71 research outputs found

    Kajian Hubungan Biomassa Tanaman, Lingkungan Dan Nutrisi Dalam Tanah Dengan Kandungan Diosgenin Rimpang Costus speciosus (Koen.) Smith

    Get PDF
    Diosgenin merupakan salah sate senyawa steroid basil metabolit sekunder tanaman yang kini banyak diperlukan sebagai bahan dasar dalam sintesis kontrasepsi. Salah saw tanaman yang poiensial sebagai pcnghasil diosgenin adalah Costus speciosus (Koen.) Smith, tanaman tersebut mempunyai ke-lebihan sebaran tumbuh luas pada 1 hingga 1200 m di au's perrnukaan laut, mudah tumbuh pada berbagai tempat secara alami, senyawa diosgenin dihasilkan pada bagian rimpang dan bill. Perrnasalahan yang timbul hingga kini adalah beltim diketahttinya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan pembentukan diosgenin, sebagian besar penelitian di bidang pertanian masih dipusatkan pada pembibitan, penggunaan hormon tambuh dan penanganan penyakit. Hasil penelitian secara kultur juringan menunjukkan bahwa adanya elisitor (penyebab eekarnanikeracunan) dapat memacu tcrbcntuknya metabolit sekunder. Elisitor dapat berupa faktor biotik rnaupun abiotik, diantara elisitor abiotik, logam berat paling efektif dalarn memacu poduksi metabolit sekunder. Pada penelitian ini dilakukan analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan diosgenin tanaman Cosius speciosus, yang meliputi lingkungan, biomassa tanaman dan nutrisi dalam tanah. Selanjutnya faktor yang paling dominan pengaruhn►a dicohakan untuk mengetahui kadar yang optimal terhadap pembentukan diosgenini Penelitian dilakukan menjadi 2 tahap, tabap petunia adalah penelitian eksplorasi Costus speciosus alami dan tahap kedua adalah percobaan eksperimental di rumah kaca. Penelitian tahap pertama bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang paling dominan terhadap pembentukan diosgenin tanaman Cosius speciosus yang tumbuh secara alami. Contoh canal dan tanaman diambil dari 31 lokasi di wilayah kabupaten Malang, Blitar, Kediri dan l'asuruan, dengan ulangan sehanyak 3 kali. Data yang diambil meliputi variabel bebas lingkungan (suhu, kelembapan relatif dan ketinggian tempat), tanaman (luas dawn dan biomassa tanaman) dan nutrisi tanah yang terdiri dari nutrisi makro (C,N P, Ca2- dan me), nutrisi mikro (Al, Cue., Fe24, Mn2+ dan Zn21). Sedangkan variabel terikatnya adalah kandungan diosgenin yang terdiri dari kadar diosgenin dan total diosgenin rimpang Cosh's speciosus. Data yang diperoteh dilakukan analisis regresi dan korelasi terhadap kadar diosgenin dan total diosgenin rimpang Costus speciosus alami. Variabel yang bcrpengaruh nyata dilanjutkan dengan analisis model regresi untuk mengetahui hubungan antara masing-rasing variabel dengan kandungan diosgenin rimpang Costus speciosus alami. Hasil analisis menunjukkan bahwa tempat tumbuh Costus speciosus alami berada pada ketinggian 100-2838 m dari permukaan taut, suhu mikro 24,5-30° C, kelembapan relatif 42-64 persen. Tanaman yang diperoleh rnempunyai luas daun 806,66-4661,95 cm, bobot kering chitin 3,85-27,08 g. bk batang 19,54-83,24 g, rimpang 15,47-47,40 g. akar 1,20.4,14 g dan total biomassa tanaman 52,67-132,48 g. Kadar diosgenin rimpang berkisar antara 0,24-0,75 mg/g dan total diosgenin antara 3,87 hingga 24,52 mg/rimpang. Tanah tempat tumbuh Costus speciosus dengan kandungan nutrisi makro -C-organik total 0,43-4,42 persen, N total 0,04-0,40 persen, C/N ratio 5-15, P tersedia 2-125 mg/kg, tersedia 029-4,46 me/ 100g, Ca p. tersedia 4,63-22,50 rte/ 100 dan Mgt tersedia antara 0,15 hingga 6,66 me1100g. mikro iersedia antara 10,7-74,6 ppm, Fe tersedia 37,4-1075,0 ppm, u 3,9-28,8 ppm, Ninz' tersedia 18,3-184,5 ppm dan Zn7-4 tersedia antara 2,9 hingga 40,7 ppm. Hasil analisis statistik menunjukkan kadar diosgenin dipengaruhi 0101 bobot kering daun, kadar kation Cat' dan Cti2r tersedia tanah, sedangkan total diosgenin dipenganihi olch kelembapan dan tinggi tempat, bobot kering daun dan rimpang tanaman serta kation dan Ctrs' tersedia tanah. Variabel yang paling berpengaruh terhadap kadar diosgenin rimpang Costus speciosus alami adalah kadar Cu2+ tersedia tanah, sedangkan total diosgenin rimpang dipengaruhi sangat nyata oleh bobot kering rimpang dan kadar Cu' tersedia tanah

