Pola Suhu Permukaan Dan Udara Menggunakan Citra Satelit Landsat Multitemporal

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan nilai dari suhu udara pada tahun 2000, 2003, dan 2013 serta membandingkan nilai dari radiasi netto, fluks bahang, dan suhu udara pada tahun 2000 dan 2003 pada wilayah path/row 118/065 yaitu wilayah Jawa Timur bagian utara dan Pulau Madura. Metode yang digunakan untuk pengolahan data suhu permukaan adalah berdasarkan nilai radiance pada band 6 citra Landsat 7 ETM+ path/row 118/065 tahun 2000 dan 2003 serta nilai radiance pada band 10 dan band 11 citra Landsat 8 TIRS path/row 118/065 tahun 2013. Radiasi netto tahun 2000 dan 2003 menggunakan pengolahan radiance dan reflectance landsat 7 melalui pendekatan persamaan Stefan-Boltzman. Fluks bahang tanah menggunakan radiance yang diklasifikasikan berdasarkan nilai dari proporsi radiasi netto dan bahang tanah pada penelitian sebelumnya. Fluks bahang terasa menggunakan pendekatan bowen ratio, sedangkan fluks bahang laten menggunakan persamaan neraca energi. Nilai suhu udara pada tahun 2000 memiliki nilai yang tinggi berkisar antara 8o hingga 60oC, Sedangkan pada tahun 2003 berkisar antara 8o hingga 45oC dan 2013 berkisar antara 12.8o hingga 41.2oC. Radiasi netto di wilayah kajian pada tahun 2000 berkisar antara 366 hingga 792 W/m2. Sedangkan pada tahun 2003 berkisar antara 340 hingga 761 W/m2. Nilai fluks bahang tanah tahun 2000 berkisar antara 25 hingga 82 W/m2, sedangkan tahun 2003 nilai fluks bahang tanah berkisar antara 37 hingga 78 W/m2. Nilai fluks bahang terasa tahun 2000 berkisar antara 31 hingga 534 W/m2, sedangkan untuk tahun 2003 berkisar antara 50 hingga 508 W/m2. Nilai fluks bahang laten tahun 2000 berkisar antara 65 hingga 670 W/m2, sedangkan untuk tahun 2003 berkisar antara 60 hingga 645 W/m2. Suhu udara tahun 2000 berkisar antara 0o hingga 52oC, sedangkan untuk tahun 2003 berkisar antara 1o hingga 41o C

PEMANFAATAN DATA PENGINDERAAN JAUH ALOS AVNIR UNTUK PEMANTAUAN LIPUTAN LAHAN KECAMATAN

Kecamatan adalah daerah bagian kabupaten (kota) yg membawahkan beberapa kelurahan, kecamatan harus diberikan peran yang berarti dalam pengembangan potensi otonomi. Konsentrasi potensi masyarakat harus dikumpulkan dalam suatu ruang yang relatif heterogen, agar dinamika menuju perubahan menuju kesejahteraan. Isi ruang dinamika kecamatan adalah tertransformasi isi permukaan bumi kedalam sejumlah tapis informasi spasial. Resolusi spasial yang dimiliki ALOS AVNIR-2 (Advanced Visible And Neared Infrared) 10 m memiliki spesifikasi teknis untuk pemantauan dinamika informasi spasial yaitu penutup liputan lahan . Dalam skala 1:50.000 dapat dihasilkan kelas liputan lahan hutan, sawah, semak belukar, kebun campur, savan, permukiman, mangrove, lahan terbuka, tambak, tubuh air, ladang/tegalan, dan perkebunan. Keduabelas liputan lahan ini sudah dapat digunakan untuk mengembangkan pusat pengembangan pusat pertumbuhan sebagai esensi jenis bidang yang perlu ditumbuhkan di kecamatan. Key Words : Pemantauan, ALOS, kelas liputan lahan, peta temati

