13 research outputs found

    Analisis Kualitas Air Budidaya Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) di Kabupaten Manokwari, Papua Barat

    Get PDF
    Sangkuriang catfish (Clarias gariepinus) a freshwater fish, that is well-known as aquaculture commodity in Manokwari Regency. Water quality is a determining factor for the success of catfish farming. The purpose of this study is to determine the dynamics of water quality and to determine the feasibility of catfish culture water quality in Manokwari Regency according to the required quality standards. The method used was descriptive by direct field data collection in Prafi and Masni Districts, which are known as catfish farming centers. The results showed that in the Prafi ponds temperature was 28 - 31 0C, pH: 6.8 – 7.56 and DO: 3.2 - 6.2 ppm and the Masni temperature 27 -31 0C, pH 6.62 - 7, 60 and DO: 3.2 – 7.1 ppm. Nitrate concentrations in the Prafi ponds ranged from 0.8 to 1 mg/l and in the Masni ponds from 0.7 to 1.2 mg/l. Ammonia concentrations in the Prafi and Masni ponds ranged from 0.06  to ≥ 0.5 mg/L. Temperature, pH, DO and Nitrate are in accordance to  the required quality standards while Ammonia is not in accordance to the quality standards of Government Regulation Number 82/2001.Ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) merupakan komoditas ikan budidaya ikan air tawar di Kabupaten Manokwari. Kualitas air merupakan faktor penentu keberhasilan kegiatan budidaya ikan lele. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dinamika kualitas air dan untuk mengetahui kelayakan kualitas air budidaya ikan lele di Kabupaten Manokwari berdasarkan baku mutu yang disyaratkan. Metode yang digunakan adalah pengumpulan data langsung di lapangan yaitu di Distrik Prafi dan Masni yang merupakan sentra budidaya ikan lele sangkuriang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu di kolam Prafi 28 - 31 0C, pH: 6.8 – 7.56 dan  DO: 3.2 - 6.2 ppm sedangkan kolam Masni memiliki  suhu: 27 - 31 0C, pH: 6.62 – 7.60 dan DO: 3,2 - 7,1 ppm. Konsentrasi Nitrat di kolam Prafi berkisar 0,8 - 1 mg/l dan kolam Masni 0.7 - 1.2 mg/l. Konsentrasi amoniak di kolam Prafi dan kolam Masni berkisar 0.06 ≥ 0.5 mg/L. Suhu, pH, DO dan Nitrat sesuai dengan baku mutu yang disyaratkan sedangkan Amonia tidak sesuai dengan baku mutu PP Nomor 82 Tahun 2001

    KEANEKARAGAMAN TERIPANG (Holothuroidae) DI ZONA INTERTIDAL PADA AREA KONSERVASI “SASI” KAMPUNG FOLLEY DISTRIK MISOOL TIMUR KABUPATEN RAJA AMPAT - PAPUA BARAT

    Get PDF
    Sasi adalah kearifan lokal dari masyarakat di Papua untuk menjaga kelestarian sumberdaya termasuk biota perairan.  Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keanekaragaman teripang (Holothuroidae) di perairan Kampung Folley Distrik Misool Timur kabupaten Raja Ampat. Lokasi penelitian yang terdiri dari 2 lokasi konservasi sasi teripang yaitu perairan Tanjung Vageta dan Tanjung Waponta, serta 1 lokasi di luar area konservasi yaitu Perairan Dermaga Kampung Folley. Pengambilan data pada bulan Juni-Juli 2019 dilakukan menggunakan kuadran 5x5m2 diletakkan zigzag dengan transek garis 100m sejajar garis pantai.  Terdapat 7 spesies teripang di lokasi konservasi sasi yakni Holothuria scabra1, H. scabra2, H. atra, H. leucuspilota, H. impatiens,  Stichopus hermanii, Synaptidae. H. scabra adalah yang terbanyak di area konservasi sasi dan merupakan komoditas penting bagi masyarakat lokal

    Profil Suhu Pantai Peneluran Penyu Sidey: Implikasi Estimasi Jenis Kelamin Tukik Penyu

