617 research outputs found

    Pengembangan Algoritma Pembelajaran Untuk Jaringan Syaraf Tiruan Diagonal Recurrent Dalam Sistem Kendali Derau Akustik Secara Aktif

    Full text link
    Active Noise Control (ANC) system emphasizes at USAge of adaptation algorithm and adaptive control structure. In this research is presented experimental result of active noise control system at free space using Diagonal Recurrent Artificial Neural Network control structure. The objective of this research is to develop an Extended Kalman Filter (EKF) algorithm for Diagonal Recurrent Artificial Neural Network control structure, named as Extended Kalman Filter Diagonal Recurrent (EKFDR) algorithm. Experimental result shows that amount of neuron in artificial neural network can be reduced by using diagonal recurrent artificial neural network, without lessening control system performance. Nonlinearity of secondary path in active noise control system can complicate control process. Experimental result shows that diagonal recurrent artificial neural network with EKFDR algorithm produced a better performance than linear controller in compensating of secondary path nonlinearity

    Improving human robot collaboration through Force/Torque based learning for object manipulation

    Get PDF
    Human–Robot Collaboration (HRC) is a term used to describe tasks in which robots and humans work together to achieve a goal. Unlike traditional industrial robots, collaborative robots need to be adaptive; able to alter their approach to better suit the situation and the needs of the human partner. As traditional programming techniques can struggle with the complexity required, an emerging approach is to learn a skill by observing human demonstration and imitating the motions; commonly known as Learning from Demonstration (LfD). In this work, we present a LfD methodology that combines an ensemble machine learning algorithm (i.e. Random Forest (RF)) with stochastic regression, using haptic information captured from human demonstration. The capabilities of the proposed method are evaluated using two collaborative tasks; co-manipulation of an object (where the human provides the guidance but the robot handles the objects weight) and collaborative assembly of simple interlocking parts. The proposed method is shown to be capable of imitation learning; interpreting human actions and producing equivalent robot motion across a diverse range of initial and final conditions. After verifying that ensemble machine learning can be utilised for real robotics problems, we propose a further extension utilising Weighted Random Forest (WRF) that attaches weights to each tree based on its performance. It is then shown that the WRF approach outperforms RF in HRC tasks.</p

    PERANCANGAN ANTENA HELICAL PADA RADIO TRANSCEIVER SX1276 PADA FREKUENSI 915 MHZ

    Get PDF
    LoRa merupakan modul transceiver yang bekerja pada rentang frekukensi 433 MHz sampai dengan 920 MHz. Modul ini bisa berkomunikasi dalam jangkauan jauh dengan treatment yang tepat. Salah satu solusi untuk mendapatkan jangkauan yang jauh adalah menambahkan antena pada sisi pemancar dan penerima untuk meningkatkan daya terima sinyal LoRa pada tempat-tempat yang memiliki sinyal dengan level daya rendah. Sehingga peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan melakukan pengukuran RSSI dengan menambahakan antena helical untuk meningkatkan sinyal RSSI (Received Signal Strength Indication) pada ketinggian 40 meter kondisi LOS (Line Of Sight) di atas gedung kedokteran UNTAN Pontianak dan melakukan pengukuran dalam kondisi LOS (Line of sight) dan NLOS (Non Line Of Sight) Dikawasan Lab Telekomunikasi Fakultas Teknik UNTAN Pontianak. Pada penelitian ini dirancang sebuah antenna helical untuk meningkatkan sinyal RSSI pada pemancar dan penerima dengan jangkauan jarak jauh

    Quantification and Comparison of Droplet Formation During Endoscopic and Microscopic Ear Surgery: A Cadaveric Model

