20 research outputs found

    PENGARUH KOMPOSISI LIPID PADA NANOSTRUCTURED LIPID CARRIERS (NLC) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN EFEKTIVITAS UBIQUINONE DALAM SEDIAAN KOSMETIKA ANTIAGING

    Get PDF
    The purpose of this research is to determine the optimum composition of solid lipid and liquid lipid in order to increase the penetration and effectiveness of Q10 as antioxidant in anti-aging cosmetics. Solid lipid and liquid lipid used in this study were cetyl palmitate and caprylic, which were combined to four (4) different ratios, namely 10:0; 9:1; 7:3 and 5:5. NLC Q10 in this study was produced by high shear homogenization method at 3400 rpm for 5 cycles and at 24000 for 1 cycle. The fourth formula was evaluated in term of characteristics, penetration and effectiveness. From the pH test , it was known that all formulas met the skin pH range (4.0-6.0). For the particle size test , all formulas (NLC 1 - NLC 4) were in the range from 269.13 to 354.77 nm with NLC 3 (7: 3) had the smallest particle size. The results of viscosity and surface tension test were also consistent with the theory, where the addition of liquid lipid reduced viscosity and surface tension of the system. The entrapment efficiency (EE) demonstrated the EE of NLC 1: 22.24%; NLC 2: 24.71%; NLC 3: 58.21% and NLC 4: 36.94%. The penetration test showed all systems were able to penetrate the dermis layer at the 5th hour. NLC 3 (7: 3) had more rapid onset, while the NLC Q10 with the ratio of lipid 9: 1, had slower onset of action but can penetrate farther than the other NLC Q10 system. The result of Q10 effectiveness test showed NLC 2 (9:1) has lowest total macrophage (23,33) and very dense collagen observation (score : 4). From this research, it can be concluded that NLC 2 (9: 1) had the most optimal lipid composition to increase the penetration and effectiveness of Q10 as an antioxidant in anti-aging cosmetics

    Effect of Lipid Composition on Nanostructured Lipid Carrier (NLC) on Ubiquinone Effectiveness as an Anti-aging Cosmetics

    Get PDF
    The purpose of this research is to determine the optimum composition of solid lipid and liquid lipid in order to increase the penetration and effectiveness of Q10 as antioxidant in anti-aging cosmetics. Solid lipid and liquid lipid used in this study were cetyl palmitate and caprylic, which were combined to four (4) different ratios, namely 10:0; 9:1; 7:3 and 5:5. NLC Q10 in this study was produced by high shear homogenization method at 3400 rpm for 5 cycles and at 24000 for 1 cycle. The fourth formula was evaluated in term of characteristics, penetration and effectiveness. From the pH test , it was known that all formulas met the skin pH range (4.0-6.0). For the particle size test , all formulas (NLC 1 - NLC 4) were in the range from 269.13 to 354.77 nm with NLC 3 (7: 3) had the smallest particle size. The results of viscosity and surface tension test were also consistent with the theory, where the addition of liquid lipid reduced viscosity and surface tension of the system. The entrapment efficiency (EE) demonstrated the EE of NLC 1: 22.24%; NLC 2: 24.71%; NLC 3: 58.21% and NLC 4:36.94%. The penetration test showed all systems were able to penetrate the dermis layer at the 5th hour. NLC 3 (7:3) had more rapid onset, while the NLC Q10 with the ratio of lipid 9:1, had slower onset of action but can penetrate farther than the other NLC Q10 system. The result of Q10 effectiveness test showed NLC 2 (9:1) has lowest total macrophage (23.33) and very dense collagen observation (score : 4). From this research, it can be concluded that NLC 2 (9:1) had the most optimal lipid composition to increase the penetration and effectiveness of Q10 as an antioxidant in anti-aging cosmetics

    Analisis Kuantitatif Hidrokuinon pada Produk Kosmetik Krim Pemutih yang Beredar di Wilayah Surabaya Pusat dan Surabaya Utara dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis

