12 research outputs found
PENGARUH DOSIS PEMBENAH TANAH BIOCHAR BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) di Indonesia merupakan komoditas terpenting setelah kedelai yang memiliki peran strategis pangan nasional sebagai sumber protein dan minyak nabati. Kacang tanah dimanfaatkan sebagai bahan pangan konsumsi langsung dan bahan makanan, sehingga kebutuhan kacang tanah terus meningkat setiap tahunnya sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk (Balitkabi, 2008). Pengaruh biochar terhadap produktivitas tanaman sangat bergantung pada dosis yang digunakan. Penelitian menunjukkan, pemberian 4 - 8 ton karbon/ha meningkatkan produktivitas tanaman sebesar 20-220%, bergantung pada komoditas yang dibudidayakan (Gani, 2009).
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, percobaan faktorial dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana yaitu satu factor. Percobaan ini berlokasi di Kebun Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perbenihan Palawija dan Hortikultura, Desa Singarata, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, dengan ketinggian tempat + 586 meter di atas permukaan laut. Sebelum penanaman dan pemupukan dilakukan maka tanah tempat percobaan dianalisis di Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar. Percobaan ini dilaksanakan dari tanggal 7 Maret sampai dengan 7 Juni 2014.
Hasil berat kering oven biji per tanaman terberat diperoleh pada perlakuan biochar dengan dosis 4 ton/ha (B1) yaitu 21,83 g mengalami peningkatan 111,81 % bila dibandingkan dengan tanpa biochar dosis 0 ton/ha (B1) yaitu 10,33 g. Hasil berat kering oven biji per tanaman ini juga didukung variabel berat kering oven berangkasan per tanaman. Hasil berat kering oven berangkasan tertinggi diperoleh pada perlakuan biochar dosis 4 ton/ha (B1) yaitu 46,83 g yang mengalami peningkatan 56,10 % bila dibandingkan dengan tanpa biochar (B1) yaitu 30,00
Anda Bhuwana
Abstract
Anda berarti tangga sedangkan Bhuwana berarti Bumi atau Jagat. Anda Bhuwana berarti pijakan kebersamaan di jagat atau Bumi, dapat pula diartikan jiwa yang membumi. Garapan musik kolaborasi ini mengekspresikan doa, hening, damai didalam gejolak, suara relung gamelan yang terpadu degan musik saling berkaitan jelas mengajak kita semua untuk menyatu dalam kasih, meruntuhkan sekat perbedaan yang mengibarkan bendera pluralisme yang teraniaya, demi tumbuhnya satu kemanusiaan yang universal. Sehingga kita mampu membebaskan diri dari dokma, dokplin semu, sempit dan menggapai hidup harmoni dalam damai
Wujud Garapan Anda Bhuwana
Wujud merupakan salah satu aspek yang paling mendasar, yang terkandung pada semua benda atau peristiwa kesenian. Setelah melalui tahapan proses yang cukup panjang, akhirnya garapan kolaborasi Anda Bhuwana bisa terwujud dan layak untuk disajikan. Komposisi musik kolaborasi Anda Bhuwana merupakan sebuah instrumental perpaduan yang inovatif, yang masih bertitik tolak pada keanekaragaman budaya Indonesia yang dipadukan dengan alat musik modern. Pola-pola tradisi dikembangkan baik dari segi struktur lagu, teknik permainan maupun motif-motif gending dengan penataan atau pengolahan secara musikal, seperti : nada, melodi, irama (ritme), tempo, harmoni, dan dinamika
Produksi Kerajinan Sarana Upacara Dan Gaya Hidup Religius Masyarakat Gianyar
