37 research outputs found

    Reproduksi Stereotipe Dan Resistensi Orang Katobengke Dalam Struktur Masyarakat Buton

    Full text link
    This paper aims to study the stereotypes by the kaomu-walaka group towards the Katobengke people as the less advantaged papara group. In the age of the Wolio Sultanate, the kaomu and the walaka as the dominant classes considered the Katobengke as the low social strata, or the dominated group, also called stereotyped people. However, the Katobengke has been trying to fight this definition. The forms of resistance against the kaomu-walaka group that have been done by the Katobengke include: resistance against the knowledge system of the Wolio people, resistance against their field of education, resistance by using state/military symbols, and conducting political negotiations to improve the statuses/positions of the Katobengke people in Buton's social structure

    MANAGERIAL STRATEGY OF SEA FISHERY AT ENGBATU-BATU TAKALAR, SULAWESI SELATAN

    Get PDF
    This article discusses the problems faced her fishermen in sea fishery and strategy to overcome item the problems that they face such as: the difficulty of gaining capital and developing fishery, in certain condition of fishery resources, open/free use of fishery resources, and fishermen are not able to control the situation and condition of catches marketing. To overcome these problems: the fishermen did some strategies, namely: to make relationship with other sides, especially with traders and big companies for gaining capitals, developing capital by adding number of fishing units or the volume of fishery business, managing their fishermen by establishing patron-client relationship, managing information relating to production system (in the sea), demand situasion and prices and marketing network, and refresing and fighting against the operation of cantram/parere nets from other village

    Lipa Sabbe??? Sengkang: Identitas dan Tantangan Teknologi Sarung Sutera Bugis

    Get PDF
    Makalah ini menguraikan teknologi sarung sutera Bugis yang sudah terkenal sejak lama bagi masyarakat Bugis sejak tahun 1785 dan menjadi identitas budaya lokal yang terkenal hingga ke manca negara. Namun pada perkembangannya industri sarung sutera Bugis mendapat tantangan dalam proses produksi dan teknologi industri yang lebih maju dengan padat modal. Kondisi inilah menjadi dilematis bagi industri sarung sutera bugis lokal sebagai upaya ???melestarikan budaya??? dan melawan kekuatan global (industri modern

    PERLUASAN LOKASI PENANGKAPAN DAN EKPLOITASI SUMBERDAYA HAYATI LAUT OLEH NELAYAN PULAU BARRANG CADDI

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong nelayan untuk melakukan perluasan lokasi penangkapan dan gambaran tentang komuniti-kumuniti maritim dengan fokus perhatian pada perluasan lokasi penangkapan ikan serta mengatahui karakteristik perilaku nelayan dalam mengeksploitasi sumber daya laut\ud Penelitian ini bersifat kualitatif deskripsi semua data yang dikumpulkan di lapangan dengan cara observasi langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan para nelayan di lokasi penelitian , kemudian dengan teknik wawancara utuk mendapatkan data yang diinginkan dari informan dengan menggunakan pedoman wawancara\ud Dari hasil penelitian telah ditemukan bahwa nelayan terdorong untuk melakukan perluasan lokasi penangkapan dikarnakan lokasi-lokasi terumbu karang atau gugusan karang yang dijadikan tempat binatang buruan berlindung dan berkembang biak telah mengalami kerusakan. Penelitian ini juga telah menemukan tiga tipe jarak penangkapan nelayan yaitu tipe lokasi penangkapan jarak dekat, tipe perluasan lokasi jarak sedang dan tipe perluasan jarak jauh

    Nakodai Mara'dia Abanua Kaiyang Toilopi: Spirit Nilai Budaya Maritim dan Identitas Orang Mandar

    Full text link
    Artikel ini membahas orang Mandar sebagai suku bangsa maritim yang tidak diragukan eksistensinya. Sebagai pemangku kebudayaan maritim dan religius yang taat, tidak dapat dimungkiri keandalan manusia Mandar dalam berbagai arena kehidupan dan selalu memiliki ciri khas yang dapat bernilai positif. Metode penelitian deskriptif kualitatif dengan melakukan penelitian di Polewali Mandar dan Majene. Adapun teknik pengumpulan data dengan studi pustaka, pengamatan dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagai suku bangsa maritim, sangatlah urgen untuk melakukan penggalian nilai-nilai luhur masyarakat Mandar yang selalu menonjol dalam berbagai arena sosial, ekonomi dan politik. Orang Mandar memiliki nilai budaya yang khas yang selalu unggul dalam berbagai arena sosial, politik, hukum dan ekonomi. Bangsa Indonesia memiliki Baharuddin Lopa dan Basri Hasanuddin yang mewarnai peradaban Indonesia. Nilai-nilai luhur takkalai disombalang dotai lele rapu dadi na tuali di lolangan.” Orang Mandar menjunjung tinggi halhal yang baik, benar dan mulia. Nilai ini mengisyaratkan bahwa mereka bercita-cita menjadikan wilayahnya “Mandar masagena na mala bi” yang berarti “wilayah Mandar yang terpandang dan mulia.” Nilai-nilai inilah menjadi penopang kebudayaan Mandar sehingga melahirkan manusia Mandar yang selalu unggul dalam berbagai arena sebagai identitas suku bangsa maritim

