7 research outputs found

    PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN MEMILAH DAN MENEMPATKAN SAMPAH PADA TEMPATNYA SEJAK USIA DINI DI TK IMBAS 1

    Get PDF
    Perubahan perilaku dapat dilakukan melalui kebiasaan yang dipraktikan sejak usia dini. Pembelajaran bagi anak usia dini merupakan tahapan penting untuk pembisaan perilaku. Perilaku hidup sehat dan bersih melalui pengalaman belajar melalui pemberian contoh dan melalukan pembiasaan. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk memperkenalkan dan membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini melalui pemilahan sampah di TK Imbas 1 (TK ABA Trini) Trihanggo, Gamping, Sleman. Kegiatan ini menggunakan metode demontrasi dan praktik memilah sampah. Diharapkan melalui kegiatan ini anak-anak TK Imbas 1 (TK ABA Trini) mampu mengenal dan mempraktikan memilah sampah pada tempat pemilah sampah.Praktik pemilahan sampah ini dengan pengenalan jenis sampah kepada Murid TK Imbas 1 (TK ABA Trini). Hasil kegiatan ini mampu meningkatkan kebisaan anak-anak dalam menempatkan sampah pada tempat pemilah sampah. Pendekatan perilaku hidup sehat dapat dapat dilakukan sejak usia dini, pengalaman pemilahan sampah sejak dini ini akan memberikan pengalaman perilaku hidup sehat dan bersih sejak dini

    PENGARUH FORMULASI TEH DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava) SEBAGAI CAMPURAN TEH TERHADAP ZONA DAYA HAMBAT MIKROBIA ANTIDIARE Shigella dysenteriae

    Get PDF
    Latar Belakang : Daun kering jambu biji yang digiling halus diketahui mempunyai kandungan tanin sampai sekitar 17 %. Senyawa ini mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui campuran teh daun jambu biji untuk memperoleh zona daya hambat Shigella dysenteriae dan yang paling disukai panelis. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian True Eksperimen dengan desain Post Test Only Control Group Design. Bahan yang digunakan adalah daun teh dan daun jambu biji yang dijadikan teh. Setelah itu dibuat infusa dengan formulasi teh daun jambu biji dengan campuran 0 : 100 atau 100% teh daun jambu biji , 25 : 75 atau 25 % campuran daun jambu biji , 50 : 50 atau 50 % campuran daun jambu biji , 75 : 25 atau 75 % campuran daun jambu biji dan 100 : 0 atau 100% dau jambu biji. Selanjutnya dilakukan pengujian antibakteri ini mengunakan metode dilusi kemudian hasilnya diuji dengan SPSS secara analitik menggunakan Anava Satu Jalan dengan taraf sig 0,000 < 0.05 yang berarti Ho ditolak dan HĪ± diterima. Uji organoleptik dengan mengunakan 20 panelis yang hasilnya disampaikan secara deskritif. Hasil : Rata-rata diameter zona daya hambat formulasi teh daun jambu biji pada formulasi 100% daun jambu adalah 13 mm, formulasi 75% daun jambu adalah 11,33 mm, 50% daun jambu adalah 9,67 mm, 25% daun jambu adalah 8 mm, dan formulasi 0% daun jambu atau 100% daun teh sebagai kontrol adalah 8 mm. Berdasarkan analisa One Way anova diperoleh sig = 0,000 yang artinya ada beda antara formulasi teh daun jambu biji. Kesimpulan : Ada pengaruh yang bermakna dari formulasi teh daun jambu biji terhadap zona daya hambat Shigella dysenteriae. Formulasi campuran 100% daun jambu biji adalah formulasi teh daun jambu biji yang paling efektif terhadap zona daya hambat Shigella dysenteriae Kata kunci: Teh, daun jambu biji, uji kepekaan, zona hambat, Shigella dysenteriae, organolepti

    PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SDN 3 NGROTO MAYONG JEPARA 2012/2013

