17 research outputs found
PENGARUH KOMBINASI PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PAKCHOY (Brassica rapa L.) PADA PENANAMAN MODEL VERTIKULTUR
Penelitian dilakukan atas dasar pemikiran, bahwa setiap tanaman memerlukan unsur hara selama hidupnya yang dapat diperoleh dari tanah ataupun melalui pemupukan organik maupun anorganik dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Tujuannya adalah untuk untuk mengetahui dosis paling tepat pupuk NPK dan POC NASA yang berpengaruh paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil pakchoy yang ditanam dengan model vertikultur. Waktu pelaksanaan mulai bulan September 2013 sampai dengan Oktober 2013. Metode percobaan yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan acak kelompok sederhana. Perlakuan yang dicoba adalah kombinasi dosis pupuk majemuk NPK Mutiara dan POC Nasa yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: p1 : NPK 0 g/polibag + POC NASA 100 ml/polibag, p2 : NPK 5 g/polibag + POC NASA 75 ml/polibag, p3 : NPK 10 g/polibag + POC NASA 50 ml/polibag. p4 : NPK 15 g/polibag + POC NASA 0 ml/polibag. Hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa : Perlakuan kombinasi dosis pupuk NPK mutiara dan POC NASA memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun umur 21 hari setelah tanam dan 28 hari setelah tanam, bobot bersih dan bobot akar per tanaman, tetapi tidak memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun umur 14 hari setelah tanam. Kombinasi pupuk NPK mutiara NPK 5 g/polibag + POC 75 ml/polibag, NPK 10 g/polibag + POC 50 ml/polibag maupun NPK 15 g/polibag + POC 0 ml/polibag menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot bersih per tanaman dan bobot akar per tanaman yang lebih baik dari pada kombinasi NPK 0 g/polibag + POC NASA 100 ml/poliba
Aplikasi Irigasi Kapiler pada Budidaya Sayuran dalam Rangka Memperkuat Ketahanan Pangan
Dampak dari pandemik covid 19 sangat dirasakan oleh kelompok wanita tani Sauyunan dan
kelompok tani Sabilulungan, kelurahan Sumelap, kecamatan Tamansari kota Tasikmalaya
Jawa Barat. Kegiatan pengabdian masyarakat: Aplikasi Irigasi Kapiler pada Budidaya
Sayuran, merupakan upaya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang dialami pada
saat pandemi oleh mitra kegiatan. Permasalahan tersebut ialah : ketahanan pangan yang
masih rendah karena masih lemahnya terhadap keterjangkauan pangan baik secara kuantitas
maupun kualitas, pengetahuan dan ketrampilan tentang penerapan teknik irigasi kapiler yang
sangat efisien dalam penggunaan air, waktu dan tenaga penyiraman untuk budidaya sayuran
yang belum mereka miliki. Selain itu, mereka sangat terbatas pengetahuannya tentang potensi
lahan pekarangan sebagai sumber pendapatan keluarga. Program pengabdian kepada
masyarakat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang teknik
irigasi kapiler pada budidaya sayuran, juga memotivasi mereka untuk menerapkannya di
lahan pekarangan sehingga dapat meningkatkan ketahanan pangan. Lebih jauh juga dapat
meningkatkan kesempatan kerja yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan
keluarga. Manfaat kegiatan ini ialah penerapan teknik irigasi kapiler di lahan pekarangan
pada tanaman kangkung, tomat ,cabe, dll. Metode pelaksanaan melalui metode penyuluhan,
ceramah, diskusi, praktek dan evaluasi. Materi pelatihan aplikasi irigasi kapiler pada
budidaya sayuran, baik secara teori maupun praktek di lapangan dapat dipahami oleh para
peserta. Pengetahuan dan ketrampilan peserta kegiatan tentang teknik irigasi kapiler
meningkat. Para peserta mempunyai respon yang baik terhadap kegiatan pelatihan. Penerapan