Masyarakat Bali adalah masyarakat religius, tiada hari tanpa aktivitas keagamaan. Di bawah kungkungan globalisasi dengan kebebasan yang sangat terbuka tidak bisa menggoyahkan sikap religius masyarakat, bahkan justru menjadi semakin melekat kuat di hati masyarakat. Kuatnya nilai-nilai religius dengan beranekaragam kegiatan adat dan agama menyebabkan rasa ritual menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Gianyar dengan segala aktivitasnya. Untuk mendukung aktivitas tersebut, tentunya membutuhkan berbagai bentuk dan jenis produk sarana upacara dengan segala fungsinya. Meningkatnya kebutuhan akan sarana upacara untuk mendukung ritual menggugah para perajin mengembangkan kreativitas menciptakan karya baru yang lebih artistik dan menarik. Produksi seni kerajinan sarana upacara akhirnya mengalami dinamika yang cukup pesat dengan menawarkan model dan fungsi yang bervariatif. Tujuan penulisan ini untuk mendalami dinamika produksi seni kerajinan sarana upacara dalam mendukung gaya hidup religius masyarakat Gianyar. Mengacu pada metode penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif analitik melalui pendekatan perubahan sosial. dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa orientasi kehidupan religius masyarakat masih sangat kental yang terimplementasi pada meningkatnya aktivitas upacara adat dan agama. Ritual menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat untuk menunjukan jati diri dan kedudukan sosial yang lebih tinggi, didukung dengan penggunaan sarana upacara yang mewah dan elegan. Selain untuk mempersembahkan yang terbaik dan terindah pada Yang Maha Kuasa, sarana upacara menjadi standar kehidupan sosial masyarakat sebagai seorang yang berbudaya dan beriman. Hal ini berdampak pada dinamika produksi kerajinan sarana upacara semakin meningkat dan dapat menambah ekonomi perajin. Tulisan ini dapat dijadikan sumber referensi berkaitan dengan dinamika produksi seni kerajinan sarana upacara dengan keanekaragaman bentuk dan fungsinya
Prosiding: PENGARUH GAYA HIDUP RELIGIUS PADA PRODUKSI KERAJINAN SARANA UPACARA DI BALI
A development of era was always followed by lifestyle
development that created various forms of new cultures,
which
were
always
moving
and
changing
according
to
the
mindset
of
the
supporting
community.
The
orientation
and
lifestyle
of
the
community
would
support various artifacts as a support to
strengthen the existence of activities which were
carried out. Rituals were part of the Balinese lifestyle
by carrying out customary and religious activities.
The needs of ceremonial which had function to support
rituals
inspired
the
craftsmen
to
develop
their
creativity
to
create
new,
more
unique,
artistic,
and
interesting
works.
The
aim
was
to
explore
the
discourse
of
people’s
lifestyles
nowadays.
The
research
method
used
was
qualitative
method
with
analytical
descriptive
analysis
through
sociology
approach.
The
process
of
data
collecting
used
observation,
interviews,
and documentation. The results of the
study showed that the dynamics of the global life of
the Balinese Hinduism Community were pluralism,
and there were still stored so many strong religious
life orientations that were implemented in various
ceremonial and religious ceremonies that were increasingly
lively.
Rituals
became
a
part
of
the
lifestyle
of
society
to
show
identity
and
social
positions
of
the
community,
which
was
supported
by
the
use
ofluxurious and elegant ceremonial facilities. Besides
the purpose to present the best and most beautiful
offerings to the almighty God, the means of ceremonies
became
the
standard
of
living
of
the
people
as
a
cultured
and
religious
person.
This
had
an
impact
on
increasing
the
productivity
and
economic
value
of
artisans.
This
research
was
expected
to
be
used
as
a
reflection
by
the
Balinese
people
that
a
ritual
could
not
be
used
as
a
lifestyle,
but
it
was
a
sincere
offering
to seek balance and harmony of physical
andspiritual.
Keywords: lifestyle, religious, and ceremony
equipmen
Analysis of Work Skills and Work Discipline in Improving Hotel Employee Performance
Purpose: This study aims to determine the influence of work skills and work disciplines both partially and simultane-ously on the performance of employees of Kayumanis Jimbaran Private Estate & Spa and to find out the most dominant variables between work skills and work disciplines in affecting employee performance at Kayumanis Jimbaran Private Estate & Spa.
