165 research outputs found

    Perubahan komposisi kasein pada permukaan globula minyak sebagai pengaruh peningkatan konsentrasi fosfolipida selama emulsifikasi=(caseins compositional changes at oil globule interface as affected by phospholipids conce

    Get PDF
    ABSTRACT Casein and phospholipids are natural compounds usually used concomitantly as emulsifier. This research is conducted to elucidate the adsorbed casein composition that stabilized oil globule interface during fish oil emulsification as affected by phospholipids concentration. Each casein has different behaviour at oil globule interface. The results showed the changes of adsorbed a A and fc casein at oil globule interface because of phospholipids addition. Among caseins, a casein has prefrence to desorb, 8 casein has preference to adsorb, and K casein has no preference to adsorb Cr desorb. Their preferences to adsorb or desorb are influenced by their surface activities and layer properties. Casein compositional changes are caused by caseinsphospholipids complex formation. This complex has less preference to adsorb at oil globule interface. Keywords: oil globule interface, preference to adsorb, surface activity, complex formation

    Optimasi Kondisi Kristalisasi Pada Pembuatan Fraksi Kaya Tokotrienol Dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit

    Full text link
    Distilat asam lemak minyak sawit (DALMS) merupakan hasil samping pemurnian minyak sawit secar fisik pada tahapan deodorisasi. Distilat asam lemak minyak sawit merupakan sumber vitamin E yang sangat baik karena terdiri dari 70 % tokotrienol dan 30 % tokoferol. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi proses kristalisasi pelarut suhu untuk memperoleh fraksi kaya tokotrienol dari DALMS menggunakan metode permukaan respon. Faktor-faktor yang diujikan adalah nisbah fraksi tidak tersabunkan : pelarut (X1), suhu kristalisasi (X2), dan waktu kristalisasi (X3). Variabel respon (Y) tokotrienol total dalam fraksi kaya tokotrienol DALMS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DALMS mengandung 0,45 g/100 g atau 4500 ppm. Vitamin E terdiri dari α tokoferol 33,48 %, α tokotrienol 17,57 %, δ tokotrienol 29,06 %, dan γ tokotrienol 19,89 %. Dibandingkan dengan DALMS, fraksi tidak tersabunkan mengandunglebih rendah asam lemak bebas 95,75 % pada DALMS 7,99 % pada fraksi tidak tersabunkan. Rendemen fraksi tidak tersabunkan dari proses saponifikasi DALMS sebesar 3,75 %. Hubungan nisbah fraksi tidak tersabunkan : pelarut (X1), suhu kristalisasi (X2), dan waktu kristlisasi (X3) terhadap fraksi kaya tokotrienol (Y) mengikuti persamaan kuadratikY = 20,24746 X1 – 0,28627 X2 + 0,77099 X3 + 0,005575 X1X2 + 0,00545833 X1X3 – 0,00213333 X2 X3 -1,72362 X1 – 0,015438 X2 – 0,018297 X3 - 47,44392. Kondisi kristalisasi optimum dipperoleh pada nisbah fraksi tidak tersabunkan 5,89 : 1, suhu kristalisasi -9,7 oC, dan waktu kristalisasi 22,52 jam. Verifikasi pada kondisi optimum menunjukkan total tokotrienol pada fraksi tidak tersabunkan sebesar 21,813 g/100 g, aktivitas antioksidan 94,07 %, bilangan peroksida 0,86 mek/kg, dan asam lemak bebas 0,0913 %. Komposisi fraksi kaya tokotrienol adalah δ tokotrienol 45,84 %, γ tokotrienol 31,55 %, dan α tokotrienol 22,62 %. ABSTRAK Distilatasamlemakminyaksawit(DALMS)merupakanhasilsampingpemurnianminyaksawitsecarfisik pada tahapan deodorisasi. Distilat asam lemak minyak sawit merupakan sumber vitamin E yang sangat baik karena terdiri dari70%tokotrienoldan30%tokoferol.Penelitianinibertujuanuntukmengoptimasiproseskristalisasipelarut suhuuntukmemperolehfraksikayatokotrienoldariDALMSmenggunakanmetodepermukaanrespon.Faktor-faktor yangdiujikanadalahnisbahfraksitidaktersabunkan:pelarut(X),suhukristalisasi(X),danwaktukristalisasi(X). 3123Variabelrespon(Y)tokotrienoltotaldalamfraksikayatokotrienolDALMS.Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa 1DALMSmengandung0,45g/100gatau4500ppm.VitaminEterdiridariαtokoferol33,48%,αtokotrienol17,57%,δ tokotrienol29,06%,danγtokotrienol19,89%.DibandingkandenganDALMS,fraksitidaktersabunkanmengandung lebih rendah asam lemak bebas 95,75 % pada DALMS 7,99 % pada fraksi tidak tersabunkan. Rendemen fraksi tidak tersabunkandariprosessaponifikasiDALMSsebesar3,75%.Hubungannisbahfraksitidaktersabunkan:pelarut(X), suhukristalisasi(X),danwaktukristlisasi(X)terhadapfraksikayatokotrienol(Y)mengikutipersamaankuadratik 1Y= 20,24746 X 2 23– 0,28627 X + 0,77099 X 3 11123+ 0,005575 XX + 0,00545833 XX – 0,00213333 XX -1,72362 X2– 0,015438X2 –0,018297X2-47,44392.Kondisikristalisasioptimumdipperolehpadanisbahfraksitidaktersabunkan235,89:1,suhukristalisasi-9,7oC,danwaktukristalisasi22,52jam.Verifikasipadakondisioptimummenunjukkantotaltokotrienolpadafraksitidaktersabunkansebesar21,813g/100g,aktivitasantioksidan94,07%,bilanganperoksida0,86 mek/kg, dan asam lemak bebas 0,0913 %. Komposisi fraksi kaya tokotrienol adalah δ tokotrienol 45,84 %, γ tokotrienol 31,55 %, dan α tokotrienol 22,62 %. Kata kunci: Distilat asam lemak minyak sawit, saponifikasi,fraksi tidak tersabunkan, tokotrienol, kristalisasi ABSTRACT 1Palmfattyaciddistilate(PFAD)isthebyproductofpalmoilprocessingthatproducedbydeodorization.PFADisone ofvitaminEsources.TheexcellenceofPFADasthesourceofvitaminEisthatthemostofvitamnEinthePFAD istocotrienol(70%)andtheremainingwastocopherol(30%). Todate,therearelimitedsourcesoftocotrienol, thereforeitisveryimportanttoexplorePFADasthesourceoftocotrienol.Thisresearchwasobjectedtooptimize low temperature solvent crystallization to obtain the highest tocotrienol content of PFAD fraction by using Response SurfaceMethodology.Thetestedfactorsweretheratioofsolventtounsaponifiablefraction(X ),crystallization temperature(X),andtime(X).Theoptimizedresponsewasthetotalcontentoftocotrienolintocotrienolenriched23fractionofPFAD.TheresultsshowedthatPFADcontainedvitaminEcontentof0.45g/100gor4500ppm.Itwas 1higherthan</d

