158 research outputs found
SINERGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KLASTER PARIWISATA KETEP PASS UNTUK PENINGKATAN KUNJUNGAN WISATAWAN NUSANTARA DAN WISATAWAN MANCANEGARA
Program pengabdian Ipteks bagi wilayah yang dilaksanakan oleh tim adalah Program Sibermas yang telah berlangsung saelama 3 tahun. Tahun 2009 merupakan tahun ke-3 (terakhir), dengan sasaran utama obyek wisata Ketep Pass di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.
Program sibermas merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan sejak tahun 2007 s/d tahun 2009, dalam usaha memberdayakan potensi masyarakat di sekitar Ketep Pass dengan mengadakan berbagai kegiatan pelatihan, pendampingan, pembinaan (berupa program Ipteks dan Vucer), pembentukan kelompok sadar wisata antara lain : pelatihan Bahasa Inggris, budidaya stroberi, budidaya tanaman hias, budidaya pisang raja, melibatkan masyarakat dalam pembangunan sarana prasarana. Kegiatan utama lainnya adalah promosi melalui internet, brosur Ketep Pass di hotel-hotel berbintang, billboard petunjuk arah ke obyek wisata Ketep Pass.
Keseluruhan kegiatan selama 3 tahun dirancang bersama oleh Tim Sibermas dengan Pemerintah Kabupaten Magelang terutama dengan instansi terkait (Bappeda, Dinas Pariwisata, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pendidikan, Camat Sawangan, Pengelola Ketep Pass, Tokoh Masyarakat dan Mitra Kerja).
Kata kunci : SIBERMAS, Ketep Pass, pemberdayaan masyarakat.
1 Staf pengajar, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik - Universitas Diponegor
Pengaruh Beban Sejumlah Orang Bernyanyi Dan Berjoget Bersama Pada Struktur Lantai Gedung Berbentang Panjang (Studi Kasus Gedung Grha Sabha Pramana UGM)
In a previous research carried out by the writer, a natural frequency of Grha Sabha Pramana's second floor is 4.7 Hz and shows that the building is not dangerous to take on the load of even up to 5000 people at graduation or wedding ceremonies held at the building. However, with the low natural frequency, does the building meet safety requirements for large numbers of people to sing and dance in? In this research, experiments were carried out on the same floor to obtain a frequency and displacement, by using 35 people to dance to songs of different frequencies. The experiment resulted in a frequency of 4.175 to 4.822 Hz and in the highest dynamic displacement of 3.31cm. This exceeds the allowed maximum displacement of 2.729 cm, while the numeric analysis displacement and calculation at graduations in the previous research reached a maximum of 2.6 cm. Also, there was great concern and uneasiness on the part of the observers and recorders at the time when 35 people were dancing, which resulted in a maximum displacement of 3.31 cm. The concern would rise in the case of increase in numbers of people dancing, to more than 1000 people, on the floor
Pengelolanan Badan Usaha Milik Madrasah di MI Muhammadiyah Karanganyar
This study aims to describe the management of business entities belonging to âmadrasah in the management of catering services and management of shuttle service âstudents. This qualitative research uses ethnographic research design with direct âobservation data collection technique, in-depth interview and document study by âusing validity test of triangulation data source and technique and data analysis using âinteractive analysis model of Miles Huberman. The results show that catering âplanning at MI Muhammadiyah Karanganyar begins with; (1) establishment of âcatering team for madrasah catering, (2) comparative study, (3) recruitment and âtraining of catering employees, and (4) program socialization. Implementation of âcatering service begins with the division of duties managers and employees catering âcontinued with; (1) weekly menu preparation, (2) selection of foodstuffs, (3) storage âof foodstuffs, (4) food processing, (5) storage of finished food and (6) transport of âfood followed (7) . The forms of catering reporting are conducted at the end of each âmonth and profit calculations are performed at the end of the year. Utilization of âcatering benefits is used for teachers' welfare in the form of DPLK. For pengelolan âpickup begins with the planning of the procurement of the fleet. After experiencing âobstacles, shuttle execution is organized with a third party system. Parents âparticipating in the shuttle service meet the driver as a third party and agree on a set âfee per bench tariff per-km, the student pays through the school then 5% of the total âdriver's income becomes the BUMM's right. The management has not found a âsuitable supervisory system for the shuttle service.
Peningkatan Kemandirian Dan Prestasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas IX Semester 1 MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Penelitian ini termasuk termasuk jenis PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Subyek dalam penelitian ini adalah guru dengan siswa kelas IX H MTs Negeri Surakarta 1. Siswa sebagai penerima tindakan berjumlah 35 siswa. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi, catatan lapangan, dokumentasi, dan metode tes. Teknik analisis data dilakukan dengan
metode alur, yaitu proses analisis data, penyajian data, dan verifikasi data. Data hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemandirian dan prestasi belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat dari: (1) Menyelesaikan tugasnya sendiri sebelum tindakan 20% dan di akhir tindakan 71,43%, (2) Mengatasi masalah belajarnya sendiri sebelum tindakan 14,29% dan di akhir tindakan 71,43%, (3) Percaya pada diri sendiri sebelum tindakan 14,29% dan di akhir tindakan 77,14%, (4) Mengatur dirinya sendiri sebelum tindakan 22,86% dan di akhir tindakan 74,29%. Nilai siswa
yang mencapai KKM â„ 65 sebelum tindakan 17,41% dan di akhir tindakan 82,86%. Berdasarkan data hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dapat meningkatkan
kemandirian dan prestasi belajar siswa
STRATEGI PROGRAM PENYIARAN SIARAN SENANDUNG MUSIK MELAYUDI RIAU TELEVISI
Senandung music melayu merupakan sebuah program musik yang di produksi
oleh Riau Televisi. Penelitian ini bertujuan ungtuk menggungkap bagaimana
strategi program acara senandung musik melayu di Riau Televisi. Metode yang
digunakan untuk penelitian ini metodologi kualitatif, menggambarkan dan
menjelaskan permasalahan yang di teliti dalam bentuk kalimat dan tidak
menggunakan prosedur statistik. Teknik analisis yang digunakan deskriptif
kualitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk pernyataan atau kalimat untuk
menjelaskan subtansi permasalahan sehingga diperoleh gambaran jelas tentang
strategi program senandung musik melayu di Riau Televisi Pekanbaru,
pengumpulan datayang digunakan observasi,wawancara, dan dokumentasi.