    Get PDF
    Objectives: The COVID-19 pandemic and the disproportional spread of the disease among otorhinolaryngologists raised concerns regarding the safety of health care staff. Therefore, a quantitative risk assessment for otologic surgery would be desirable. This study aims to quantitatively compare the risk of perioperative droplet formation between microscopic and endoscopic approaches. Study Design: Experimental research. Setting: Temporal bone laboratory. Methods: The middle ear of whole head specimens was injected with fluorescein (0.2 mg/10 mL) before endoscopic and microscopic epitympanectomy and mastoidectomy. Fluorescent droplet deposition on the surgical table was recorded under ultraviolet light, quantified, and compared among the interventions. Drilling time, droplet proportion, fluorescein intensity, and droplet size were assessed for every procedure. Results: A total of 12 procedures were performed: 4 endoscopic epitympanectomies, 4 microscopic epitympanectomies, and 4 mastoidectomies. The mean (SD) proportion of fluorescein droplets was 0.14‰ (0.10‰) for endoscopic epitympanectomy and 0.64‰ (0.31‰) for microscopic epitympanectomy. During mastoidectomy, the deposition of droplets was 8.77‰ (6.71‰). Statistical comparison based on a mixed effects model revealed a significant increase (0.50‰) in droplet deposition during microscopic epitympanectomy as compared with endoscopic epitympanectomy (95% CI, 0.16‰ to 0.84‰). Conclusions: There is considerable droplet generation during otologic surgery, and this represents a risk for the spread of airborne infectious diseases. The endoscopic technique offers the lowest risk of droplet formation as compared with microscopic approaches, with a significant 4.5-fold reduction of droplets between endoscopic and microscopic epitympanectomy and a 62-fold reduction between endoscopic epitympanectomy and cortical mastoidectomy

    IMPLEMENTASI SISTEM KOMUNIKASI LORA SX1276 UNTUK MENGUKUR SUHU DAN KELEMBABAN DI UDARA MENGGUNAKAN DRONE

    Get PDF
    Udara merupakan elemen yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup. Banyak faktor yang mempengaruhi keadaan udara, seperti suhu dan kelembaban. Hal ini karena suhu dan kelembaban udara sendiri dapat mempengaruhi berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan manusia. Maka dari itulah keadaan suhu dan kelembaban udara sangat penting untuk diperhatikan. Salah satunya adalah perkembangan media transmisi pengiriman data seperti sistem komunikasi LoRa SX1276 yang salah satu fungsinya dapat digunakan untuk mengirimkan suatu informasi tak terkecuali data monitoring. Tujuan penelitian ini untuk merancang dan merealisasikan alat monitoring suhu dan kelembaban di udara dengan sistem komunikasi LoRa dan mendapatkan parameter dan performa sistem komunikasi LoRa point-to-point dari alat monitoring yang dirancang. Hasil pengambilan data sistem komunikasi LoRa SX1276 dengan pengujian jarak yang didapat sekitar ±462 meter dengan parameter yang digunakan yaitu nilai frekuensi 915 MHz, CR 4/5, BW 250 kHz, dan SF 7 dimana nilai yang didapat yaitu nilai RSSI -91 dBm sampai -118 dBm, dan nilai SNR 9.75 dB sampai -11.25 dB. Sedangkan pengujian data dari sensor suhu dan kelembaban terdapat dua (2) lokasi pengujian, lokasi yang pertama didapat pada saat LoS ialah suhu  dan kelembaban 84.80% - 91.90%, sedangkan data yang didapat pada saat N-LoS hanya mengambil dua (2) data saja yaitu suhu  dan , kelembaban 92.70% dan 93.60%.  Lokasi yang kedua didapatkan pada saat LoS ialah suhu  dan kelembaban 91.40% - 94.60%, sedangkan data yang didapat pada saat N-LoS ialah suhu  dan kelembaban 94.20% - 96.10%

    IDENTIFIKASI PENGUKURAN INTENSITAS RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK PEMANCAR RADIO DAN PENGARUH TERHADAP KESEHATAN MANUSIA

