105 research outputs found
Applications of ISES for meteorology
The results are summarized from an initial assessment of the potential real-time meteorological requirements for the data from Eos systems. Eos research scientists associated with facility instruments, investigator instruments, and interdisciplinary groups with data related to meteorological support were contacted, along with those from the normal operational user and technique development groups. Two types of activities indicated the greatest need for real-time Eos data: technology transfer groups (e.g., NOAA's Forecasting System Laboratory and the DOD development laboratories), and field testing groups with airborne operations. A special concern was expressed by several non-U.S. participants who desire a direct downlink to be sure of rapid receipt of the data for their area of interest. Several potential experiments or demonstrations are recommended for ISES which include support for hurricane/typhoon forecasting, space shuttle reentry, severe weather forecasting (using microphysical cloud classification techniques), field testing, and quick reaction of instrumented aircraft to measure such events as polar stratospheric clouds and volcanic eruptions
PERAMPASAN ASET TANPA MENJALANI PEMIDANAAN BAGI PELAKU YANG MELARIKAN DIRI ATAU MENINGGAL DUNIA DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaturan hukum perampasan aset bagi orang yang melarikan diri atau meninggal dunia dalam perkara tindak pidana korupsi dan bagaimana praktik hukum dalam perampasan aset tbagi orang yang melarikan diri atau meninggal dunia dalam perkara tindak pidana korupsi, yang dengan metode penelitian hukum normatif disimpulkan: 1. Pengaturan hukum tentang perampasan aset yang ada di Indonesia diatur di dalam Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dan Undang-undang Nomor 46 Tahun 2009tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Terkait mengenai mekanisme perampasan aset, indonesia mengadopsi instrumen hukum internasional yaitu United Nations Convention againts Corruption (UNCAC) yang telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesiamenjadi Undang-undang nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi perserikatan bangsa-bangsanati korupsi. 2. Dalam praktik hukum di Indonesia dalam melakukan mulai dari penyitaan sampai dengan perampasan asset sudah diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) pasal 18 ayat (1) huruf a dan  Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) pasal 16.. Namun, masih ada permasalahan atau hambatan untuk aparat penegak hukum untuk melakukan penyitaan atau perampasan aset yang ketika aset tersebut sudah tidak berada lagi di dalam negeri, atau barang tersebut telah dilarikan oleh pelaku keluar negeri. Untuk itu diperlukan instrumen hukum yang tepat. Seperi penerapan Non-Conviction Based Asset Forfuiture (NCB Asset Forfuiture) yang lebih menekankan kepada aset yang terkait dengan tindak pidana bukan pada pelunya.Kata kunci: korupsi; perampasan aset
Pengaruh Metode Multisensori Dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Kata Pada Anak Tunarungu Taman Kanak-kanak: Studi Eksperimental Di Tk Slb Negeri Semarang
Penguasaan kosakata merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai penguasaan bahasa, semakin banyak kosakata yang dimiliki seseorang maka semakin banyak pula ide dan gagasan yang dikuasai seseorang. Hambatan pada anak tunarungu adalah minimnya kosakata yang mereka miliki yang disebabkan oleh kehilangan kemampuan mendengar. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan multisensori memberikan alternatif pada seseorang untuk memilih metode yang memanfaatkan kemampuan visual, auditori, kinestetik, dan taktil dengan modalitas indera terkuat dan pada saat yang bersamaan juga dapat melatih modalitas indera yang lemah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan multisensori dalam meningkatkan kemampuan kosakata tunarungu. Penelitian ini dilakukan pada anak tunarungu taman kanak-kanak yang berusia 6-8 tahun. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi dengan desain eksperimen Ânon-randomized pretest-posttest control group design. Subjek penelitian berjumlan 18 orang yang dibagi ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jumlah kata yang dipelajari selama penelitian adalah 20 kata selama 10 kali pertemuan. Hasil pengujian hipotesis dengan teknik parametrik Paired sample t-test menghasilkan p < 0,001. Hasil ini menyatakan bahwa pendekatan multisensori dapat meningkatkan kemampuan menghafal kosakata pada anak tunarungu
Balancing Rotor Dengan Analisis Sinyal Getaran Dalam Kondisi Steady State