    PENINGKATAN KINERJA PADA PROSES PRODUKSI OLAHAN BERBASIS APEL DI UKM TM MANDIRI DAN MULYO AGRO MANDIRI, KOTA BATU

    Get PDF
    Dua usaha kecil menengah (UKM) di Kota Batu yaitu UKM Mulyo Agro Mandiri dan TM Mandiri telah berkontribusi dalam memproduksi olahan pangan berbasis apel yang unik yang memproduksi kue semprit apel dan kue lilit apel.&nbsp; UKM Mulyo Agro Mandiri juga sudah merintis produksi sambel apel dan UKM TM Mandiri mulai mengembangkan produksi pie apel.&nbsp; Program IbM yang telah dilaksanakan berupa peningkatan kapasitas dan efisiensi produksi olahan apel, pembuatan standard operating procedure (SOP) produksi kue semprit apel dan kue lilit apel, serta perbaikan kemasan kue semprit apel dan diversifikasi produk kue lilit apel.&nbsp; Fasilitasi peralatan untuk peningkatan efisiensi dan kapasitas produksi di UKM Mulyo Agro Mandiri berupa planetary mixer,&nbsp; penghalus sambel apel, dan pedal sealer.&nbsp; Fasilitasi di UKM TM Mandiri berupa mesin pemarut, oven, meja kerja stainless steel, dan sheeter.&nbsp;&nbsp; UKM Mulyo Agro Mandiri telah mengembangkan produknya berupa sambel apel yang memerlukan alat penghalus sambel. &nbsp;Pengembangan produk di UKM TM Mandiri berupa pie apel yang membutuhkan oven untuk pemanggangan.&nbsp; Adanya fasilitasi ini telah meningkatkan efisiensi proses produksi.&nbsp; Efisiensi pengadonan adonan kue semprit apel di UKM Mulyo Agro Mandiri dari 5 kg/0,5 jam menjadi 12,5 kg/0,5 jam.&nbsp; Terjadi penurunan kemasan yang rusak sebesar 100% akibat pengemasan yang tidak tepat menggunakan hand sealer setelah introduksi alat pedal sealer.&nbsp;&nbsp; Penghalusan sambel apel yang asalnya manual menjadi mekanis dan kontinyu.&nbsp; Di UKM TM Mandiri, kapasitas pemanggangan pie apel meningkat dari 1 adonan/batch menjadi 3 adonan/batch.&nbsp; Pencetakan adonan menjadi lebih cepat dengan menggunakan mesin sheeter, demikian pula dengan pemarutan apel.&nbsp; Adanya meja kerja stainless steel telah membantu mitra untuk meningkatkan sanitasinya.&nbsp;&nbsp; SOP telah disusun dan diimplementasikan.&nbsp;&nbsp