    Get PDF
    Hidrokuinon merupakan senyawa aktif yang mampu mengendalikan produksi pigmen, yakni berfungsi untuk mengurangi atau menghambat pembentukan melanin kulit. Hal inilah yang menyebabkan hidrokuinon sering kali digunakan sebagai pemutih dalam krim. Pada penelitian ini dilakukan analisis kuantitatif hidrokuinon dalam produk kosmetik krim pemutih wajah yang beredar di wilayah Surabaya Pusat dan Surabaya Utara, baik yang memiliki nomor registrasi BPOM maupun yang tidak memiliki nomor registrasi BPOM. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 12 sampel yang terdiri dari 6 sampel krim pemutih yang memiliki nomor registrasi BPOM dengan kode A, B, C, D, E, F dan 6 jenis krim pemutih yang tidak memiliki nomor registrasi BPOM dengan kode G, H, I, J, K, L. Analisis dilakukan dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar tertinggi hidrokuinon diperoleh dari sampel G dengan perolehan kadar hidrokuinon sebesar 0,0331%, dan secara keseluruhan kadar hidrokuinon pada sampel yang digunakan dalam penelitian ini tidak melebihi batas kadar hidrokuinon yang ditetapkan BPOM, yaitu tidak lebih dari 2%

    EDUKASI PENGGUNAAN SUPLEMEN KESEHATAN YANG RASIONAL PADA TIM PENGGERAK PKK

    Get PDF
    Abstrak: Suplemen kesehatan adalah produk yang dapat melengkapi, meningkatkan dan memelihara kebutuhan zat gizi, serta dapat memperbaiki fungsi kesehatan karena memiliki nilai gizi dan atau efek fisiologis. Banyaknya beredar suplemen yang diklaim mampu mencegah dan mengobati penyakit di kalangan masyaratakat membuat penggunaan suplemen yang tidak rasional dan memiliki potensi resiko yang tinggi. Sasaran kegiatan ini adalah tim penggerak PKK kelurahan di Kota Malang. Pada kegiatan ini setiap kelurahan akan diundang 3 (tiga) orang perwakilan TP PKK dari 5 kecamatan. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat berupa edukasi penggunaan suplemen kesehatan pada tim penggerak PKK Kelurahan Kota Malang yaitu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penggunaan suplemen kesehatan yang rasional. Rangkaian kegiatan diadakan pada bulan Agustus - September 2022. Kegiatan meliputi : Penyuluhan mengenai imunitas dan sistem daya tahan tubuh; penyuluhan mengenai penggunaan suplemen kesehatan yang Rasional; penyuluhan mengenai bentuk sediaan khusus dari suplemen kesehatan yang beredar di masyarakat; permainan bagi peserta, yaitu Hoax Buster Games; Pretest dan posttest, kegiatan Konsultasi setelah edukasi serta evaluasi kepuasan peserta. Hasil kegiatan adalah : dari 180 peserta yang ditargetkan, 146 peserta atau 81,11% peserta hadir di acara penyuluhan; Rata-rata nilai pretest adalah 60 dan nilai rata-rata posttest sebesar 75, dapat terlihat adanya peningkatan nilai rata-rata peserta berturut-turut sebesar 25%. Peserta dengan tingkat pengetahuan “Baik” naik secara signifikan dari 10,95% menjadi 50%. Selain itu, peserta dengan tingkat pengetahuan “Cukup” juga turun secara signifikan dari 89,04% menjadi 50%. Hasil rata-rata kepuasan masyarakat adalah 4,68 atau 93,52 atau dapat disimpulkan peserta merasa keseluruhan kegiatan pengabdian masyarakat telah berjalan dengan sangat baik. Dari kegiatan ini diketahui telah terjadi peningkatan pengetahuan tim penggerak PKK Kelurahan Kota Malang mengenai penggunaan suplemen kesehatan. Diharapkan pada kader akan dapat mengedukasi masyarakat.Abstract: Health supplement is a product to supplement nutritional needs, increase, maintain, have nutritional value and/or physiological effects to improve health function. The large number of supplements circulating which are claimed to be able to prevent and treat disease among the public makes the use of supplements irrational, which had high potential risk. The target of this activity is Team for Empowerment and Family Welfare (TP-PKK) in Malang City. In this activity, 3 (three) TP PKK representatives from 5 sub-districts will be invited to each sub-district. The purpose of community service activities in the form of education on the use of health supplements in the PKK Team of Malang City Village is to increase public knowledge about the rational use of health supplements. The series of activities will be held in August - September 2022. Activities include: Counseling on immunity and the immune system; counseling regarding the rational use of health supplements; counseling regarding special dosage forms of health supplements circulating in the community; games for participants, namely Hoax Buster Games; Pretest and posttest, Consultation activities after education and evaluation of participant satisfaction. The results of the activity were: of the 180 targeted participants, 146 participants or 81.11% of the participants attended the counseling event; The average pretest score was 60 and the posttest average score was 75. It can be seen that there was an increase in the average participant score by 25% respectively. Participants with a "Good" level of knowledge rose significantly from 10.95% to 50%. In addition, participants with an "Enough" level of knowledge also fell significantly from 89.04% to 50%. The average result of community satisfaction was 4.68 or 93.52 or it could be concluded that the participants felt that the overall community service activities had gone very well. From this activity it is known that there has been an increase in the knowledge of the Malang City Urban Village PKK driving team regarding the use of health supplements. It is hoped that the cadres will educate the community

