9 research outputs found

    Immunodepression as A Risk Factor of Infection in Patients with Acute Ischemic Stroke

    Full text link
    Background: Immunodepression is an absence or deficient supply of the components of either humoral or cellular immunity, or both. Previous studies show that the central nervous system and the immune system interact in complex ways. Better insight into these interactions may be relevant to the treatment of patients with stroke and other forms of central nervous system injury. This study aimed to determine immunodepression as a risk factor of infection in patients with acute ischemic stroke. Subjects and Method: This was a cohort study conducted in Sultan Agung Islamic Hospital, Semarang, Central Java. A sample of 89 patients with post-acute ischemic stroke who had been hospitalized for ≥5 days was selected for this study as the exposed group and nonstroke patients as non-exposed group. The dependent variable was immunodepression infection as indicated by high leucocytes, high neutrophils, low lymphocytes, low monocytes. The independent variable was post-acute ischemic stroke. The data were obtained from the medical record. The data were analyzed by a chi-square test with Risk Ratio (RR) as the measure of association. Results: Post-acute ischemic stroke was associated with an increased risk of leucocytosis (RR= 3.95%; 95% CI= 1.59 to 3.27), neutrophilia (RR= 1.98; 95% CI= 1.69 to 12.63), lymphocytopenia (RR= 1.77; 95% CI= 1.51 to 1.98), monocytopenia (RR= 1.85%; 95% CI= 1.33 to 1.92). Conclusion: Acute ischemic stroke increases the risk of infection due to immunodepression. Keywords: acute ischemic stroke, immunodepression, infectio

    Upaya Pencegahan Stroke melalui Skrining Skor Risiko Stroke dengan Intervensi Penyuluhan dan Pemeriksaan Faktor Risiko Stroke di Kelurahan Bojong Salaman Kecamatan Pusponjolo Selatan Semarang Barat

    Get PDF
    Stroke merupakan penyakit gangguan fungsional otak dengan manifestasi klinis bervariasi, yang terjadi mendadak akibat gangguan peredaran darah otak. Di Indonesia, stroke merupakan penyebab mortalitas dan disabilitas utama di samping prevalensinya yang terus meningkat. Upaya promotif dan preventif masih menjadi prioritas utamadalam upaya menurunkan morbiditas, disabilitas dan mortalitas. Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan kegiatan promotif berupa penyuluhan mengenai stroke dan preventif berupa skrining faktor risiko stroke langsung kepada masyarakat lanjut usia. Skrining dilakukan terhadap delapan faktor risiko stroke yaitu tekanan darah, irama jantung, status merokok, kadar kolesterol, diabetes mellitus, olah raga, indeks massa tubuh dan riwayat stroke dalam keluarga. Kegiatan pengabsian masyarakat ini dihadiri 55 orang lanjut usia, laki-laki 21 orang (38,2%) dan perempuan (61,8%). Berdasarkan total skoring risiko stroke didapatkan 20 orang (36,4%) memiliki risiko stroke tinggi, 29 orang (52,9% memiliki risiko stroke sedang dan sisanyanya 6 orang (10,9%) memiliki risiko stroke rendah. Total peserta skrining yang memiliki risiko stroke sedang sampai tinggi (89,1%). Artinya hasil skrining ini bisa sekaligus menjawab mengapa prevalensi stroke di Indonesia terus mengalami peningkatan. Kelompok risiko sedang – tinggi harus dapat segera mendapatkan terapi untuk mencegah kejadian stroke di masa mendatang. Kartu risiko stroke pada pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat digunakan secara luas di berbagai tingkat fasilitas kesehatan dan masyarakat secara mandiri dan terus menerus sebagai upaya mencegah kejadian stroke.Stroke is a functional disorder of the brain with various clinical manifestations, all of which occur suddenly due to interruption of cerebral blood flow. In Indonesia, stroke is the main cause of death and disability. Promotive and preventive needed to reduce morbidity and mortality. This community service activity is a promotive activity in the form of counseling about stroke and preventive in the form of screening for stroke risk factors directly to the elderly. Screening was carried out on eight risk factors for stroke, namely blood pressure, heart rhythm, smoking status, cholesterol levels, diabetes mellitus, exercise, body mass index and family history of stroke. This community dedication activity was attended by 55 elderly people, 21 men (38.2%) and women (61.8%). Based on the degree of stroke risk, 20 people (36.4%) had a high stroke risk, 29 people (52.9% had a moderate stroke risk and the remaining 6 people (10.9%) had a low stroke risk. The high prevalence of stroke in Indonesia is due to the large geriatric population who are in the moderate to high stroke risk group (89.1 Moderate to high risk groups should immediately receive therapy to prevent future strokes. It is hoped that the stroke risk card in community service can be used for various levels of health facilities and layers of society independently and continuously and prevent stroke events

    Perbandingan Efikasi Karbamazepin, Gabapentin Dan Amitriptilin Terhadap Nyeri Pada Penderita Polineuropati Diabetik

