296 research outputs found

    PENGUJIAN KARAKTERISTIK ALIRAN FASA TUNGGAL ALIRAN AIR VERTIKAL KE BAWAH PADA PENUKAR KALOR SALURAN ANNULAR BERCELAH SEMPIT

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan untuk menguji karakteristik aliran fasa tunggal aliran air vertikal ke bawah dengan/tanpa pertukaran kalor pada penukar kalor saluran annular bercelah sempit. Seksi uji adalah sebuah penukar kalor pipa konsentrik. Pipa dalam terbuat dari aluminium dengan diameter dalam dan luar adalah 17,34 mm dan 19,07 mm. Pipa luar terbuat dari aluminium dengan diameter dalam dan luar adalah 23,84 mm dan 25,14 mm. Panjang pengukuran tekanan 1.198 mm. Diameter hidraulik anulus sempit adalah 4,77 mm. Aliran dalam pipa dalam dan dalam anulus adalah berlawanan arah. Fluida kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah air. Pada aliran dengan pertukaran kalor, temperatur air yang masuk ke pipa dalam dipertahankan pada 60 oC. Pada penelitian ini, laju aliran massa dan penurunan tekanan pada anulus sempit diukur pada kondisi tunak. Hasil penelitian dibandingkan dengan perkiraan dari teori aliran konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik aliran air yang melalui anulus sempit berbeda dari pipa – pipa normal. Pada aliran tanpa pertukaran kalor dalam anulus sempit, transisi dari aliran laminar ke turbulen dimulai lebih awal dibanding dalam pipa – pipa normal pada kisaran bilangan Reynolds antara 1.170 sampai 1.656. Transisi aliran dengan pertukaran kalor terjadi pada kisaran bilangan Reynolds antara 1.058 sampai 1.462. Faktor gesekan aliran pada aliran air vertikal ke bawah dengan pertukaran kalor lebih besar dibanding dalam aliran tanpa pertukaran kalor pada bilangan Reynolds di bawah 605. Karakteristik gesekan aliran dalam anulus sempit berhubungan dengan beda temperatur air yang masuk dan keluar anulus. Pengaruh – pengaruh beda temperatur air yang masuk dan keluar anulus terhadap gesekan aliran terkonsentrasi pada daerah aliran laminar. Pada aliran tanpa pertukaran kalor, pada daerah aliran laminar (Re < 1.000), nilai bilangan Poiseuille (Po) adalah 11,09 – 38,15 % lebih besar dibanding dalam pipa – pipa normal. Bilangan Poiseuille (Po) pada aliran dengan pertukaran kalor adalah 48,56 – 220,57 % lebih besar dibanding dalam pipa – pipa normal pada daerah bilangan Reynolds rendah Re ≤ 605. Kata kunci : anulus sempit, bilangan Reynolds, faktor gesekan, bilangan Poiseuille

    Analisis Bantuan Desa Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Desa (Studi Kasus Pada Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan)

    Full text link
    Upaya peningkatan daya guna dan hasil guna bantuan pembangunan desa telah mendorong bahkan menggerakan swadaya gotong royong serta menumbuhkan otoaktivitas masyarakat dalam pembangunan desa. Bantuan ini sangat penting dan bermanfaat untuk pembangunan termasuk di Sulawesi Utara, khususnya desa-desa di Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. Ternyata rangsangan riil telah membawa dampak positif bagi masyarakat desa, terutama dalam hal memobilisasi potensi desa, seperti dana, tenaga, dan pikiran yang dimiliki masyarakat.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis variabel dana bantuan, peran camat, partisipasi masyarakat, dan pembangunan desa. Metode penelitian yang digunakan tergolong pada penelitian survei. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data primer dgunakan alat, yaitu pertanyaan. Cara pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada responden dan teknik wawancara di setiap desa yang telah ditentukan,sedangkan untuk data sekunder diambil melalui dokumen atau informasi dari kantor terkait. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dana bantuan dan pembangunan desa digunakan teknik analisis Chi Quadrat, dan untuk mengukur besarnya derajat hubungan antara variabel digunakan rumus Koefisien Kontingensi. Hasil penelitian diperoleh bahwa faktor bantuan desa dan pembangunan desa terdapat hubungan yang signifikan. Setelah dihitung dari persentase bantuan desa,ternyata lebih banyak menilai baik atau memilih adanya manfaat terhadap pembangunan desa. Demikian juga, adanya derajat hubungan antara pembangunan desa dan peran camat setelah dihitung nilai maksimum koefisiensi kontingensi. Pada hakikatnya bantuan desa dengan pelaksanaan pembangunan desa mempunyai hubungan yang erat. Jadi, jika bantuan desa meningkat maka kualitas pembangunan desa pun akan meningkat

