahwa 92,09% dari jumlah kelurahan di Kota Semarang memiliki tingkat kerentanan sosial tinggi, 6,21% berkerentanan sosial sedang dan sisanya 1,69% merupakan kelurahan berkerentanan sosial rendah. Berdasarkan hasil analisis kerentanan ekonomi diketahui sebesar 39,21% dari luas total Kota Semarang berkerentanan ekonomi tinggi, sebesar 0,012% berkerentanan sedang dan sebesar 60,758 berkerentanan ekonomi rendah. Dari hasil analisis kerentanan fisik diketahui bahwa 2,31% dari luas Kota Semarang berkerentanan fisik tinggi, sebesar 38,51% berkerentanan sedang dan sisanya 59% berkerentanan fisik rendah. Berdasarkan hasil analisis kerentanan lingkungan diketahui bahwa 53,35% dari luas parameter lingkungan adalah hutan alam, 0,28% adalah hutan lindung, 46,01% adalah hutan mangrove, 0,35% adalah rawa dan 0,01% adalah semak belukar. Berdasarkan hasil analisis pemetaan kerentanan Kota Semrang terhadap multi bencana diketahui bahwa 32,19% dari luas Kota Semarang berkerentanan tinggi, 64,54% dari luas Kota Semarang berkerentanan sedang dan sisanya 3,276% dari luas Kota Semarang berkerentanan multi bencana rendah. Keluaran dari penelitian ini adalah memberikan kontribusi kajian dan analisis serta pemetaan kerentanan Kota Semarang terhadap multi bencana dengan menggunakan kombinasi dari metode pengindraan jauh dan SIG yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan dalam mitigasi terhadap multi bencana di Kota Semarang. Kata Kunci : Bencana, Kerentanan, Kota Semarang, Tumpang Tindi

    ANALISIS SETTING OUT ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE GPS REAL TIME KINEMATIC

    Get PDF
    Penentuan arah kiblat terdiri dari dua macam kegiatan, yaitu bagaimana cara menghitung arah kiblat dari suatu titik/lokasi dan bagaimana membawa arah kiblat (setting out) yang sudah didapat tersebut ke lapangan. Penelitan ini menganalisis akurasi setting out arah kiblat dengan menggunakan metode GPS Real Time Kinematic. Akurasi metode ini akan dibandingkan dengan arah kiblat hasil rashdul kiblat serta pengukuran GPS Statik. Arah kiblat yang dihasilkan dari metode GPS RTK memiliki perbedaan dengan arah kiblat hasil hitungan metode vincenty sebesar 17’43.6516” pada titik yang berjarak 25 meter dari titik pengamatan kiblat. Sedangkan pada titik yang berjarak 40 meter memiliki perbedaan sebesar 6’28.2974”. Arah kiblat yang dihasilkan dari metode GPS RTK memiliki perbedaan dengan arah kiblat metode rashdul kiblat sebesar 2’18” pada titik yang berjarak 25 meter dari titik pengamatan kiblat. Sedangkan pada titik yang berjarak 40 meter memiliki perbedaan sebesar 6’34”
    corecore