    Get PDF
    Widyantoro, Wahyu Widhi. 2013. Penerapan Cooperative Learning Tipe Think Pair Share (Tps) dengan Media Video dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas V SDN 3 Ngroto Mayong Jepara 2012/2013. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muria Kudus. Pembimbing: (I) Dr. Sri Utaminingsih, M. Pd, (II) Aisyah Nur Sayidatun Nisaā€™, S. Pd, M. Pd. Kata Kunci: TPS, Video, Hasil Belajar IPS Penelitian tindakan kelas ini bermula dari hasil belajar IPS siswa yang rendah. Kondisi awal berdasarkan nilai UTS pada mata pelajaran IPS kelas V SDN 03 Ngroto menunjukkan persentase ketuntasan klasikal hanya sebesar 37,9% dan rata-rata kelas 61,2. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu diadakan perbaikan dengan menggunakan model pembelajaran TPS dengan media video dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan model pembelajaran TPS dengan media video dalam pembelajaran IPS dan bagaimana peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Ngroto, Mayong, Jepara. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran TPS dengan media video dalam pembelajaran IPS dan peningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 03 Ngroto, Mayong, Jepara. Jenis penelitian yaitu penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis & McTaggart yang dilakukan selama 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari langkah perencanaan, pelaksanaan dan observasi, dan refleksi. Metode pengumpulan data berupa observasi, tes, dan dokumentasi. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kondisi awal dimana ketuntasan klasikal hanya sebesar 37,9% dengan rata-rata 61,2 meningkat pada siklus I menjadi 65,5% dengan rata-rata 65,8. Kemudian, pada siklus II meningkat menjadi 86,2% dengan rata-rata 73,8. Aktifitas siswa siklus I mendapat skor persentase 67% dengan kriteria ā€œcukupā€ meningkat pada siklus II menjadi 79% dengan kriteria ā€œbaikā€. Keterampilan guru juga mengalami peningkatan, pada siklus I mendapatkan skor persentase 74% dengan kriteria ā€œbaikā€ meningkat pada siklus II menjadi 87% dengan kriteria ā€œsangat baikā€. Simpulan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan model TPS dengan media video dapat meningkatan hasil belajar IPS siswa. Saran dalam penelitian ini diharapkan semua pihak yang terkait dengan pendidikan dapat menindaklanjuti dan mengembangkan penelitian untuk menggunakan model pembelajaran TPS dengan media video sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat

    Environmental Conditions and COVID-19 Incident

    Get PDF
    COVID-19 is a new infectious disease caused by the SARS-CoV-2 virus and was designated as a pandemic since March 12, 2020, because there are a lot of case in several countries. On February 1, 2021, the total number of COVID-19 cases reached 103 million in the world, and in Indonesia it reached 1.09 million. Many factors influence the transmission and death of COVID-19, for example environmental conditions. This study aims to provide an overview of environmental conditions that can be a factor for transmission and death due to COVID-19. The method in this research is literature review, which is a literature review with secondary data obtained through research journals which are then synthesized and obtained 23 articles as a reference for preparing literature reviews. COVID-19 and environmental degradation have decreased air, water, noise and marine pollution due to the lockdown, but there has been an increase in the volume of hazardous and toxic waste from COVID-19 patients. Then from air pollution, the results of decreases in CO, NO2, and PM10 during lockdown. Meanwhile, for climatology and meteorology, the result is that every 1oC increase in temperature from the average temperature can reduce daily cases of COVID-19 by 36% and 57% when the average humidity is at 67% and 85.5%. Likewis,e humidity each 1oC increase relatively reduces daily cases of COVID-19 by 11% to 22% with a temperature range of 5.04oC to 8.2oC. The conclusion of this research is that the environmental conditions during a pandemic had their own polemic. However, several pollutants such as CO, NO2, O3, PM2,5, and PM10&nbsp; is closely related to the spread of COVID-19. This literature review can provide recommendations for an overall global government demonstration policy in the prevention and control of environmental pollution and recycling of medical waste