    ANALISIS BANTUAN DESA TERHADAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA (STUDI KASUS PADA KECAMATAN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN)

    Get PDF
    Upaya peningkatan daya guna dan hasil guna bantuan pembangunan desa telah mendorong bahkan menggerakan swadaya gotong royong serta menumbuhkan otoaktivitas masyarakat dalam pembangunan desa. Bantuan ini sangat penting dan bermanfaat untuk pembangunan termasuk di Sulawesi Utara, khususnya desa-desa di Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. Ternyata rangsangan riil telah membawa dampak positif bagi masyarakat desa, terutama dalam hal memobilisasi potensi desa, seperti dana, tenaga, dan pikiran yang dimiliki masyarakat.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis variabel dana bantuan, peran camat, partisipasi masyarakat, dan pembangunan desa. Metode penelitian yang digunakan tergolong pada penelitian survei. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data primer dgunakan alat, yaitu pertanyaan. Cara pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada responden dan teknik wawancara di setiap desa yang telah ditentukan,sedangkan untuk data sekunder diambil melalui dokumen atau informasi dari kantor terkait. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dana bantuan dan pembangunan desa digunakan teknik analisis Chi Quadrat, dan untuk mengukur besarnya derajat hubungan antara variabel digunakan rumus Koefisien Kontingensi. Hasil penelitian diperoleh bahwa faktor bantuan desa dan pembangunan desa terdapat hubungan yang signifikan. Setelah dihitung dari persentase bantuan desa,ternyata lebih banyak menilai baik atau memilih adanya manfaat terhadap pembangunan desa. Demikian juga, adanya derajat hubungan antara pembangunan desa dan peran camat setelah dihitung nilai maksimum koefisiensi kontingensi. Pada hakikatnya bantuan desa dengan pelaksanaan pembangunan desa mempunyai hubungan yang erat. Jadi, jika bantuan desa meningkat maka kualitas pembangunan desa pun akan meningkat.Kata kunci: bantuan desa, pembangunan des

    Evaluation of Polutan Ceramic Craftsmen Empowerment Program As The Competitive Superiority Improvement Medium in Minahasa

    Get PDF
    This study aims to evaluate empowerment program of Pulutan ceramic craftsmen in Minahasa District. This research was using the evaluation method of CIPP (Context, Input, Process, Product). The technique of data collection are participant observation, interviews, documentation and focus group discussions,  then analyzed with qualitative technique from Miles and Huberman. The results showed that empowerment program in the form of training, support facilities and infrastructure is relevance with  the needs of craftsmen. The program could increase the income of craftsmen for 4 years (2006 to 2009) but have not been able to encourage either the creation of jobs for the community or to encourage business growth.The implementation of program that supporting by  the availability and adequacy  of human resources, facilities and infrastructure,  financing, allocation of time,  materials and training methods has been able to increase the capacity of craftsmen, but have not been able to make the  craftsman’s self-reliance and  no implications for increasing the knowledge and skills of other craftsmen in Pulutan community. The study recommends to the Department of Industry and Trade in Minahasa district to continue and improve the empowerment program strategy based on entrepreneurial attitude and build up the craftsman’s work group   as a primemover to another craftsmen at Pulutan societies. Keywords: Program Evaluation, Empowerment, self-relianc

    Biodegradable dextran and PEG micro- and nanogels: physicochemical properties and sustained drug delivery features

