29 research outputs found

    Kemampuan number sense mahasiswa calon guru matematika: Adakah komponen yang kurang dikuasai?

    Get PDF
    Number sense is important to be mastered by a prospective mathematics teacher as a basis for learning mathematics and makes it easier to train students' flexibility in solving math problems related to numbers. However, the results of preliminary studies show that there are indications that the prospective teacher's ability to operate numbers is not good enough. This study uses quantitative methods that aim to investigate the number sense component of mathematics teacher candidates who are still weak. The respondents involved in this study were 36 students who were prospective third-year mathematics teachers who had taken linear algebra courses. The instrument used is a 30-item number sense problem developed based on the number sense component, namely understanding and skills about numbers, understanding and skills using number operations, and applying number skills and operations in computing. This number sense test is done for 30 minutes. The results showed that the number sense ability of prospective mathematics teacher students was average with an average percentage of correct answers of only 51.57%. The third component in number sense is the weakest mastered with a percentage of correct answers of only 46.39%.Number sense is important to be mastered by a prospective mathematics teacher as a basis for learning mathematics and makes it easier to train students' flexibility in solving math problems related to numbers. However, the results of preliminary studies show that there are indications that the prospective teacher's ability to operate numbers is not good enough. This study uses quantitative methods that aim to investigate the number sense component of mathematics teacher candidates who are still weak. The respondents involved in this study were 36 students who were prospective third-year mathematics teachers who had taken linear algebra courses. The instrument used is a 30-item number sense problem developed based on the number sense component, namely understanding and skills about numbers, understanding and skills using number operations, and applying number skills and operations in computing. This number sense test is done for 30 minutes. The results showed that the number sense ability of prospective mathematics teacher students was still relatively weak with an average achievement of 51.57%. The third component in number sense is the weakest to master with an average achievement of 46.39%. Abstrak Number sense penting dikuasai oleh seorang calon guru matematika sebagai dasar dalam mempelajari matematika serta mempermudah dalam melatih fleksibilitas siswa dalam menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan bilanganNamun demikian, hasil dari studi pendahuluan menunjukkan bahwa terdapat indikasi bahwa kemampuan mahasiswa calon guru matematika mengenai operasi bilangan tidak cukup baik. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bertujuan untuk menyelidiki komponen number sense mahasiswa calon guru matematika yang masih lemah. Responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 36 calon guru tahun ketiga yang sudah menempuh mata kuliah aljabar linier. Instrumen yang digunakan berupa 30 item soal number sense yang dikembangkan berdasarkan komponen number sense, yaitu pemahaman dan keterampilan tentang bilangan, pemahaman dan keterampilan menggunakan operasi bilangan, dan menerapkan keterampilan bilangan dan operasi dalam komputasi. Tes number sense dikerjakan selama 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan number sense mahasiswa calon guru matematika masih tergolong lemah dengan rata-rata capaian 51,57%. Komponen ketiga dalam number sense menjadi yang paling lemah dikuasai dengan rata-rata capaian 46,39%. &nbsp

    Analisis Kemampuan Literasi Matematika Berdasarkan Jenis Kelamin Siswa SMA pada Materi Rasio Trigonometri

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan literasi matematika berdasarkan jenis kelamin siswa pada materi rasio trigonometri. Indikator kemampuan literasi matematika yang diukur meliputi komunikasi matematis, representasi matematis, penalaran matematis, memecahkan masalah, menggunakan simbol, operasi, dan teknik serta alat matematika, dan argumentasi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sampel penelitian adalah siswa kelas X SMA NW Mataram tahun ajaran 2022/2023 yang berjumlah 25 siswa dengan subjek penelitian sebanyak 4 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan soal tes kemampuan literasi matematika, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data, kemampuan literasi matematika siswa laki-laki dan siswa perempuan tidak ada yang berada pada kategori tinggi, 5 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan pada kategori sedang. Sedangkan kemampuan literasi matematika siswa pada kategori rendah, terdapat 8 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Secara keseluruhan rata-rata kemampuan literasi matematika siswa laki-laki yaitu 17,38, sedangkan siswa perempuan sebesar 12,33. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan literasi matematika siswa laki-laki lebih tinggi daripada siswa perempuan. &nbsp

    Identifikasi Kesalahan Siswa Kelas VII Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Geometri Dengan Newman’s Procedure