Rotor merupakan alat mekanik yang bergerak secara berputar. Tidak ada rotor yang sempurna seimbang (balanced) dan selalu ada massa tidak seimbang (unbalanced) pada sistem rotor. Hal ini dapat terjadi karena berbagai sebab, misalnya bahan yang tidak homogen saat proses produksi, dan desain.yang tak simetris. Apabila keadaan unbalance pada rotor tidak dideteksi pada tahap permulaan akan mengakibatkan kerusakan struktur, hilangnya energi, dan berkurangnya umur pemakaian. Perlu adanya proses balancing untuk mengurangi gaya yang disebabkan oleh ketidakseimbangan rotor. Sedikitnya balancing rotor dibagi menjadi dua jenis yaitu single plane dan two-plane balancing. Dari masalah inilah penelitian tentang balancing rotor dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik sinyal getaran sebelum dan setelah balancing serta membandingkan sinyal getaran antara sebelum dengan setelah proses balancing. Penelitian ini menggunakan seperangkat test Machine Fault Simulator (MFS). Dari hasil penelitian sinyal getaran single plane dan two-plane sebelum balancing dapat menunjukan karakteristik sinyal getaran dalam bentuk domain frekuensi dengan amplitudo yang relatif tinggi pada frekuensi 1x rpm, kemudian diikuti amplitudo yang lebih kecil pada harmonik 2x rpm dan seterusnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses balancing rotor pada single plane dan two plane menurunkan amplitudo pada frekuensi 1x rpm dengan nilai penurunan rata-rata sebesar 80%. Dari hasil pengukuran didapatkan perbandingan sinyal getaran antara sebelum dengan setelah balancing yaitu terlihat amplitudo pada frekuensi 1x rpm sebelum balancing lebih tinggi daripada setelah balancin
Tinjauan Geografi Keberadaan SMP Negeri 5 Padang Cermin
This research is to know the geographic condition of SMP Negeri 5 Padang Padang Cermin Pesawaran in 2013 by focusing on relative location and accessibility. The method used in this research was a descriptive exploratory method. The result showed that the slope of the SMP Negeri 5 Padang Cermin did not comply SMP Negeri 5 Padang Cermin has a slope in 20%. The existence of SMP Negeri 5 Padang Padang Cermin Pesawaran seen from the location of this school, it is the strategic location in terms of affordability with the location of settlements or with some other school locations located in Desa Gunung Rejo. The accessibility to the SMP Negeri 5 Padang Cermin is difficult to be seen from a distance to school which is relatively far from the center of town, the long time to the school, and the absence of public transport to school.Penelitian ini untuk mengetahui keadaan geografis keberadaan SMP Negeri 5 Padang Cermin Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran tahun 2013 dengan menitikberatkan pada lokasi relatif dan aksesibilitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemiringan lereng SMP Negeri 5 Padang Cermin tidak sesuai dimana SMP Negeri 5 Padang Cermin kemiringan lereng mencapai 20 %. Keberadaan SMP Negeri 5 Padang Cermin Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran dilihat dari lokasi keberadaannya sekolah ini termasuk strategis, baik dari segi keterjangkauan dengan lokasi permukiman ataupun dengan lokasi beberapa sekolah lain yang terletak di Desa Gunung Rejo. Aksesibilitas menuju SMP Negeri 5 Padang Cermin sulit dilihat dari jarak menuju sekolah yang relatif jauh dari pusat kecamatan, waktu menuju sekolah yang lama dan tidak adanya angkutan umum menuju sekolah ini
Socially cued developmental plasticity affects condition-dependent trait expression
Condition-dependent sexually selected traits are thought to indicate an individual's quality or breeding value for fitness. Variation in developmental environments, however, introduces much complexity to resource allocation, and therefore, to phenotypic expression. The extent to which environment-specific developmental tactics interact with resource allocation and impinge on the relationship between condition and adult phenotype remains largely untested. Here, we used the black field cricket (Teleogryllus commodus), a species known to modify allocation tactics in response to both nutrition and social environments, to examine whether socially cued plasticity affects condition-dependent trait expression. We reared juvenile males in a 2 by 2 factorial experiment, crossing 2 social environments with 2 diets, and examined allocation toward life-history, morphological traits and costly sexual signaling (i.e., calling) in adulthood. Although diet significantly affected phenotypes during the second-last juvenile stadium, shifts in development rate in response to both the nutrient and social environment during the last juvenile stadium obscured the effects of condition on male phenotypes. Our results suggest that sexually selected signals may be poor indicators of individual quality due to interactions among sources of environmental variance. We suggest that the correlation between trait expression and condition is more complex under natural environments than most literature in this area assume
