JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Not a member yet
    304 research outputs found

    PROFIL PERTUMBUHAN MIKROALGA Chlorella vulgaris PADA MEDIA KW21

    Get PDF
    Microalgae are microscopic organisms found in both freshwater and seawater. These organisms lack roots, stems, and leaves but are capable of performing photosynthesis to produce their own food. One type of microalga is Chlorella vulgaris, which belongs to the class Chlorophyceae. Chlorella Vulgaris can be cultivated as a natural feed for fish, clams, and shrimp. The aim of this research is to analyze the growth profile of Chlorella vulgaris cultivated in Kw21 media. Observations were conducted by counting the cell density of C. vulgaris from the adaptation phase to the death phase in three identical sample containers. This observation process was carried out daily at the same time and repeated three times. The cell density of Chlorella vulgaris in the exponential phase on the 11th day for sample A was 114.6 x 10⁴cells/ml, for sample B on the 10th day was 118.6 x 10⁴ cells/ml, and for sample C on the 7th day was 116.3 x 10⁴ cells/ml. Keywords: Growth, Chlorella vulgaris, Microalgae, KW21 Media    ABSTRAK Mikroalga adalah organisme mikroskopis yang ditemukan di air tawar maupun air laut. Mikroalga ini tidak memiliki akar, batang dan daun. Namun mampu melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Salah satu jenis mikroalga adalah Chlorella vulgaris yang tergolong dalam kelas Chlorophyceae. Mikroalga ini, dapat dibudidayakan sebagai pakan alami pada ikan, kerang dan udang.  Tujuan penelitian ini adalah menganalisis profil pertumbuhan mikroalga Chlorella vulgaris yang dikultivasi dalam media Kw21. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah kepadatan sel mikroalga C. vulgaris mulai dari fase adaptasi sampai fase kematian dari 3 wadah sampel yang sama. Proses pengamatan ini dilakukan setiap hari di jam yang sama dan dengan tiga kali pengulangan. Jumlah kepadatan sel mikroalga C. vulgaris pada fase eksponensial di hari ke-11 pada sampel A yaitu 114,6 x10⁴sel/ml pada sampel B di hari ke-10 yaitu 118,6 x10⁴sel/ml, dan pada sampel C di hari ke-7 yaitu 116,3 x10⁴sel/ml. Kata Kunci: Pertumbuhan, Chlorella vulgaris, Mikroalga, Media KW2

    ANALISIS PERTUMBUHAN DAUN Thalassia hemprichii DI PERAIRAN SEKITAR DESA TULUSAN KECAMATAN TAGULANDANG KABUPATEN SIAU TAGULANDANG BIARO

    Get PDF
    Seagrass is a flowering plant that can grow well in shallow marine environments. All seagrasses are one-seed plants that have roots, rhizomes, leaves, flowers and fruit just like plants on land. This research was carried out from August to September 2023 in the nearby waters of Tulusan Village, Tagulandang District, Sitaro Islands Regency. This research aims was to determine the growth rate of Thalassia hemprichii leaves on two different substrate types. Analysis of seagrass growth rate was measured using the seagrass leaf growth rate test, normality test and independent T-test. The results of this research showed that the average growth rate of young leaves was 0.29 cm/day and old leaves 0.15 cm/day on the sandy substrate, while on the mixed sand substrate and dead coral fragments, young leaves were 0.24 cm/day and old leaves 0.09 cm/day with a measurement interval of 7 days. The results of the normality test using the Liliefors formula for seagrass data show that it has a normal distribution. The results of the independent T-test on mixed sandy substrate and coral fragments showed that there were significant differences in seagrass leaf growth. The results of parameter measurements on sandy substrates ranged in temperature from 30˚C - 37˚C, salinity 30 ppt - 31 ppt, pH 8 and on coral rubble sand substrates ranged from 30˚C - 35 ˚C salinity 30 - 32 ppt, pH 8. Keywords: Seagrass, Substrate, Growth   ABSTRAK Lamun adalah tumbuhan berbunga yang dapat tumbuh dengan baik dalam lingkungan laut dangkal. Semua lamun adalah tumbuhan berbiji satu yang mempunyai akar, rimpang, daun, bunga dan buah seperti halnya dengan tumbuhan yang ada didarat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - September 2023 di perairan sekitar Desa Tulusan Kecamatan Tagulandang Kabupaten Kepulauan Sitaro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan daun lamun Thalassia hemprichii pada dua tipe substrat berbeda. Analisis laju pertumbuhan lamun diukur menggunakan uji laju pertumbuhan daun lamun, uji normalitas dan uji T independen. Hasil penelitian ini diperoleh rata-rata laju pertumbuhan daun muda yaitu 0,29 cm/hari dan daun tua 0,15 cm/hari pada tipe substrat berpasir, sedangkan pada tipe substrat pasir pecahan karang mati, daun muda 0,24 cm/hari dan daun tua 0,09 cm/hari dengan interval pengukuran 7 hari. Hasil uji normalitas dengan menggunakan rumus liliefors data lamun menunjukan mempunyai sebaran normal. Hasil uji t independen pada tipe substrat berpasir dan pecahan karang menunjukan ada perbedaan nyata pertumbuhan daun lamun. Hasil pengukuran parameter pada substrat berpasir berkisar suhu 30˚C - 37˚C, salinitas 30 ppt – 31 ppt, pH 8 dan pada substrat pasir pecahan karang berkisar suhu 30˚C -35 ˚C salinitas 30 – 32 ppt, pH 8.. Kata Kunci: Lamun, Substrat, Pertumbuha

