22 research outputs found
Pendidik Profesional dalam Tinjauan Filsafat Pendidikan Islam
Setiap kajian pendidikan tidak iepas dari adanya diskunus tentang pendidik dan peserta didik. Dalam beberapa literatur (seperti kitab kuning) pendidik selalu menempati posisi awal untuk didiskusikan dari pada peserta didik. Ini menandakan bahwa menjadi pendidik tidaklah sembarangan. Bahasan ini akandimulai dari pengertian pendidik, kedudukan pendidik, juga sifatsifat yang dimilifci oleh seorang pendidik, misalnya guru dan dosen. Kenapa ini penting untuk didiskusikan^ Karena posisi pendidik mempunyai fungsi, peran dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional bidang pendidikan sehingga perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat, terutama dalam pembelajaran kaitannya dengan transfer of knowledge danpembentukan karakter peserta didiL Pendidik dikatakan profesional harus memiliki beberapa kompetensi sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan dalam melaksarmkan tugas profesional Dalam dunia Islam, pendidik mendapatkan posisisebagai orang terhormat. Pendidik dihormati karena ilmu dan pengetahuan yang dimiliki. Menjadi perulidik juga herulaknya ada pengakuan (lisensi, ijazah) formal atau non-formal serta penghargaan yang diberikan terhadap dirinya sebagai profesi
Sistem Pelayanan Pasien Berbasis Website di Puskesmas Gayam Sumenep
Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan yang komprehensif, kuratif, dan rehabilitatif yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Puskesmas merupakan unit teknis yang lebih murah, baik dari segi biaya maupun lokasi, tersebar di setiap kecamatan dan berperan penting sebagai ujung tombak dalam sistem pelayanan kesehatan (Kemenkes RI 2016). Saat ini sistem pelayanan rekam medis pasien masih menggunakan cara manual yakni mencatat di buku yang menyebabkan pelayanan lama dan tidak efektif. Salah satu puskesmas yang tidak menggunakan sistem pelayanan pasien terkomputerisasi ini adalah puskesmas Gayam Sumenep “Sepudi” yang mana puskesmas ini menjadi pusat pelayanan satu – satunya di kecamatan gayam pulau sepudi karena keterbatasan media pelayanan. Sehingga pelayanan puskesmas yang di berikan masih kurang optimal dan berpengaruh pada tingkat pelayanan kesehatan. Dalam perkembangan tekhnologi sistem pelayanan kesehatan pasien akan di buatkan sebuah sistem yang berbasis web. Sehingga puskesmas dapat memberikan pelayanan dengan cepat dan lebih efektif. Dan akan mempermudah Tenaga Kesehatan dalam mencatat rekam medis pasien. Pengujian eksternal dilakukan untuk menguji aplikasi terhadap pengguna secara langsung. Peneliti menggunakan perhitungan kuesioner dengan skala Likert yang diaplikasikan dalam bentuk angket dan survei, dengan tujuan untuk mengukur pandangan, sikap, dan pendapat pengguna aplikasi. Berdasarkan hasil kuesioner dengan perhitungan mengunakan metode skala likert diperoleh nilai presentasi sebesar 86,67%, yang artinya Sistem Pelayanan Pasien di Puskesmas Gayam ini sangat baik dan layak untuk digunakan
Politik Pendidikan Islam Masa Reformasi
Makalah ini akan menyajikan pembahasan politik pendidikan (bukan pendidikan politik) yang secara spesifik mengurai tentang pendidikan Islam dalam sistem perpolitikan di Indonesia. Melakukan analisis terhadap posisi dan peluang terhadap lembaga pendidikan Islam dalam undang-undang sistem pendidikan nasional. Bahasan akan dimulai dari hantara definisi, pendidikan Islam dalam sisdiknas, perkembangan pendidikan Islam pada era reformasi serta melakukan analisis bagaimana masa reformasi sebagai peluang emas bagi lembaga pendidikan, seperti lembaga pendidikan Islam yang berciri khas NU. Selain itu, makalah ini juga akan mengalisis bagaiman dampak (effect) dari adanya kebijakan pendidikan Nasional terhadap lembaga pendidikan Islam yang ada
Kepemimpinnan KH. A. Zubairi Mz. Dalam character building pondok pesantren Nasy’atul Muta’allimin Gapura Timur Gapura Sumenep Madura