    Hasil Cek Simiiritas Bioactive compounds from palm fatty acid distillate and crude palm oil

    Get PDF
    Crude palm oil (CPO) and palm fatty acid distillate (PFAD) are rich sources of bioactive compounds. PFAD is a by-product of palm oil refinery that produce palm frying oil. Physical refining of palm oil by deodorization produces palm fatty acid distillate. CPO and PFAD contain some bioactive compounds such as vitamin E (tocopherol and tocotrienols), phytosterol, and squalene. Bioactive compounds of CPO and PFAD are vitamin E, phytosterols, and squalene. Vitamin E of CPO and PFAD mainly comprised of tocotrienols and the remaining is tocopherol. Phytosterols of CPO and PFAD contained beta sitosterol, stigmasterol, and campesterol. Tocotrienols and phytosterols of CPO and PFAD, each can be separated to produce tocotrienol rich fraction and phytosterol rich fraction. Tocotrienol rich fraction from PFAD has both antioxidant and cholesterol lowering properties. Bioactive compounds of PFAD silmultaneously have been proven to improve lipid profile, and have hepatoprotector effect, imunomodulator, antioxidant properties, and lactogenic effect in animal test experiment. It is possible to develop separation of bioactive compounds of CPO and PFAD integratively with the other process that utilizes fatty acid

    Hasil Cek Similiritas Fortifikasi fraksi tidak tersabunkan (ftt) distilat asam lemak minyak sawit pada proses pembuatan roti tawar: implikasi pada sifat fisik dan sensoris

    Get PDF
    Distilat asam lemak minyak sawit (DALMS) merupakan hasil samping dari pengolahan minyak sawit yang mengandung asam lemak bebas dan senyawa bioaktif dalam jumlah minor. Penyabunan asam lemak bebas menghasilkan sabun hasil reaksi dengan KOH dan faraksi tidak tersabunkan (FTT) mengandung senyawa bioaktif tokoferol, tokotrienol, fitosterol, dan skualen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fortifikasi terhadap sifat fisik dan sensoris terhadap roti tawar. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor, yaitu fortifikasi FTT dengan taraf 0, 0,5, 1,0, 1,5, 2,0, dan 2,5% dengan 4 ulangan. Parameter pengamatan sifat fisik: volume pengembangan, tekstur, dan densitas kamba. Sementara sifat sensoris adalah warna, aroma, rasa, dan tekstur. Hasil penelitian menunjukkan fortifikasi FTT tidak berpengaruh terhadap sifat fisik (volume pengembangan, tekstur, dan densitas kamba). Hasil uji sensoris tanpa fortifikasi FTT merupakan perlakuan terbaik untuk warna, aroma, rasa, dan tekstur, sementara di antara yang difortifikasi FTT taraf 0,5% merupakan taraf yang masih dapat diterima panelis

    Optimasi Kondisi Kristalisasi pada Pembuatan Fraksi Kaya Tokotrienol dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit

    Get PDF
    Distilat asam lemak minyak sawit (DALMS) merupakan hasil samping pemurnian minyak sawit secar fisik pada tahapan deodorisasi. Distilat asam lemak minyak sawit merupakan sumber vitamin E yang sangat baik karena terdiri dari 70 % tokotrienol dan 30 % tokoferol. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi proses kristalisasi pelarut suhu untuk memperoleh fraksi kaya tokotrienol dari DALMS menggunakan metode permukaan respon. Faktor-faktor yang diujikan adalah nisbah fraksi tidak tersabunkan : pelarut (X1), suhu kristalisasi (X2), dan waktu kristalisasi (X3). Variabel respon (Y) tokotrienol total dalam fraksi kaya tokotrienol DALMS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DALMS mengandung 0,45 g/100 g atau 4500 ppm. Vitamin E terdiri dari α tokoferol 33,48 %, α tokotrienol 17,57 %, δ tokotrienol 29,06 %, dan γ tokotrienol 19,89 %. Dibandingkan dengan DALMS, fraksi tidak tersabunkan mengandunglebih rendah asam lemak bebas 95,75 % pada DALMS 7,99 % pada fraksi tidak tersabunkan. Rendemen fraksi tidak tersabunkan dari proses saponifikasi DALMS sebesar 3,75 %. Hubungan nisbah fraksi tidak tersabunkan : pelarut (X1), suhu kristalisasi (X2), dan waktu kristlisasi (X3) terhadap fraksi kaya tokotrienol (Y) mengikuti persamaan kuadratikY = 20,24746 X1 – 0,28627 X2 + 0,77099 X3 + 0,005575 X1X2 + 0,00545833 X1X3 – 0,00213333 X2 X3 -1,72362 X1 – 0,015438 X2 – 0,018297 X3 - 47,44392. Kondisi kristalisasi optimum dipperoleh pada nisbah fraksi tidak tersabunkan 5,89 : 1, suhu kristalisasi -9,7 oC, dan waktu kristalisasi 22,52 jam. Verifikasi pada kondisi optimum menunjukkan total tokotrienol pada fraksi tidak tersabunkan sebesar 21,813 g/100 g, aktivitas antioksidan 94,07 %, bilangan peroksida 0,86 mek/kg, dan asam lemak bebas 0,0913 %. Komposisi fraksi kaya tokotrienol adalah δ tokotrienol 45,84 %, γ tokotrienol 31,55 %, dan α tokotrienol 22,62 %. ABSTRAK Distilatasamlemakminyaksawit(DALMS)merupakanhasilsampingpemurnianminyaksawitsecarfisik pada tahapan deodorisasi. Distilat asam lemak minyak sawit merupakan sumber vitamin E yang sangat baik karena terdiri dari70%tokotrienoldan30%tokoferol.Penelitianinibertujuanuntukmengoptimasiproseskristalisasipelarut suhuuntukmemperolehfraksikayatokotrienoldariDALMSmenggunakanmetodepermukaanrespon.Faktor-faktor yangdiujikanadalahnisbahfraksitidaktersabunkan:pelarut(X),suhukristalisasi(X),danwaktukristalisasi(X). 3123Variabelrespon(Y)tokotrienoltotaldalamfraksikayatokotrienolDALMS.Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa 1DALMSmengandung0,45g/100gatau4500ppm.VitaminEterdiridariαtokoferol33,48%,αtokotrienol17,57%,δ tokotrienol29,06%,danγtokotrienol19,89%.DibandingkandenganDALMS,fraksitidaktersabunkanmengandung lebih rendah asam lemak bebas 95,75 % pada DALMS 7,99 % pada fraksi tidak tersabunkan. Rendemen fraksi tidak tersabunkandariprosessaponifikasiDALMSsebesar3,75%.Hubungannisbahfraksitidaktersabunkan:pelarut(X), suhukristalisasi(X),danwaktukristlisasi(X)terhadapfraksikayatokotrienol(Y)mengikutipersamaankuadratik  1Y= 20,24746 X 2 23– 0,28627 X + 0,77099 X 3 11123+ 0,005575 XX + 0,00545833 XX – 0,00213333 XX -1,72362 X2– 0,015438X2 –0,018297X2-47,44392.Kondisikristalisasioptimumdipperolehpadanisbahfraksitidaktersabunkan235,89:1,suhukristalisasi-9,7oC,danwaktukristalisasi22,52jam.Verifikasipadakondisioptimummenunjukkantotaltokotrienolpadafraksitidaktersabunkansebesar21,813g/100g,aktivitasantioksidan94,07%,bilanganperoksida0,86 mek/kg, dan asam lemak bebas 0,0913 %. Komposisi fraksi kaya tokotrienol adalah δ tokotrienol 45,84 %, γ tokotrienol 31,55 %, dan α tokotrienol 22,62 %. Kata kunci: Distilat asam lemak minyak sawit, saponifikasi,fraksi tidak tersabunkan, tokotrienol, kristalisasi   ABSTRACT  1Palmfattyaciddistilate(PFAD)isthebyproductofpalmoilprocessingthatproducedbydeodorization.PFADisone ofvitaminEsources.TheexcellenceofPFADasthesourceofvitaminEisthatthemostofvitamnEinthePFAD istocotrienol(70%)andtheremainingwastocopherol(30%). Todate,therearelimitedsourcesoftocotrienol, thereforeitisveryimportanttoexplorePFADasthesourceoftocotrienol.Thisresearchwasobjectedtooptimize low temperature solvent crystallization to obtain the highest tocotrienol content of PFAD fraction by using Response SurfaceMethodology.Thetestedfactorsweretheratioofsolventtounsaponifiablefraction(X ),crystallization temperature(X),andtime(X).Theoptimizedresponsewasthetotalcontentoftocotrienolintocotrienolenriched23fractionofPFAD.TheresultsshowedthatPFADcontainedvitaminEcontentof0.45g/100gor4500ppm.Itwas 1higherthan</d