    Get PDF
    Changes in the temperature of the nesting habitat due to the impact of global warming cause damage to turtle eggs and will result in failure of hatching in turtle nests. The temperature of the turtle nesting beach on Sidey beach as a secondary nesting beach has a contribution to the existence of turtle populations in the wild. The analysis of the temperature profile of the Sidey turtle nesting beach aims to relate the temperature of the turtle nesting beach sand to hatching success, and to estimate the sex of hatchlings based on the temperature during the incubation period and the temperature of the beach sand. Temperature recording using a data logger, then analyzed using HOBOware software. The results of the analysis of the mean temperature for Sidey 1 beach of 31.75±1.70⁰C, Sidey 2 beach of 32.29±0.23⁰C, incubation temperature of nest 1 was 28.14±0.75⁰C and at nest 2 of 30.13±0.82⁰C. The mean temperature range of the Sidey beach was above the pivotal temperature for leatherback turtles for the East Pacific region, which is 29.4⁰C, while  the two nest samples have a temperature mean above or below the pivotal temperature, so that the estimation of hatchling sex for Sidey beaches are female and have low hatching success.Perubahan suhu habitat peneluran akibat dampak pemanasan global menyebabkan kerusakan pada telur penyu dan akan mengakibatkan kegagalan penetasan pada sarang-sarang penyu. Suhu pantai peneluran penyu yang ada di pantai Sidey sebagai pantai peneluran sekunder memiliki kontribusi terhadap keberadaan populasi penyu di alam. Analisis profil suhu pantai peneluran penyu Sidey bertujuan untuk menghubungkan suhu pasir pantai peneluran penyu dengan sukses penetasan, dan mengestimasi jenis kelamin tukik berdasarkan suhu selama masa inkubasi dan suhu pasir pantai. Perekaman suhu yang menggunakan data logger, kemudian dianalisis dengan menggunakan software HOBOware. Hasil analisis data, rata-rata suhu pantai Sidey 1 adalah 31.75±1.70⁰C dan pantai Sidey 2 adalah 32.29±0.23⁰C, rata-rata suhu inkubasi sarang 1 adalah 28.14±0.75⁰C dan pada sarang 2 adalah 30.13±0.82⁰C. Kisaran rata-rata suhu yang dimiliki oleh pantai Sidey berada di atas suhu penting penyu belimbing untuk wilayah Pasifik Timur yaitu 29.4⁰C, sedangkan untuk kedua sampel sarang memiliki rataan suhu yang berada di atas maupun di bawah suhu penting, sehingga estimasi jenis kelamin tukik untuk Pantai Sidey adalah betina serta memiliki tingkat penetasan yang rendah

    aspek biologi dan pemetaan daerah penangkapan lobster panulirus spp di perairan kampung akudiomi distrik yaur kabupaten nabire

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai April 2014 di kampung Akudiomi yang dikenal sebagai perairan Kwatisore Kabupaten Nabire Provinsi Papua. Tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui komposisi jenis, mengukur panjang-berat, meng-iventarisasi nelayan lokal dan memetakan daerah penangkapan lobster. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik observasi, pengambilan sampling dan wawancara. Pemetaan dan identifikasi hubungan parameter oseanografi perairan (suhu, salinitas, kedalaman dan pH) di daerah penangkapan lobster untuk mengetahui pengaruhnya terhadap ketersediaan sumberdaya lobster. Hasil identifikasi diperoleh 3 jenis lobster yang tertangkap oleh nelayan di perairan kampung Akudiomi yaitu P. versicolor berjumlah 111 ekor, P. longipes dan Thenus spp masing-masing berjumlah 1 ekor. Pendugaan pola pertumbuhan lobster dilakukan hanya pada P. versicolor yang merupakan spesies dominan tertangkap oleh nelayan. Panjang karapas P. versicolor berkisar 8-13 cm dan berat berkisar 250-1,097 gr/ekor. Pola hubungan panjang karapas dan berat lobster P.versicolor menunjukkan nilai korelasi positif atau searah terhadap pertumbuhan dengan nilai korelasi 0.8636, koefisien ini bernilai positif (mendekati 1). Berdasarkan analisis pola pertumbuhan P. versicolor diperoleh persamaan , maka pola pertumbuhan relative bernilai yang berarti allometrik negatif artinya pertumbuhan panjang lebih cepat dari pada pertumbuhan berat. Analisis regresi menunjukan bahwa suhu, kedalaman, salinitas dan pH berpengaruh nyata terhadap variasi hasil tangkapan lobster di perairan kampung Akudiomi. Faktor oseanografi yang berpengaruh signifikan terhadap hasil tangkapan lobster adalah suhu, salinitas dan pH

