629,920 research outputs found

    PROSES PEMBUATAN CASING PADA MESIN PEMERAS KELAPA PARUT

    Get PDF
    Tujuan dari proyek akhir ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan mesin pemeras kelapa parut, khususnya dalam pembuatan casing, yaitu metode yang digunakan dengan mengidentifikasi gambar kerja. Dari identifikasi gambar kerja, diperoleh gambaran tentang konstruksi yang akan dibuat. Proses pembuatan casing pemeras kelapa parut meliputi : Melukis bahan, pengurangan volume bahan, perakitan bahan, dan penyempurnaan permukaan. Sedangkan casing yang dibuat dapat dilakukan dengan cara / langkah-langkah sebagai berikut : Membaca gambar kerja, pengukuran, pelukisan, pemotongan, penekukan, pengeboran, perakitan, penyempurnaan permukaan dan finishing.; Sedangkan peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan casing terdiri dari : penggores (spidol), mistar baja, mistar siku (penyiku), roll meter, mesin potong (guillotine), gunting tangan, palu, penitik, mesin bor, kikir, tang rivet, kompresor udara dan spray gun.; dan peralatan yang digunakan untuk keselamatan kerja meliputi : wear pack, kaca mata, sepatu safety, sarung tangan dan penutup telinga. Casing yang dibuat menggunakan bahan plat eysser dengan ketebalan 0,8 mm. Ukuran masing-masing casing yang di buat antara lain, yaitu: casing atas ( tutup box ) dengan ukuran 370 x 350 x 0,8 mm dan casing atas bagian dalam (stainlles steel) dengan ukuran 370 x 350 x 0,8 mm, casing bagian depan, sisi kanan dan bagian sisi kiri dengan ukuran 750 x 350 x 0,8 mm, sedangkan casing belakang bagian atas dengan ukuran 585 x 350 x 0,8 mm dan casing belakang bagian bawah tutup mesin dengan ukuran 330 x 160 x 0,8 mm. Setelah dilakukan uji kinerja di dapatkan hasil bahwa mesin pemeras kelapa parut dapat memproduksi santan sebanyak ± 6 liter/20 menit

    HUBUNGAN STRES DAN KECANDUAN SMARTPHONE PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 SURAKARTA

    Get PDF
    Siswa kelas X dalam tahapan peralihan dari SMP menuju SMA dituntut untuk segera beradaptasi dengan lingkungan dan menguasai materi-materi pelajaran yang belum pernah disiswai sebelumnya. Dengan kecanggihan smartphone siswa kelas X dapat menyelesaikan permasalahan yang harus mereka selesaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres dengan kecanduan smartphone pada siswa kelas X SMA Negeri 5 Surakarta. Hipotesis yang diajukan adalah adanya hubungan positif yang signifikan antara stres dengan kecanduan smartphone pada siswa kelas X SMA N 5 Surakarta. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 5 Surakarta sebanyak 300 siswa. Sampel sebanyak 148 siswa yang terdiri dari 53 laki-laki dan 95 perempuan diperoleh dengan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian yang di analisis adalah Skala Stres (32 item; α = 0,88 ) dan Skala Kecanduan Smartphone (29 item; α = 0,91). Analisis regresi sederhana menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara stres dengan kecanduan smartphone subjek (rxy = 0,40; p < 0,001). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, yaitu terdapat hubungan antara stres dan kecanduan smartphone pada siswa kelas X SMA Negeri 5 Surakarta. Analisis data menunjukkan R2 = 0,16 yang menjelaskan bahwa sumbangan stres terhadap kecanduan smartphone sebesar 16 % sedangkan sisanya 84 % ditentukan oleh faktor lain. Peneliti memberi saran untuk peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian kepada kelompok subjek yang memiliki stres dan tingkat kecanduan smartphone yang tinggi

    Relating the proton, neutron and deuteron structure functions in the covariant Bethe-Salpeter formalism