    KONDISI PADANG LAMUN DI SEKITAR PERAIRAN DESA BOWONGKALI KECAMATAN TABUKAN TENGAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

    Get PDF
    Seagrass is a flowering plant (Angiospermae) that can live in the sea. Seagrass ecosystems have a very important role both ecologically and biologically in coastal and estuary areas. These plants provide food for many marine animals include herbivorous invertebrates, and herbivorous fish. This study aims to determine the condition of seagrass beds in the waters of Bowongkali Village, Central Tabukan District, Sangihe Islands Regency based on the percentage cover. Data collection method in this study uses the quadratic transect method with three transect lines with a length of 100m each and a distance between each transect is 50m. Data was collected by determining the percentage of seagrass cover and seagrass species composition in each small box in the quadrat frame on each transect. The results of this study obtained the total average percentage has a percentage value of seagrass cover of 48.67% and categorized as "medium". The types of seagrasses found are Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis. Envoronmental parameters recorded temperature range 31.5-32 ° C, salinity range 26-28‰ and pH 8.02-8.07. Keywords: Seagrass beds, Condition, Waters of Bowongkali Village.   ABSTRAK           Lamun adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang dapat hidup di laut. Ekosistem padang lamun memiliki peran sangat penting baik secara ekologi maupun biologi di kawasan pesisir dan estuari. Tumbuhan ini berperan sebagai produsen dan menyediakan makanan bagi invertebrata herbivora, dan ikan herbivora. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis lamun dan kondisi padang lamun di Perairan Desa Bowongkali, Kecamatan Tabukan Tengah, Kabupaten Kepulauan Sangihe. Pengambilan Data pada penelitian ini mengunakan metode transek kuadrat dengan tiga line transek yang memiliki panjang masing-masing 100m dengan jarak antar tiap transek adalah 50m (100 x 100 m²). Pengambilan data dilakukan dengan cara mentukan nilai persentase tutupan lamun dan komposisi jenis lamun pada setiap kotak kecil dalam frame kuadrat pada masing-masing transek. Hasil penelitian ini didapatkan, nilai persentase tutupan padang lamun sebesar 48,67% termasuk dalam kategori “sedang”. Jenis-jenis lamun yang ditemukan yaitu, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis. Parameter di Perairan Desa Bowongkali yaitu suhu, salinitas, pH, nilai suhu 31,5-32°C, nilai salinitas 26-28‰ dan nilai pH 8,02-8,07. Kata Kunci: Padang lamun, Kondisi, Perairan Desa Bowongkal