    Species Composition of Sea Cucumber (Holothuroidea) in the Kapisawar Village - Meos Manswar District Raja Ampat Regency

    Get PDF
    This study aimed to investigate the species and its composition of sea cucumber in the Kapisawar village of Meos Manswar District in Raja Ampat Regency. This research was conducted from March to April 2014. Descriptive method was applied directly through observations by using belt transects that consisted of three stations. Then, identification of species was done through spicula appearance of sea cucumbers. Results showed that from all research stations, 10 species of sea cucumbers were found, and these species derived from 3 families and 4 genera. The species of sea cucumbers are Holothuria scabra, H. leucospilota, H. rigida, H. sucosa, Bohadschia similis, B. marmorata, B. vitiensis, Synapta maculate, Opheodesoma grisea and Stichopus variegatus. The highest number of sea cucumber species was found in the station I which consisted of 9 species from 2 families and 4 genera, followed by station II (2 families and 3 genera), and the lowest at the station III of 3 species (2 families and 2 genera). Some of the sea cucumber found in the research station were economic importance, with the highest composition was at the station I because of its suitable habitat condition and the lowest in station III due to far from the village

    persentase tutupan terumbu karang di perairan pasir putih kabupaten manokwari

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai November 2014 di perairan Pasir Putih Kabupaten Manokwari, berlokasi di Pantai Air Salobar. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui persentase tutupan terumbu karang, kualitas fisik-kimia air dan korelasi kualitas fisik-kimia air terhadap persentase tutupan terumbu karang di bagian barat daya perairan Pasir Putih, Manokwari. Metode yang digunakan untuk memperoleh data persentase tutupan karang adalah Point Intercept Transect (PIT) pada kedalaman 3 m (Transek I), 7 m (Transek II) dan 10 m (Transek III). Hasil pengamatan diperoleh persentase tutupan karang pada Transek I adalah 91%, Transek II adalah 78% dan Transek III adalah 54%. Kondisi terumbu karang di perairan Pasir Putih berada dalam kondisi baik hingga sangat baik. Kondisi sangat baik terdapat pada Transek I dan II, sedangkan kondisi baik terdapat pada Transek III. Bentuk pertumbuhan yang paling dominan pada Transek I dan III adalah coral branching. Persentase tutupan coral branching pada Transek I adalah 59% dan Transek III adalah 20%. Bentuk pertumbuhan Coral Branching yang ditemukan, didominasi oleh karang dari genus Montipora dan Psammocora. Untuk genus Montipora yang ditemukan adalah spesies Montipora digitata. Sedangkan dari genus Psammocora yang ditemukan adalah spesies Psammocora contigua. Sedangkan bentuk petumbuhan yang paling dominan pada Transek II adalah Coral Encrusting (28%). Kualitas fisik-kimia air yang diukur pada perairan Pasir Putih adalah suhu 27,5-29°C, Oksigen terlarut 5,08-5,2 ppm, pH 7,03-7,15, salinitas 30-31‰, kecepatan arus 0,08 m/s dan kecerahan perairan 16 m. Nilai kualitas fisik-kimia air ini termasuk ideal bagi pertumbuhan terumbu karang. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa parameter kualitas air yang paling berpengaruh atau sangat signifikan (ρ = 0,01) terhadap persentase tutupan karang adalah suhu, oksigen terlarut dan kedalaman perairan

    Zooplankton Sebagai Bioindikator Lingkungan Perairan: Studi Kasus Perairan Teluk Doreri Manokwari, Provinsi Papua Barat