    Get PDF
    The neutron structure function F2n(x) is evaluated within the kinematic range 10**(-3)<x<1 from the deuteron and proton data by employing relativistic theoretical description of F2D(x) and several assumptions on the hihg-x asymptotics of F2n(x)/F2p(x). It is shown that new measurements of F2D(x) in the range 0.6<x<0.8 would substantially improve understanding of the relation between d and u valence quarks in the limit x -> 1.Comment: Revised on January 20, 2004: Modified Figs. 2 and 3 and the reference lis

    STUDI KASUS YAYASAN X: ANALISA HASIL EXIT QUESTIONNAIRE SURVEY

    Get PDF
    Studi kasus pada Yayasan X bertujuan untuk memberikan gambaran dan analisa hasil exit interview questionnaire karyawan yang keluar pada tahun 2009 dan 2010. Studi kasus ini dilakukan atas dasar pentingnya melihat dimensi atau faktor yang ada, terutama yang berhubungan dengan faktor kepuasan atau ketidak puasan dalam karyawan bekerja didalam Organisasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan pengambilan data primer pada Yayasan X, dengan metode deskriptif. Subyek sebanyak 63 orang karyawan yang keluar pada tahun 2009 dan 125 orang karyawan yang keluar pada tahun 2010 pada posisi, level dan status yang berbeda. Hasilnya secara umum memperlihatkan bahwa ada 2 faktor yang seharusnya memotivasi kerja karyawan menjadi sebaliknya yaitu menyebabkan ketidakpuasan pada karyawan, dan ada 2 faktor pula yang mengkonfirmasi alasan mengapa seorang karyawan menjadi tidak puas dan memutuskan untuk meninggalkan Organisasi. Saran-saran diajukan untuk melakukan penelitian selanjutnya untuk lebih memperdalam hasil analisa statistika deskriptif, sehingga penggambaran menjadi lebih mendalam; serta dapat memberikan saran yang akurat bagi organisasi

    PERANCANGAN MESIN PERONTOK BULU AYAM

    Get PDF
    Tujuan dari perancangan mesin perontok bulu ayam adalah merancang alat untuk membantu proses perontokan bulu-bulu ayam dalam jumlah banyak secara cepat, yang biasanya masih dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan. Selain itu untuk menghasilkan desain konstruksi mesin yang baik dengan gambar kerja yang mudah dipahami dan dikerjakan, serta untuk menentukan harga produk mesin perontok bulu ayam. Konsep perancangan mesin ini mengacu pada konsep perancangan Pahl dan Beitz yaitu dengan beberapa tahapan, antara lain perencanaan dan penjelasan tugas, perencanaan konsep produk, pemberian bentuk pada produk, hingga menghasilkan detail desain berupa dokumen pembuatan produk (gambar kerja). Langkah yang dilakukan dalam proses perancangan mesin perontok bulu ayam ini adalah dengan perhitungan gaya yang terjadi pada mesin, daya motor yang dibutuhkan, pemilihan jenis transmisi, hingga menentukan bahan komponen yang dibutuhkan. Hasil perancangan adalah desain dan gambar kerja produk mesin perontok bulu ayam. Mesin perontok bulu ayam ini berdimensi panjang x lebar x tinggi yaitu 570 x 570 x 1210 mm. Kapasitas produksi mesin ini adalah ± 8 ekor/menit. Sumber penggerak mesin ini menggunakan motor listrik dengan daya ½ HP dengan kecepatan 1400 rpm. Kecepatan motor tersebut direduksi menjadi 250 rpm. Sistem transmisi menggunakan komponen reduktor berupa puli, V-belt, dan roda gigi payung. Poros yang digunakan dari bahan St 37 berdiameter 1 in. Bahan tabung perontok dan piringan pemutar menggunakan Stainless Steel agar tahan terhadap korosi. Rangka meja menggunakan bahan baja profil ∟ berukuran 40 x 40 x 3 mm. Sedangkan bahan casing menggunakan plat alumunium. Taksiran harga jual mesin yang ditawarkan adalah Rp. 3.200.000,00
    corecore