Kepemimpinan KH. A. Zubairi Mz dalam Character Building Pondok Pesantren Nasy ’atul Muta ’allimin Gapura Timur Gapura Sumenep Madura. Judul tersebut dipilih untuk menjawab tiga pertanyaan mendasar. Bagaimana Biografi KH. A. Zubairi Mz? Bagaimana Gaya Kepemimpinan KH. A. Zubairi Mz? Bagaimana Keunikan Kepemimpinan KH. A. Zubairi Mz? Berbieara tentang kepemimpinan kiai dalam pondok pesantren selalu menjadi hai menarik untuk diperbineangkan, lebih menarik lagi ketika kepemimpinan kiai dikaitkan dengan keterlibatannya dalam ranah politik praktis. Tetapi penelitian ini tidak membicarakan tentang keterlibatan kiai dalam politik praktis, melainkan lebih pada memberikan penekanan tentang sosok kepemimpinan kiai lokal {local wisdom) yang mampu dengan ilmunya memimpin {sebagai leader) dan memenej lembaga pendidikan formal mulai merintis hingga menjadi sebuah peradaban di daerahnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan dengan metode kualitatif. Data secara keseluruhan diperoleh melalui hasil wawancara {interview) kepada beberapa nara sumber (informan) yang pemah bersentuhan langsung dengan KH. A. Zubairi Mz, semasa hidupnya. Kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, kemudian kesimpulannya diambil melalui teknik analisis, dengan pola deduktif dan hermeneutik. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kepemimpinan KH. A. Zubairi Mz, selama kurang lebih 41 tahun merintis, memimpin dan sebagai pendidik di pondok pesantren Nasy’atul Muta’allimin Gapura Timur, dikategorikan kepemimpinan kiai yang demokratis. Sebagai pemimpin lembaga, walaupun pendidikannya berlatar belakang salaf, beliau cukup peka terhadap perubahan dan perkembangan dalam dunia pendidikan {eksklusif). Sehingga tak hayal, jika perkembangan pondok pesantren Nasy*atul Muta’allimin selama dipangku beliau mengalami perkembangan dalam berbagai aspek. Dalam studi kepustakaan, penelitian-peneitian seperti ini, yang mengangkat tentang kepemimpinan kiai lokal {local wisdom), yang gagasannya juga layak dikonsumsi para pemimpin besar, masih minim, terkadang pula dikesampingkan. Hemat penulis, dari hasil penelitian ini, tidak cukup hanya membaca dan mengkaji kepemimpinan KH. A. Zubairi Mz, melainkan yang terpenting adalah bisa mengaplikasikan gaya kepemimipinan beliau yang selalu mengedepankan asas musyawarah
Kepemimpinnan KH. A. Zubairi Mz. Dalam character building pondok pesantren Nasy’atul Muta’allimin Gapura Timur Gapura Sumenep Madura
Kepemimpinan KH. A. Zubairi Mz dalam Character Building Pondok Pesantren Nasy ’atul Muta ’allimin Gapura Timur Gapura Sumenep Madura. Judul tersebut dipilih untuk menjawab tiga pertanyaan mendasar. Bagaimana Biografi KH. A. Zubairi Mz? Bagaimana Gaya Kepemimpinan KH. A. Zubairi Mz? Bagaimana Keunikan Kepemimpinan KH. A. Zubairi Mz? Berbieara tentang kepemimpinan kiai dalam pondok pesantren selalu menjadi hai menarik untuk diperbineangkan, lebih menarik lagi ketika kepemimpinan kiai dikaitkan dengan keterlibatannya dalam ranah politik praktis. Tetapi penelitian ini tidak membicarakan tentang keterlibatan kiai dalam politik praktis, melainkan lebih pada memberikan penekanan tentang sosok kepemimpinan kiai lokal {local wisdom) yang mampu dengan ilmunya memimpin {sebagai leader) dan memenej lembaga pendidikan formal mulai merintis hingga menjadi sebuah peradaban di daerahnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan dengan metode kualitatif. Data secara keseluruhan diperoleh melalui hasil wawancara {interview) kepada beberapa nara sumber (informan) yang pemah bersentuhan langsung dengan KH. A. Zubairi Mz, semasa hidupnya. Kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, kemudian kesimpulannya diambil melalui teknik analisis, dengan pola deduktif dan hermeneutik. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kepemimpinan KH. A. Zubairi Mz, selama kurang lebih 41 tahun merintis, memimpin dan sebagai pendidik di pondok pesantren Nasy’atul Muta’allimin Gapura Timur, dikategorikan kepemimpinan kiai yang demokratis. Sebagai pemimpin lembaga, walaupun pendidikannya berlatar belakang salaf, beliau cukup peka terhadap perubahan dan perkembangan dalam dunia pendidikan {eksklusif). Sehingga tak hayal, jika perkembangan pondok pesantren Nasy*atul Muta’allimin selama dipangku beliau mengalami perkembangan dalam berbagai aspek. Dalam studi kepustakaan, penelitian-peneitian seperti ini, yang mengangkat tentang kepemimpinan kiai lokal {local wisdom), yang gagasannya juga layak dikonsumsi para pemimpin besar, masih minim, terkadang pula dikesampingkan. Hemat penulis, dari hasil penelitian ini, tidak cukup hanya membaca dan mengkaji kepemimpinan KH. A. Zubairi Mz, melainkan yang terpenting adalah bisa mengaplikasikan gaya kepemimipinan beliau yang selalu mengedepankan asas musyawarah