    Kajian Hubungan Biomassa Tanaman, Lingkungan Dan Nutrisi Dalam Tanah Dengan Kandungan Diosgenin Rimpang Costus Speciosus (Koen.) Smith

    Get PDF
    Diosgenin merupakan salah satu senyawa steroid hasil metabolit sekunder tanaman yang kini banyak diperlukan sebagai bahan dasar dalam sintesis kontrasepsi. Salah satu tanaman yang potensial sebagai penghasil diosgenin adalah Costus speciosus (Koen.) Smith, tanaman tersebut mempunyai ke-lebihan sebaran tumbuh luas pada i hingga 1200 m di atas permukaan laut, mudah tumbuh pada berbagai tempat secara alami, senyawa diosgenin dihasilkan pada bagian rimpang dan biji. Permasalahan yang timbul hingga kini adalah belum diketahUinya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan pembentukan diosgenin, sebagian besar penelitian di bidang pertanian masih dipusatkan pada pembibitan, penggunaan hormon tumbuh dan penanganan penyakit. Hasil penelitian secara kultur jaringan menunjukkan bahwa adanya elisitor (penyebab cekaman/keracunan) dapat memacu terbentuknya metabolit sekunder. Elisitor dapat berupa faktor biotik maupun abiotik, diantara elisitor abiotik, logam berat paling efektif dalam memacu poduksi metabolit sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penambahan Cu2+ sebesar 115 ppm telah mengakibatkan gangguan fisiologis pada tanaman, yang ditandai dengan tepi daun mulai menggulung dan warna daun hijau kepucatan. Kadar diosgenin tertinggi pada rimpang Costus speciosus dicapai pada perlakuan penambahan Cu2+ ke dalam tanah sebesar 40 hingga 60 ppm, pada kondisi tersebut kadar Cu2+ daun sebesar 32,9 — 36,9 ppm , luas daun 1768,68-1834,42 cm2, luas daun spesifik 1.072,71-1120,05 cm2/g,bobot kering batang 2,19-2,30 g, kadar diosgenin 0,75-0,80 mg/g. Pada kisaran penambahan Cu2+ 0-115 ppm, bobot kering daun, rimpang dan total biomassa tidak menunjukkan pola nyata pada regresi linier dan kuadratik, sedangkan bobot kering batang linier dan kadar Cu2+ tersedia tanah, kadar Cu 2+ daun, luas daun, luas daun spesifik (LDS), dan kadar diosgenin mempunyai pola kuadrat