    Get PDF
    Errors in solving geometry problems can be used as a reference to find out what difficulties are made by students. One of the efforts in helping students who have difficulty in solving geometry problems, is by identifying the results of students' completion of the given problem. The purpose of this study is to identify student errors in solving geometry problems using Newman’s Procedure. This study uses a mixed approach (fixed method) using test questions instruments. The subjects of this study were 29 students of class VII C of SMP Negeri 8 Kediri. The results of identification of student answers obtained data that errors in reading problems because students are confused about solving the geometry problems. Comprehension errors of what they read happens because students answer broadly when asked is that many tiles are needed. Transformation errors occur because students incorrectly write numbers while working. Errors in process skill in implementing strategies occur because students choose the wrong strategiy in solving problems. Errors in encoding when students write final answers occur because students do not know that writing down the distance unit while working on problems is not allowed and it’s wrong in counting.AbstrakKesalahan dalam menyelesaikan soal geometri dapat dijadikan acuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan apa saja yang dilakukan oleh siswa. Salah satu upaya dalam membantu siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan soal geometri, yaitu dengan mengidentifikasi hasil penyelesaian siswa terhadap soal yang diberikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal geometri dengan menggunakan Newman’s Procedure. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran (fixed method) dengan menggunakan instrument soal tes. Subjek penelitian ini ada 29 siswa kelas VII C SMP Negeri 8 Kediri. Hasil identifikasi jawaban siswa diperoleh data bahwa kesalahan dalam membaca soal dikarenakan siswa bingung menyelesaikan soal geometri tersebut. Kesalahan dalam memahami apa yang dibaca terjadi dikarenakan siswa menjawab luas pada saat yang ditanyakan adalah banyak ubin yang dibutuhkan. Kesalahan transformasi terjadi dikarenakan siswa salah menulis angka saat mengerjakan. Kesalahan dalam menerapakan strategi terjadi karena siswa salah memilih strategi dalam menyelesaikan soal. Kesalahan menuliskan jawaban akhir terjadi karena siswa tidak tahu bahwa menuliskan satuan jarak saat mengerjakan soal tidak diperbolehkan dan salah dalam menghitung 

    The development of numeracy problems for junior high school students

    Get PDF
    Numeracy has become part of the Minimum Competency Assessment (MCA) used in the National Assessment (NA) since it was established in 2021. However, previous research shows that the numeracy skills of junior high school students are still in the low category. The purpose of this study was to obtain a prototype of a practice book about preparation for dealing with numeracy MCA for junior high school students that were valid, according to experts. This research was development research (RD) using the Plomp development model, which consists of preliminary research, a prototyping phase, and an assessment phase. At the end of the development stage, there was a formative evaluation to assess the product development's validity by two experts. The instrument used was the validation sheet for the numerical problems book. The results of this study obtained a prototype of the book that contains at least 90 numeracy problems for Junior High School students, which was categorized as valid with an average score of 89 and an excellent classification. The questions used include multiple choice, multiple complex choice, matchmaking, short essay questions, and essay. The dominant portion is in the form of complex multiple-choice questions. This book is suitable for students' preparation for the numeracy MCA

    PANDANGAN MAHASISWA: PENTINGNYA KEMAMPUAN INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT) BAGI CALON GURU MATEMATIKA

    Get PDF
    Abstract The demands of education in the Industrial Revolution 4.0 era require teachers to adapt to the development of digital technology. Capability in the field of Information and Communication Technology (ICT) is an important thing that must be mastered. The purpose of this study was to show the views of pre-service mathematics teacher students on the importance of ICT ability in making an ICT-based learning media. This research is a quantitative descriptive study conducted at a university in West Nusa Tenggara, Indonesia. The subjects were 146 second-year students who had attended the Mathematics Learning Media Development course. Subjects were given a questionnaire about ICT ability and ICT-based learning media. The data were analyzed by descriptive statistics. The results showed that 78.1% of students were interested in deepening their ability to make ICT-based learning media. Students have the view that it is very important for prospective mathematics teachers to master the field of ICT so that they can make learning interesting, not monotonous, and can eliminate students' negative perceptions of mathematics.Keywords: education 4.0; ICT ability; student views; teacher competence  Abstrak Tuntutan pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 mengharuskan guru dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi digital. Kemampuan dalam bidang Information and Communication Technology (ICT) menjadi satu hal penting yang harus dikuasai. Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan pandangan mahasiswa pendidikan matematika mengenai pentingnya kemampuan ICT untuk calon guru matematika dalam membuat suatu media pembelajaran berbasis ICT. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan di suatu perguruan tinggi di Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Subjek terdiri dari 146 mahasiswa tahun kedua yang sudah mengikuti perkuliahan Pengembangan Media Pembelajaran Matematika. Subjek diberikan kuesioner tentang kemampuan ICT dan media pembelajaran berbasis ICT. Data dianalisis secara statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 78,1% mahasiswa berminat untuk memperdalam kemampuan membuat media pembelajaran berbasis ICT. Mahasiswa berpandangan bahwa sangat penting untuk calon guru matematika menguasai bidang ICT dalam membuat pembelajaran yang menarik, tidak monoton, dan menghilangkan anggapan negatif siswa terhadap matematika.Kata Kunci: kemampuan ICT; kompetensi guru, pandangan mahasiswa; pendidikan 4.0  DOI: http://dx.doi.org/10.23960/mtk/v9i3.pp266-27

