71 research outputs found
PENGAWASAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA ATAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI PEMERINTAH DAERAH
Penyelenggaraan negara dan pemerintahan di Indonesia baik pada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah masih diwarnai dengan praktek-praktek maladministrasi seperti penyalahgunaan kewenangan, penyimpangan prosedur, maupun pungutan liar dalam pelayanan publik sehingga diperlukan adanya lembaga Ombudsman Republik Indonesia baik ditingkat nasional maupun perwakilan di daerah yang dimana tujuannya selain untuk mendekatkan pelayanan Ombudsman RI kepada masyarakat juga untuk melakukan pengawasan pelayanan publik sampai ke daerah khususnya di Sulawesi Utara.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif atau doctrinal research. Penelitian hukum normatif dalam penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti bahan-bahan pustaka atau data sekunder belaka.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tindakan penundaan berlarut, tidak menangani dan melalaikan kewajiban, persekongkolan, kolusi dan nepotisme dan sebagainya terjadi di pemerintah daerah lingkup Provinsi Sulawesi Utara sehingga Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara bertugas untuk menerima dan menyelesaikan laporan masyarakat, menyelenggarakan sidang Ajudikasi Khusus serta melakukan pencegahan maladministrasi dan tugas-tugas lainnya. karena begitu kompleksnya permasalahan pelayanan publik, maka perlu adanya penguatan kewenangan Ombudsman RI khususnya perwakilan Ombudsman RI di daerah dalam pemberantasan dan pencegahan maladministrasi.Kata Kunci : Pengawasan ombudsman, penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah daera
KAJIAN YURIDIS PELANGGARAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA AUTENTIK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 JO. UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2014
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana wujud pelanggaran notaris dalam pembuatan akta otentik dan bagaimana penyelesaian hukum terhadap pelanggaran notaris dalam pembuatan akta otentik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode epenelitian yuridis normatif sehingga dapat diberi kesimpulan: 1. Wujud pelanggaran notaris dalam hal pembuatan akta dikategorikan dalam segala aktivitas notaris yang dilakukan yang dimulai sejak Notaris mengangkat sumpah dan janjinya sebagai seorang Notaris sampai dengan terbitnya sebuah akta yang dibuatnya. Bentuk pelanggaran notaris dalam pembuatan akta autentik menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 jo. Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 antara lain termuat dalam Pasal 7, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 38, Pasal 39, Pasal 40, Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, Pasal 45, Pasal 46, Pasal 47, Pasal 48, Pasal 49, Pasal 50, Pasal 51, Pasal 52, Pasal 54, Pasal 58, Pasal 59, 60, 61, 62, 63, 65, dan 65, yang intinya memuat bentuk pelanggaran terhadap: (1) Kewajiban dan Larangan Notaris; (2) Sumpah dan Janji Jabatan Notaris; dan (3) pelanggaran menyangkut Akta Notaris. 2. Penyelesaian hukum terhadap pelanggaran notaris dalam pembuatan akta autentik adalah melalui Pengawasan Notaris yang dilakukan oleh Menteri dengan dibantu oleh Pengawas Notaris yang dikenal dengan sebutan Majelis Pengawas, yang terdiri dari Majelis Pengawas Daerah (MPD), Majelis Pengawas Wilayah (MPW), dan Majelis Pengawas Pusat (MPP); Pemeriksaan Notaris dilakukan oleh Majelis Pengawas; Penjatuhan Sanksi hukum bagi Notaris; dan Akibat Hukum Terhadap Akta Notaris yang diterbitkan adalah bahwa akta notaris tersebut merupakan akta dibawah tangan dan bukan akta autentik karena memiliki cacat hukum. Kata kunci: Pelanggaran, notaris, akta autenti
The promoter from SlREO, a highly-expressed, root-specific Solanum lycopersicum gene, directs expression to cortex of mature roots
