16 research outputs found

    PERBAIKAN PROSES BISNIS PENYUSUNAN RENCANAKERJA DISKOPERINDAG MENGGUNAKAN METODEBUSINESS PROCESS IMPROVEMENT BERDASARKANPERMENDAGRI NOMOR 54 TAHUN 2010 SERTAKLAUSUL 7.3 ISO 9001:2008

    Get PDF
    DISKOPERINDAG Kabupaten Bandung memiliki peranan dalam penyusunan perencanaan daerah, salah satunya adalah penyusunan Renja. Dalam kondisi aktual rencana kerja yang disusun oleh DISKOPERINDAG memiliki permasalahan yakni ketidaktepatan dalam penyusunan Renja. Penelitian ini bertujuan untuk merancang proses bisnis usulan dalam penyusunan Renja agar dapat mengatasi permasalahan yang saat ini dihadapi. Metode perbaikan proses bisnis yang digunakan adalah Business Process Improvement (BPI). Perbaikan proses bisnis dilakukan dengan mengidentifikasi gap proses bisnis penyusunan Renja aktual dengan alur perencanaan Renja berdasarkan PERMENDAGRI Nomor 54 Tahun 2010 dan persyaratan klausul 7.3 ISO 9001:2008. Hasil analisis gap akan menjadi masukkan untuk analisis aktivitas, dimana setiap aktivitas dikelompokkan menjadi RVA, BVA dan NVA. Perbaikan proses bisnis dilakukan dengan mengeliminasi aktivitas NVA, meminimasi aktivitas BVA dan melakukan streamlining pada aktivitas RVA. Pada tahap pengumpulan data diperoleh 11 proses bisnis penyusunan Renja aktual, sedangkan proses bisnis penyusunan Renja berdasarkan PERMENDAGRI terdapat 21 aktivitas. Hasil gap antara proses bisnis aktual dan proses bisnis berdasarkan PERMENDAGRI terdapat 31 proses. Hasil analisis aktivitas menunjukkan terdapat 12 aktivitas RVA, 19 BVA, 0 NVA. Tools perbaikan proses bisnis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain value-added assessment, simplification, dan duplication elimination. Berdasarkan hasil perbandingan waktu efisiensi, pada proses bisnis eksisting 19,14%, sementara pada proses bisnis usulan 21,88%. Usulan proses bisnis penyusunan Renja menjadi masukkan dalam penyusunan SOP dan instuksi kerja, agar terdapat panduan mengenai proses penyusunan Renja DISKOPERINDAG, penyusunan Renja yang terstandardisasi, konsistensi proses lebih terjamin, pihak yang terlibat proses penyusunan Renja bisa mengerjakan tugasnya secara mandiri, dan menciptakan ukuran standar kinerja serta membantu mengevaluasi proses yang telah dilakukan. Kata Kunci : Renja, Business Process Improvement, PERMENDAGRI Nomor 54 Tahun 2010, Klausul 7.3 ISO 9001:2008, Standard Operating Procedure

    PENGARUH PENERAPAN SMART FACTORY DI ERA VUCA PADA UMKM DI KOTA KEDIRI

    Get PDF
    Pada era globalisasi saat ini kita diperkenalkan dengan sebuah konsep bernama VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) yang menjelaskan mengenai sifat tantangan masa depan dan perubahan yang akan dihadapi. Era VUCA yang mengarah ketidakpastian dan mudah berubah pada sebuah situasi bisnis menimbulkan kecemasan bagi para pemimpin bisnis. Banyak profesi lama bertumbangan di era VUCA, namun ada pula yang muncul sebagai profesi baru. Mampu menjalankan bisnis dalam jangka pendek di era VUCA tidaklah cukup, setiap perusahaan tentu menginginkan agar proses bisnis yang mereka jalankan memiliki kelanjutan. Penelitian ini fokus untuk mengetahui pengaruh penerapan smart factory di era VUCA terutama saat pelaku usaha UMKM menghadapi revolusi industri 4.0. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan smart factory di era VUCA terhadap UMKM di Kota Kediri. Hasil dari penelitian ini adalah pengembangan dan pembuatan produk, penerapan transformasi digital dengan melakukan pengumpulan data diinternet, dan penerapan additive manufacturing, prototype, / pencetakan 3D mempunyai nilai signifikansi < 0,05 sehingga berpengaruh terhadap kinerja UMKM. Penerapan penggunaan layanan cloud yang terkait produk dan penerapan penggabungan layanan digital ke dalam produk mempunyai nilai signifikans