Teacher’s Strategies in Teaching Writing Narrative Text at SMKN 1 Kismantoro 2016/2017 Academic Year
The purpose of this research was: (1) To know the teacher strategies of SMKN 1 Kismantoro in learning writing narrative text; (2) To know how the teacher applies the strategies; and (3) To know the problems faced by the teacher. The type of this research is descriptive qualitative research. The methods used to collect the data are observation, interview, and documentation. The writer used interactive model that included three main components, namely, data reduction, data display, and conclusion drawing/verification. Research results show that the teacher's strategy in teaching narrative text writing is using cooperative learning because this strategy keeps students active and can solve problems in analyzing generic structures, language features, and social functions of the narrative text so that they can make narrative text well. The teacher implemented the strategy by delivering the material, creating several groups and giving the students the text. The problems faced by teachers in teaching writing narrative text, were the students limited vocabulary, so that the students were still confused to translate from Indonesia to English, the students’ grammar mastery, and the students’ difficulty in developing paragraph
KEANEKARAGAMAN JENIS, KEPADATAN, DOMINANSI, DAN POLA PENYEBARAN ALGA MERAH DI PERAIRAN KALASEY MINAHASA SULAWESI UTARA
The purpose of this study was to determine the species of red algae in Kalasey waters and also to determine their diversity, density, dominance, and distribution patterns. The research was conducted in November in the Kalasey Minahasa waters of North Sulawesi.This study used the quadrant transect method, in taking the sample the transect was drawn along 100m from the coastline towards the sea 3 times then the quadrants were placed on the side of the transect, each quadrant 10m apart was placed 10 times. From the use of this method, 5 species of red algae were obtained. Based on the results of data analysis, it showed that the diversity index was moderate with a value of 1.57 for the entire transect. The density index obtained from the results of data analysis with an overall transect value of 10.43. The distribution pattern index has a random distribution pattern with an overall transect value of 0.01. The overall dominance index of the transect is 1.21. The dominating species with the highest number of individuals was found in Gracilaria arcuata and the lowest number of individuals was found in Galaxaura fastigiata. The Kalasey waters area has a temperature of 33°C, a salinity of 30%o, and the degree of pH similarity obtained is 7. Based on the results of these parameters, the Kalasey waters are classified as good for the life of various types of algae.Keywords: Types of Red Algae, Kalasey WatersABSTRAKTujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui spesies alga merah yang ada di perairan Kalasey dan juga untuk mengetahui Keanekaragaman, Kepadatan, Dominansi, dan Pola Penyebarannya. Penelitian dilaksanakan pada bulan November di Perairan Kalasey Minahasa Sulawesi Utara. Penelitian ini menggunakan metode transek kuadran, pada pengambilan sampel transek ditarik sepanjang 100m dari garis pantai mengarah ke laut sebanyak 3 kali lalu kuadran diletakkan disisi Transek, setiap kuadran berjarak 10m diletakkan sebanyak 10 kali. Dari penggunaan metode tersebut diperoleh 5 spesies alga merah berdasarkan hasil dari analisis data menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman sedang dengan nilai dari keseluruhan transek sebesar 1,57. Indeks kepadatan yang diperoleh dari hasil analisis data dengan nilai keseluruhan transek sebesar 10,43. Indeks pola penyebaran terdapat pola penyebaran acak dengan nilai keseluruhan transek sebesar 0,01. Indeks dominansi keseluruhan transek sebesar 1,21. Spesies yang mendominansi dengan jumlah individu tertinggi terdapat pada Gracilaria arcuata dan jumlah individu terendah terdapat pada Galaxaura fastigiata. Wilayah perairan Kalasey memiliki suhu 33°C, salinitas 30%o, dan derajat kesamaan pH yang diperoleh yaitu 7. Berdasarkan hasil parameter tersebut perairan Kalasey tergolong baik untuk kehidupan berbagai jenis alga.Kata kunci : Jenis Alga Merah, Perairan Kalase
- …