PENINGKATAN SUNGAI BANJIR KANAL BARAT SEBAGAI PARIWISATA SUNGAI

1. ABSTRAK Semarang merupakan salah satu kota paling berkembang di provinsi Jawa Tengah. Perkembangan Kota Semarang dapat dilihat dari segi pariwisata. Peningkatan Fungsi Sungai Banjir Kanal Barat Semarang sebagai pariwisata sungai merupakan upaya peningkatan fungsi sungai yang hanya sebagai drainase utama kota untuk meneruskan pembuangan ke Laut Jawa. Untuk menambah daya tarik kawasan Sungai Banjir Kanal Barat diperlukan objek wisata yang unik. Salah satu alternatif obyek wisata yang unik yaitu obyek wisata dengan menggunakan kapal wisata. Tujuan studi Peningkatan Sungai Banjir Kanal Barat sebagai Pariwisata Sungai adalah untuk mengidentifikasi karakteristik, menganalisis debit banjir rencana, debit andalan, tinggi muka air Sungai Banjir Kanal Barat Semarang, menentukan kapal wisata yang digunakan, menghitung biaya operasional kapal dan tarif yang dibebankan terhadap penumpang. Metode yang digunakan dalam studi Peningkatan Sungai Banjir Kanal Barat sebagai Pariwisata Sungai meliputi metode survei dan metode analisis. Metode survei dilakukan dengan peninjauan langsung ke lokasi untuk mengetahui kondisi nyata di lapangan. Metode analisis yang digunakan meliputi analisis hidrologi dengan data debit 10 tahun, analisis hidrolika dengan bantuan program HEC-RAS, dan analisis penentuan kapal dengan mempertimbangkan kebutuhan lebar alur pelayaran, kedalaman alur pelayaran, ruang bebas alur pelayaran, dan operasional pelayaran. Direncanakan Debit banjir rencana 50 tahun sebesar 193,95 m3 / detik dan debit andalan sebesar 0,63 m3 / detik. Debit banjir rencana dan debit andalan selanjutnya untuk menentukan tinggi muka air yang berpengaruh terhadap kedalaman alur dan ruang bebas jembatan. Kedalaman alur yang diperlukan sebesar 0,6 m dan ruang bebas jembatan sebesar 2,6 m untuk Jembatan Lingkar Utara, Kereta Api BH-10, Banjir Kanal Barat, dan Lemah Gempal. Peningkatan Sungai Banjir Kanal Barat sebagai pariwisata sungai mulai dari Bendung Simongan sampai ke muara Sungai Banjir Kanal Barat Semarang. Pariwisata sungai menggunakan 2 speedboat 8 m terbuka dengan panjang 8 m, lebar 2,2 m, dan draft 0,4 m. Biaya Operasional Kapal sebesar Rp 901.226.545,- / tahun untuk biaya mulai dari investasi sampai biaya pengelolaan dan manajemen dengan 8 kali trip dalam satu hari. Tarif yang dibebankan setiap penumpang sebesar Rp 17.070,- untuk satu kali perjalanan. Kata Kunci : Pariwisata Sungai, Banjir Kanal Barat, Kapa

IDENTIFICATION OF INUNDATED AREA USING NORMALIZED DIFFERENCE WATER INDEX (NDWI) ON LOWLAND REGION OF JAVA ISLAND

Flood disaster is a major issues due to its frequently events on several areas in Indonesia. Delineation of inundated area caused by flood is needed to support disaster emergency response. The objective of this research was to identify inundated areas using NDWI methos from Landsat TM/ETM+ data on lowland regions of Java island. A pair of the data (before and during the flood) were in each observation areas. Observation areas were selected in several location of lowland regions of Java island where great event of flood occurred during the last decades. The thresholds values of NDWI change were used to separate the flood and non flood areas. The results showed that the extent of inundated area caused by flood on lowland regions can be identifyed and separated based on NDWI variables extracted from Landsat TM/ETM+

Beauty Care Ingredients Used at Kraton Yogyakarta Hadiningrat, Indonesia

Kraton Yogyakarta Hadiningrat has a culture of beauty treatments. Knowledge of traditional beauty treatments is one of the manifestations of culture that has been passed down from generation to generation and has been used in everyday life.  This study aims to examine plants used as beauty care ingredients at Kraton Yogyakarta Hadiningrat. This research was carried out in November 2022 - July 2023 in the complex environment of Kraton Yogyakarta Hadiningrat. The methods used are semi-structured interview method (open-ended interview) and literature study of manuscript manuscripts of Traditional Jamu Records at Kraton Yogyakarta. The results of the study found 25 herbal preparations used for beauty treatments consisting of four types, namely body skin care (6 concotion), facial skin care (10 concotion), hair care (7 concotion), and reproducive organ care (2 concotion). From the results of the study it was concluded that the use of herbs for body beauty care is still used today

RETHINKING THE THEORY OF TOURISM: WHAT IS TOURISM SYSTEM IN THEORETICAL AND EMPIRICAL PERSPECTIVE?