    Analisis Kelayakan Awal Produk Olahan Kedelai

    Get PDF
    AbstrakSaat ini, banyak produk makanan instan yang tersedia di pasar modern hingga pasar tradisional. Hal ini dikarenakan canggihnya teknologi pangan yang terus mengalami perkembangan. Produk olahan pangan yang instan lebih disukai masyarakat saat ini karena memiliki banyak varian rasa, praktis, dan mudah dalam pengolahannya. Salah satu bahan baku yang dapat diolah menjadi makanan instan adalah kedelai. Kedelai adalah salah satu sumber pangan yang telah banyak dimanfaatkan di berbagai negara. Di Indonesia, pemanfaatan kedelai dititikberatkan pada konsumsi tempe dan tahu, yang berfungsi sebagai lauk dan merupakan bagian dari menu makan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kelayakan awal produk olahan kedelai sebelum produk dipasarkan sehingga nantinya akan siap untuk dipasarkan. Metode penelitian ini mencakup tahap preliminary screening, comparative rating, dan prefeasibility analysis. Penelitian ini dilakukan pada konsumen sekitar untuk menilai produk mana yang lebih banyak dipilih konsumen dari berbagai segi, seperti luas pasar, biaya, dan risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk nugget tempe layak untuk dipasarkan dilihat dari beberapa unsur dasar, seperti pemasaran, variansi produk, ketersediaan bahan baku, biaya, dan estimasi keuntungan pada analisis kelayakan awal dibandingkan dengan produk olahan lain yang berbahan dasar kedelai. Kata kunci: kedelai, makanan olahan, kelayakan Abstract Nowadays, many instant food products are available in the modern market to traditional markets. It is due to the continuously development of sophisticated food technology. Instant food products are the most popular today because they have many variants of flavor, practical, and easy to process. One of the raw materials that can be processed into instant food is soybean. Soybean is one of the food sources that has been widely utilized in various countries. In Indonesia, soybean is mostly consumed as tempeh and tofu, which serves as a side dish and is part of the dining menu. Thus, the purpose of this research is analyzing the prefeasibility of soybean processed product before the product is marketed so that it will be ready to be marketed. This study method covers the preliminary screening, comparative rating, and prefeasibility analysis stages. This research is conducted at surrounding consumers to assess the products that consumers prefer in various aspects, such as market area, cost, and risk. The results showed that the product of tempeh nugget is feasible to be marketed based on several basic elements, such as marketing, product variances, raw material availability, cost, and estimated profit on prefeasibility analysis compared to other processed products that are also made from soybean.Keywords: soybean, processed food, feasibilit

    ANALISIS RELIABILITAS DAN AVAILABILITAS PADA SEPEDA MOTOR HONDA 125CC

    Get PDF
    Perkembangan teknologi berjalan pesat akhir-akhir ini yang dapat dirasakan dalam berbagai bidang dan kegiatan kehidupan seperti bidang kegiatan manufaktur. Perubahan teknologi menimbulkan perubahan dari komponen yang digunakan serta luaran yang dihasilkan. Sepeda motor adalah sebuah kendaraan yang dimiliki oleh hampir setiap orang untuk berkendara dan membantu melakukan aktivitas sehari-hari. Kinerja sistem sepeda motor saat ini menjamin keselamatan pengoperasian sistem dalam operasi. Pada era saat ini, persaingan antar berbagai jenis sepeda motor kian ketat. Kenaikan permintaan sepeda motor juga meningkat. Penelitian ini ingin mengetahui peluang sistem sepeda motor akan mampu beroperasi atau menunjukkan kinerja yang diharapkan dalam rentang waktu tertentu serta dalam kondisi operasi tertentu pula. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis reliabilitas dan availabilitas pada masing-masing tipe sepeda motor. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah availabilitas terbesar dimiliki oleh sepeda motor Honda Vario 125 yakni sebesar 0,9668. Seluruh tipe sepeda motor Honda 125 cc akan mengalami penurunan nilai reliabilitas dari waktu ke waktu. Sepeda motor Honda Supra 125cc memiliki reliabilitas tinggi karena nilai reliabilitas masih berada di angka 96%

