9 research outputs found
Membangun Demokrasi Sehat dalam Kajian Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengkaji dan mendeskripsikan pelaksanaan demokrasi di Indonesia yang mulai meninggalkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Negara. Metode dalam penulisan artikel ini adalah library research. Hasil kajian mengungkapkan bahwa pelaksanaan demokrasi di Indonesia telah banyak mengalami pasang surut sejak era kemerdekaan hingga reformasi kini. Pelaksanaan demokrasi dengan tidak meninggalkan nilai-nilai Pancasila merupakan tantangan pelaksanaan demokasi bagi Indonesia kini. Setelah melakukan kajian, peneliti dapat mengatakan bahwa Pancasila merupakan tawaran solusi mutlak dalam membangun demokrasi “sehat”
URGENSI KARAKTERISTIK WARGANEGARA DEMOKRATIS PADA ABAD KE DUA PULUH SATU
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan Menemukan Karakteristik Ideal Warganegara Di Abad 21. Â Jenis penelitian yang digunakan termasuk ke dalam jenis penelitian deksriktif kualitatif, yaitu dengan menggunakan metode analisis isi. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi untuk mendapatkan makna yang terdapat dalam isi berita pada media massa, media online maupun buku mengenai radikalisme di Indonesia Hasil dari kajian ini menunjukan bahwa setiap negara harus memiliki warga negara demokratis untuk dapat mengatasi permasalahan pada abad ke-21. Namun, selain dari pihak warga negara sendiri, pemerintah juga harus berupaya untuk mengatasi permasalahan pada abad ke-21 dengan membuat kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung untuk mengatasi bahkan memberantas permasalahan pada abad ke-21 seperti hak asasi manusia, terorisme, energi, lingkungan hidup, dan pemanasan global serta korupsi
Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis melalui Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
This article aims to discuss efforts to develop the younger citizen's critical thinking skills through Civic Education in higher education. This study uses a descriptive qualitative method. This study collects data through observation, interviews, and documentation studies. The results show there are three processes for developing critical thinking skills through Civic Education in higher education. First, using a scientific learning approach, contextual, constructivism, and an open-ended approach. Second, the media developed is blended learning and e-learning strategy. Third, learning resources are online and offline
#Gejayan memanggil Sebagai Komunikasi Sosial Gerakan Mahasiswa
This article discusses #Gejayan as asocial communication of the student movement in Yogyakarta, Indonesia. #Gejayanmemanggil became a trending topic that contributed to the call of the GejayanMemanggilactionIn the context of this discussion, there are two things to emphasize: the theme that appears in the #Gejayanmemanggil tweet and the extent of its contribution to the organization of the demonstration. The results of the study found that the narrative theme in the #Gejayanmemanggil tweet was on in accordance with the actual conditions at that time, including the response to the Draft Criminal Code (RKUHP), changes to the Corruption Eradication Commission (KPK) Law, and various environmental issues. The contribution of #Gejayanmemanggil to the demonstration in question is defined by how it assisted in the success of the overall event
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Demokratis Peserta Didik dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMK Negeri 1 Magelang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap: (1) kemampuan berpikir kritis dan (2) sikap demokratis peserta didik dalam pembelajaran PPKn di SMK Negeri 1 Magelang.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment. Desain penelitin yaitu randomized control group pretest-posttest design. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April 2016 di SMK Negeri 1 Magelang. Teknik pengambilan sampel yaitu teknik cluster random sampling, sehingga diperoleh sampel penelitian untuk kelas eksperimen yaitu kelas X Elektronika A dan kelas kontrol yaitu kelas X Mesin A. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kritis dan angket sikap demokratis. Data dianalisis dengan menggunakan uji-t.