    PEMBUATAN TABLET EFFERVESCENT WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) PADA SKALA GANDA

    Get PDF
    AbstrakTujuan dari penelitian adalah untuk membandingkan kualitas tablet effervescent wortel yang dihasilkan pada skala laboratorium dengan skala ganda dan mengetahui biaya utilitas proses pembuatan tablet effervescent wortel skala ganda. Bahan baku yang digunakan wortel jenis nantes yang diperoleh dari pasar Merjosari, Malang. Wortel mengandung kadar β-karoten yang tinggi sehingga dapat diolah menjadi tablet effervescent wortel. Parameter tablet effervescent wortel yang dianalisa antara lain kadar air, rendemen, pH, total karoten, kecepatan larut dan total padatan terlarut. Hasil penelitian skala ganda didapatkan nilai kadar air sebesar 4.94%, rendemen 41.4%, pH 4.635, total karoten 38.03 µg/g, kecepatan larut 0.0565 g/s, dan total padatan terlarut 7.52˚Brix. Biaya utilitas pemakaian air, listrik dan LPG sebesar Rp 80.900,00 dan kebutuhan bahan baku, bahan pembantu, dan bahan pengemas Rp 483.720,00. Total biaya dalam satu kali produksi sebesar Rp 564.620,00.Kata Kunci : Tablet effervescent wortel, Skala ganda, UtilitasAbstract The purpose of this research is to compare the quality of the tablet effervescent of carrot which is produced in laboratory scale with the scale up and knowing the cost of utilities process of making tablet effervescent of carrot based on scale up. The raw material of this product is using the carrot type nantes obtained from Merjosari market, Malang. High levels of β-karoten causes the carrots can be made into tablet effervescent of carrot. The parameters a tablet effervescent of carrot was analyzed are include water content, yield, pH, total carotenes, soluble speed, and total dissolve solid. The result of this scale up research obtained the 4.94% value of water content, 41.4% of yield, 4.635 of pH, 38.03 µg/g of total carotenes, 0.0565 g/s of soluble speed, and 7.52˚Brix of total dissolve solid. The utility cost of water, electricity, and gas usage by IDR 80.900 and the raw, supporting, and packagin materials needs by IDR 483.720. The total cost of one-time production is about IDR 564.620.Keywords : Scale up, Tablet effervescent of carrot, Utilit

    Analysis Application of GMP, SSOP, GTP and the Potential for Business Development

    Full text link
    Establishing crab meat canning industry which has several units production scattered in Madura region. A unit production is assigned to provide canning raw material requirements such as strip crab meat. This study aims to analyze problems of the company to know defense strategy and how to increase productivity. Further more, evaluating quality management system activities aims to improve the system and product quality to conform to the wishes of consumers. Improvement of product quality conducted an assessment of the quality management system which applied to unit production using the scoring method. This assessment aims to reduce the risk of production failure, with prevent infringement of production processes. Assessment of the production aspects including GMP, GTP and SSOP. Then to identify problems and analyze what strategies will be used can used a SWOT analysis. Analysis strategy using SWOT method aims to determine what factors can affect company productivity. Observation result of GMP overall implementation on unit process did not implemented properly. Average total percentage earned was only 50% which means GMP implementation didnt meet eligibility standarts. While the GTP application only obtained between 25% to 50%. That percentage result indicates that the implementation of the GTP did meet the standards. It is also found in the SSOP observation which indicates average percentage result was only 25% to 50%. While the results of the SWOT analysis namely the company improvement strategy which is used to improve productivity. It can be done by increasing the number of partnerships, increasing supply of raw materials and improving product quality

    Formulasi Biskuit Sebagai Produk Alternatif Pangan Darurat

    Get PDF
    Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah membuat formulasi biskuit alternatif sebagai produk pangan darurat dengan syarat nutrisi harian yaitu 2100 kkal, menggunakan baku lokal sebagai tepung komposit dan penambahan senyawa antioksidan. Tahapan penentuan formulasi biskuit alternatif yaitu: penentuan formulasi tepung komposit dengan menentukan persentase bahan baku menggunakan Design Expert sehingga diperoleh 5 formulasi dan selanjutnya tahap rancangan percobaan menggunakan Rancang Acak Kelompok dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan sehingga diperoleh 15 percobaan. Pengujian biskuit alteratif meliputi Uji Fisik (Kadar Air dan Daya Patah), Uji Organoleptik dan Uji Kimia (Uji Proximat dan Uji Aktivitas Antioksidan). Hasil menunjukan bahwa formulasi tepung komposit tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air dan daya patah pada biskuit, dengan nilai dari perlakuan terbaik sebesar 4,44% untuk kadar air dan 17,80 N untuk daya patah. Uji organoleptik dengan 30 panelis menghasilkan nilai 3,78 untuk warna, 3,62 untuk rasa, 4,33 untuk aroma dan 3,48 untuk tekstur. Hasil uji kimia pada perlakuan terbaik biskuit alternatif per 100 gram produk mengandung 60,67% karbohidrat, 11,99% protein dan 10,68 lemak sehingga dapat menghasilkan total kalori sebesar 476,78 kkal, serta aktivitas senyawa antioksidan biskuit sebesar 86.000 ppm. Kata kunci: aktivitas antioksidan, biskuit, organoleptik, proximat Abstract The purpose of this research is to make alternative biscuit formulation as an emergency food product with daily nutritional requirement that is 2100 kcal, using local standard as composite and antioxidant compound supplement. The stages of determining alternative biscuit formulation are: determination of composite starch formulation by determining the percentage of raw material by using expert design so that it can use Random Design Group with 5 treatments and 3 replications so as to produce 15 trials. The alterative biscuit tests include Physical Test (Water and Fracture Test), Organoleptic Test and Chemical Test (Proximate Test and Antioxidant Activity Test). The results showed that composite flour formulations were not significant with moisture content and fracture breaks in biscuits, with a value of the best treatments of 4.44% for moisture content and 17.80 N for fracture. The organoleptic test with 30 panelists yielded 3.78 for color, 3.62 for taste, 4.33 for aroma and 3.48 for texture. Chemical test results on the best alternative biscuits per 100 grams of products contain 60.67% carbohydrates, 11.99% protein and 10.68 fat to produce total calories of 476.78 kcal, and the activity of antioxidant compounds of 86,000 ppm. Keywords: antioxidant activity, biscuit, organoleptic, proximat

    PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DESA (KERIPIK PISANG DAN INISIASI INDUSTRI BATIK MOTIF NATUNA) DI PENGADAH KABUPATEN NATUNA

    Get PDF
    Pengadah Village is one of the backward village in the ‘outermost’ region of Natuna Regency, Riau IslandsProvince, Indonesia. The populations of Pengadah Village are 556 people with 171 families. The majority of localpeoples work as fishermen and farmers, depend on the season. Housewives dont have side jobs as a source of additionalincome for their families. Pengadah Village have the potential tourism that cannot be underestimated, there are Semitanrivers with mangrove forests on the right and left sides of the river, Semitan beach, Tanjung Datuk beach, Lubang Kamakbeach and waterfalls. In economical sector, some local community have been independent to process agriculturalproducts into various chips. The village superior products from chips include banana chips, sweet potato chips, fishcrackers and major seafood processed products such as bilis. Based on the Subserve Doctor Programs (DM) of BrawijayaUniversity that was conducted in 2018, the community of Pegadah Village were requested to be given training of batikwith Natuna motive in 2019. with the large potential of Pengadah Village, the team of Subserve Doctor Programs in 2019carry out a series of superior programs including: (i) initiation of batik with Natuna motive, (ii) diversification ofbeverage products from coconuts, (iii) introduction of organic and inorganic waste processing, (iv) initiation ofpackaging technology and marketing of banana chips and fish crackers, and (iv) conductivity of online promotions in aneffort to develops superior products in Pengadah Village. The scope of this community empowerment programs focusedon three sectors, namely: agriculture, fisheries, and tourism in Pengadah Village

    Pengaruh Penambahan Adsorben Pada Pengolahan Gula Semut Siwalan Dengan Metode Reprocessing Dari Gula Cetak Siwalan

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan perlakuan terbaik dari jenis dan konsentrasi adsorben (zeolite, bentonit, karbon aktif) pada skala laboratorium.Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Agrokimia Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang, pada bulan Oktober sampai selesai. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor. Dua faktor tersebut adalah faktor pertama jenis adsorben yang digunakan (zeolite, bentonit, karbon aktif), faktor kedua adalah konsentrasi adsorben (zeolite, bentonit, karbon aktif) yang digunakan yang terdiri dari 5 level, yaitu  1% b/b, 1,5% b/b, 2% b/b, 2,5% b/b, 3% b/b.Hasil penelitian gula semut siwalan diperoleh rerata kadar air yang dihasilkan berkisar antara 0,023 gram.H20/gram.bahan kering sampai 0,162 gram.H20/gram.bahan kering, rerata kadar sukrosa yang dihasilkan berkisar antara 69,86% sampai 78,13%,  rerata kadar abu yang dihasilkan berkisar antara 1,492% sampai 2,766%, rerata kadar gula total  yang dihasilkan berkisar antara 46,67% sampai 80,67%, rerata kadar gula reduksi yang dihasilkan berkisar antara 5,57% sampai 19,48% dan rerata rendemen total yang dihasilkan 55,07% sampai 85,07%. Alternatif perlakuan terbaik dihasilkan oleh jenis adsorben bentonite dengan konsentrasi adsorben 2% dengan nilai produk sebesar 0,6348.Kata kunci : Gula siwalan, Gula semut, Adsorben
    • …
    corecore