    Perubahan Makna dan Simbol Pada Motif Kain Sutera pada kalangan Remaja Bugis di Kabupaten Wajo

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan makna dan simbol motif sutra pada remaja Bugis di Kecamatan Tanasitolo Kabupaten Wajo. Dengan fokus penelitian tentang jenis dan motif kain sutera, pengertian jenis dan motif kain sutera, dan pemanfaatan kain sutera di kalangan pemuda Bugis di Kecamatan Tanasitolo Kabupaten Wajo. Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode etnografi. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive yang dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara mendalam dengan informan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa jenis dan motif kain sutera yang masih bertahan pada masyarakat Bugis, namun perkembangan motif pada kain sutera ini mengikuti perubahan yang terjadi pada masyarakat. Makna yang terkandung dalam kain sutera memiliki makna yang sarat nilai filosofis dan juga mengandung unsur budaya yang memiliki nilai tinggi, namun perubahan cara pandang masyarakat Bugis Wajo menjadi faktor perubahan makna kain sutera. Kegunaan sutera adalah sutera sebagai pakaian, sutera sebagai lambang kedudukan dalam masyarakat, sebagai lambang penghormatan atau persahabatan dan sebagai lambang dalam acara-acara kebudayaan

    Sustainable Fishermen Poverty: Analysis of External and Internal Factors of Fishermen's Poverty in Gorontalo City

    Get PDF
    The purpose of this research is to identify the social realities of fishermen’s lives, analyze internal and external socio-cultural factors that integrally influence the occurrence of sustainable poverty, and construct a theory regarding the meaning of poverty with data collection techniques of in-depth interviews and documentation studies with a qualitative descriptive approach to uncover the issue of fishermen’s poverty. Keywords: Fishermen, External/Internal Factors, Povert

    NELAYAN BAJO MELAWAN HEGEMONI KAPITALIS DI KOTA DOBO, KABUPATEN KEPULAUAN ARU, PROVINSI MALUKU

    Get PDF
    In fishing communities, there are social classes that have diametrically different interests, namely local capital owners (capitalists), boat owners (punggawa) and ship crew. This reality creates resistance between classes which is very difficult to solve. The purpose of this writing consists of two: firstly, to describe the form of capitalist hegemony over Bajo fishermen and secondly, to describe the resistance of Bajo fishermen to capitalist hegemony. This study uses a qualitative method with an ethnographic approach. This research was conducted in the Aru Islands district. The type of data consists of primary data and secondary data. Primary data collection was carried out through observation and in-depth interviews. Meanwhile, secondary data was obtained by searching literature sourcing from printed books, ebooks, online and printed journals. Management and presentation of data is done by means of data reduction, data analysis, and data presentation in a holistic-integrative manner and drawing conclusions. The results show that the fishermen group consisting of boat voters (punggawa) resisted the local capital owners (capitalists) in the form of buying other people's shipping and fishing needs and selling their catch secretly. This phenomenon is largely determined by the knowledge, feelings and suffering of fishermen as a predisposing factor to respond to and to evaluate the reality of capitalist hegemony because they have suffered too long and lived within a dehumanization frame

    KOMUNKASI ANTAR ORANG BAJAU DAN ORANG BUTON DALAM UPAYA MEMBANGUN HUBUNGAN YANG HARMONIS DI KABUPATEN BUTON TENGAH

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk : 1). Menggambarkan secara detail pola komunikasi antara orang Bajau dan orang Buton di Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah di kalangan suku Bajau, 2). Menggambarkan secara detail berbagai stereotip dan prasangka sosial antara orang Buton terhadap orang Bajau, 3). Menguraikan secara detail tentang hubungan antara Orang Bajau dan Orang Buton di dalam kehidupan bermasyarakat.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan studi kepustakaan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) pola komunikasi antar budaya antara Orang Bajau dengan Orang Buton bahwa adanya kebudayaan yang dimiliki serta segala hal yang melekat pada masing-masing kelompok memiliki persamaan dan perbedaan yang tidak terlalu mencolok, 2) sikap etnosentrisme yang mengakar secara kuat pada kelompok etnis yang dominan yakni Orang Buton, yang menyebabkan mereka menyematkan stereotip buruk yang dilakukan secara terbuka dan terang-terangan kepada kelompok yang dianggap subordinat yakni ke orang Bajau yang dimaknai derajatnya lebih rendah, 3) hubungan orang Bajau dengan orang Buton dalam kehidupan bermasyarakat menunjukkan bahwa ada interaksi yang menunjukkan adanya konflik antar pemuda Buton dan Bajau

    The Bentor in Gorontalo City Becoming the Preferred Mode of Transportation

    Get PDF
    This article describes the sociocultural factors that affect the people of Gorontalo’s choice of Bentor as their favorite public transportation. Considering safety, Bentor is not a proper vehicle compared to other means of transportation (bendi, city buses, taxis, microbuses, and online transportation). Yet, Bentor is the favorite public transportation in Gorontalo Province, especially in Gorontalo City. This article used observed data collection techniques by interviewing informants and documenting studies. Collected data were analyzed by qualitative descriptive analysis. As the most favorite mode of transportation, Bentor has developed a social capital in terms of building power relations that are supported by the cultural values of the Gorontalo people in their life. Keywords: Bentor, Power Relations, and Favorite Mode of Transportatio
    corecore