    PENGELOLAAN PERSEDIAAN PADA PT. X DENGAN PERMINTAAN STOKASTIK DAN VARIABEL LEAD TIME

    Get PDF
    PT. X (pemasok) merupakan suatu perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang furniture rotan sintetik. PT. X memiliki permasalahan mengenai pengelolaan persediaan dengan distributornya (pembeli). PT. X tidak menggunakan pendekatan sistem apapun untuk mengelola persediaannya saat ini, begitu pula yang dilakukan oleh distributornya. Hal ini tentunya akan menimbulkan permasalahan pada jaringan supply chain karena setiap pelaku bisnis tersebut hanya memikirkan sistem pengelolaan persediaan yang paling menguntungkan bagi dirinya sendiri. Hal ini sangat penting karena dalam suatu jaringan supply chain, keoptimalan pasokan produk pada salah satu pihak belum tentu menjadi optimal bagi pihak yang lain. Hal ini tentunya dapat menimbulkan masalah pada biaya produksi, penentuan jumlah cadangan produk (stock), dan waktu pasokan produk dari jaringan supply chain tersebut sehingga solusi terbaik demi keuntungan bersama akan sulit tercapai. Model Joint Economic Lot Size (JELS) mengintegrasikan pengelolaan persediaan dalam supply chain, Pada model ini pemasok atau produsen akan memproduksi sesuai dengan permintaan pembeli atau konsumen dari permintaannya yang tidak menentu dan hanya berupa kisaran jumlah atau stokastik dengan mempertimbangkan variabel lead time. Perusahaan melakukan pengiriman barang sesuai dengan permintaan konsumen sehingga biaya persediaan hanya optimal bagi salah satu pihak. Besarnya penghematan yang dapat dihasilkan dari metode JELS adalah sebesar 0,51% per tahun

    PENGARUH INSENTIF, KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

    Get PDF
    In the era of globalization, competition between companies is getting higher and tighter in both the trade and service industries, Natural Resources, even though a company has good finances, available raw materials, up-to-date technology, and is supported by a good management system. one of the most important assets for any company, the company can say that employees are one of the important factors in determining the realization of company goals.In this study, researchers will examine the performance of the employees of Barelo Cafe & Resto. This study aims to determine whether there is an effect of incentive variables, leadership and work discipline on employee performance.This study uses questionnaires and library data. The sample in this study were 20 employees using the saturated sample method. The data analysis technique used is multiple linear regression using SPSS 20. Next, we can see how much influence incentives, leadership and work discipline have on employee performance in hypothesis testing. From the results of the multiple linear regression test, the adjusted R square value is 71.3%. So it can be explained that 71.3% of the incentive, leadership and work discipline variables affect employee performance. While the difference is 28.7% (100% - 71.3%) influenced by other variables.This study has results and concludes that incentives, leadership and work discipline through partial tests have a significant effect. Meanwhile, the results of the simultaneous test show that together it has a significant effect on employee performance. The variable with the most dominant influence is incentives. Which means that in order for a company to be able to achieve a goal, it must pay attention to employees about incentive factors, leadership and work disciplineDi Era globalisasi persaingan antara perusahaan semakin tinggi dan ketat baik di industri dagang maupun jasa, Sumber Daya Alam, meski sebuah perusahaan telah memiliki finansial yang baik, bahan baku yang tersedia, teknologi yang mutahir, serta ditunjang dengan sistem manajemen yang baik, Hal ini menjadikan salah satu aset terpenting bagi setiap perusahaan, perusahaan dapat mengatakan bahwa karyawan adalah salah satu faktor penting dalam menentukan terwujudnya tujuan perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti kinerja karyawan Barelo Cafe & Resto. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh variabel insentif, kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan Penelitian ini menggunakan penyebaran kuesioner dan data pustaka. Sampel pada penelitian ini adalah 20 orang karyawan dengan menggunakan metode sampel jenuh. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS 20. Sealnjutnya dilihat seberapa besar pengaruh insentif, kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada pengujian hipotesis. Dari hasil uji regresi linier berganda didapatkan nilai adjusted R square sebesar 71,3%. Sehingga dapat dijelaskan bahwa 71,3% variabel insentif, kepemimpinan dan disiplin kerja mempengaruhi kinerja karyawan. Sedangkan selisihnya 28,7% (100% - 71,3%) di pengaruhi oleh variabel lain.Penelitian ini mempunyai hasil dan menyimpulkan bahwa insentif, kepemimpinan dan disiplin kerja melalui uji parsial mempunyai pengaruh signifikan. Sementara itu, secara hasil dari uji simultan bahwa secara bersama – sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Variabel yang paling dominan pengaruhnya adalah insentif. Yang artinya agar sebuah perusahaan akan dapat mencapai sebuah tujuan harus memperhatikan karyawan tentang faktor insentif, kepemimpinan dan disiplin kerja