    KONDISI TERUMBU KARANG dI PERAIRAN DESA WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA, SULAWESI UTARA

    Get PDF
    Coral reefs are a unique ecosystem of tropical regions that are highly complex, productive, and possess a high biodiversity, serving as habitats for organisms. Essentially, coral reefs are massive deposits of calcium carbonate (CaCO3) produced by reef-building coral organisms (hermatypic corals) from the phylum Cnidaria, class Anthozoa, order Scleractinia. This study aims to assess the condition of coral reefs in the waters of Wori Village to accurately understand the status and dynamics that will determine the direction and policies regarding coral reefs in Wori Village waters. The results of the Coral Reef Condition Study in the Waters of Wori Village using the Underwater Photo Transect method revealed that at Station I, the percentage of live coral cover was 53.47% out of 12 forms of coral growth, while at Station II, the percentage of live coral cover was 47.73% out of 10 forms of coral growth, with the genus Porites being the most dominant at both observation stations. The average coral cover value in the waters of Wori Village was 50.60% based on the Standard Criteria for Coral Damage Assessment in Ministerial Regulation No. 4 of 2001. The condition of the reefs in Wori Village Beach falls under the Good category Keywords: Wori Waters, Coral Reefs, UPT, CPCE   ABSTRAK Terumbu karang adalah suatu ekosistem khas daerah tropis yang sangat kompleks produktif serta memiliki keanekaragman biota yang sangat tinggi dan juga merupakan habitat bagi organisme. Pada dasarnya terumbu karang merupakan endapan masif kalsium karbonat (CaCo3) yang dihasilkan oleh organsime karang pembentuk terumbu (karang hermatipik) dari filum Cnidaria, kelas anthozoa ordo Scleractinia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kondisi terumbu karang yang ada di Perairan Desa Wori guna mengetahui kondisi terumbu karang di Desa Wori secara akurat dan detail mengenai status dan dinamika yang akan menentuhkan arah dan kebijakan terumbu karang di Perairan Desa Wori. Hasil Penelitian Kondisi Terumbu Karang di Perairan Desa Wori dengan Mengunakan metode Underwater Photo Transek di Ketahui pada Stasiun I Persentase tutupan karang hidup 53,47% dari 12 bentuk pertumbuhan karang sedangkan pada Stasiun II persentase karang hidup 47,73% dari 10 bentuk Pertumbuhan karang dengan genus karang Porites yang paling dominan di dua Stasiun Pengamatan dengan nilai rata-rata nilai tutupan karang di Perairan Desa Wori 50,60% berdasarkan Kriteria Baku Penilaian kerusakan terumbu dalam KepMen. 2001 No.4. kondisi terumbu di Pantai Desa Wori Masuk dalam Kategori Baik. Kata kunci: Perairan Wori, Terumbu Karang, UPT, CPC

    UJI TOKSISITAS ANTI KANKER EKSTRAK ALGA COKLAT Padina sp. TERHADAP LARVA UDANG Artemia salina LEACH., DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST

    Get PDF
    Brown Algae Padina sp are marine biota that have secondary metabolites that are useful in the pharmaceutical field, especially raw materials for anti-cancer drugs. Bioactive compounds suspected of having anti-cancer activity were tested for activity by means of a toxicity test. Brine Shrimp Lethality Test Method. The purpose of this study was to test the anticancer activity of the crude extracts of Padina sp against Artemia salina L shrimp larvae using the Brine Shrimp Lethality Test method. Algae samples were taken in the waters of Makupa Village. The activity test was carried out at the Laboratory of Marine Biotechnology and Pharmacy, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Unsrat. The test concentrations used of 10, 50, 100, 250 and 500 ppm, by first making 1000 ppm mother liquor. Data analysis used probit analysis to determine the toxicity value of LC50. The results obtained showed that the increase in concentration was followed by an increase in the number of mortality of the test animals where Padina sp 65%. The results of probit analysis obtained LC50 Padina sp 12.45 mg/l. Based on these data, bioactive compounds from Padina are more toxic, so it can be concluded that the content of bioactive compounds from Padina sp has the potential to be developed as raw materials for anticancer drugs. Keywords: Anticancer, Padina, Lethtality Test   ABSTRAK   Alga Coklat Padina sp merupakan biota laut yang memiliki metabolit sekunder yang bermanfaat dalam bidang farmasi terutama bahan baku obat anti kanker. Senyawa bioaktif yang diduga memiliki aktivitas anti kanker terlebih dahulu dilakukan pengujian aktivitas dengan cara uji toksisitas. Metode Brine Shrimp Lethality Test. Tujuan penelitian ini yaitu uji aktivitas antikanker dari ekstrak   Padina sp terhadap larva udang Artemia salina L dengan menggunakan metode Metode Brine Shrimp Lethality Test. Sampel alga di ambil di Perairan Desa Makupa. Uji aktivitas dilakukan di Laboratorium Bioteknologi dan Farmasetika Laut Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unsrat. Konsentrasi uji menggunakan 10, 50, 100, 250 dan 500, ppm, dengan terlebih dahulu membuat larutan induk 1000 ppm. Analisis data menggunakan analisis probit untuk menentukan nilai toksisitas LC50. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa kenaikan konsentrasi diikuti dengan kenaikan jumlah mortalitas hewan uji dimana Padina sp 65%. Hasil analisis probit diperoleh nilai Lethal consentrasi adalah 12.45 mg/l. Berdasarkan data tersebut senyawa bioaktif dari Padina lebih toksik dibandingkan dengan Halimeda sp, sehingga dapat disimpulkan kandungan senyawa bioaktif dari Padina sp berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan baku obat antikanker. Kata kunci: Antikanker, Padina, Lethality Tes