    Pengembangan teknik pembuatan konsentrat PUFA dan konsentrat secara simultan dari kedelai varietas lokal.

    Get PDF
    Asam linoleat (LA. linaleic acid. C18:2w-6) dan x linolenat (ALA, alpha linolenic acid, CIS 3w-3) merupakan asam lemak jenuh (PUFA, polyunsaturated faity acid) esensial yang hanya dapat dipenuhi tubuh .asupan mizikarian, eksplorasi kedelai sebagai sumber LA dam ALA penting untuk dilakukan. sejauh ini pemenuhan kebutuhan LA dan ALA di Indonesia diperoleh dari produk-produk mengandung LA dan ALA seperti minyak kedelai dan biji rami yang masih diimpor. Indonesia mempunyai berbagai varietas kedelai lokal yang belum banyak dikaji sebagai sumber LA dan ALA. untuk meningkatkan jumlah LA dan ALA dalam minyak kedelai perlu diterapkan teknik-teknik konsentrasi yang selama ini banyak diaplikasikan pada minyak ikan. efisiensi proses diperlukan pada teknik pembuatan konsentrat PUFA (LA dan ALA) dari biji kedelai lokal.teknik yang dapat dilakukan adalah kombinasi ekstraksi dan saponifikasi simultan dan konsentrasi satu tahap. pada proses ekstraksi dan saponifikasi, residu padat yang dihasilkan merupakan fraksi tinggi protein berupa konsentrat protein kedelai. penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi berbagai varietas kedelai lokal. sebagai sumber LA dan ALA, mengembangkan teknik saponifikasi-ekstraksi simultan yang menghasilkan hasil samping berupa konsentrat protein, dan menentukan kondisi pencucian yang tepat dalam pembuatan konsentrat protein kedelai dari residu padat saponifikasi-ekstraksi satu tahap. pada penelitian tahap pertama, berbagai varietas kedelai Iokal yang sudah diintroduksikan dianalisis untuk mengetahui profil asam lemak dalam biji kedelai. varietas kedelai lokal yang dikaji meliputi varietas Anjasmoro, Burangrang, Panderman, Wilis, dan Kaba. varietas dengan kadar LA+ALA tertinggi digunakan sebagai bahan baku pembuatan konsentrat PUFA (LA+ALA)dan konsentrat protein. pada penelitian tahun pertama ini dilakukan penentuan kondisi proses ,ekstraksi dan saponifikasi satu tahap yang optimum yang secara simultan akan menghasilkan konsentrat protein kedelai. kondisi ekstraksi dani saponifikasi satu tahap optimum yang diperoleh digunakan lebih lanjut untuk preparasi konsentrat PUFA. teknik optimasi yang digunakan adalah metode permukaan respon ekstraksi yang dilakukan adalah ekstraksi akueous dilanjutkan dengan saponifikasi secara simultan. faktor yang dikaji pada tahap penelitian ini adalah lama reaksi saponifikasi ,suhu dan rasio tepung kedelai air. respon yang dianalisis adalah kadar LA dan ALA dalam minyak yang dihasilkan. pada proses pembuatan konsentrat protein kedelai dari residu padat saponifikasi-ekstraksi satu tahap, faktor yang dikaji adalah rasio air:etanol, rasio pelarut:residu padat, dan lama pencucian. hasil penelitian menunjukkan bahwa kedelai varietas lokasi Burangrang, Anjasmoro, Kaba, Wills, dan Panderman mempunyai kadar asam lemak yang berbeda dengan profil asam lemak yang berbeda pula. asam linoleat merupakan asam lemak paling dominan, kadar total asam linoleat dan linolenat bervariasi tergantung dari varietas, dengan kadar LA+ALA tertinggi yaitu 60,43% terdapat pada varietas Burangrang sehingga varietas ini yang digunakan sebagai bahan baku ekstraksi minyak dan pembuatan konsentrat protein kedelai. optimasi saponifikasi- ekstraksi satu tahap pada ekstraksi minyak kedelai dalam bentuk asam lemak bebas menunjukkan hahwa rasio air:tepung kedelai,suhu saponifikasi, dan lama Saponifikasi berpengaruh terhadap respon kadar LA+ALA