    Get PDF
    The zooplankton ecological index which includes diversity, uniformity and dominance is one approach used to determine the condition of the aquatic environment. This study aims to determine the environmental status of the waters based on zooplankton ecological index which includes diversity, uniformity, and dominance in Doreri Bay water, Manokwari. This study was conducted in September 2020 at two 5- and 10-meter stations depth from the water's surface. Water quality measurements and water sampling were carried out at both stations thrice for 1 week. Water sampling to determine individual zooplankton used a 5 L volume Van Dorn. Temperature, salinity, and pH of the waters were measured successively using a rod-type thermometer with a 50 °C scale, a handheld refractometer RHSN-10ATC, and a pH meter of Orion A215 type. The measurement results obtained the temperature, salinity, and pH values ranging from 29.1 – 29.9 °C with an average of 29.5 °C, 30 – 35 ppt with an average of 33.2 ppt, and 7.9 – 8.3 with an average of 8.1, respectively. The diversity, uniformity, and dominance indexes ranged from 1.5 – 2.2, 0.7 – 1.0, and 0.1 – 0.4, respectively. The ecological status of Doreri Bay waters based on the diversity, uniformity, and dominance indexes show that the components of the food chain are still complete, including the producer and consumer groups and reducers. The effect of liquid waste from land activities around the bay has not disturbed the zooplankton

    Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata Bahari Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari

    Get PDF
    Mansinam isle has a potential natural resources with terrestrial and aquatic ecosystems, with varieties of flora, fauna, and outstanding natural beauty. Some of them had not been used optimally, therefore useful programs are required to develop and utilize these resources but still acknowledging the effort of conservation and rehabilitation thus the resources remain sustainable and to improve local community life. The purposes of this research are to assess: 1) the suitability of tourism, 2) ecological carrying capacity, and 3) the hospitality for travelling visitors.  A survey method with direct observation technique applied on coral reefs, seagrass beds and coastal ecosystems. The results shows that ecotourism in Mansinam isle as follows: tourism suitability for diving category on ​​coral reef ecosystems at 3 meters depth was very suitable (IKW 82.19 to 89.04) and 10 meters depth is suitable (IKW 76.71). Tourism suitability for snorkeling category on coral reef ecosystems at 3 meters depth is very suitable (IKW 90.12 to 91.36), and seagrass ecosystems is suitable (IKW 78.79). Tourism suitability for beach category is very suitable (IKW 89.29 to 96.43), coastal category is moderately (IKW 70.51 to 76.92).  Analysis on supporting capacity and ecological carrying capacity for diving category on coral reef ecosystems is 44 visitors per day, snorkeling 24 visitors per day, seagrass20 visitors per day, beach recreation 18 visitors per day, sun bathing 10 visitors per day, swimming 16 visitors per day, sports tourism 8 visitors per day, and camping tours197 visitors per day. Results shown for esthetics and hospitality values suggested that 52% of respondents stated that Mansinam Island were quite beautiful and 41% said very beautiful, moreover 66% of respondents expressed quite comfortable and 21% said comfortable.Pulau Mansinam memiliki potensi sumberdaya alam dengan ekosistem teresterial dan akuatik  yang beraneka ragam flora, fauna, dan keindahan alam. Potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal sehingga dibutuhkan program untuk pengembangan dan pemanfaatan serta memperhatikan upaya konservasi dan rehabilitasi  berkelanjutan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengkaji kesesuaian wisata, 2) daya dukung ekologis, dan kenyamanan pengunjung berwisata di Pulau Mansinam; menggunakan metode survei dengan teknik observasi langsung pada ekosistem terumbu karang, padang lamun, dan ekosistem pantai. Analisis kesesuaian wisata menunjukkan kategori selam (diving) pada ekosistem terumbu karang kedalaman 3 meter  sangat sesuai ( IKW 82,19-89,04), kedalaman 10 meter sesuai (IKW 76,71).  Kesesuaian wisata kategori wisata snorkling  pada ekosistem terumbu karang kedalaman 3 meter sangat sesuai (IKW 90,12-91,36), ekosistem padang lamun sesuai (IKW 78,79). Kesesuaian wisata untuk kategori wisata pantai sangat sesuai (IKW 89,29-96,43), wisata hutan pantai cukup sesuai (IKW 70,51-76,92). Daya dukung dan daya tampung ekologis kategori wisata selam untuk terumbu karang 44 orang/hari, wisata snorkling 24 orang/hari, padang lamun 20 orang/hari, rekreasi pantai 18 orang/hari, wisata berjemur 10 orang/hari, berenang 16 orang/hari, wisata olah raga 8 orang/hari, dan wisata berkemah 197 orang/hari.  Nilai keindahan berwisata di Pulau Mansinam 52 % responden menyatakan cukup indah dan 41 % indah, sedangkan nilai kenyamanan adalah 66 %  responden menyatakan cukup nyaman dan 21 % nyaman