    STUKTUR KOMUNITAS PADANG LAMUN DI SEKITAR DESA TOSEHO KECAMATAN OBA KOTA TIDORE KEPULAUAN

    Get PDF
    Seagrasses are flowering plants that are fully adapted to being immersed in seawater. Seagrass plants consist of rhizomes, leaves and roots. This study aims to identify the types of seagrasses and determine the structure of seagrass community. This research was conducted in July 2023 around Toseho Village, Oba Subdistrict, Tidore City Kepulaun with coordinate points on transect 1 which is 0°21'20.72 "U, 127°38'58.46 "T. on transect 2 0°21'21.78 "U, 127°38'57.32 "T and on transect 3 which is 0°21'22.86 "U, 127°38'56.14 "T. The method used in this research is quadrant line transect method. Based on the results of the study, it can be concluded that there are 6 types of seagras in Toseho Village, namely Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Halophila ovalis, Halodule univervis and Sryngodium isoetifolium. From the results of data analysis, it was found that Thalassia hemprichii was the most dominating seagrass species in each of the 3 quadrant transects. Seagrass species diversity in Toseho Village has a medium level of species diversity (1 ≤H'≤3 Medium species diversity).Keywords: Seagrass, Community Structure, Toseho Village ABSTRAKLamun merupakan tumbuhan berbunga yang sepenuhnya menyesuaikan diri untuk terbenam dalam air laut. Tumbuhan lamun terdiri dari rhizome, daun dan akar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasih jenis-jenis lamun dan mengetahui struktur komunitas padang lamun. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2023 di sekitar Desa Toseho Kecamatan Oba Kota Tidore Kepulaun dengan titik kordinat pada transek 1 yaitu 0°21’20.72”U, 127°38’58.46”T. pada transek 2 0°21’21.78”U, 127°38’57.32”T dan pada transek 3 yaitu 0°21’22.86”U, 127°38’56.14”T. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode line transek kuadran. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa ditemukannya 6 jenis lamun di Desa Toseho yaitu Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Halophila ovalis, Halodule univervis dan Sryngodium isoetifolium. Dari hasil analisi data didapatkan bahwa Thalassia hemprichii merupakan jenis lamun yang paling mendominasi di setiap 3 transek kuadran. Kenekaraman jenis lamun di Desa Toseho memiliki tingkat keanekaragaman jenis sedang (1 ≤H′ ≤ 3 Keanekaragaman spesies sedang).Kata Kunci: Seagrass, Community Structure, Toseho Villag

