1,955 research outputs found

    PENINGKATAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT PELAYANAN PPRIMA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DI KELAS X BUSANA BUTIK SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA

    Get PDF
    Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk: 1) mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay pada kompetensi dasar “Memberikan Bantuan untuk Pelanggan Internal dan Eksternal” mata diklat Pelayanan Prima di Kelas X Busana Butik SMK Negeri 6 Yogyakarta, 2) mengetahui peningkatan kompetensi belajar siswa pada kompetensi dasar “Memberikan Bantuan untuk Pelanggan Internal dan Eksternal” mata diklat Pelayanan Prima di Kelas X Busana Butik SMK Negeri 6 Yogyakarta setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay. Pada Penelitian Tindakan Kelas menurut model Hopkins ini subjek penelitiannya adalah siswa Kelas X Busana Butik II SMK Negeri 6 Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan melalui empat tahapan yang dimulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, instrumen berupa lembar observasi numerical rating scale dan soal tes. Validitas instrumen lembar observasi diuji melalui uji validitas konstruk, uji antar-rater, sedangkan reliabilitasnya diuji dengan skor antar-rater. Untuk instrumen soal tes validitasnya diuji melalui uji validitas konstruk dan isi, kemudian dihitung korelasi butir soalnya dengan rumus korelasi Product Moment, sedangkan reliabilitasnya dihitung dengan rumus KR-20. Pada tahap tindakan peneliti berkolaborasi dengan guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay. Tahap pengamatan dilakukan oleh peneliti bersama guru dan rekan sejawat untuk melihat pelaksanaan penerapan model pembelajaran yang telah dilaksanakan dan untuk mengetahui peningkatan kompetensi belajar siswa. Hasil pengamatan tersebut direfleksikan oleh peneliti dan guru untuk mempertahankan atau memperbaiki perencanaan yang akan diterapkan pada tahap tindakan penelitian siklus berikutnya. Data penelitian yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yang diprosentasekan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2012 sebanyak dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan pada jam pelajaran 1-2 dengan alokasi waktu selama 2x45 menit. Pada penelitian tindakan kelas ini model pembelajaran Course Review Horay diterapkan dalam enam langkah yaitu menyampaikan tujuan dan pengkondisian siswa, penyajian informasi, pengorganisasian siswa ke dalam kelompok belajar, membantu kerja tim dan belajar, evaluasi, sampai dengan memberikan pengakuan atau penghargaan kepada siswa. Melalui penerapan model pembelajaran ini siswa menjadi semangat dan antusias untuk belajar di dalam kelas. Selain itu kompetensi belajar siswa juga meningkat, hal ini ditunjukkan dengan prosentase pencapaian KKM yang meningkat dari 63,9% pada pra siklus menjadi 88,9% pada siklus pertama. Kemudian pada siklus kedua prosentase pencapaian KKM dapat diraih oleh 100% siswa

    XML Schema Clustering with Semantic and Hierarchical Similarity Measures

    Get PDF
    With the growing popularity of XML as the data representation language, collections of the XML data are exploded in numbers. The methods are required to manage and discover the useful information from them for the improved document handling. We present a schema clustering process by organising the heterogeneous XML schemas into various groups. The methodology considers not only the linguistic and the context of the elements but also the hierarchical structural similarity. We support our findings with experiments and analysis

    Lekapan Corsage Bunga Mawar pada Busana Pesta

    Get PDF
    Busana pesta merupakan busana yang digunakan untuk kesempatan pesta dan dibuat lebih istimewa dari busana lainnya dalam hal bahan, desain, hiasan maupun teknik jahitnya. Berdasarkan pembagiannya ada busana pesta pagi, busana pesta sore, busana pesta malam. Salah satu contoh, pembuatan busana pesta malam yang terinspirasi dari bunga mawar dengan hiasan corsage. Corsage adalah bunga buatan dari tiruan berbagai macam bunga, seperti bunga mawar, melati, matahari, lili, crisant, jeruk, cosmoses, japanesse cerry, dan bunga fantasi. Bunga yang dipilih umumnya bunga-bunga yang memiliki helaian bunga yang jelas atau cukup besar. Penggunaan corsage bunga mawar pada busana pesta ini menjadi centre of interest pada busana pesta malam. Bunga mawar yang dijuluki Queen of flowers sangat cocok untuk dubuat hiasan corsage pada busana pesta malam. Berdasarkan penjelasan tersebut penulis mencoba menuangkan kreatifitasnya melalui penulisan laporan dan pembuatan produk yang berjudul “Lekapan Corsage Bunga Mawar pada Busana Pesta”. Penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode project based learning (PBL) dan eksperimen

    PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN DEBAT AKTIF DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

    Get PDF
    Mata pelajaran Sosiologi merupakan mata pelajaran yang membahas tentang pola hubungan antara individu dengan dengan kelompok dalam kehidupan masyarakat. Proses Pembelajaran yang dilaksanakan di kelas lebih diarahkan kepada kemampuan peserta didik untuk memahami serta menghapalkan berbagai konsep-konsep yang berhubungan dengan sosiologi yang nantinya akan dapat membantu mereka agar bisa meningkatkan hasil belajar setiap peserta didik.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran debat dengan siswa yang menggunakan model group investigation pada mata pelajaran sosiologi. Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPS SMA Pasundan 8 Bandung dengan menggunakan metode quasi eksperimen. Penelitian ini menggunakan 3 kelas yaitu 2 kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran debat aktif serta model pembelajaran group investigation dan 1 kelas kontrol yang menggunakan model konvensional yaitu ceramah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa hasil belajar yang didapatkan siswa pada kelas eksperimen 1 yang menggunakan model pembelajaran debat aktif lebih meningkat dibandingkan kelas eksperimen 2 yang menggunakan model group investigation dan kelas kontrol yang menggunakan model ceramah. The subjects of Sociology is subjects that discuss about the pattern of the relationship between the individual and society in life group. The learning process that is implemented in the class geared to students ability to understand as well as considering the various concepts related to sociology that will help they can be to increase result of studies student. The purpose of this study was to determine the difference in learning outcomes between students who use the learning model debate with students who use the model group investigation in sociology subjects. This research was conducted in the high school class XI IPS Pasundan 8 Bandung by using quasi-experimental methods. This study uses three classes, that is 2-class experiments using an active learning model debate and learning model group investigation and one control class that uses the conventional model of discourse. Based on the research that has been conducted found that the learning results obtained in experimental class 1 students who use active learning model debate increases more than 2 experimental class that uses the model control group investigation and class lectures that use models

    EFEKTIVITAS METODE PEER READING DALAM PEMBELAJARAN DOKKAI: Penelitian Eksperimen Murni terhadap Pengajaran Mata Kuliah Chuukyuu Dokkai I Pada Mahasiswa Tingkat II Tahun Ajaran 2014/2015

    Get PDF
    Tidak sedikit pembelajar mengalami kesulitan dalam pembelajaran dokkai. Hasil angket menyebutkan kesulitan yang dialami kebanyakan mahasiswa dalam pembelajaran dokkai yaitu memahami kanji, bunpou, arti kosakata, dan makna kalimat. Tujuan dari penelitian ini adalah ① untuk mengetahui adakah perbedaan yang signifikan kemampuan pembelajar dalam pembelajaran dokkai sebelum dan sesudah pengajaran dengan menggunakan metode Peer Reading. ② untuk mengetahui tingkat keefektifan penerapan metode Peer Reading terhadap peningkatan kemampuan pembelajar dalam pembelajaran dokkai. ③ Untuk mengetahui respon pembelajar terhadap pembelajaran dokkai dengan menggunakan metode Peer Reading. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen murni dengan desain Pre-Test Post-Test Kontrol Design. Sampel diambil dengan teknik Simple Random Sampling. Sampel adalah mahasiswa tingkat II Departemen Pendidikan Bahasa Jepang tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 40 orang. Dari hasil analisis data diperoleh nilai t_hitung sebesar 4,48 yang lebih besar dari nilai t_tabel sebesar 2,02 pada taraf signifikasi 5%. Karena hasil t_hitung lebih besar dari t_tabel maka Hk diterima. Kemudian, setelah dihitung tingkat keefektifannya menggunakan normalized gain, diperoleh angka 0,01 (kurang efektif) untuk kelompok kontrol dan 0,568 (efektif) untuk kelompok eksperimen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Peer Reading lebih efektif dalam pembelajaran dokkai dibandingkan dengan metode konvensional. Selain itu, analisis data angket menunjukan bahwa mahasiswa memberikan respon yang positif terhadap penerapan metode Peer Reading dalam pembelajaran dokkai. Kata Kunci : Peer Reading, Peer Learning, Dokkai In dokkai, many learner have difficulty. Results of questionnaire mentioned that difficulty experienced by student in the Dokkai namely to understand kanji, bunpou, meaning of vocabulary, and meaning of sentence. The purpose of this research is ① to know any significant difference in learner’s ability in dokkai before and after instruction by using Peer Reading. ② to determine effectiveness of implementation of Peer Reading method increasing ability in dokkai. ③ To determine learner's response of dokkai using Peer Reading. The method is true experimental method with Pre-Test Post-Test Control Design. The sample were taken by simple random sampling technique. The sample is student level II Department of Japanese Language Education of academic year 2014/2015 as many as 40 people. From analysis of test obtained that t_o value is 4.48 which greater than t_table value is 2.02 at 5 % significance level. Because t_o is greater than t_table , so Hk accepted. Then, after calculated effectiveness level by normalized gain, control group gained 0.01 (less effective) and experimental group gained 0,568 (effective). So it concluded that in dokkai, application of Peer Reading method is more effective as compared with conventional method. In addition, analysis of questionnaire showed that student gave positive respond to application of Peer Reading method in dokkai. Keywords : Peer Reading, Peer Learning, Dokka

    GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG

    Get PDF
    Penelitian “Garapan Penyajian Upacara Siraman Calon Pengantin Adat Sunda Grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung”, bertujuan memaparkan struktur penyajian dan tekstualitas lagu. Latar belakang permasalahan Swari Laksmi memiliki konsep garap tersendiri dalam penyajian upacara siraman adat Sunda.Metode yang digunakan deskriptif analisis melalui paradigma kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, studi literatur, dan dokumentasi. Semua data yang terkumpul diolah dan dianalisis melalui reduksi, penyajian, verifikasi dan penyimpulan data. Temuan hasil tentang struktur penyajian upacara siraman adat Sunda dilaksanakan melalui tahapan bubuka yaitu calon pengantin diais sang ibu menuju tempat ngaras, inti melaksanakan ngaras, sungkem dan siraman, penutup diakhiri dengan calon pegantin digendong sang ayah dan suapan puncak manik. Tekstualitas lagu yang digunakan merupakan lagu yang sudah ada, dipilih dan disesuaikan dengan pesan dan makna yang terkandung dalam setiap tahapan upacara siraman, yaitu lagu Cacandran, Ayun Ambing, Pangapungan, Budak Ceurik, dan Nimang.----------A research “The Claim Presentation of Siraman Sundanesse Culture Wedding Ceremonial For Bride by Bandung Regency Swari Laksmi Group” is aimed to explain the presentation structural and songs textuality. The background of the problem from Swari Laksmi is it has their own concept in presenting the ceremonial of siraman Sundanesse culture. The methode used descriptive analysis with qualitative paradigm. The data collection technic was through observation, interviews, study literature and documentation. All the data that have been collected by processing and analyzing through reduction, presentation, verification and inference of data. The findings about presentation structural the ceremonial of siraman Sundanesse culture carried through phases, firstly, bubuka (Opening) it means the bride diais (carry up) by her mother toward a place for ngaras, secondly, the core implementation of ngaras (washing both of parent’s feet), sungkem (seated on parent’s lap) and siraman (bathing the bride) and the last, the bride carried by the father and puncak manik bribery. Songs textuality used an existing song, it has choosed and be adapted with the message and the meaning in each phase of the ceremonial, the song are, Cacandran, Ayun Ambing, Pangapungan, Budak Ceurik and Niman