teknik irigasi kapiler pada sayuran di pekarangan menarik minat masyarakat umum untuk
mencontoh dan menerapkannya
Aplikasi Irigasi Kapiler pada Budidaya Sayuran dalam Rangka Memperkuat Ketahanan Pangan
Dampak dari pandemik covid 19 sangat dirasakan oleh kelompok wanita tani Sauyunan dan
kelompok tani Sabilulungan, kelurahan Sumelap, kecamatan Tamansari kota Tasikmalaya
Jawa Barat. Kegiatan pengabdian masyarakat: Aplikasi Irigasi Kapiler pada Budidaya
Sayuran, merupakan upaya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang dialami pada
saat pandemi oleh mitra kegiatan. Permasalahan tersebut ialah : ketahanan pangan yang
masih rendah karena masih lemahnya terhadap keterjangkauan pangan baik secara kuantitas
maupun kualitas, pengetahuan dan ketrampilan tentang penerapan teknik irigasi kapiler yang
sangat efisien dalam penggunaan air, waktu dan tenaga penyiraman untuk budidaya sayuran
yang belum mereka miliki. Selain itu, mereka sangat terbatas pengetahuannya tentang potensi
lahan pekarangan sebagai sumber pendapatan keluarga. Program pengabdian kepada
masyarakat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang teknik
irigasi kapiler pada budidaya sayuran, juga memotivasi mereka untuk menerapkannya di
lahan pekarangan sehingga dapat meningkatkan ketahanan pangan. Lebih jauh juga dapat
meningkatkan kesempatan kerja yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan
keluarga. Manfaat kegiatan ini ialah penerapan teknik irigasi kapiler di lahan pekarangan
pada tanaman kangkung, tomat ,cabe, dll. Metode pelaksanaan melalui metode penyuluhan,
ceramah, diskusi, praktek dan evaluasi. Materi pelatihan aplikasi irigasi kapiler pada
budidaya sayuran, baik secara teori maupun praktek di lapangan dapat dipahami oleh para
peserta. Pengetahuan dan ketrampilan peserta kegiatan tentang teknik irigasi kapiler
meningkat. Para peserta mempunyai respon yang baik terhadap kegiatan pelatihan. Penerapan
teknik irigasi kapiler pada sayuran di pekarangan menarik minat masyarakat umum untuk
mencontoh dan menerapkannya
Aplikasi Berbagai Bahan ZPT Alami untuk Meningkatkan Pertumbuhan Bibit Kemiri Sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw)
Kemiri Sunan merupakan tanaman alternatif penyediaan bahan bakar nabati dan bahan baku berbagai produk industri. Kulit benih kemiri yang keras menjadi penghalang dalam perkecambahan. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) eksogen alami seperti umbi bawang merah sumber auksin, rebung bambu sumber giberelin, bonggol pisang dan air kelapa sebagai sumber sitokinin. Tujuan penelitian adalah mengetahui kemampuan berbagai bahan ZPT alami atau kombinasinya untuk menstimulasi perkecambahan dan pertumbuhan bibit kemiri sunan asal biji. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Oktober 2016, rancangan percobaan yaitu Rancangan Acak Kelompok yang diulang tiga kali, dengan perlakuan: a0 : kontrol (tanpa ZPT); a1 : ekstrak umbi bawang merah (BM); a2 : ekstrak rebung bambu (RB); a3: ekstrak bonggol pisang (BP); a4 : air kelapa (AK); a5: BM + RB; a6 : BM + BP; a7 : BM + AK; a8 : RB+ BP; a9 : RB+ AK; a10 : BP+ AK; a11 : BM + RB + BP + AK. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang berbeda terhadap daya kecambah, tinggi bibit umur 30 hari setelah tanam (HST), 37 HST, 44 HST, dan 51 HST, juga jumlah daun pada 51 HST. Aplikasi zpt BP + AK menghasilkan daya kecambah paling baik (97,78 %), namun tidak berbeda dengan aplikasi RB + BP; BM+ RB+ BP+ AK; BM + AK. Aplikasi zpt asal BP + AK menghasilkan tinggi bibit tertinggi (13,57 cm). Jumlah daun terbanyak dihasilkan pada aplikasi BP + AK (1,45 helai). Secara umum zpt bonggol pisang + air kelapa memberikan hasil paling baik, namun umbi bawang merah maupun rebung bambu mempunyai harapan untuk dikembangkan. Candlenut cv. Sunan is alternative biofuels plant also as raw of many industrial products. Its hard pulp seed becomes barrier of germination. This condition can be overcome by giving natural plant growth regulators (PGRs), i,e shallot as auxin source, bamboo shoot as gibberellin source, banana bulb and coconut water as sources of cytokinin. The research aim was knowing effect of various PGRs and their combinations to promote germination and growth of seedling candlenut cv Sunan. The research was done from June to October 2016, in experimental design of Randomized Block Design (RBD), consisted of : a0 : control (without PGRs); a1 : shallot (BM); a2 : bamboo shoot (RB); a3: banana bulb (BP); a4 : coconut water (AK); a5 : BM+ RB; a6 : BM + BP; a7 : BM + AK; a8 : RB+ BP; a9 : RB + AK; a10 : BP + AK; a11 : BM + RB + BP + AK, all repeated three times. The result showed that application of natural PGRs had significant effect on germination percentage, plant height on 30 days after planting (dap), 37 dap, 44 dap, and 51 dap, number of leaves 51 dap. Application of BP + AK gave the best effect on germination (97.78%), but no significant different with RB + BP; BM + RB + BP + AK. Application of BP + AK generated highest plant (13.57 cm). The best of the number of leaves was RB + AK (1.45 leaves). Overall application of natural PGRs from banana bulb + coconut water gave the best effect, besides bamboo shoot and shallot have opportunity to be developed.</p
Aplikasi Berbagai Bahan ZPT Alami untuk Meningkatkan Pertumbuhan Bibit Kemiri Sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw)
Candlenut cv. Sunan is alternative biofuels plant also as raw of many industrial products. Its hard pulp seed becomes barrier of germination. This condition can be overcome by giving natural plant growth regulators (PGRs), i,e shallot as auxin source, bamboo shoot as gibberellin source, banana bulb and coconut water as sources of cytokinin. The research aim was knowing effect of various PGRs and their combinations to promote germination and growth of seedling candlenut cv Sunan. The research was done from June to October 2016, in experimental design of Randomized Block Design (RBD), consisted of : a0 : control (without PGRs); a1 : shallot (BM); a2 : bamboo shoot (RB); a3: banana bulb (BP); a4 : coconut water (AK); a5 : BM+ RB; a6 : BM + BP; a7 : BM + AK; a8 : RB+ BP; a9 : RB + AK; a10 : BP + AK; a11 : BM + RB + BP + AK, all repeated three times. The result showed that application of natural PGRs had significant effect on germination percentage, plant height on 30 days after planting (dap), 37 dap, 44 dap, and 51 dap, number of leaves 51 dap. Application of BP + AK gave the best effect on germination (97.78%), but no significant different with RB + BP; BM + RB + BP + AK. Application of BP + AK generated highest plant (13.57 cm). The best of the number of leaves was RB + AK (1.45 leaves). Overall application of natural PGRs from banana bulb + coconut water gave the best effect, besides bamboo shoot and shallot have opportunity to be developed
IDENTIFICATION OF ANTIBACTERIAL ACTIVITIES FROM CALLUS CULTURE OF SOYBEAN INDUCED BY 2.4-D AND NAA