    Get PDF
    Perbedaan mekanisme kerja obat Karbamazepin, Gabapentin, dan Amitriptilin dapat mempengaruhi efektivitasnya dalam mengurangi nyeri pada polineuropati diabetik. Untuk membantu pemilihan terapi yang paling tepat untuk mengelola nyeri tersebut, maka perlu dilakukan penelitian ini.  Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan  rancangan pretest-posttest group design.  Pengukuran respon nyeri menggunakan Visual Analogue Scale (VAS) dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan dengan Gabapentin, Carbamazepine, dan Amitriptyline. Perbedaan respon nyeri sebelum-sesudah dan antar perlakuan dianalisis dengan uji Mann-Whitney dan uji T-independent. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga obat tersebut  efektif dalam mengurangi respon nyeri pada pasien polineuropati diabetik, namun Amitriptyline lebih efektif pada pasien nyeri ringan sampai sedang dibandingkan dengan Gabapentin. Temuan ini memberikan informasi berharga bagi penyedia layanan kesehatan dalam memilih pengobatan yang paling efektif untuk pasien dengan nyeri polineuropati diabetik

    The Role of TNF-α induced MSCs on Suppressive Inflammation by Increasing TGF-β and IL-10

    Get PDF
    BACKGROUND: Mesenchymal stem cells (MSCs) may serve as immunoregulators by producing various anti-inflammatory molecules. Under sufficient level of TNF-α, MSCs become activated and adopt immune-suppressive phenotype (MSCs type-2) by releasing various anti-inflammatory molecule including TGF-β and IL-10. However, the ability of MSC itself to produce IL-10 under TNF-α stimulation and the correlation of TGF-β production of MSCs to IL-10 level remains to be elucidated. AIM: In this study, MSCs were activated with various TNF-α doses to determine the increase of IL-10 and TGF-β level as well as its correlation. MATERIAL AND METHODS: This study used post-test only control group design, by using 3 study groups, consist of 1 control (C) and 2 treatments (T) (TNF-α = 5 and 10 ng/mL) with triplicate induced in MSC for 24 hours, then the levels of IL-10 and TGF-β were measured by using ELISA assay. RESULTS: The results of this study showed a significant increase of TGF-β and IL-10 levels (p < 0.05) at TNF-α 5 and 10 ng/mL dose of TNF-α. Moreover, there was a significant negative correlation between TGF-β and IL-10 level on 5 and 10 ng/mL dose TNF-α treatment. CONCLUSION: Based on our study, we conclude that the 5 ng/mL dose of TNF-α is a sufficient dose for MSCs to suppress the inflammatory milieu. The higher increase of TGF beta is due to the controlled inflammation by IL-10

    Pengaruh Pemberian Zinc Terhadap Kadar Monosit dan Limfosit pada Penderita Stroke Iskemik Akut

    Get PDF
    AbstrakStroke merupakan tanda-tanda klinis yang berkembang pesat dari gangguan pada fungsi otak dan dapat mengakibatkan ketidakseimbangan sistem imun tubuh yang selanjutnya dapat meningkatkan derajat keparahan stroke itu sendiri. Zinc merupakan makronutrient yang dapat membantu menyeimbangkan jumlah dan fungsi sistem imun tubuh melalui axis usus-otak. Untuk mengetahui pengaruh pemberian zinc terhadap kadar monosit dan limfosit pada penderita stroke iskemikakut. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental pre-post test control group design. Sejumlah 20 penderita stroke iskemik akut dibagi ke dalam kelompok perlakuan (n=10), kelompok kontrol (n=8) serta drop-out (n=2). Kelompok perlakuan diberi terapi standar stroke yang ditambah intervensi berupa zinc selama 7 hari, sedangkan kelompok kontrol hanya diberi terapi standar stroke. Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel darah dan penghitungan kadar monosit dan limfosit kemudian dilakukan uji statistika menggunakan SPSS. Selisih rerata kadar monosit sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan 1,1±2,8% dan kelompok kontrol -0,4±2,0%. Sedangkan selisih rerata kadar limfosit sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan 4,1±11,7% dan pada kelompok kontrol - 1,2±5,0%. Selanjutnya, uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dan homogenitas menggunakan Lavene test. Pada rerata kadar monosit dilakukan uji non parametrik Wilcoxon dikarenakan sebaran data tidak normal, sedangkan pada rerata kadar limfosit dilakukan uji parametrik Uji T Berpasangan dikarenakan sebaran data normal. Hasil uji parametrik dan non parametrik didapatkan tidak adanya perbedaan yang signifikan (p>0,05). Tidak terdapat pengaruh pemberian zinc terhadap kadar monosit dan limfosit pada penderita stroke iskemik akut di RSI Sultan Agung Semarang (RSISA) dan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan besar sampel minimal yang sudah ditetapkanKata Kunci: Stroke iskemik, Zinc, Monosit, Limfosit, Gut-Brain Axis