    Hasil Cek Similiritas Characteristics and emulsifying properties of structured phospholipids from palm pressed fiber and omega-3 fatty acid concentrates from by-products of fish processing by enzymatic acidolysis

    Get PDF
    The synthesis of structured phospholipids (SPLs) containing ω-3 fatty acids was carried out through enzymatic acidolysis reactions using lipase from Rhizomucor miehei between palm pressed fiber phospholipids (PPF PL) with four ω-3 fatty acid concentrates as different acyl sources. The purity of SPLs increased compared to original PPF PLs. The degree of ω-3 fatty acid incorporation to the SPLs was different that depended on the sources of acyl. The highest degree of incorporation was in PE (phosphatidylethanolamine). The phenomenon of acyl migration of EPA (eicosapentaenoic acid) and DHA (docosahexaenoic acid) was found from the sn-1 to the sn-2 position of the PE. This acyl migration occurred at all four SPLs. Modification of PLs made better emulsifying properties for oil in water emulsion system, compared to PPF PL. The increase in the HLB (hydrophilic-lipophilic balance) value, EAI (emulsifying activity index), and ESI (emulsion stability index) of SPLs compared to PPF PL was supposed to relate to an increase in polarity. The composition of more polar PLs (PC/phosphatidylcholine, PE, PG/phosphatidylglycerol, and PA/phosphatidic acid) in the four SPLs is higher than that of PPF PL. The sources of acyl also affected the emulsifying properties of four SPLs

    Hasil Cek Similiritas Senyawa Bioaktif dan potensi bekatul beras (Oryza sativa) sebagai bahan fungsional

    Get PDF
    Bekatul merupakan salah satu hasil samping penggilingan padi dengan jumlah yang dihasilkan sekitar 8% dari berat padi. Produksi padi di Indonesia yang tinggi menyebabkan jumlah bekatul yang dihasilkan juga tinggi yang diperkirakan berjumlah 2,15 juta ton. Ketersediaan bahan baku yang sangat tinggi dan belum dimanfaatkan optimal untuk industri pangan. Selain beras putih, beras merah dan hitam saat ini di Indonesia mulai banyak dikonsumsi. Bekatul yang dihasilkan dari varietas padi yang berbeda mempunyai komposisi dan karakteristik yang juga berbeda. Karakteristik bekatul beras merah dan hitam masih belum banyak diungkap. Bekatul selain mengandung komponen makro berupa protein, minyak, pati, dan serat juga mengandung senyawa bioaktif berupa fenol, flavonoid, fitosterol, gamma oryzanol, tokotrienol, dan tokoferol, skualen, dan polikosanol. Komponen makro yang ada dalam bekatul merupakan ingredien yang sangat berharga bagi industri pangan untuk pengembangan pangan fungsional. Faktor pembatas dalam menformulasikan bekatul beras pada produk pangan adalah perubahan palatabilitas dan karakteristik produk. Pangan fungsional mengandung bekatul beras ini merupakan superfood yang mengandung senyawa bioaktif multikomponen yang dapat bersinergi memodulasi efek positif terhadap kesehata
    • …
    corecore