32 research outputs found

    PERENCANAAN JARINGAN TD-LTE ADVANCED DENGAN SKEMA CARRIER AGGREGATION INTRA-BAND CONTIGUOUS STUDI KASUS KOTA BANDUNG

    Get PDF
    Carrier aggregation merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan bandwidth karena dengan metode carrier aggregation beberapa frekuensi berbeda yang memiliki bandwidth yang kecil dapat di agregasi sehingga akan mendapatkan bandwidth yang lebih lebar, jadi tujuan utama dari penerapan metode carrier aggregation adalah peningkatan pada nilai throughput. Pada perencanaan ini juga menerapkan metode time division duplexing (TDD), karena duplexing menggunakan metode TDD memiliki keuntungan untuk menangani layanan berbasi data yang mayoritas bersifat Non-Guarantee Bit Rate (N-GBR) karena pada layanan ini tidak memerlukan bit rate minimum untuk dapat bekerja. Pada simulasi ini menggunakan frekuensi 2300 MHz sebagai frekuensi TD-LTE Advanced dan parameter yang menjadi fokus utama adalah throughput, reference signal received power (RSRP), reference signal strength indicator (RSSI), carrier to interference noise ratio (CINR), dan block error rate (BLER). Hasil dari simulasi menunjukan bahwa nilai rata-rata throughput sebesar 10,3 Mbps, nilai rata-rata RSRP sebesar -113,69 dBm, nilai rata-rata RSSI sebesar -72,13 dBm, nilai rata-rata CINR sebesar 3,91 dB, dan nilai rata-rata BLER sebesar 0,08%

    USULAN PERBAIKAN CAKUPAN DAERAH LAYANAN JARINGAN LTE DI JALUR BAWAH TANAH MRT (BUNDARAN HI-ASEAN) MENGGUNAKAN POSSIBILITY UPGRADE VERTICAL DAN SPLIT SECTORIZE

    Get PDF
    Moda Raya Terpadu Jakarta (MRT) adalah transportasi umum yang mulai dioperasikan pada 1 April 2019. Sebagian jalur MRT berada di bawah tanah, tepatnya dari Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (Bundaran HI) hingga di pertengahan jalan menuju Stasiun Association of SoutheastAsian Nations (ASEAN). Dari hasil pengukuran didapat nilai rata-rata Reference Signal Received Power (RSRP) -96.29 decibel-milliwats (dBm) yang masuk dalam kategori ‘Poor’ dalam Key Performance Indicator (KPI). Selain itu, terjadi permasalahan untuk layanan Long Term Evolution (LTE) di beberapa titik seperti Handover Fail, Connection Drop, dan Connection Setup Fail. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah memberikan usulan perbaikan terhadap kualitas sinyal dengan melakukan capacity assesment & fulfillment berupa possibility upgrade vertical dan split sectorize. Usulan perbaikan dilakukan dengan menggunakan simulasi untuk mengetahui perbaikan terhadap kualitas sinyal. Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah menganalisis perbaikan cakupan daerah layanan serta memberikan usulan untuk meningkatkan layanan jaringan LTE di MRT. Parameter yang digunakan untuk penelitian kali ini adalah RSRP dan Signal to Noise Ratio (SINR) di sisi pelanggan untuk teknologi 4G LTE. Setelah dilakukan simulasi didapat nilai RSRP menjadi - 88,52 dBm yang termasuk kategori ‘Normal’ dalam KPI. Selain itu, nilai SINR mengalami peningkatan dari 15,15 decibel (dB) dengan kategori ‘Normal’ menjadi 18,29 dB yang termasuk dalam kategori ‘Good’