    Performance Appraisal in Pharmacy Department Sultan Agung Islamic Hospital by Balanced Scorecard Approach on Internal Business Perspectives

    Get PDF
    Background: Performance appraisal using Balanced Scorecard on internal business process perspective offers a comprehensive solution for performance appraisal in public organization especially in a hospital. Objective: to study the performance of pharmacy department in Sultan Agung Islamic Hospital using Balanced Scorecard from internal business perspective. Methods: Object of the study is the Sultan Agung Islamic Hospital installation of pharmacy. This research is a descriptive observational study. Data were obtained prospectively and then categorized and grouped as quantitative and qualitative data. Qualitative data were gathered from in depth interview with head of pharmacy department Sultan Agung Islamic Hospital. Quantitative data were gathered from direct observation on drugs prescription surveys.Result : Performance perspective on internal business process include: a. Level of availability of drugs in pharmacy department Sultan Agung Islamic Hospital is good with average 98%, b. Level of outpatients admittance in installation of pharmacy Sultan Agung Islamic hospital indicated the average of 66%, it means that installation of pharmacy have lost customers for outpatients as much as 34%.Conclusion: Performance in pharmacy installation of Sultan Agung Islamic Hospital is not in a good criteria, therefore improvement is needed

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penurunan Fungsi Kognitif pada Pasien Prolanis Klinik Pratama Arjuna Semarang

    No full text
      Penurunan fungsi kognitif biasanya terjadi pada orang lanjut usia (lansia). Beberapa faktor yang memengaruhinya antara lain: jenis kelamin, usia, pendidikan, faktor kesehatan, depresi dan indeks massa tubuh. Sekitar 55 juta orang di dunia menderita demensia, 60% tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Karena proporsi lansia dalam populasi meningkat di hampir setiap negara, jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat. Klinik Pratama Arjuna terletak di Kota Semarang dengan pasien prolanis sebagian besar berusia di atas 60 tahun dan memiliki penyakit yang menjadi faktor risiko demensia. Deteksi dini terhadap demensia perlu dilakukan, supaya dapat diupayakan penanganan awal yang tepat. Menganalisis sejumlah faktor yang berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif pada pasien prolanis Klinik Pratama Arjuna. Penelitian analitik observasional, sampel diambil secara acak. Data yang terkumpul dianalisis dengan deskriptif univariat, analisis bivariat chi square dilanjutkan multivariat regresi logistik. Didapatkan 41 pasien yang diperiksa fungsi kognitifnya menggunakan tools MoCA-INA. Hasil analisis deskriptif menunjukkan pasien yang mengalami gangguan fungsi kognitif (skor ?26) sebesar 53,7%. Frekuensi pasien yang mengalami gangguan pada masing-masing domain kognitif yaitu: visuospasial 28 orang (68,3%), memori 25 orang (61,0%), eksekutif 23 orang (56,1%), atensi 18 orang (43,9%), bahasa 16 orang (39,0%), abstraksi 12 orang (29,3%), naming 5 orang (12,2%), orientasi 4 orang (9,8%). Hasil analisis bivariat menunjukkan jenis kelamin dan pendidikan berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif (p<0,05). Usia, obesitas, hipertensi, Diabetes Mellitus (DM) tidak berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif. Hasil analisis multivariat menunjukkan pendidikan  merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif (p<0,05, OR 2,583 (CI 95% 1,659-4,023)

    PERBANDINGAN BIAYA RIIL DENGAN TARIF INA-CBG’S PENYAKIT STROKE PADA ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RS ISLAM SULTAN AGUNG

    No full text
    Penerapan sistem INA CBG’s belum optimal karena pada kenyataannya tarif INA CBG’s belum memenuhi tarif riil Rumah Sakit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan tarif INA CBG’s dengan biaya riil, serta melihat faktor apa saja yang mempengaruhi besar biaya riil pada pasien penderita stroke ERA JKN di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Periode Januari – Oktober 2017. Penelitian ini dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Analisis diuji dengan uji Mann Whitney untuk melihat perbedaan tarif INA CBG’s dengan biaya riil serta dilakukan analisis dengan uji Mann Whitney dan Kruskall Wallis untuk mengetahui komponen faktor yang mempengaruhi biaya riil. Hasil pada penelitian ini menunjukan adanya perbandingan antara biaya riil dengan tarif INA CBG’s pada kasus rawat inap sebesar Rp -12,184,500 dan pada rawat jalan sebesar Rp -1,949,300. Faktor faktor yang mempengaruhi biaya riil adalah kelas rawat (0,009), LOS (0,019) dan umur (0,045). Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya perbedaan antara tarif INA CBG’s dengan tarif riil Rumah Sakit untuk penyakit stroke ERA JKN di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang periode Januari – Oktober 2017. Faktor yang mempengaruhi besar biaya riil adalah kelas rawat, LOS dan umur
    corecore