Root-specific promoters are valuable tools for targeting transgene expression, but many of those already described have limitations to their general applicability. We present the expression characteristics of SlREO, a novel gene isolated from tomato (Solanum lycopersicum L.). This gene was highly expressed in roots but had a very low level of expression in aerial plant organs. A 2.4-kb region representing the SlREO promoter sequence was cloned upstream of the uidA GUS reporter gene and shown to direct expression in the root cortex. In mature, glasshouse-grown plants this strict root specificity was maintained. Furthermore, promoter activity was unaffected by dehydration or wounding stress but was somewhat suppressed by exposure to NaCl, salicylic acid and jasmonic acid. The predicted protein sequence of SlREO contains a domain found in enzymes of the 2-oxoglutarate and Fe(II)-dependent dioxygenase superfamily. The novel SlREO promoter has properties ideal for applications requiring strong and specific gene expression in the bulk of tomato root tissue growing in soil, and is also likely to be useful in other Solanaceous crop
Utilization of Foxtail Millet (Setaria italica) from Papua as an Alternative Feedstuff to Substitute Corn
Papua foxtail millet (Setaria italica) is a plant which has been used as a source of carbohydrate, but it has not been used optimally. High demand in consuming corn as a poultry feeds provides an opportunity for Papua foxtail millet to be used as a substitute for corn in feed. Evaluation of nutritive values and antinutrient shows that Papua foxtail millet potential to be used as feed stuff. Studies on cultivation technology, evaluation of the nutritive values and antinutrient and its benefits as an alternative feed are relatively limited. The results shows that the Papua foxtail millet contains dry matter (88.37%), ash (0.86%), protein (12.07%), fat (2.76%), crude fiber (1.93%), metabolizable energy (3,139 kcal/kg) and anti-nutritional factors (3.07% of phytate and 0.01% of tannins). Several studies reported that the use of Papua foxtail millet at various levels (25-100%) in feed, can substitute corn and give a positive response on consumption, daily weight gain, feed conversion, carcass composition and percentages and egg production. It can be concluded that the Papua foxtail millet can be used as a corn substitution in poultry feed.
PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI PADI SAWAH DI WILAYAH PERBATASAN KOTA JAYAPURA PAPUA
Application of Rice Paddy Technology Innovation in Border Area of City Jayapura Papua. Build agriculture in border areas with high biophysical and social diversity, appropriate, well-balanced, and well -programmed approaches are required. The biophysical diversity of the border area is actually a great potential if it is utilized in an objective and optimal manner. Agricultural development of border areas should be locally specific with an emphasis on biophysical-technical and socio-economic suitability. Development of agricultural commodities in border areas should be projected on activities and businesses that are capable of providing economically efficient economic benefits, not polluting the environment, and culturally acceptable to society. Ecological constraints can be overcome by the application of technological innovations that have been produced by IAARD in a proper target. The purpose of the assessment was to know the feasibility of introduction of technology in the border area of Murakami District, Jayapura City. Introdiced innovations were on-farm and off-farm approaches with treatment system “Jajar Legowo”, “Tegel” and “Tabela Paralon”. Land area for each treatment was 1 ha. Methods of data collection were with direct observation, interviews, and tiles and the type of data collected included agronomic parameters. The data were analyzed using quantitative descriptive analysis. The results of the study showed that the generative component of growth was significant yet when the generative phase was not significant. “Jajar Legowo” system farm income was relatively higher compared to “Tegel” and “Tabela” system, which showed the value of RC, BC and MBCR. The MBCR introduces value “Jajar Legowo” to “Tegel” was 9.43 and “Jajar Legowo” to “Tabela was 3.47.Keywords: paddy rice, technology innovation, border areaABSTRAKMembangun pertanian di kawasan perbatasan yang memiliki keragaman biofisik dan sosial yang tinggi, diperlukan pendekatan yang tepat, berimbang, dan terprogram (appropriate, well-balanced, and well-programmed). Keragaman biofisik