    PERBANDINGAN PERFORMANSI POLAR CODE DAN REPETITION CODE TERHADAP KANAL MULTIPATH PADA SISTEM KOMUNIKASI 5G

    Get PDF
    Kebutuhan kecepatan data yang tinggi, latency yang rendah merupakan tantangan yang akan dihadapi oleh teknologi seluler generasi kelima  (5G). Pengkodean kanal sangat diperlukan untuk mengurangi error dan deteksi error agar performansi sistem komunikasi 5G yang didapatkan dapat mencapai standardisasi Teknologi 5G yaitu low latency dan high speed data rate . Salah satu teknik pengkodean kanal 5G. Teknik pengkodean kanal sederhana yang umum digunakan pada sistem komunikasi yaitu Repetition Code. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian mengenai seberapa efektif dari kedua teknik pengkodean kanal tersebut untuk error corection pada sistem komunikasi 5G. Jurnal ini melakukan simulasi dan analisis teknik pengkodean Polar Code dan Repetition Code pada pemodelan kanal 5G Multipath dengan menggunakan modulasi 16 QAM dan menggunakan teknik multicarrier CP-OFDM Numerology 2. Selain itu jurnal ini melakukan simulasi dan analisis pemodelan kanal 5G dengan parameter lingkungan Kota Bandung dan spesifikasi sistem 5G dengan frekuensi kerja 28 GHz. Hasil pemodelan kanal menghasilkan 9 path dengan nilai mean excess delay sebesar 5,039 ns dan RMS delay spread sebesar 22,747 ns. Pada Repetition Code nilai BER yang dihasilkan yaitu  pada Eb/No 34.62 dB dan pada Polar Code dengan BER=0 pada Eb/No > 20 dB. Nilai FER yang dihasilkan Polar Code jauh lebih rendah, pada Eb/No 19,8 dB yaitu  sedangkan Repetition Code yaitu . Sehingga Teknik Channel Coding yang efektif untuk menurunkan bit error dan frame error pada sistem komunikasi 5G adalah Polar Code

    Analysis of the Application current X2 Interface Handover Process in LTE Technology

    Get PDF
    LTE (Long Term Evolution) is a 4G technology which is in the developmental period. In its development we need to know the integrity of LTE networks in providing reliable service of the mobility when service users, so we need to discuss the handover process that occurs in LTE, where this handover process will determine the ability of communication networks in maintining the communication link is going. Problems arise when we talk handover is how the data transfer process occurs in LTE. X2 is an interface that must be passed whentheprocess of transferring data of time of handover between two eNodeB adjacentpieces in LTE. The capabilities of interface X2 also makes effect to maximization of the function on handover process, so it is necessary to analyze the function of interface X2 when handover happen between eNodeB in LTE. This research can be seen that the LTE quaranteering handover process when through on X2 interface at high speed that is greater than 60 km/hour. The existence makes use of the time required to performs faster handovers, seen from simulation result with TTT = 0,034 ms , Hom = 2,029 dB and TTD = 0,165 ms at speed 200 km/hour and angle direction of movement of user is 00 dan 600 . In addition , the faster movement of the user, the smaller the time required to perform handovers because the user through the area or areas slices cell or cell handover

    Pengantar Ilmu Telekomunikasi

    No full text
    24cm ; viii; 310ha

    Fundamental Teknologi Seluler LTE

    No full text
    211 hl

    Konsep Non-Orthogonal Multiple Access (NOMA) di Sistem Komunikasi 5G

    No full text
    Non-orthogonal multiple access (NOMA) merupakan suatu teknik multiple access yang saat ini banyak dilakukan penelitian seputar penerapannya pada sistem komunikasi 5G. Pada NOMA multiple user dapat dilayani dengan waktu / frekuensi yang berbeda secara bersamaan, hal ini yang membedakan NOMA dengan orthogonal-multiple acces (OMA). Keuntungan dengan diterapkannya NOMA dalam sistem komunikasi 5G antara lain dapat mengefisiensi penggunaan spektrum frekuensi, meningkatkan fairness antar user, dan meningkatkan throughput untuk masing-masing user

    Pengantar ilmu telekomunikasi

    No full text
    Buku ini memberikan paparan mengenai ilmu telekomunikasi di awali dengan dasar telekomunikasi, perangkat terminal dan jenis layanan sentral, bentuk-bentuk saluran local jaringan telepon, teknologi jaringan, teknik dan media transmisi, hingga ke masa kini. Orang sudah tidak memerlukan lagi perangkat kabel atau sering di isebut wireless serta adanya koleksi digital

    PENGANTAR ILMU TELEKOMUNIKASI/SM-16

    No full text
    viii+309hlm;15,5x24c

    Pengantar Ilmu Telekomunikasi

    No full text
    viii, 310 hl
    corecore