    PENGKAYAAN MATERI BAGI KADER JUMANTIK YANG TERGABUNG DALAM TANGGAP BOCAH [TABO] DI KECAMATAN SLEMAN

    Get PDF
    Di Indonesia demam berdarah merupakan penyakit menular yang belum bisa diberntas. Kasus demam berdarah di kecamatan sleman pada tahun 2015 mencapai 28 kasus. Diperlukan peran aktif masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit DBD. Salah satu peran aktif dalam pencegahan DBD ini melalui edukasi anak-anak. Melalui kegiatan Tanggap Bocah (TABO) diharapkan mampu meberikan edukasi pencegahan penyakit DBD. Tujuan dari kegiatan ini adalah membentuk kader kesehatan cilik melalui TABO di Wilayah Kerja Puskesmas Sleman. Kegiatan ini menggunakan metode dengan diskusi, tanya jawab, dan Ā simulasi. Media pembelajaran ini menggunakan permainan anak dengan memasukan materi kesehatan lingkungan khususnya gerakan 3 M plus. Hasil kegiatan ini mampu mengajak dan meningkatkan kepedulian anak-anak terhadap program pengendalian DBD yaitu mampu melakukan pemantauan jentik di lingkungan rumah.Kegiatan ini dinilai sangat efektif sehingga memerlukan peningkatan pola pelatihan baik dari segi materi maupun komponen lainnya sehingga dapat terus sejalan mengikuti perkembangan informasi

    Implication of Social Restrictions on Covid-19 Pandemic Towards Dengue Control: Literature Review

    No full text
    The 2019 coronavirus (COVID-19) outbreak was first discovered in Wuhan, China, and was declared a pandemic by the World Health Organization (WHO) on March 11, 2020. In dealing with the COVID-19 pandemic, various countries have implemented social restrictions on their citizens. Social limits due to the COVID-19 pandemic have caused different life effects that have never occurred. This phenomenon will affect the transmission of existing diseases such as dengue fever. This study aims to determine the impact of social restrictions on dengue transmission and indicators of dengue. This research method is a systematic literature review, is a literature review by synthesizing 294 selected 12 articles from the Pubmed.gov database. The literature shows that social restrictions during the COVID-19 pandemic hurt the supervision and control of dengue. The increase in the dengue indicator, namely the density of mosquitoes, increased due to the termination of the control program. Human movement is a critical behavioural factor in many vector-borne disease systems because it affects vector exposure and pathogen transmission. The aspect of community mobility also reduces dengue cases during social distancing due to COVID-19

    MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MELAKSANAKAN 5 PILAR STBM DI SOROWAJAN BANTUL

    Get PDF
    Tantangan yang dihadapi terkait pembangunan kesehatan, khususnya bidang, hygiene dan sanitasi masih sangat besar perlu dilakukan intervensi terpadu melalui suatu pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat atau biasanya dikenal dengan STBM. Menurut survey PHBS yang telah dilakukan oleh Puskesmas Sewon II pada tahun 2014 di Sorowajan mendapatkan hasil 21,71% warga yang telah melaksanakan perilaku hidup bersih sehat sesuai pesan di 10 indikator PHBS sehingga masih dalam kategori rendah. Pengabdian masyarakat dilakukan Pendekatan STBM dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sewon II yaitu di dusun Sorowajan, desa Panggungharjo, kecamatan Sewon, kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Tujuan dilaksankan kegiataan pemberdayaan ini adalah meningkatkan kesadaran dalam 5 pilar STBM. Metode yang digunakan adalah dengan mengunkan model pemicuan STBM yang dimodifikasi. Setelah melaksankan pemberdayaan masyarakat dalam penerapan 5 pilar STBM Setelah melaksankan pemberdayaan masyarakat dalam penerapan 5 pilar STBM untuk membantu mempercepat daerah Sorowajan menjadi dusun yang memenuhi syarat STBM. Hasil survei setelah dilaskanakan kegiatan pemicuan 5 pilar STBM sebanyak 97,28% dengan peningkatan 75,57%. Hasil ini menunjukan bahwa model pemicuan STBM ini mampu meningkakan kesadaaran PHBS di dusun Sorowajan
    corecore