    Get PDF
    De laatste jaren is de ontwikkeling van macromoleculaire geneesmiddelen in de strijd tegen erfelijke ziekten, kanker of hart- en vaatziekten enorm toegenomen. Het potentieel van deze peptiden, eiwitten of (oligo)nucleotiden zou haast oneindig zijn, ware het niet dat er zich nog verschillende problemen voordoen. Een eerste probleem schuilt in de stabiliteit van het geneesmiddel wanneer het toegediend wordt in het lichaam. Door de aanwezigheid van enzymen of door een verlaagde pH (bijvoorbeeld in de maag) worden deze therapeutische moleculen afgebroken en als gevolg onbruikbaar. Een tweede probleem is dat bepaalde geneesmiddelen agressief zijn en niet alleen het doelweefsel beschadigen, maar ook alle andere cellen die ze op hun weg tegenkomen en daardoor voor ernstige neveneffecten kunnen zorgen. Ten slotte worden deze geneesmiddelen zeer snel uit het lichaam verwijderd: wanneer ze voldoende klein zijn gebeurt dit voornamelijk door renale klaring, grotere moleculen worden vaak opgenomen door fagocyterende cellen. Bijgevolg zijn continue toediening of toediening via herhaalde injecties noodzakelijk, en dit tot ongemak van de patiënt. Om al deze problemen het hoofd te kunnen bieden, zijn er de laatste decennia verschillende dragersystemen voor macromoleculaire farmaca ontwikkeld die in staat zijn het geneesmiddel doelgericht af te geven aan een bepaald celtype en dit bovendien doen over een bepaalde tijdspanne. Voor de vervaardiging van deze dragersystemen zijn hydrogels zeer geschikt. Hydrogels bestaan uit een netwerk gevormd door onderling verbonden polymeren die een grote hoeveelheid water vasthouden. Vooral biodegradeerbare hydrogels zijn geschikt als afgiftesysteem. Ten eerste omdat ze, dankzij hun degradeerbaarheid, niet (chirurgisch) verwijderd moeten worden, en ten tweede omdat het mogelijk is om de vrijstelling van de ingesloten geneesmiddelen te sturen, onder andere via het aanpassen van de vernettingsdichtheid

    Strategy Development of Innovation Capability of Coffee SME Using Resource-based View Approach: Knowledge Sharing Perspective

    Get PDF
    The challenges of globalization in the SME sector are getting tougher. SMEs are required to innovate in order to be able to face the challenges of globalization. The purpose of this study is to identify the internal resources of Coffee SME to create innovation capabilities and to determine the effect of knowledge sharing on the innovation capabilities of Coffee SMEs in Garut Regency. This study uses the Mix Method. Qualitative method with Resource-Base View (RBV) approach based on knowledge sharing perspective. The quantitative method is implemented through distributing questionnaires. Data collected using a questionnaire were analyzed using a structural equation model - partial least squares (SEM-PLS). The unit of analysis is seven Coffee SMEs in Garut Regency which has the same character resemblance. The results of the qualitative research show that IKM Coffee in Garut Regency is at the level of competitive advantage. Competitive advantage in question can be seen in several aspects. First, Coffee SME is able to create innovation capabilities in coffee processing from post-harvest to ready-to-drink coffee, limited to various flavors and aromas, that are tacit knowledge. Second, Coffee SME is able to innovate on brands, solar dryer domes, video content as a marketing tool, and coffee processing SOPs that are explicit knowledge. However, Garut coffee SMEs have not been able to achieve a level of sustainable competitive advantage where tacit knowledge and explicit knowledge can be well organized. While the results of quantitative research show that knowledge sharing has a positive effect on innovation capability

    Effectiveness of cognitive behavior therapy in comparison to CBT- plus play therapy among children with post-traumatic stress disorder in Manado, Indonesia

    Get PDF
    Background: Disaster may bring such impacts as PTSD. Concerning flood that befell in Manado City, this study examined the effectiveness of CBT and CBT-plus intervention to overcome PTSD among school-age children that have been affected by flood disaster in this city.Methods: This quasi experiment pre-post-test study was done two a total of sixty children, divided into CBT group and CBT plus group. Play therapy was employed to for CBT plus group to see the difference of the PTSD score in comparison to the CBT only group’s PTSD score.Results: There were decreases in the score of PTSD among the children both in CBT only group and CBT plus group. Play therapy in CBT plus group could give higher reduction in PTDS score in comparison to children who received CBT only intervention.Conclusions: CBT plus intervention is proven effective in reducing PTDS score among children who are affected with PTDS.
    • …
    corecore