    Pengaruh Pemberian Pakan Terhadap Pertumbuhan Berat Ikan Lele (Clarias sp) Di Kolam Prafi Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat

    Get PDF
    Ikan Lele merupakan salah satu komoditas unggulan budidaya ikan air tawar di Kabupaten Manokwari. Daerah sentral budidaya ikan air tawar di Kabupaten Manokwari yaitu pada Distrik Prafi. Pakan ikan yang diberikan tidak akan habis dikonsumsi oleh ikan dan meninggalkan sisa bahan organik. Limbah bahan organik dari kegiatan budidaya yang tidak terkendali dengan baik akan menyebabkan pengkayaan  dari unsur nitrogen, sehingga dapat mengganggu Budidaya. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan terhadap pertumbuhan berat ikan lele di kolam Prafi, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat. Penelitian dilakukan selama 61 hari, dari bulan November sampai Januari 2019.Penentuan titik pengambilan sampel dengan menggunakan metode survey dan dengan cara purposive sampling yaitu memilih dengan sengaja titik pengambilan sampel. Penentuan lokasi ini tersebut berdasarkan kegiatan budidaya ikan air tawar yang telah berlangsung dilakukan di kolam Prafi. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa pertumbuhan berat akhir ikan lele selama pemeliharaan adalah sebesar 44000 gram dengan total pemberian pakan sebesar 7400 gram, sedangkan berat rata-rata ikan lele selama pmeliharaan adalah 1155.05 gram. Nilai rata-rata biomassa yang ditemukan adalah sebesar 218300.670 gram. Nilai FCR (Food Convert Ratio) berdasarkan hasil perhitungan adalah 1.03% dan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan spesifik individu ikan lele sebesar 18.925 gram/hari.Ikan Lele merupakan salah satu komoditas unggulan budidaya ikan air tawar di Kabupaten Manokwari. Daerah sentral budidaya ikan air tawar di Kabupaten Manokwari yaitu pada Distrik Prafi. Pakan ikan yang diberikan tidak akan habis dikonsumsi oleh ikan dan meninggalkan sisa bahan organik. Limbah bahan organik dari kegiatan budidaya yang tidak terkendali dengan baik akan menyebabkan pengkayaan  dari unsur nitrogen, sehingga dapat mengganggu Budidaya. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan terhadap pertumbuhan berat ikan lele di kolam Prafi, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat. Penelitian dilakukan selama 61 hari, dari bulan November sampai Januari 2019. Penentuan titik pengambilan sampel dengan menggunakan metode survey dan dengan cara purposive sampling yaitu memilih dengan sengaja titik pengambilan sampel. Penentuan lokasi ini tersebut berdasarkan kegiatan budidaya ikan air tawar yang telah berlangsung dilakukan di kolam Prafi. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa pertumbuhan berat akhir ikan lele selama pemeliharaan adalah sebesar 44000 gram dengan total pemberian pakan sebesar 7400 gram, sedangkan berat rata-rata ikan lele selama pmeliharaan adalah 1155.05 gram. Nilai rata-rata biomassa yang ditemukan adalah sebesar 218300.670 gram. Nilai FCR (Food Convert Ratio) berdasarkan hasil perhitungan adalah 1.03% dan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan spesifik individu ikan lele sebesar 18.925 gram/hari

    UPAYA GURU DALAM MENGATASI DISGRAFIA (KESULITAN MENULIS) PADA SISWA KELAS RENDAH

    Get PDF
    Penelitian ini difokuskan pada upaya guru dalam mengatasi disgarafia (kesulitan menulis) pada siswa kelas rendah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat upaya guru dalam mengatasi disgarafia (kesulitan menulis) pada siswa kelas rendah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian berupa uraian secara deskripstif. Sumber data pada penelitian ini adalah guru-guru yang bersertifikasi dan pernah atau sedang menangani anak disgrafia. Teknik pengumpulan data berupa triangulasi data, yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan yaitu berupa angket yg pelaksanaan pembagian dan pengisian melalui aplikasi google form
    corecore