    PERANAN PAGURON TRIRASA JALASUTRA DALAM MENGEMBANGKAN KESENIAN PENCAK SILAT NAMPON DI KOTA BANDUNG TAHUN 1993-2015

    Get PDF
    Skripsi ini berjudul “PERANAN PAGURON TRIRASA JALASUTRA DALAM MENGEMBANGKAN PENCAK SILAT NAMPON DI KOTA BANDUNG TAHUN 1993-2015”. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan eksistensi pencak silat Nampon di Kota Bandung sampai tahun 2015, yaitu dengan mendirikan suatu Paguron Pencak Silat Nampon Trirasa Jalasutra. Masalah-masalah yang dikaji dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1) Bagaimana latar belakang munculnya Paguron Trirasa Jalasutra dalam mengembangkan Pencak Silat Nampon di Kota Bandung tahun 1993; 2) Bagaimana kondisi Paguron Trirasa Jalasutra dalam mengembangkan kesenian Pencak Silat Nampon di Kota Bandung tahun 1993-2015; 3) Apa fungsi dan kegunaan dari jurus-jurus pencak silat Nampon di Paguron Trirasa Jalasutra Kota Bandung tahun 1993-2015; dan 4) Bagaimana upaya seniman dan pemerintah dalam mengembangkan pencak silat Nampon di Kota Bandung tahun 1993-2015. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode historis meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1) Heuristik; 2) Kritik Sumber; 3) Interpretasi; dan 4) Historiografi. Teknik yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah studi literatur dan wawancara. Teknik wawancara tersebut melalui sejarah lisan (oral history) dan tradisi lisan (oral tradition) terhadap pelaku atau narasumber yang mengetahui dan mengerti mengenai peristiwa yang dikaji. Adapun hasil penelitian yang diperoleh yaitu: Pencak silat Nampon merupakan warisan budaya leluhurnya serta memiliki perubahan di setiap periodenya, terutama dalam menerapkan misi dan keanggotaannya. Fungsi dan kegunaan yang terkandung dalam jurus Nampon mulai bergeser, dari bersifat fisik ke aspek kehidupan manusia, seperti kesehatan dan kepribadian manusia. Upaya seniman dan pemerintah bertugas untuk melestarikan dan mengembangkan seni tersebut. ;---This study entitled "JALASUTRA TRIRASA PAGURON’S ROLE IN DEVELOPING NAMPON MATRIAL ARTS IN BANDUNG IN THE YEAR OF 1993 TO 2015". This study was aimed to explain the existence of martial arts in the city of Bandung Nampon until the year of 2015, namely by establishing a Paguron Pencak Silat Nampon Trirasa Jalasutra. Limitation of problems in this study, as follows: 1) What does the background of the entrance of Paguron Trirasa Jalasutra in developed pencak silat Nampon artistry in Bandung year 1993-2015; 2) How does the condition Paguron Trirasa Jalasutra in developed pencak silat Nampon artistry in Bandung year 1993-2015; 3) What is the function and usability of pencak silat Nampon in Paguron Trirasa Jalasutra in the city of Bandung in 1993-2015; and 4) What are efforts need to be done in order to develop pencak silat Nampon Trirasa Jalasutra in Bandung year 1993-2015 by the artist and government. The method used in this study was the historical method included the steps as follows: 1) Heuristic; 2) Source Criticism; 3) Interpretation; and 4) Historiography. The technique performed in this study was literature study and interview. This technique was done by oral history interview (oral history) and the oral tradition (oral tradition) against the perpetrators or informants who acknowledge and understand the events that were examined. The results of the study showed that Pencak silat Nampon is the cultural heritage of the ancestors and has a change in each period, especially in the aplication of the Pencak Silat Nampon mission. The sense of self-defense and health inside the Pencak Silat Nampon has its own philosophy for the life of human being. The artists and governments need to make some efforts to preserve and develop the arts

    Statistical study on the link between real energy use, official energy performance and inhabitants of low energy houses

    Get PDF
    Energy performance regulations are becoming increasingly strict and governments supply simplified calculation tools to assess whether new buildings fulfil the requirements. However, one can wonder what the accuracy of those tools is for assessing the next generation of houses, that will have to fulfil the upcoming energy requirements. In order to investigate the discrepancy between predicted and real energy use in low energy houses, 537 dwellings were analysed. Data on building characteristics and theoretical energy use from the Flemish EPBD-database was complemented with data from the energy utilities and a survey of the inhabiting households, providing information about the households, their user behaviour and real energy use. While an undeniable correlation was found between theoretical and real energy use, the EPBD-method overestimated the heating energy use for most of the cases. Two building related parameters and two user related parameters proved to have a significant impact on that gap: the use of default values for the air tightness of the envelop and for the efficiency of the gas boiler, the heating profiles of the master bedrooms and the amount of baths and showers taken by the inhabitants. However, two comments must be made. First, the dataset consists of early adopters who could afford such energy performance years before it would be imposed and are therefore not representative of the average household. In addition, the analysis showed significant correlations between household characteristics on the one hand and building characteristics and performance on the other. These last two points question the possibility to extrapolate findings from samples of existing forerunners towards prognoses on future, entire building stock level
    • …
    corecore