The objective of this research was to find the best induction media using 2.4-D (2.4-dichlorophenoxy acetic acid) and NAA (naphthalene acetic acid) for in vitro growth of soybean callus, and to identify the founded antibacterial compounds through callus culture induced by 2,4-D and NAA. This study consisted of three experiments, which were (1) callus culture of soybean using MS basal medium suplemented by 2.4-D and NAA, (2) Extraction of active fraction from callus and test of antibacterial activities using bacterial test of Bacillus substilis dan Escherichia coli, and (3) GC-MS analyses to identify the antibacterial compunds obtained. The research was set up in Paired and Unpaired Test Design with different replications and two treatments of media (MS + 2,4-D 40 mg/l and MS + 2,4-D 5 mg/l + NAA 5 mg/l). The significant differences among treatment means were calculated by the T test (α = 0.05). The results showed that MS + 2,4-D 5 mg/l + NAA 5 mg/l was the better media for inducing callus soybean with immature cotyledone explants. Hexane fraction from callus of MS + 2,4-D 5 mg/l + NAA 5 mg/l exhibited higher antibacterial activity compared to that of MS + 2,4-D 40 mg/l and other fractions. GC-MS analyzes to hexane fraction showed the identified antibacterial compounds, that were : beta-sitosterol, cholesta-3,5-dien-7-one dan phenol (from callus source of MS + 2,4-D 40 mg/l), and oleic acid and cholesta-3,5-dien-7-one (from callus source of MS + 2,4-D 40 mg/l). Antibacterial activities of hexane fraction against Bacillus substilis was more higher than that of Escherichia coli
Pelatihan Rekayasa Media Tanam dan Pemupukan Bibit Anggrek kepada Saka Taruna Bumi dan Santri Pondok Pesantren Mabdaul ‘Uluum Kota Tasikmalaya
Saka Taruna Bumi (Mitra activit 1) is the place for Pramuka to increase and develop the leadearship, knowledgeexperiences skill and proficiencies of its members. Thus they can conduc real activity abd productively and usefull in supporting agrycultural development program., includes 5 tasks :agricultural foodplant tasks, crop plantation tasks, fisheri tasks, veterinary tasks and horticultural plant tasks. Those while tasks have not yet fully conducted. Pondok Pesantren . Mabdaul ‘Uluum (Mitra activity 2) lies in Mulyasari villages Tamansari district Tasikmalaya city. Its student old about 13 years until 22 years. The student bedide learn Islam religion understanding , also complete enhancement of knowledge and skill for instance entrepreuneurship awareness, although it is an extra curriculum. Actually entrepreneurship knowledges student have already programed, but really still in foreword, because of various problem . The problem comes from student its self who poor in knowledge and skill, minimal budget problem and minimal facilities. Training for increasing productively knowledge and skill can be the productively entrepreneurship, action such as training plant medium and fertilizing modification on orchid . Orchid cultivation need minimal areal and can be conducted in the area of Mitra Activity 1 and 2, on free time.Orchid plant is comersialized in three phase: seedling, young individu pot and orchid flower pot.The problem of Entrepreneurship program that still faced in Mitra Activity 1 and 2 were : 1). Mitra Activity 1 and 2 have not yet be familiar with orchid plant type 2). Mitra Activity 1 and 2 poor in knowledge and skill orchid cultivation. 3. Mitra Activity 1 and 2 are poorly in how to marketing orhid commodity. To solve those problems, IbBM skim program, about knowledge in orchid agribusiness and marketing; orchid biotechnology,propagation and type of orchid,practising growth orchid in medium various type , maintance through fertilizing, plant protection and plant storage was already succesfull implemented in mitra Saka Taruna Bumi and Santri Pondok Pesantren Mabdaul ‘Uluum Tasikmalaya city
KARAKTERISASI NILAI GIZI DAUN CHAYA (Cnidoscolus chayamansa ) SEBAGAI SAYURAN HIJAU YANG MUDAH DIBUDIDAYAKAN