TANTANGAN GLOBALISASI TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM DI PESANTREN
Ada tiga hal yang menjadi ciri khas dari adanya globalisasi, yakni makanan (foot), pakaian (fashion) dan hiburan (fun). Dampak dari terjadinya globalisasi sungguh merubah pola kehidupan manusia ketiga hal tersebut diatas, mulai dari gaya hidup yang semakin konsumtif, pragmatisme; segala sesuatu hanya sealu bisa diukur dengan materi termmasuk dunia pendidikan yang selalu berorientasi kepada dunia kerja dan kepentingan pasar. Manusia sudah dikendalikan oleh mesin dan menjadi mesin-mesin oleh kepentingan tertentu. Ketika terjadi globalisasi dampaknya terhadap dunia pendidikan, maka tujuan pendidikan hanyalah untuk kerja, maka pada akhirnya yang terjadi komersialisasi pendidikan dalam segala tingkatan, mulai dari jenjang pendidikan paling rendah hingga perguruan tinggi. Bahkan bisa terjadi penodaan terhadap dunia pendidikan, seperti pemalsuan ijazah dan sebagainya. Menghadapi yang demikian, pendidikan Indonesia bukan berarti antipatif (eksklusif) terhadap globalisasi, tetapi juga harus mampu mendesain pendidikan kita (Indonesia) mampu tampil dan bersaing dalam pentas global sesuai dengan tuntutan masyarakat dalam dunia kerja tanpa menghilangkan identitas dan karakter bangsa sendiri. Karena globalisasi kalau tidak disikapi dengan baik akan berdampak negatif, termasuk dampaknya dalam dunia pendidikan. Merespon yang demikian, pendidikan pesantren tetap penting digalakkan sebagai alternatif ditengah komersialiasasi pendidikan. Sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu-ilmu agama (al-din) juga hendaknya membuka diri dengan model pendidikan modern agar santrinya (ou¬t put-nya) bisa tampil sebagai bentuk respon terhadap dunia global dengan mempunyai dasar (basic) pendidikan agama yang dibarengi dengan pendidikan akhlaq
Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Meningkatkan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM)
Penerapan etika bisnis dalam bisnis sangat penting karena menciptakan suasana profesional, saling menghormati dan meningkatkan komunikasi terutama di zaman modern ini. Akhlak dan manajemen yang baik tidak hanya bagian dari keberhasilan bisnis, tetapi penerapan etika bisnis dapat memenuhi kualitas persyaratan semua pasar yang diterima dan dihormati di masyarakat. Oleh karena itu, pelaku UMKM harus menghindari perilaku buruk dalam usahanya, seperti Penyalahgunaan peraturan perundang-undangan. Metode Penelitian ini menggunakan Studi Kepustakaan Studi Kepustakaan ini dengan pengumpulan data yang menggunakan metodologi studi pustaka yakni dengan cara penulis melakukan pencarian dan mengumpulkan berbagai informasi dan keterangan yang dibutuhkan dari berbagai media yang bersifat kepustakaan. Berbagai media tersebut dapat berupa buku, jurnal, proseding, dan artikel atau berita online sebagai pendukung tersusunnya penulisan ini. Sistem etika Islam terdiri dari 5 (lima) aksioma filosofis yaitu Persatuan, Keseimbangan, Kehendak Bebas, Tanggung Jawab, dan Kebajikan.Penerapan etika bisnis dalam bisnis sangat penting karena menciptakan suasana profesional, saling menghormati dan meningkatkan komunikasi terutama di zaman modern ini. Akhlak dan manajemen yang baik tidak hanya bagian dari keberhasilan bisnis, tetapi penerapan etika bisnis dapat memenuhi kualitas persyaratan semua pasar yang diterima dan dihormati di masyarakat. Oleh karena itu, pelaku UMKM harus menghindari perilaku buruk dalam usahanya, seperti Penyalahgunaan peraturan perundang-undangan. Metode Penelitian ini menggunakan Studi Kepustakaan Studi Kepustakaan ini dengan pengumpulan data yang menggunakan metodologi studi pustaka yakni dengan cara penulis melakukan pencarian dan mengumpulkan berbagai informasi dan keterangan yang dibutuhkan dari berbagai media yang bersifat kepustakaan. Berbagai media tersebut dapat berupa buku, jurnal, proseding, dan artikel atau berita online sebagai pendukung tersusunnya penulisan ini. Sistem etika Islam terdiri dari 5 (lima) aksioma filosofis yaitu Persatuan, Keseimbangan, Kehendak Bebas, Tanggung Jawab, dan Kebajikan