    Penerapan Metode DMAIC untuk Mengurangi Cacat Hasil Pengelasan Di PT.X

    Get PDF
    One of the most important components in the boiler is piping. The piping is the flow of water vapor to the area used for energy conversion. If the piping condition is not good, or in a defective condition will negatively affect the flow of water to be converted into steam. The boiler construction process, in general, can be completed within 2 years. But a common problem is the occurrence of damaged conditions in piping. This study aims to find out the improvement efforts to reduce the defects of welding results in boiler Machine piping using the DMAIC method. The method identifies problems, follows the occurrence of problems, provides analysis to be developed and Controlled. The results of this study explain the Machine aspect that is monitoring the time of use and using the rules on the welding Machine so that there is no more damage; aspects of methods, man, Measurement and management do the agenda at the end of each month and continue to improve the motivation of work; and the material aspect that the supplier sends evidence of materials that are ready to send to Improve the quality of pipes - pipes to be used. Salah satu komponen dalam boiler paling penting adalah perpipaan. Perpipaan tersebut sebagai jalannya aliran uap air menuju area yang digunakan untuk konversi energi. Jika kondisi perpipaan tidak baik, atau dalam kondisi cacat akan memberikan pengaruh negatif pada jalannya aliran air untuk dikonversi menjadi uap. Proses pembangunan boiler secara umum dapat selesai dalam kurun waktu 2 tahun. Tetapi masalah yang sering dijumpai adalah terjadinya kondisi rusak pada perpipaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya perbaikan untuk mengurangi kecacatan hasil pengelasan pada perpipaan mesin boiler menggunakan metode DMAIC. Metode tersebut mengidentifikasi masalah, mengikut kejadian masalah, memberikan analisis untuk dikembangkan dan dikendalikan. Hasil penelitian ini menjelaskan aspek Machine yaitu memantau waktu penggunaan dan menggunakan secara aturan pada mesin las agar tidak terjadi kerusakan lagi; aspek method, man, Measurement dan management melakukan agenda setiap akhir bulan dan kontinu untuk meningkatkan motivasi kerja; dan aspek material yaitu pihak supplier mengirim bukti material yang siap kirim untuk meningkatkan mutu pipa – pipa yang akan digunakan.

    Analisis Postur Kerja Perawat saat Pengangkatan Pasien Menggunakan Metode Postural Ergonomic Risk Assessment (PERA)

    Get PDF
    Keluhan Musculoskeletal Disoders untuk perawat yang melakukan pengangkatan pasien dapat dievaluasi dan diberikan usulan perbaikan dengan menggunakan metode PERA. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis postur kerja perawat saat melakukan pengangkatan pasien dengan menggunakan metode PERA. PERA adalah sebuah metode untuk mengevaluasi postur kerja pekerja yang memiliki waktu siklus kerja yang pendek. Nilai tambah dari metode ini adalah bisa memberikan analisis terkait dengan setiap elemen pekerjaan dan bisa mengidentifikasi risiko bagi operator. Sebanyak 10 perawat berkontribusi dalam penelitian dalam pengisian kuesioner Nordic Body Map dan 4 perawat melakukan demonstrasi mengenai prosedur pengangkatan pasien. Hasil dari pengisian kuesioner NBM dapat diidentifikasi bahwa terdapat 4 perawat yang mengalami risiko cedera otot cukup tinggi. Dan untuk keluhan anggota tubuh paling banyak dirasakan oleh perawat adalah pada bagian pinggang, punggung, betis kanan, leher bagian bawah, leher bagian atas, dan betis kiri. Sedangkan berdasarkan analisis dengan menggunakan metode PERA dapat diidentifikasi bahwa kegiatan mempersiapkan alat mempunyai level risiko rendah dan masih bisa diterima. Kegiatan mempersiapkan pasien memiliki level risiko sedang dan diperlukan investigasi lebih lanjut Kegiatan pengangkatan pasien pada sub bagian mengangkat/menarik pasien memiliki level risiko tinggi. Usulan perbaikan mengenai risiko tersebut adalah dapat dilakukan perancangan terhadap brankar atau tempat tidur pasien yang dapat diatur ketinggian sesuai dengan tinggi dan kenyamanan perawat