    KEANEKARAGAMAN SPONS DI KAWASAN PANTAI KINAMANG KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

    Get PDF
    Spons are primitive living settled animals that are filter feeder. These animals are commonly found in tropical and sub-tropical waters, ranging from the intertidal zone to the subtidal. The aim of this study is to know the diversity of species and the content of bioactive sponges. Sponge data collection: ecological index, species composition and density of sponge as well as knowledge of the study of bioactive sponge using the library study of the research carried out and using the scientific articles of the last 10 years, from 2013 to 2023. The study used the transec belt method that has been modified. From the use of the method, 17 Families were obtained, 48 individuals at a depth of 7 m and 118 individuals at 14 m. Based on the results of this study showed that the index of diversity obtained from the analysis results belonged to the average in 7 m and 14 m. Distribution patterns obtained from data analysis results obtain the distribution pattern at a depth of 7 m grouping 5 families, uniform 5 families and random 1 family. At a depth of 14 m, the most spread pattern is the uniform spread of 10 families, and the spread model groups 4 families. The index of diversity obtained from the results of data analysis is high (stable). The composition of the species obtained from the results of the analysis showed the highest species of the clionaidae family and the lowest sponge species composition is 7 m depth is 0%, the lower species in 14m depths is 11.86%. The highest value of spongy density at a depth of 7 meters is 2.44 ind/m² and the lowest is 0.15 ind/m², whereas at depths of 14 meters with the highest values are 3.16 ind/m² and lower is 0.08 ind/m² and a library study of the bioactive content received 27 articles related to the family obtaining at the research site and in teluk manado.Keywords: Diversity, Sponge, Kinamang Beach, Bioactive ContentABSTRAKSpons merupakan hewan primitif yang hidup menetap yang bersifat filter feeder (menyaring). Hewan ini sangat umum dijumpai di perairan tropis dan sub tropis, sebarannya mulai dari zona intertidal hingga zona subtidal. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui keanekaragaman jenis dan kandungan bioaktif spons. Pengambilan data spons : indeks ekologi, komposisi jenis dan kepadatan spons serta mengetahui kajian mengenai bioaktif spons dengan menggunakan studi pustaka dari penelitian yang telah dilakukan dan menggunakan artikel ilmiah 10 tahun terakhir tahun 2013 sampai 2023. Penelitian ini menggunakan metode belt transek yang telah dimodifikasi. Dari pengunaan metode tersebut diperoleh 17 Famili, 48 individu pada kedalaman 7 m dan 118 individu pada kedalaman 14 m. Berdasarkan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman yang diperoleh dari hasil analisis tergolong sedang pada kedalam 7 m dan 14 m. Pola Sebaran yang diperoleh dari hasil analisis data didapatkan pola sebaran pada kedalaman 7 m pola sebaran mengelompok 5 famili, pola sebaran seragam 5 famili,dan pola sebaran acak 1 famili. Sedangkan pada kedalaman 14 m pola sebaran terbanyak yaitu, pola sebaran seragam 10 famili, dan pola sebaran mengelompok 4 famili. Indeks keseragaman yang diperoleh dari hasil analisis data yaitu tergolong tinggi (stabil). Komposisi jenis yang diperoleh dari hasil analisis menunjukkan jenis spons tertinggi yaitu dari famili clionaidae dan komposisi jenis spons terendah kedalaman 7 m yaitu 0%, jenis spons terendah pada kedalaman 14 m yaitu 11,86 %. Nilai kepadatan spons tertinggi pada kedalaman 7 m yaitu 2,44 ind/m² dan terendah yaitu 0,15 ind/m², sedangkan pada kedalaman 14 meter dengan nilai tertinggi yaitu 3,16 ind/m² dan terendah yaitu 0,08 ind/m² dan studi pustaka mengenai kandungan bioaktif yang didapatkan 27 artikel yang berkaitan dengan famili yang didapatkan di lokasi penelitian dan di teluk manado.Kata Kunci: Keanekaragaman, Spons, Pantai Kinamang, Kandungan Bioakti