kawasan perbatasan sesungguhnya merupakan potensi yang besar bila dimanfaatkan secara terarah dan optimal. Pembangunan pertanian kawasan perbatasan hendaknya bersifat lokal spesifik dengan mengutamakan kesesuaian teknis-biofisik dan sosial-ekonomi. Pengembangan komoditas pertanian di wilayah perbatasan hendaknya diproyeksikan pada kegiatan dan usaha yang mampu memberikan keuntungan ekonomi secara teknis efisien, tidak mencemari lingkungan, dan secara kultural dapat diterima masyarakat. Kendala ekologi dapat diatasi dengan penerapan inovasi teknologi yang telah banyak dihasilkan Badan Litbang Pertanian secara tepat sasaran. Tujuan pengkajian untuk mengetahui kelayakan introduksi teknologi di wilayah perbatasan Distrik Muaratami Kota Jayapura. Inovasi yang diintroduksikan adalah on-farm dan off-farm dengan perlakuan Sistem Tanam Jajar Legowo, Tegel, dan Tabela Paralon. Luas lahan untuk setiap perlakuan masing-masing 1 ha. Metode pengumpulan data dengan pengamatan langsung, wawancara, dan ubinan. Jenis data yang dikumpulkan meliputi parameter agronomis. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan komponen pertumbuhan generatif signifikan namun pada saat generatif tidak signifikan. Pendapatan usahatani sistem Jajar Legowo relatif lebih tinggi, dibandingkan sistem Tegel dan sistem Tabela, yang ditunjukan nilai RC, BC dan MBCR. Nilai MBCR introduksi Jajar Legowo terhadap Tegel 9,43 dan introduksi Jajar Legowo terhadap Tabela 3,47.Kata kunci: padi sawah, inovasi teknologi, wilayah perbatasa
Hubungan antara Pola Asuh Ibu dengan Status Gizi Anak Usia 24-59 Bulan di Desa Kalasey Satu Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa
Status gizi ialah keadaan tubuh menjadi dampak dari konsumsi kuliner serta penggunaan zat gizi dimana zat gizi sangat krusial bagi tubuh. Pola asuh ialah interaksi antara anak dengan orang tua pada hal mendidik, membimbing, merawat, memberikan makan, pemeliharaan kesehatan serta disiplin anak. Tujuan penelitian ini buat menganalisis apakah ada korelasi antara pola asuh dengan status gizi pada anak usia 24-59 bulan pada Desa Kalasey Satu Kec. Mandolang Kab. Minahasa. Penelitian ini memakai jenis penelitian observasional analitik memakai pendekatan secara cross sectional. Populasi dari penelitian yaitu seluruh anak berusia 24-59 bulan di Desa Kalasey Satu Kec Mandolang, dan penelitian ini menggunakan total sampling yaitu semua populasi didesain menjadi sampel yg terdapat pada kriteria inklusi serta eksklusi, jadi berjumlah 90 balita. berdasarkan yang akan terjadi uji hubungan spearman membagikan tidak ditemukan korelasi antara praktik merawat anak dengan status gizi BB/U, TB/U, dan BB/TB jua tak ada korelasi antara praktik anugerah makan anak menggunakan status gizi BB/U, TB/U, dan BB/TB pada anak usia 24-59 bulan pada Desa Kalasey Satu, Kec Mandolang, Kab Minahasa. Kata Kunci: Pola Asuh, Status Gizi, Anak ABSTRACTDietary states is a nation of the body because of food consumption and using nutrients in which nutrients are very critical for the body. Parenting is an interaction between children and their parents in terms of educating, guiding, being concerned for, feeding, retaining health and subject of kids. The reason of this have a look at was to analyze whether there's a relationship among parenting patterns and nutritional status in children elderly 24-59 months in Kalasey Satu Village, Kec. Mandolang District. Minahasa. This study uses an analytic observational studies with a cross sectional method. The populace of the look at were all children aged 24-59 months within the village of Kalasey Satu, Mandolang sub-district, and this examine used total sampling, that is, all of the populace was made into a sample that turned into blanketed within the inclusion and exclusion criteria, so there had been 90 children below 5. based at the consequences of the Spearman correlation take a look at, there was no relationship between the exercise of worrying for kids with the dietary status of BB/U, TB/U, and BB/TB and there was no dating between the exercise of feeding children with the nutritional popularity of BB/U, TB/U, and BB. /TB in kids aged 24-59 months in Kalasey Satu Village, Mandolang District, Minahasa District. Keywords: Parenting, Nutrional, child
- …