Merdeka Belajar: A New Paradigm of Islamic Education in the Setting of Social Change
Social change is an inseparable part of Islamic education with a new paradigm. These changes have strong implications in the educational order that demands a more humanist and liberating education system. Freedom of learning is an educational concept that offers a new direction that allows the implementation of education to be carried out autonomously and decentralized. The policies launched in this concept carry a mission to free education from the shackles of administrative-formalistic aspects. The implementation of this policy package resulted in essential changes including; 1) Minimum Competency Assessment (AKM); 2) Character Survey; 3) Study Environment Survey.Perubahan sosial menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan Islam yang berparadigma baru. Perubahan tersebut berimplikasi kuat dalam tatanan pendidikan yang menuntut adanya system pendidikan yang lebih humanis dan memerdekakan. Merdeka belajar merupakan konsep pendidikan yang menawarkan arah baru yang memungkinkan penerapan pendidikan dilakukan secara otonom dan desentralistik. Kebijakan yang diluncurkan dalam konsep ini membawa misi lepasnya pendidikan dari belenggu aspek adminsistratif-formalistik. Implimentasi dari paket kebijakan ini melahirkan perubahan yang esensial meliputi; 1) Assesment Kompetensi Minimum (AKM); 2) Survey Karakter; 3) Survey Lingkungan Belajar
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL
The objective of this study is to examine on the influence of firm size, sales growth, profitability, liquidity, dividen policy, structure of asset on capital structure. This research is an empirical study using multiple regression analysis. The sample used in this research is chemical industry companies which listed on Stock Exchange in 2011-2014 were taken using purposive sampling methods and get 50 annual report of 15 companies. The result of regression analysis for this study indicates that from independent variabel that used in this study, only profitability, liquidity, dividen policy, and structure of asset have an effect on capital structure, while firm size and sales growth has no effect.
Keywords :Capital Structure, Firm Size, Sales Growth, Profitability, Liquidity, Dividen Policy, and Structure of Asse
Equity Pedagogy di Pesantren Dirasatul Mualimin Islamiyah Al-Hamidy Banyuanyar
One of the dimensions of multicultural education is the dimension of Equity Pedagogy or justice and equality in receiving learning. The educational culture of Islamic boarding schools that is centralized to Kyai poses a challenge to how pesantren provide equity education services to students through the learning system in it. This study aims to identify the value of equity pedagogy in the type of traditional pesantren (salaf) with a phenomenological approach, the results of this study indicate that the Banyuanyar pesantren has a culture of Equity Pedagogy values ​​such as equity in Kyai policies, equity in Nyabis culture, equity in Discipline culture, equity in living culture mutual tolerance (mutual tolerance). equity in the culture of living together (help each other). equity in the culture of living tawashi (reminding each other). A culture of equal living that is fair in the context of genderSalah satu dimensi pendidikan multicultural adalah dimensi Equity Pedagogy atau keadilan dan kesamaan dalam menerima pembelajaran. Kultur pendidikan Pesantren yang sentralistik kepada Kyai memberikan tantangan bagaimana pesantren memberikan layanan pendidikan yang equity kepada santri melalui system pembelajaran di dalamnya. Penelitin ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai equity pedagogy pada jenis pesantren tradisional (salaf) dengan pendekatan fenomenogy, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pesantren Banyuanyar memiliki kultur nilai Equity Pedagogy seperti equity dalam kebijakan Kyai, equity dalam budaya Nyabis equity dalam budaya Disiplin, equity dalam budaya hidup bertasamuh (saling toleransi). equity dalam budaya hidup berta’awun (saling tolong menolong). equity dalam budaya hidup bertawashi (saling mengingatkan). Budaya hidup setara yang berkeadilan dalam konteks gende