    ANALISIS TINGKAT METAKOGNISI PESERTA DIDIK DALAM MEMECAHKAN SOAL HOTS MATERI PERBANDINGAN KELAS VII SMPN 3 MATARAM

    Get PDF
    Student activity in solving mathematical problems is an important thing that must be continuously improved in learning mathematics. For increase activity solving problem needed ability good metacognition. The purpose of this study is to describe the level of metacognition of students in solving HOTS questions on the material comparison of class VII SMPN 3 Mataram . This research is a qualitative research with a descriptive type involving 30 students as subjects. Data collection was carried out using tests , interviews and documentation. The results of the study show that students' metacognition is at the level of tacit use . In general, students at this level have not been able to solve HOTS type questions properly

    Pengaruh Self-Regulated Learning terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Perbandingan pada Santriwati MTs

    Get PDF
    Self-regulated learning menekankan pada kemampuan untuk mengkoordinasikan dan mengontrol diri sendiri, terutama saat menyelesaikan tugas. Model self-regulated learning memiliki arti penting dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengaruh self-regulated learning terhadap kemampuan memecahkan masalah perbandingan pada santriwati kelas VII MTs Nurul Islam Sekarbela tahun ajaran 2022/2023. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian ex-post facto . Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik inferensial.Hasil koefisien regresi diperoleh nilai t hitung =3,925>t tabel =2,045, maka terdapat pengaruh yang signifikan dari self regulated learning terhadap kemampuan memecahkan masalah. Hasil analisis regresi linier sederhana pembelian regresi Y=5,786+0,812X. Hasil analisis korelasi menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,589 yang menunjukkan ada hubungan positif antara self-regulated learning terhadap kemampuan memecahkan masalah. Koefisien determinasi menunjuk pada angka 0,347 yang berarti pengaruh self-regulated learning terhadap kemampuan memecahkan masalah sebesar 34,7%. Dapat Artinya self-regulated learningberpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memecahkan masalah perbandingan santriwati kelas VII MTs Nurul Islam Sekarbela tahun ajaran 2022/2023. Semakin tinggi kemampuan belajar mandiri santriwati maka kemampuan memecahkan masalah yang dimiliki santriwati juga akan semakin tinggi atau meningkat

    Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas IX SMP Negeri 24 Mataram pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel tahun ajaran 2022/2023. Jenis penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 24 Mataram yang berjumlah 39 orang. Sampel penelitian adalah siswa kelas IX yang berjumlah 6 orang. Teknik analsis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis menurut Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas IX SMP Negeri 24 Mataram pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel tahun ajaran 2022/2023 tergolong rendah dengan skor rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika 44,02%. Untuk subjek dengan kemampuan pemecahan masalah dengan kategori rendah terdapat 35 siswa dengan persentase skor rata-rata kemampuan pemecahan masalah 39,29%. Subjek dengan kemampuan pemecahan masalah dengan kategori sedang hanya terdapat 2 siswa dengan persentase skor rata-rata kemampuan pemecahan masalah 79%. Subjek dengan kemampuan pemecahan masalah dengan kategori tinggi juga hanya terdapat 2 siswa dengan persentase skor rata-rata kemampuan pemecahan masalah 91%. Pada tahap memahami masalah, siswa dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan secara lengkap, namun masih kurang lengkap ketika menuliskan permisalan dan hanya menjawab pada soal nomor 1 saja. Pada tahap merencanakan penyelesaian masalah, siswa hanya menuliskan persamaan 1 dan persamaan 2 pada soal nomor 1 saja. Pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian masalah, siswa dapat menuliskan langkah eliminasi dan substitusi dengan benar, namun pada soal nomor 1 saja. Pada tahap memeriksa kembali, siswa tidak memeriksa kembali jawaban dan tidak tahu cara memeriksa kebenaran dari jawaban, sebagaimana hasil wawancara dengan siswa. Penyebab siswa hanya mengerjakan soal nomor 1 saja, karena siswa membutuhkan waktu yang lama dalam memahami masalah. Sehingga kemampuan pemecahan masalah matematika siswa tergolong rendah

    ANALISIS TINGKAT METAKOGNISI PESERTA DIDIK DALAM MEMECAHKAN SOAL HOTS MATERI PERBANDINGAN KELAS VII SMPN 3 MATARAM

    Get PDF
    Student activity in solving mathematical problems is an important thing that must be continuously improved in learning mathematics. For increase activity solving problem needed ability good metacognition. The purpose of this study is to describe the level of metacognition of students in solving HOTS questions on the material comparison of class VII SMPN 3 Mataram . This research is a qualitative research with a descriptive type involving 30 students as subjects. Data collection was carried out using tests , interviews and documentation. The results of the study show that students' metacognition is at the level of tacit use . In general, students at this level have not been able to solve HOTS type questions properly
    corecore