    Efektivitas Niacinamide sebagai Lightening Agent

    Get PDF
    "Parwati, Tuntun. 2021. Efektivitas Niacinamide Sebagai Lightening Agent. Tugas Akhir, Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Pembimbing : (1) apt. Oktavia Eka Puspita,S.Farm., M. Sc. (2) apt. Tamara Gusti Ebtavanny, S.Farm., M.Farm Hiperpigmentasi merupakan kondisi kelebihan pigmen pada kulit yang salah satunya disebabkan karena paparan sinar ultraviolet (UV) sehingga diperlukan kosmetik yang mengandung agen pencerah (lightening agent) untuk mengatasi hiperpigmentasi pada kulit. Dalam systematic literature review ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sediaan krim yang mengandung niacinamide sebagai Lightening Agent serta penurunan hiperpigmentasi wajah dan perbaikan melasma yang dilihat dari adanya pengurangan jumlah pigmen, indeks melanin/ukuran eritema. Pencarian literatur yang komprehensif dilakukan menggunakan aplikasi Publish or Perish (PoP) pada beberapa database yaitu Google Scholar, Scopus, dan Crossref dengan alur penyeleksian artikel menggunakan protokol Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analyses (PRISMA). Dari tujuh artikel yang telah diidentifikasi hasil menunjukkan bahwa partisipan yang diberi intervensi krim niacinamide kombinasi dapat mengurangi keparahan melasma diukur menggunakan Individual topography Angle (ITA), dan chromameter. Kesimpulan dalam Systematic Literature Review ini yaitu sediaan krim yang mengandung niacinamide efektif dalam menurunkan pengurangan jumlah pigmen, indeks melanin/ukuran eritema tergantung dengan konsentrasi niacinamide dan bahan kombinasi yang digunakan. Kata kunci: Hiperpigmentasi, Krim, Niacinamide, Lightening Agent, perbaikan melasma

    Hubungan Pengetahuan Dengan Ketepatan Penggunaan Inhaler Oleh Pasien Asma Di Beberapa Apotek Wilayah Kota Malang