Tanaman chaya merupakan tanaman yang mulai dibudidayakan secara luas, mudah dan banyak digunakan sebagai makanan maupun obat. Stek tanaman ini diintroduksi ke Indonesia melalui program internasional Educational Concern for Hunger Organization, untuk meningkatkan gizi keluarga terutama di negara berkembang. Beberapa referensi menyatakan bahwa daun chaya mengandung zat gizi dan senyawa fungsional untuk kesehatan. Data ilmiah daun chaya di Indonesia masih sangat terbatas sehingga pengembangan dan aplikasi daun chaya ke depan akan sulit. Kondisi suatu bahan pangan, proses pengolahan, dan daerah asal tumbuh tanaman dapat mempengaruhi karakteristik produk. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik nilai gizi daun chaya segar dibandingkan daun chaya setelah diolah. Penelitian ini termasuk metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor perlakuan yaitu : kondisi daun (daun mentah, daun yang direbus, daun yang dikukus). Variabel pengamatan meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein total, kadar serat kasar, kadar lemak dan kadar karbohidrat (by difference), kadar Ca, kadar Fe, kadar total fenolik, kadar total flavonoid, kadar HCN, kapasitas antioksidan dan sifat fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun chaya mengandung senyawa gizi yang kompleks baik gizi makro maupun mikro. Proses perebusan dan pengukusan secara umum dapat menurunkan nilai gizi daun chaya akibat proses leaching, deforming maupun releasing
EFIKASI EKSTRAK DAUN KIPAHIT (Tithonia diversifolia) TERHADAP MORTALITAS ULAT BAWANG (Spodoptera exigua Hubn.)
Ulat bawang (Spodoptera exigua) merupakan hama utama yang bersifat polifag yang memiliki potensi besar dalam kerusakan pada tanaman bawang merah hingga mencapai 62,98%. Aplikasi pestisida nabati dengan bahan dasar daun kipahit (Tithonia diversifolia) menjadi salah satu bentuk pengendalian yang dapat dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan konsentrasi yang efektif dari ekstrak daun kipahit terhadap pengendalian hama ulat bawang. Penelitian ini bertempat di Laboratorium Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi pada bulan Oktober sampai November 2021, menggunakan metode eksperimental yang didesain dalam pola Rancangan Acak Lengkap terdiri dari 6 taraf perlakuan dengan 4 kali ulangan. Konsentrasi ekstrak daun kipahit yang digunakan pada uji pendahuluan masing masing adalah 0%, 3%, 6%, 9%12% dan 15%, didapatkan LC50 yaitu 4,5% ekstrak daun kipahit, hasil konsentrasi pada uji pendahuluan digunakan untuk kegiatan uji lanjutan yaitu sebesar 0%, 4,5%, 4,5%, 6,5%, 7,5% dan 8,5%. Hasil analisis menunjukkan bahwa ekstrak daun kipahit efektif mengendalikan ulat bawang pada konsentrasi 4,5% sementara konsentrasi paling efektif untuk menurunkan aktivitas makan serta intensitas serangan adalah 7,5% ekstrak daun kipahit.Ulat bawang (Spodoptera exigua) merupakan hama utama yang bersifat polifag yang memiliki potensi besar dalam kerusakan pada tanaman bawang merah hingga mencapai 62,98%. Aplikasi pestisida nabati dengan bahan dasar daun kipahit (Tithonia diversifolia) menjadi salah satu bentuk pengendalian yang dapat dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan konsentrasi yang efektif dari ekstrak daun kipahit terhadap pengendalian hama ulat bawang. Penelitian ini bertempat di Laboratorium Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi pada bulan Oktober sampai November 2021, menggunakan metode eksperimental yang didesain dalam pola Rancangan Acak Lengkap terdiri dari 6 taraf perlakuan dengan 4 kali ulangan. Konsentrasi ekstrak daun kipahit yang digunakan pada uji pendahuluan masing masing adalah 0%, 3%, 6%, 9%12% dan 15%, didapatkan LC50 yaitu 4,5% ekstrak daun kipahit, hasil konsentrasi pada uji pendahuluan digunakan untuk kegiatan uji lanjutan yaitu sebesar 0%, 4,5%, 4,5%, 6,5%, 7,5% dan 8,5%. Hasil analisis menunjukkan bahwa ekstrak daun kipahit efektif mengendalikan ulat bawang pada konsentrasi 4,5% sementara konsentrasi paling efektif untuk menurunkan aktivitas makan serta intensitas serangan adalah 7,5% ekstrak daun kipahit
