5 research outputs found

    HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PESERTA DIKLAT TENTANG PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI KOMPUTER DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR INSEMINASI BUATAN (IB) DI BBPKH CINAGARA BOGOR

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah Hubungan antara persepsi peserta diklat tentang media animasi komputer dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar Inseminasi buatan di BBPKH Cinagara Bogor. Populasi target dari penelitian ini adalah seluruh Peserta diklat /penyuluh di BBPKH Cinagara Bogor yang berjumlah 30 orang. Sedangkan populasi terjangkau adalah Peserta diklat yang berjumlah 30 orang. Hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut : (1) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi peserta diklat tentang media animasi komputer dengan hasil belajar inseminasi buatan di BBPKH Cinagara Bogor. Koefisien determinan R Square (r2y1) sebesar 0.294 yang berarti faktor media animasi komputer (X1) berperan atau memberikan kontribusi sebesar 29.4% dengan Hasil belajar inseminasi buatan (Y) sedangkan sisanya 70.6 % Hasil belajar inseminasi buatan dipengaruhi oleh faktor lain.(2) Terdapat hubungan positif dan signifikan motivasi belajar dengan hasil belajar Inseminasi buatan di BBPKH Cinagara Bogor teruji kebenaranya. Koefisien determinan R Square (r2y1) sebesar 0.601 yang berarti faktor motivasi belajar (X2) berperan atau memberikan kontribusi sebesar 60.1% dengan Hasil belajar inseminasi buatan (Y) sedangkan sisanya 39.9% Hasil belajar inseminasi buatan dipengaruhi oleh faktor lain.(3) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi peserta diklat tentang media animasi komputer dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar Inseminasi buatan di BBPKH Cinagara Bogor. Nilai koefisien determinan (r2y.12) sebesar 0.602 yang berarti faktor media animasi komputer (X1) dan Motivasi belajar (X2) secara bersama-sama berperan/memberikan kontribusi sebesar 60.2%. Sisanya 39.8 % Hasil belajar inseminasi buatan dipengaruhi oleh faktor lain (Y).

    Characterization of Bacterial Cellulose Produced by Acetobacter xylinum Strain LKN6 Using Sago Liquid Waste as Nutrient Source

    Get PDF
    Background and Objective: Bacterial Cellulose (BC) is an exopolysaccharide produced by bacteria with unique structural and mechanical properties and is highly pure compared to plant cellulose. This study aimed to produce novel bacterial cellulose using sago liquid waste substrate and evaluate its characteristics as a potential bioplastic. Materials and Methods: Production of BC by static batch fermentation was studied in sago liquid waste substrate using Acetobacter xylinum LKN6. The BC structure was analyzed by Scanning Electron Microscopy (SEM) and Fourier Transform infrared spectroscopy (FT-IR). Mechanical properties were measured include tensile strength,elongation at break, elasticity (Young's modulus) and Water Holding Capacity (WHC). Results: The BC yield from sago liquid waste as a nutrients source was achieved 12.37 g LG1 and the highest BC yield 14.52 g LG1 in sago liquid waste medium with a sugar concentration of 10% (w/v) after 14 days fermentation period. The existence of bacterial cellulose is proven by FT-IR spectroscopy analysis based on the appearance of absorbance peaks, which are C-C bonding, C-O bonding, C-OH bonding and C-O-C bonding and represents the fingerprints of pure cellulose. The mechanical properties of BC from sago liquid waste were showed a tensile strength of 44.2-87.3 MPa, elongation at break of 4.8-5.8%, Young's Modulus of 0.86-1.64 GPa and water holding capacity of 85.9-98.6 g gG1. Conclusion: The results suggest that sago liquid waste has great potential to use as a nutrient source in the production of bacterial cellulose and BC's prospect as the bioplastic

    Properties and Application of Edible Modified Bacterial Cellulose Film Based Sago Liquid Waste as Food Packaging