Tourism within the practical scope has gone beyond the development of tourism theory itself. Considering the importance of theory as a foundation for knowledge and understanding of a phenomenon, especially in the scope of tourism. Therefore this study attempts to fill the gap between the tourism theory that has been built with the latest empirical facts. In developing tourism theory, this research used the creation of theory approach. Where in the process, the creation of theory is more inductive (or can be regarded as a qualitative approach). The result of this research is that tourism as a system consists of two kinds of sub-system that is internal and external sub-system. The internal sub-system is the interaction between person or the tourist termed as the tourist demand, from the tourist generating region and during a trip to a destination called the tourism supply, linked by the intermediaries elements, to return to its original territory. While external sub-system consists of international trade factors, safety and security factors, natural or climate factors, social-cultural factors, technological factors, economic or finance factors, political factors, demographic, and geographical factors. The relationship between the internal and external sub-systems not only determined the existence of tourism, but otherwise the existence of tourism can also affect the two sub-systems (internal and external). The interesting thing about this research is that the phenomenon of tourism can be ‘limited’ by its own point of view which is described through a comprehensive and integrated system

Penerapan model pembelajaran ARIAS (assurance, relevance, interest, assessment, satisfaction) terhadap hasil belajar siswa pada materi organ dan sistem organ: penelitian pre-eksperimen pada siswa kelas VII SMPN 17 Bandung

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pencapaian KKM pada mata pelajaran IPA Biologi tidaklah mudah. Tidak sedikit siswa mendapatkan nilai dibawah KKM. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) pada materi organ dan sistem organ, mendeskripsikan keterlaksanaan model ARIAS serta mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan model ARIAS. Penelitian ini menggunakan metode Pre-Experiment dengan dengan desain penelitian One Group Pre-test Post-test Design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) hasil validasi perangkat pembelajaran model ARIAS untuk RPP 87,57% sedangkan LDPD 89,44% dengan kriteria sangat layak ; (2) keterlaksanaan pembelajaran model ARIAS di kelas VII F rata-rata mencapai 91,78% untuk aktivitas guru dan 87,66% untuk aktivitas siswa. keterlaksanaan pembelajaran model ARIAS di kelas VII J rata-rata mencapai 90,0% untuk aktivitas guru dan 88,4% untuk aktivitas siswa; (3) Hasil belajar siswa memperoleh ketuntasan KKM > 50% dan penguasaan materi cukup baik. Hasil uji hipotesis menggunakan uji t berpasangan dengan α 5% pada kelas VII F menunjukan nilai t hitung (7,92), t tabel (2,04) dan pada kelas VII J nilai t hitung (6,08), t tabel (2,04), maka H0 ditolak dan H1 diterima, kesimpulannya penerapan model ARIAS dapat membantu hasil belajar siswa secara signifikan pada materi organ dan sistem organ

The Potential Development of Community Based Tourism at Ambengan Village, Buleleng Regency, Bali

This study discussed the concept of sustainable tourism development which used participation-based of local communities in northern Bali, especially in Ambengan village in accordance with the concept of community-based tourism (CBT). To achieve the objectives of the research, this study has identified potential Ambengan village as a community-based tourism products, which consists of; attraction, accessibilities, amenities, ancillaries, activity, and community involvement. Followed by observation method, which were analyzed by using a life-cycle model of destination, it is known that Ambengan village as a tourist destination are in phase with the attitude of the community involvement is at euphoria. However, for determining the form of community participation, this study using in-depth interviews were subsequently combined with secondary data, and then be assessed in accordance with the principles of community-based tourism (CBT). The research results indicate that this form of public participation in the management Ambengan village is at the level of participation Degree of Tokenism (informing, consultation, and placation) of goverment. Ambengan villagers have not totally get involved, and then by developing the concept of CBT, hopefully it will be able to packaging tourism products at Ambengan village with better and in accordance with the character of the village

THE PERCEPTION OF LOCAL COMMUNITY TOWARD TOURIST ACCOMMODATION DEVELOPMENT, CASE STUDY: VILLAGE OF SEMINYAK, BALI

The growth of tourism accommodation (villa) in the district of Kuta Utara, which is so rapid and uncontrolled, tends to have raised some concerns on the impact that may arise (socio-cultural, environmental and economic). The gap between benefit and cost of the phenomenon raises the question of how perception, response, changes the behavior of the culture and mindset of the local community towards the development of their area travel accommodation. To examine the case, this study combines the two forms of both quantitative and qualitative methodologies (multi-method). The qualitative methods done by observing a research site to see the behavior of local people in the village of Seminyak and informal talks (interview) that is guided by an interview guidelines related to the perception of the local community, the village headman, and the managers of accommodation (villa). While quantitative methods conducted by distributing questionnaires to local communities (90 respondents) were selected randomly. The result of this study is the public response to the development of the accommodation is in the phase of “Euphoria”. It is seen from some of the symptoms, which generally public responses tend to more focus on the advantage of the economic aspects and as if the exclusion of other effects that arise as the socio-cultural and environmental