    Get PDF
    Perkembangan radio dimulai dari penemuan phonograph (gramofon), yang juga bisa digunakan memainkan rekaman, oleh Edison pada tahun 1877. Setiap stasiun pemancar memiliki kekuatan pemancar (daya) tersendiri, penentuan kekuatan pemancar ditentukan oleh pihak stasiun radio berdasarkan jumlah penduduk atau pemirsa radio dan luas wilayah, Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pancaran gelombang lektromagnetik dapat berpengaruh terhadap kesehatan manusia.Bahan penelitian yang digunakan yaitu berupa pendekatan metode pengukuran nilai intensitas radiasi gelombang elektromagnetik pada pemancar Radio yang berada pada di kota Pontianak. Mengukur nilai intensitas radiasi gelombang elektromagnetik pada Pemancar Radio menggunakan alat Radiation Elektromagnetik Detector.Hasil Pengukuran Pada pemancar Radio Duta Kharisma Pontianak nilai E-field (V/m) untuk jarak 10-30 meter maksimal nilainya 2, Radio Volare dan Gita Kenari Ceria maksimal nilainya 2, Radio Diah Rosanti maksimal nilainya 5, Radio Suara Manusa Indah maksimal nilainya 3, Radio Swara Mas Mujahidin maksimal nilainya 2 dan RRI Pontianak maksimal nilainya 3.Besar pancaran radiasi dari berbagai lokasi adalah mulai dari 1 V⁄m paling kecil terukur sampai 5 V⁄m paling besar terukur, nilai dari rata rata pada seluruh antena pemancar radio FM yang ada di kota Pontianak memiliki standarisasi aman sesuai dari standar lembaga WHO yaitu ICNIRP yaitu 28 V/m-1 untuk frekuensi 100-400 MHz

    ANALISIS KINERJA KOMUNIKASI MODUL TRANSCIVER ESP32 PADA FREKUENSI 2,4 GHz YANG AKAN DI TERAPKAN PADA JARINGAN IoT

    Get PDF
    Salah satu faktor penting dalam pemeliharaan ikan di akuarium adalah pemberian pakan yang teratur, yang secara langsung mempengaruhi pertumbuhan dan daya tahan ikan. Maka, perlu melakukan pemberian pakan secara intensif yakni dengan merancang alat pemberian pakan yang bisa dilakukan dari mana saja dan kapan saja dengan menggunakan teknologi ESP32. Tujuan penelitian ini merancang perangkat pemberian pakan untuk ikan di akuarium menggunakan teknologi ESP32, untuk mengetahui keberhasilan dari penelitian ini maka di lakukan pengukuran dari jarak 1 – 100 meter di laboratorium telekomunikasi dan di lakukan juga dengan jarak jauh mengunakan aplikasi blynk. Nilai RSSI yang rata 54,7 dBm dengan SSID Untan dan Pengoprasian feeding case dapat di lakukan dengan menggunakan aplikasi Blynk sehinggah lebih memudahkan pengopasian sistem lebih optimal dalam pemberian pakan

    ANALISA KECEPATAN TRANSMISI DATA DAN DAYA TERIMA ANTENA ROCKET M5 CCTV NIRKABEL DI DISKOMINFO KOTA SINGKAWANG

    Get PDF
    Diskomifo Kota Singawang merupakan lembaga yang bertugas dalam melaksanakan urusan pemerintan di bidang konunikasi, dan informatika yang mana salah satu tugas dari Diskominfo adalah memberi rasa aman kepada masyarakat. Memberi rasa aman pada masyarakat salah satunya adalah dengan pengawasan di titik yang rawan, untuk melakukan pengawasan yang stanby setiap saat maka Dikominfo Kota Singkawang menggunakan kemajuan teknologi untuk melakukan hal ini yaitu dengan memanfaatkan CCTV nierkabel antena Rocket M5 yang di pasang di setaip titik yang rawan, tentunya di haruskan menjaga kualitas jaringan internetnya dengan melihat parameter yaitu daya terima antena dan kecepatan jaringan. Dalam penelitian ini akan mengamalisa beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas daya pancar antena dan kecepatan jaringan pada antena Rocket M5. Pada penelitian ini peneliti menggunakan 4 client untuk mewakili client yang lainya, yang mana keempat client ini dalam kondisi LOS dan NLOS dan memiliki jarak yang berdeda beda kepada antena pemancar. Rata-rata kualitas daya pancar antena yang berada di Diskominfo Kota Singkawang dalam kondisi cukup, pada client 1 dan 3 kondisi NLOS memiliki kualitas daya terima antena sebesar -74 dBm dan -76dBm yang mana berarti kategori cukup dan untuk Tx/Rx ratenya 79.5% dan 70.8% dan pada client 2 dan 4 kondisi LOS memiliki kualitas daya pancar antena sebesar    -65dBm dan -59dBm yang mana berarti kategori baik dan sangat baik dan untuk Tx/Rx ratenya 98,7 dan 96.9%
    • 

    corecore