    Get PDF
    Bacterial cellulose (BC) based on sago liquid waste has been developed to be used as food packaging. This study investigated the physicochemical and mechanical properties of modified BC film and its application as food packaging. The modified BC film performed carboxymethyl cellulose (CMC) as a stabilizer and glycerol as a plasticizer. Films were prepared by casting technique using BC as the primary material and composites with various concentrations of CMC and glycerol (0.5%, 1%, and 1.5%, v/v). BC film was applied as the packaging of meat sausage, and the quality of meat sausage was measured based on weight loss, moisture content, pH, protein content, and total microbial count. The addition of CMC and glycerol influences the physical and mechanical properties of BC composites film. The best mechanical properties of edible BC film were collected by adding 1% CMC and 1% glycerol with a tensile strength of 17.47 MPa, elongation at a break of 25.60%, and Young’s modulus of 6.54 GPa. FTIR analysis showed the characteristic bands of BC, and the addition of CMC and glycerol slightly changed the FTIR spectrum of the composites. The utilization of modified BC-based sago liquid waste film as the packaging of meat sausage could maintain sausage quality during 6 days of storage at room temperature. Therefore, edible BC film has the potential to be used as food packaging. Keywords: bacterial cellulose; edible film; food packaging; sago liquid wast

    Performansi Purnawidya Diklat Inseminasi Buatan

    No full text

    Pengaruh luas lahan sawah terhadap produksi padi di kabupaten Mandailing Natal tahun 2005-2015

    Get PDF
    Kabupaten Mandailing Natal merupakan wilayah sentral produksi padi di Provinsi Sumatera Utara, tahun 2015 produksi padi di Kabupaten Mandailing Natal mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun 2014, adapun beberapa kecamatan yang memiliki produksi terbesar di Kabupaten Mandailing Natal yaitu Kecamatan Siabu, Panyabungan, Natal dan Kotanopan. Untuk luas lahan di Kecamatan Siabu tahun 2015 mengalami penurunan sedangkan jumlah produksi meningkat, Kecamatan Panyabungan di tahun 2005-2006 luas lahan meningkat akan tetapi produksi sangat jauh menurun, sebaliknya untuk Kecamatan Natal perkembangan luas lahan di tahun 2010 mengalami peningkatan, sedangkan produksi mengalami penurunan di tahun 2015. selanjutnya di tahun 2012-2013 Kecamatan Kotanopan mengalami peningkatan luas lahan tetapi tidak diikuti dengan peningkatan produksi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah luas lahan sawah berpengaruh terhadap produksi padi di Kabupaten Mandailing Natal. Yang bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh variabel luas lahan sawah terhadap produksi padi di Kabupaten Mandailing Natal. Penelitian ini merupakan analisis regresi linear sederhana dengan jenis penelitian kuantitatif dan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kecamatan yang memproduksi padi secara lengkap di Kabupaten Mandailing Natal yaitu 17 Kecamatan selama 11 tahun. Sampel penelitian ini di tentukan dengan metode purposive sampling sehingga diperoleh 44 sampel meliputi 4 Kecamatan. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara. Hasil yang diperoleh setelah data diolah adalah: Koefisien determinasi (R2) sebesar = 0,963 %. Hal ini luas lahan sawah di Kabupaten Mandailing Natal tahun 2005-2015 memberikan kontribusi terhadap produksi padi sebesar 96,3 % dan sisanya 3,7 % dihubungkan oleh variabel lain. Sementara itu, persamaan regresi yang terbentuk adalah: PP= 1,017 + 0,929 LLS + 0,028. Artinya: terjadi hubungan yang positif antara luas lahan sawah dengan produksi padi, semakin meningkat atau semakin luas lahan (yang digarap atau ditanami ) maka semakin besar jumlah produksi padi yang diperoleh para petani. Sedangkan untuk uji parsial (Uji t) Ha diterima karena thitung > ttabel (33,117 > 1,682), (lihat pada ttabel n=42 dengan taraf signifikan 0,05). Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara luas lahan sawah terhadap produksi padi
    corecore