    No full text
    Berdasarkan data WHO, asma termasuk dalam 5 penyakit paru utama dengan prevalensi sebesar 17,4% penyebab kematian di dunia. Di Indonesia sendiri asma menduduki peringkat ke-5 dari 10 penyebab morbiditas dan di Malang ditemukan sebanyak 2.026 kasus asma. Salah satu terapi yang digunakan untuk mengatasi asma dapat diberikan melalui rute inhalasi dengan menggunakan inhaler. Inhaler merupakan salah satu obat dengan penggunaan khusus sehingga dibutuhkan keterampilan dan pemahaman terkait ketepatan penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan ketepatan penggunaan inhaler oleh pasien asma khususnya di beberapa apotek wilayah Kota Malang. Penelitian ini dirancang menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 100 responden yang diambil dengan metode purposive sampling dengan syarat telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan sebelumnya. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuesioner dengan total 14 pertanyaan dimana indikator pengetahuan yang dinilai yaitu jenis inhaler, dosis obat pada inhaler, aturan pakai, cara penggunaan, efek samping, dan cara penyimpanan inhaler. Sedangkan indikator ketepatan yang dinilai meliputi tepat dosis, tepat aturan pakai, tepat cara penggunaan, dan tepat cara perawatan. Seluruh pertanyaan pada kuesioner telah lolos uji validasi. Hasil yang diperoleh dari kuesioner pengetahuan terbagi menjadi 3, baik (16%), cukup (48%), dan kurang (36%), sedangkan untuk kuesioner ketepatan diperoleh hasil tepat (33%) dan tidak tepat (67%). Uji korelasi yang digunakan adalah korelasi Spearman dengan hasil nilai signifikansi (p=0,000) yang menunjukkan terdapat korelasi bermakna antara pengetahuan dan ketepatan penggunaan inhaler oleh pasien asma di beberapa apotek wilayah Kota Malang. Nilai koefisien korelasi (r=0,493) yang berarti bahwa kekuatan korelasi dua variabel memiliki kekuatan sedang. Analisis faktor perancu juga dilakukan pada penelitian ini yaitu antara tingkat pengetahuan dan pekerjaan dengan ketepatan penggunaan inhaler. Analisis ini dilakukan dengan metode Somers’d dengan hasil nilai signifikansi (p=0,045) dan nilai koefisien korelasi (r=0,359) yang berarti terdapat korelasi signifikan antara tingkat pendidikan dan ketepatan penggunaan inhaler dengan kekuatan korelasi lemah. Sedangkan untuk pekerjaan mendapatkan nilai signifikansi (p=0,610) dan nilai koefisien korelasi (r=0,070) yang berarti tidak terdapat korelasi antara pekerjaan dengan ketepatan penggunaan inhaler. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan ketepatan penggunaan inhaler oleh pasien asma di beberapa apotek wilayah Kota Malang. Selain itu, tingkat pendidikan juga dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi ketepatan penggunaan inhaler oleh pasien asm

    Analisis Pengaruh Efektivitas Terapi Terhadap Kualitas Hidup Pasien Asma Di Beberapa Apotek Kota Malang

    No full text
    Asma adalah salah satu penyakit saluran napas kronis. Asma termasuk masalah kesehatan dunia yang menyerang 1-18% populasi negara di dunia. Di tahun 2018 prevalensi asma di Kota Malang cukup tinggi (±3,8%). Hal ini dikarenakan Kota Malang memiliki temperatur dingin serta tingkat kelembaban udara tinggi, yang termasuk sebagai faktor risiko asma. Pasien asma di Kota Malang berpotensi mengalami kekambuhan akibat lebih sering terpapar faktor risiko asma ini. Peningkatan kekambuhan asma menandakan bahwa asma pasien tidak terkontrol dengan baik. Kontrol asma menunjukkan bahwa gejala asma telah terkontrol dengan atau tanpa pengobatan. Tujuan pengobatan tidak hanya untuk menghilangkan gejala namun juga meningkatkan kualitas hidup. Kualitas hidup pasien asma merujuk pada persepsi pasien terhadap efek asma terhadap kualitas hidupnya. Terdapat hubungan antara tingkat kontrol dengan kualitas hidup pasien asma. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah efektivitas terapi yang diukur sebagai kontrol asma berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien asma yang menebus resep di Apotek Kota Malang. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional menggunakan instrumen kuesioner Asthma Control Test (ACT) untuk mengukur tingkat kontrol asma dan kuesioner Mini-Asthma Quality of Life Questionnaire (m-AQLQ) untuk mengukur kualitas hidup. Hasil penelitian terhadap 100 responden pada 15 Apotek Kota Malang didapatkan sebagian besar responden memiliki tingkat kontrol asma terkontrol sebagian dan kualitas hidup sedang. Tingkat kontrol asma memiliki pengaruh kuat yang bermakna terhadap kualitas hidup pasien dengan r 0,569 dan p 0,000 (p<0,005) pada uji Spearman. Dapat disimpulkan bahwa efektivitas terapi (kontrol asma) berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien asma yang menebus resep di Apotek Kota Malang

    Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Ketepatan Pemilihan Analgesik Oral dalam Tindakan Swamedikasi Masyarakat Kota Malang

    No full text
    Swamedikasi adalah tindakan menggunakan obat yang dibeli tanpa resep dokter untuk mengatasi gejala yang dialami. Swamedikasi yang sering dijumpai adalah penggunaan obat analgesik dengan persentase mencapai 36,2 – 59%. Tingginya perilaku pengobatan sendiri berdampak pada tingginya angka medication error. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap ketepatan pemilihan obat analgesik dalam tindakan swamedikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan metode cross sectional dengan pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Jumlah responden sebanyak 126 sampel berasal dari 5 kecamatan di Kota Malang. Tingkat pengetahuan diukur menggunakan kuesioner 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban benar atau salah, sedangkan ketepatan pemilihan obat dinilai menggunakan skala Likert 15 pernyataan dengan 4 pilihan skala jawaban. Uji analisis menggunakan SPSS25 dengan uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan uji korelasi menggunakan rank Spearman untuk data terdistribusi tidak normal. Didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan masyarakat Kota Malang yang melakukan swamedikasi analgesik oral berada pada kategori cukup (47,62%), baik (43,65%) dan kurang (8,73%). Hasil Ketepatan pemilihan obat analgetik oral berada pada kategori baik (89,48%) dan cukup (10,32%). Hasil uji korelasi menunjukkan (p) < 0,05 (signifikan), dengan nilai korelasi 0,190 (hubungan sangat lemah). Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan ketepatan pemilihan obat analgesik oral pada tindakan swamedikasi pada Masyarakat Kota Malang, namun tingkat korelasi sangat lemah

    Analisis Minirnalisasi Siaya Obat Penyakit Kardiovaskuler di Beberapa Apotek Kabupaten Malang (Studi Dilakukan Terhadap Obat Furosemid dan simvastatin)

    No full text
    Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang disebabkan oleh gangguan fungsi jantung dan pernbuluh darah. Penyakit kardiovaskular disebutkan menduduki peringkat pertama sebagai penyakit penyebab kematian dengan angka kematian pada tahun 2016 sejumlah 17,9 juta orang di seluruh dunia. Data WHO pada tahun 2016 menunjukkan bahwa 17,5 juts kematian terjadiakibat penyakit kardiovaskular yang rriewakili 31% kematian di dunia dimana penyakit terbanyak adalah penyakit jantung dengan total di Indonesia mencapal 371 ribu jiwa dimana merupakan peringkat kedua tertinggi di Asia Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui obat simvastatin dan furosemide dengan biaya paling rendah antara obat generik dan bermerek dagang di beberapa apotek Kabupaten Malang. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional dengan desain studi prospektif pada Januari — Februari 2021. Sampel yang dikumpulkan adalah harga Eceran Tertinggi (HET) furosemid dan simvastatin baik generik maupun merk dagang dengan metode total sampling dan dikumpulkan dalam lembar pengurnpul data. Data yang dihasilkan menunjukkan bahwa HET obat bermerk dagang balk furosemid maupun simvastatin lebih mahal dibandingkan obat generiknya dengan nilai rasio antara HET furosemid dan simvastatin generik dengan HET furosemid dan simvastatin bermerk dagang adalah 1 : 8,79 untuk furosemid 40 mg, 1 : 1,64 untuk simvastatin 10 mg, dan 1 1,28 untuk simvastatin 20 mg. Terdapat pula perbedaan HET yang signifikan antara obat generik dengan obat merk dagang pada furosemid 40 mg (p=0,015), namun tidak pada simvastatin 10 mg (pH0.128), dan simvastatin 20 mg (1) 0,057). Maka dapat disimpulkan, berdasarkan analisis minimalisisasi biaya HET obat dapat disirnpulkan bahwa biaya pengobatan obat generik lebih rendah daripada obat bermerk dagang sehingga dianjurkan kepada penyedia layanan kesehatan untuk mengutamakan penggunaan obat generik dan lebih mengutamakan pula pengawasan harga obat bermerk dagang
    corecore