    KONDISI KESEHATAN PADANG LAMUN DI PERAIRAN LANTUNG KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA

    Get PDF
    Seagrasses are flowering plants (angiosperms) that live on a substrate of sand, muddy sand, and sand mixed with coral fragments. Seagrass beds have an important role both for supports the life of various types of marine biota as well as protein source for the coastal community. The purposes of this study were to find out the types of seagrasses and to assess seagrass bed conditions around Lantung village waters. The line transect quadrat method was using for data collection. Four transects were laid perpendicular from the sea to the shoreline. A 50 x 50 cm frame was used to asstimet seagrass percent cover and laid every ten meters along the transect line. This study found 7 species of seagrass namely Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Halodule pinifolia, Halophila decipiens, and Halophila ovalis. The average value of seagrass percent cover at the location was 66.44% and it was categorized as ‘healthy’. The environmental parameters values were 29.86°C, 29.05‰ and 8.45 for temperature, salinity and pH respectively.Keywords: Lantung, seagrass, health condition, percent coverABSTRAK Lamun adalah tumbuh-tumbuhan berbunga (angiospermae) yang hidup pada substrat pasir, pasir berlumpur, dan pasir bercampur pecahan karang. Padang lamun memiliki peran penting dalam suatu ekosistem perairan dangkal yang menunjang kehidupan beragam jenis biota laut dan lumbung protein bagi masyarakat. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui jenis-jenis lamun yang ada di lokasi penelitian dan mengkaji kondisi kesehatan padang lamun dengan teknik pengumpulan data mengunakan metode transek kuadran yang ditarik tegak lurus garis pantai, dengan ukuran frame 50x 50 cm. Hasil penelitian di Perairan Lantung, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara ditemukan 7 jenis lamun yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Halodule pinifolia, Halophila decipiens, dan Halophila ovalis. Nilai rata- rata penutupan lamun pada lokasi penelitian sebesar 66,44% dan di kategorikan sehat. Parameter di Perairan Lantung yaitu suhu, salinitas, pH, dan substrat tergolong baik dengan nilai rata- rata parameter tergolong optimun dan berada pada kisaran baku mutu air laut dan dapat di toleransi lamun dengan nilai suhu 29,86°C, nilai salinitas 29,05‰ dan nilai pH 8,45.Kata kunci: Lantung, lamun, kondisi kesehatan, penutupa

    MORFOMETRIK DAN MERISTIK LAMUN DI PANTAI BORGO KECAMATAN BELANG DAN PANTAI BASAAN I KECAMATAN RATATOTOK KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

    Get PDF
    Seagrasses are flowering plants (Angiosperms) that are fully adapted to aquatic environments. Seagrasses are capable of living in salt water; even though it is immersed in salty water, it still functionsnormally. The function and role of seagrasses depend on the number of leaf blades, leaf length, leafwidth, and total biomass, all of which are highly determined by local conditions. This research wasconducted in Southeast Minahasa Regency in Pantai Borgo Village, Belang District and Beach Villageof Basaan I, Ratatotok District. This study aims to measure the morphometrics and meristics of seagrassspecies Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii and Syringodium isoetifolium. Sampling of seagrasswas carried out using the cruising survey method, as many as 10 individuals for each species at eachstudy location, samples were taken using a knife and washed and put into plastic samples. Thenmeasured using a caliper ruler. The results obtained from the three seagrass species Enhalusacoroides, Thalassia hemprichii and Syringodium isoetifolium are different in morphometric and meristicsizes of the three seagrasses which are larger in Basaan I Beach compared to those in Borgo Beach.This is because in Borgo Beach there are many human activities that greatly affect the activity ofmorphometric and meristic sizes which in turn also affect the growth of seagrass. This difference isthought to be due to the high activity of the people who live around Borgo beach in the form of householdwaste disposal and fishing activities, namely the intensity of boat traffic and boat moorings, while onPasir Panjang Beach, Basan I Village is far from residential areas and is a tourist area that is not yetvery touristy. Stout is known by many people so it is still in good condition and maintained. Measurementof environmental parameters of the waters of Borgo Village Beach and Basaan I Village Beach are stillin optimum conditions for seagrass plants and development. Keywords: Seagrass, Morphometrics, Meristic, Borgo Village, Basaan I VillageABSTRAK Lamun adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang secara penuh beradaptasi pada lingkungan perairan. Lamun mampu hidup di air asin; meski terbenam dalam air asin lamun tetapberfungsi normal. Fungsi dan peranan lamun, bergantung pada jumlah helaian daun, panjang daun,lebar daun, serta biomassa total, yang kesemuanya itu sangat ditentukan kondisi setempat. Penelitianini dilakukan di Kabupaten Minahasa Tenggara di Pantai Desa Borgo Kecamatan Belang dan PantaiDesa Basaan I Kecamatan Ratatotok. Penelitin ini bertujuan untuk mengukur morfometrik dan meristiklamun jenis Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii dan Syringodium isoetifolium. Pengambilansampel lamun dilakukan dengan menggunakan metode survei jelajah, sebanyak 10 individu untukmasing-masing jenis di setiap lokasi penelitian, sampel diambil dengan mengunakan pisau dicuci dandimasukkan kedalam plastik sampel. Kemudian diukur dengan menggunakan mistar kaliper. Hasil yangdiperoleh dari ketiga lamun jenis Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii dan Syringodium isoetifoliumadalah berbeda ukuran morfomertik dan meristik dari ketiga lamun tersebut lebih besar yang berada diPantai Basaan I dibandingkan dengan yang ada di Pantai Borgo. Hal ini di karenakan di Pantai Borgobanyak terjadi aktivitas manusia yang sangat mempegaruhi aktivitas ukuran morfometrik dan meristik yang akhirnya juga berpengaruh pada pertumbuhan lamun. Perbedaan ini diduga karena tingginyaaktifitas penduduk yang bermukim disekitar pantai Borgo berupa pembuangan limbah rumah tanggaserta aktivitas kegiatan perikanan yaitu intensitas lalu lalang perahu serta tempat tambatan perahu,sedangkan di Pantai pasir panjang Desa Basan I jauh dari pemukiman warga dan merupakan daerahwisata yang belum terlalu bayak diketahui oleh banyak orang sehingga masih memiliki kondisi yangbaik dan terjaga. Pengukuran parameter lingkungan perairan Pantai Desa Borgo dan Pantai DesaBasaan I masih dalam kondisi yang optimum bagi tumbuhan dan perkembangan lamun. Kata Kunci: Lamun, Morfometrik, Meristik, Desa Borgo, Desa Basaan