Demonstration Plot Pemanfaatan Pekarangan untuk Ketahanan Pangan Kelompok Wanita Tani di Tasikmalaya
Abstract. The impact of the Covid-19 pandemic is felt by all levels of society, one of them are Hegarasri farmer group in Cigalontang, Tasikmalaya and the Sabilulungan farmer group in Tamansari, Tasikmalaya. The problems experienced by the two groups of women farmers are that they do not have sufficient land area, inadequate capital and human resources of members who are not technology literate. So that women farmer groups find it difficult to utilize the resources they have. PbM-KP activities that have been carried out by demonstration plots in the yards and gardens around the Hegarasri farmer group, covering an area of 100 m2. The vegetable demonstration plots consisted of: sweet potatoes, cassava, scallions, sosin, tomatoes and cayenne pepper. And there is The demonstration plot for sweet corn. The method of implementing PbM-KP activities orally by learning theory in the classroom accompanied by questions and answers, providing assistance costs for the practice of demonstration plot of sweet corn and vegetables, and practice of packaging. The conclusion of the activities are: 1. Provision of working capital assistance for land clearing in the form of plant production facilities. From the harvest, which will be used for planting capital for the following season. 2. Assistance in creating a social media account platform is intended for publication of kwt and poktan which are useful for marketing the products produced. 3. Increasing knowledge of plant cultivation to increase crop production, packing farm products to increase selling value.
Keywords: PbM-KP, Yard, Food Security.
Abstrak. Dampak pandemi Covid-19 dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, salah satunya adalah kelompok wanita tani Hegarasri di Cigalontang Tasikmalaya dan kelompok tani Sabilulungan di Tamansari Tasikmalaya. Permasalahan yang dialami oleh kedua kelompok wanita tani tersebut, yaitu tidak mempunyai kecukupan luas tanah, modal yang belum memadai dan sumber daya manusia anggota yang belum melek teknologi. Sehingga, kelompok wanita tani merasa kesulitan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Kegiatan PbM-KP yang telah dilaksanakan demplot di lahan pekarangan dan kebun sekitar kediaman KWT Hegarasri seluas: 100 bata. Demplot sayuran terdiri dari: ubi jalar, singkong, bawang daun, sosi, tomat, dan cabe rawit, serta terdapat pula demplot jagung manis. Metode pelaksanaan kegiatan PbM-KP secara lisan dengan pembelajaran teori di dalam kelas disertai tanya jawab, pemberian biaya bantuan untuk praktik demplot jagung manis dan sayuran, serta praktik packaging-nya. Kesimpulan dari kegiatan ini, sebagai berikut: 1) Pemberian bantuan modal kerja untuk pembukaan lahan berupa sarana produksi tanaman. Dari hasil panennya, yang akan digunakan untuk modal tanam musim berikutnya. 2) Pendampingan pembuatan platform akun media sosial ditujukan untuk publikasi kwt dan poktan yang berguna untuk pemasaran produk yang dihasilkan. 3) Peningkatan pengetahuan budidaya tanaman untuk meningkatkan produksi tanaman, packing produk usaha tani untuk meningkatkan nilai jual.
Kata Kunci: PbM-KP, Lahan Pekarangan, Ketahanan Pangan