    Analisis Risiko pada UKM Tahu Takwa Kediri terhadap Dampak Pandemi COVID-19

    Get PDF
    The Pandemic of COVID-19 and social restriction policy (PSBB) in Indonesia caused a lot of impacts, one of them is Tofu Takwa SMEs in Kediri. This condition disrupts production activities up to marketing. Then it takes a risk analysis by looking at the main potential risks that arise while pandemic like this and do manage to get a strategy for their business sustainability. This research aims to analyze and manage the main risks that occur in Tofu Takwa SMEs in Kediri. The results showed that there are 3 risks in a high level like decrease of the income, decrease in production amount and increase the price of raw materials and 1 risk in middle level like late in delivery raw material so that it can be done by financial strategy, resize, search for a new market with social media and cooperate with the local government to help the marketing of social service programs

    Perbaikan Proses Bisnis Penyusunan Rencana Kerja DISKOPERINDAG Menggunakan Metode Business Process Improvement Berdasarkan PERMENDAGRI Nomor 54 Tahun 2010 Serta Klausul 7.3 ISO 9001:2008

    Get PDF
    DISKOPERINDAG Bandung Regency has a role in the preparation of regional planning, one of which is the preparation of  Renja. In the actual condition the work plan compiled by DISKOPERINDAG has a problem namely inaccuracy in the preparation of Renja. This study aims to design the proposed business processes in the preparation of Renja. The business process improvement method used is Business Process Improvement (BPI). Business process improvement is carried out by identifying business process gaps in the preparation of the actual Renja with the Renja planning flow based on PERMENDAGRI Number 54 of 2010 and the requirements of clause 7.3 ISO 9001: 2008. The results of the gap analysis will be entered for analysis of activities grouped into RVA, BVA and NVA. Business process improvement is done by eliminating NVA activities, minimizing BVA activities and streamlining RVA activities. At the data collection stage, 11 business processes were developed for the actual Renja and 21 activities based on PERMENDAGRI. The results of the gap between the actual business processes and business processes based on PERMENDAGRI, there are 31 processes. The results of the activity analysis showed there were 12 RVA activities, 19 BVA, 0 NVA. Business process improvement tools used include value-added assessment, simplification, and duplication elimination. Based on the results of the comparison of the efficiency time, the existing business processes 19.14%, while the proposed business processes 21.88%. The proposed business process for the preparation of Renja is included in the preparation of SOPs and work instructions.DISKOPERINDAG Kabupaten Bandung memiliki peranan dalam penyusunan perencanaan daerah, salah satunya adalah penyusunan Renja. Dalam kondisi aktual rencana kerja yang disusun oleh DISKOPERINDAG memiliki permasalahan yakni ketidaktepatan dalam penyusunan Renja. Penelitian ini bertujuan untuk merancang proses bisnis usulan dalam penyusunan Renja. Metode perbaikan proses bisnis yang digunakan adalah Business Process Improvement (BPI). Perbaikan proses bisnis dilakukan dengan mengidentifikasi gap proses bisnis penyusunan Renja aktual dengan alur perencanaan Renja berdasarkan PERMENDAGRI Nomor 54 Tahun 2010 dan persyaratan klausul 7.3 ISO 9001:2008. Hasil analisis gap akan menjadi masukkan untuk analisis aktivitas yang dikelompokkan menjadi RVA, BVA dan NVA. Perbaikan proses bisnis dilakukan dengan mengeliminasi aktivitas NVA, meminimasi aktivitas BVA dan melakukan streamlining pada aktivitas RVA. Pada tahap pengumpulan data diperoleh 11 proses bisnis penyusunan Renja aktual dan 21 aktivitas berdasarkan PERMENDAGRI. Hasil gap antara proses bisnis aktual dan proses bisnis berdasarkan PERMENDAGRI terdapat 31 proses. Hasil analisis aktivitas menunjukkan terdapat 12 aktivitas RVA, 19 BVA, 0 NVA. Tools perbaikan proses bisnis yang digunakan antara lain value-added assessment, simplification, dan duplication elimination. Berdasarkan hasil perbandingan waktu efisiensi, pada proses bisnis eksisting 19,14%, sementara pada proses bisnis usulan 21,88%. Usulan proses bisnis penyusunan Renja menjadi masukkan dalam penyusunan SOP dan instuksi kerja.
    corecore