    PENGARUH TIMBAL ASETAT (Pb (CH3COO)2) TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROALGA LAUT Nannochloropsis oculata

    Get PDF
    Microalgae are simple unicellular or multicellular microorganisms that are able to bind CO2 andcan absorb solar energy for the process of photosynthesis so that microalgae can convert inorganiccompounds into organic compounds. The organic compounds contained in microalgae arecarbohydrates, proteins, nucleic acids, and fats. The purpose of this study was to determine the growthand density of the microalgae Nannochloropsis oculata from the start of the culture to the exponentialphase and then proceed with the administration of lead acetate with 3 different concentrations. Thedensity of microalgae cells from the beginning of the culture to the exponential phase was on the 11day of observation. In the exponential phase, microalgae gave lead acetate treatment to 3 containerswith concentrations of 30 ppm, 50 ppm, 80 ppm and 1 control container without treatment. The growthof Nannochloropsis oculata cell density with lead acetate administration experienced a decrease ingrowth when compared to the control container (without lead acetate treatment).Keywords: Microalgae, Nannochloropsis oculata, Lead Acetate ABSTRAKMikroalga merupakan mikroorganisme uniseluler atau multiseluler sederhana yang mampumengikat CO2 dan dapat menyerap energi matahari untuk proses fotosintesis sehingga mikroalga dapatmengubah senyawa anorganik menjadi senyawa organik. Senyawa organik yang terkandung dalammikroalga yaitu karbohidrat, protein, asam nukleat, dan lemak. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui pertumbuhan dan kepadatan mikroalga Nannochloropsis oculata dari awal kultur sampaipada fase eksponensial kemudian dilanjutkan dengan perlakuan pemberian timbal asetat dengan 3konsentrasi yang berbeda. Kepadatan sel mikroalga dari awal kultur sampai pada fase eksponensialyaitu pada hari ke-11 pengamatan. Pada fase eksponensial, mikroalga diberikan perlakuan timbalasetat ke dalam 3 wadah dengan konsentrasi 30 ppm, 50 ppm, 80 ppm serta 1 wadah kontrol tanpaperlakuan. Pertumbuhan kepadatan sel Nannochloropsis oculata dengan pemberian timbal asetatmengalami penurunan pertumbuhan jika dibandingkan dengan wadah kontrol (tanpa perlakuan timbalasetat). Kata kunci : Mikroalga, Nannochloropsis oculata, Timbal Aseta

    301

    full texts

    304

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