Hasil penelitian, adalah sebagai berikut. (1) Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran PPKn di SMK Negeri 1 Magelang pada Kompetensi Dasar menganalisis kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara, yang terbukti dari nilai t hitung lebih besar dari t tabel pada taraf signifikansi α = 0,05 (2,557> 2,000). Skor gain kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sebesar 0,59 dalam kategori efektif sedang, sedangkan skor gain kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran penemuan sebesar 0,39 dalam kategori efektif sedang. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka model pembelajaran berbasis masalah lebih efektif daripada model pembelajaran penemuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran PPKn. (2) Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran berbasis masalah terhadap sikap demokratis peserta didik dalam pembelajaran PPKn di SMK Negeri 1 Magelang pada Kompetensi Dasar menganalisis kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara, yang terbukti dari nilai t hitung lebih besar dari t tabel pada taraf signifikansi α = 0,05 (5,332> 2,000). Skor gain kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sebesar 0,72 dalam kategori efektif tinggi, sedangkan skor gain kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran penemuan sebesar 0,40 dalam kategori efektif sedang. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka, model pembelajaran berbasis masalah lebih efektif daripada model pembelajaran penemuan terhadap sikap demokratis peserta didik dalam pembelajaran PPKn di SMK Negeri 1 Magelang
HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MODUL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Hubungan antara pemanfaatan modul dengan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Magelang Tahun Pelajaran 2012/2013, 2) Hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Magelang Tahun Pelajaran 2012/2013, 3) Hubungan antara pemanfaatan modul dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Magelang Tahun Pelajaran 2012/2013.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 1 Magelang tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 559 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 139 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Uji coba instrumen menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji coba instrumen dilaksanakan kepada 34 siswa kelas X Jasa Boga 1 SMK Negeri 3 Magelang. Teknik analisis data menggunakan uji prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas, uji linieritas dan uji multikolinieritas. Pengujian hipotesis menggunakan analisis bivariat dan multivariat. Analisis bivariat menggunakan korelasi product moment untuk menguji hubungan variabel secara parsial, sedangkan analisis multivariat menggunakan korelasi berganda untuk menguji hubungan variabel secara bersama-sama. Dengan tingkat signifikansi hasil analisis ditentukan sebesar 5%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1) Ada hubungan positif pemanfaatan modul dengan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Magelang Tahun Pelajaran 2012/2013, ini dibuktikan dari nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,580>0,159) dan nilai signifikansi sebesar 0,000, yang berarti kurang dari 0,05 (0,0000,159) dan nilai signifikansi sebesar 0,000, yang berarti kurang dari 0,05 (0,0000,159) dan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti kurang dari 0,05 (0,000<0,05) dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,503. Ini berarti 50,3% Prestasi Belajar PKn dijelaskan oleh pemanfaatan modul sebesar 17,8% dan kemandirian belajar sebesar 32,6%, sedangkan 49,7% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini.
Kata kunci : Pemanfaatan modul, Kemandirian belajar, Prestasi belaja
The Improvement of Civic Virtue through Civic Education in Higher Education in Forming Young Generation Communication Patterns
This study purposed to describe the communication pattern of students at the University of Ahmad Dahlan Yogyakarta and described Civic Virtue implementation through civic education in higher education in terms of forming young generation communication patterns. This study employed a qualitative descriptive method. The subject of the study was five lecturers of civic education. Data were collected through interviews, observation, documentation, and focus group discussion (FGD). The data were analyzed by using Miles and Huberman’s principles as data reduction, data display, and stating the conclusion. The result of the research showed that the students’ pattern of communication at higher education was influenced by some factors were environment and knowledge factor. The fostering of Civic Virtue through civic education in higher education in forming young generation communication pattern has existed in the process of Civic Virtue fostering that involves democratic values, self-control, and prioritizing plurality interest. The Civic Virtue in the category civic disposition involves responsibility, self-discipline, human rights respect, willingness to hear, negotiating, and compromising. Besides, the Civic Virtue in the category of civic commitment involves a commitment to the implementation of democratic citizenship rights, responsibility for democratic citizenship, constitutionalism, and tendency to participate politicall
Hasil peer review artikel " Membangun Sikap Bela Negara Mahasiswa Melalui Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi"
The purpose of this research is to describe the efforts to build the defense of PGSD students through Pancasila Education in Higher Education. The study was carried out in the Department of PGSD Ahmad Dahlan University, Yogyakarta. This research is qualitative research with data collection in the form of interviews, observations, documentation, and Focus Group Discussion (FGD). Data analysis through data reduction, data presentation, and concluding. The results of the study revealed that students of the Department of PGSD Ahmad Dahlan University, Yogyakarta have the conception that the defense of the country is no longer through taking up arms, but can be through their professionalism. Besides, there are some characteristics of students in defending the country, namely, maximizing time as a student with useful activities, loving Indonesia, having morals, excellent skills, and having a national insight. The findings of this study also revealed that Pancasila education in Higher Education became an addendum in providing a basis for students' understanding of Pancasila as the basis of the state.
Keywords: PGSD, Defending the Country, Pancasila