Informan berjumlah 3 orang yaitu produser, kemeramen, dan editor. Hasil
penelitian mrnyatakan bahwa akan lebih baik setiap program memiliki tim
produksi sendiri agar kinerja kru lebih maksimal lagi dan untuk strategi program
senandung musik melayu dapat disimpulkan bahwa sudah memenuhi standar
dengan teori yang penulis gunakan walaupun masih perlu bnayk perbaikan dalam
merencanakan program senandung musik melayu untuk menghasilkan tayangan
yang maksimal.
Kata kunci: Strategi, Riau Televis
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengusaha Kecil Dan Mikro Mendaftar Menjadi Wajib Pajak Orang Pribadi
Tax has a siginicant role in achieving the Government budget. Therefore, the government expects the number of personal taxpayer who have already met the subjective and objective requirements will increase. The easiest approach to increase taxpayer is to encourage the employers to require all their employees to register themselves as taxpayer, otherwise the employees will be with held with higher tax rate. On the other side registration of individual who does not have employee status to be personal taxpayer is highly depend on his tax compliance. This research studies the factors of need,convenience, sanction and perception that affect registration compliance of individual. The primary data is obtained through questionnaires with Likert scale from retail traders or small businessmen at traditional market, Menteng Pulo, South Jakarta. Logistic regression is used in this study. The result proves that the need and convenience factors have significant effect on adherence individual to be personal taxpayer. While sanction and perception factors show the opposite. However, all factors simultaneously have significant effect on compliance to personal taxpayer
Analisis Tegangan Tarik Pada Struktur Baja Akibat Adanya Lubang Untuk Sambungan
Pada struktur baja, batang tarik merupakan elemen yang paling sederhana perencanaannya dibandingkan dengan elemenelemen yang lain. Pada umumnya, akibat yang ditimbulkan oleh beban sentris tegangannya merata pada seluruh penampang, sehingga tegangan tarik, diperoleh dengan membagi gaya tarik yang bekerja dengan luas penampangnya. Dan tegangan sisa (residual), lengkungan awal serta ke tidak stabilannya dapat diabaikan kecuali kelangsingannya yang perlu dibatasi.
Pada banyak kasus, batang tarik tidak disambung atau dibebani secara sentris, tetapi pada keadaan tertentu bahkan menerima beban transversal, sehingga terjadi kombinasi antara lentur dan tarik. Pembuatan lobang untuk penyambungan, mengakibatkan berkurangnya luas penampang batang. Pada sekitar lubang dan perubahan luas penampang yang mendadak akan terjadi konsentrasi tegangan setempat yang cukup besar. Hal ini harus diperhitungkan apabila sifat keliatan material diragukan. Oleh karena itu akibat adanya lobang untuk penyambungan pada batang tarik perlu diperhitungkan, agar dipero, leh konstruksi yang kuat, tidak terjadi keruntuhan lelah akibat beban berulang , dan tidak menimbulkan kerugianbaik harta maupun jiwa manusi
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN
Minat masyarakat terhadap dunia kuliner baik sebagai penikmat ataupun sebagai pengusaha kuliner semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut tebukti dari perkembangan industri kuliner di Indonesia yang juga semakin meningkat. Salah satu kota di Indonesia yang memiliki potensi baik untuk industri kuliner adalah Kota Semarang, Jawa Tengah. Kota Semarang sebagai pusat berbagai kegiatan di Jawa Tengah dan didukung oleh sarana transportasi yang memadai membuat jumlah pengunjung meningkat dari tahun ke tahun baik dari kalangan wisatawan ataupun pelaku usaha. Hal tersebut berdampak meningkatnya perkembangan industri kuliner di Kota Semarang.
Perkembangan industri kuliner di Kota Semarang yang meningkat tersebut membuat semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk terjun di dunia usaha kuliner baik sebagai wirausahawan ataupun cheff profesional. Sayangnya sekolah memasak yang dapat menyelenggarakan pelatihan memasak yang terdapat di Kota Semarang kurang memadai.
Berdasar fenomena tersebut, dibutuhkan sebuah fasilitas pendidikan pelatihan memasak berupa âSemarang Cooking Schoolâ di Kota Semarang yang dirancang dengan program perencanaan dan perancangan arsitektur yang memadai sebagai sekolah memasak
Sebagai kesimpulan, luaran program ruang yang diperlukan, serta gambar â gambar dua dimensi dan tiga dimensi sebagi ilustrasi desain.
Kata Kunci : Industri kuliner, cheff professional, sekolah memasak, Kota Semaran
- âŠ