Research methods: The population of this study is the entire employees of Kayumanis Jimbaran Private Estate & Spa which amounts to 83 people. Data collection techniques in this study are through interviews, observations, ques-tionnaires and literature studies. Data analysis using quantitative analysis of primary data processed using multiple regression analysis using SPSS 25.0 program.
Findings: The results of this study show that there is a partial and simultaneous influence of variable work skills and work disciplines on employee performance. The coefficient of determination shows a value of 0.754 which means that Work Skills and Disciplines contributed in influencing Employee Performance by 75.4% and the remaining 24.6% was influenced by other factors not studied.
Implications: While the effective contribution shows the variable Work Skills have a greater influence on Employee Perfor-mance compared to Work Discipline of 45.44%
LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT WORKSHOP PEMBUATAN TAPESTRI DI YAYASAN BUNGA BALI, DENPASAR, BALI
Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang wajib dilakukan oleh setiap
dosen perguruan tinggi sebagai tenaga pendidik, salah satunya adalah
kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Hal ini sesuai dengan
peraturan pemerintah no 37 tahun 2009 tentang beban kerja dosen, maka
pengabdian kepada masyarakat wajib dilakukan. Kegiatan pengabdian dapat
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan atau melalui
lembaga lain. Berkaitan dengan kewajiban tersebut, maka seluruh dosen
Program Studi Kriya dan Program Studi Desain Produk FSRD ISI Denpasar
melaksanakn kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di
Yayasan Bunga Bali – Denpasar, sesuai dengan Surat Tugas yang diberikan
oleh Dekan FSRD ISI Denpasar dengan isian bahwa kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini diberikan izin dan siap disambut dengan baik dari
pihak Fakultas dan Yayasan. Pada pelaksanaannya dikemas dalam bentuk
workshop merajut benang menjadi bentuk-bentuk Tapestri. Pengabdian ini
merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam mengembangkan bakat dan
keterampilan para penyandang disabilitas di Yayasan Bunga Bali Denpasar di
bidang tekstil (menganyam), dengan harapan keahlian yang diajarkan dapat
dimanfaatkan oleh mereka sebagai bekal dalam mengarungi gelombang
kehidupan. Selain itu dengan penguasaan keterampilan yang telah dipelajari,
akan bisa memberikan harapan kepada mereka untuk dapat hidup secara
mandir
Produksi Kerajinan Sarana Upacara Dan Gaya Hidup Religius Masyarakat Gianyar
Masyarakat Bali adalah masyarakat religius, tiada hari tanpa aktivitas keagamaan. Di bawah kungkungan globalisasi
dengan
kebebasan
yang
sangat terbuka
tidak
bisa
menggoyahkan
sikap
religius
masyarakat,
bahkan
justru
menjadi semakin
melekat
kuat
di
hati masyarakat.
Kuatnya
nilai-nilai religius
dengan beranekaragam
kegiatan
adat dan agama menyebabkan rasa ritual menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Gianyar dengan
segala aktivitasnya. Untuk
mendukung aktivitas tersebut,
tentunya membutuhkan berbagai
bentuk dan
jenis
produk
sarana upacara
dengan
segala
fungsinya.
Meningkatnya kebutuhan
akan
sarana
upacara
untuk
mendukung
ritual menggugah para perajin mengembangkan kreativitas
menciptakan
karya
baru yang lebih
artistik
dan
menarik. Produksi seni kerajinan sarana
upacara akhirnya
mengalami dinamika
yang
cukup pesat
dengan
menawarkan
model
dan
fungsi
yang bervariatif.
Tujuan
penulisan
ini
untuk
mendalami
dinamika
produksi seni kerajinan sarana upacara dalam mendukung gaya hidup religius masyarakat Gianyar. Mengacu
pada metode penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif analitik melalui pendekatan perubahan sosial. dengan
pengumpulan data melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukan
bahwa
orientasi
kehidupan religius masyarakat masih sangat kental yang terimplementasi pada
meningkatnya aktivitas
upacara
adat
dan
agama.
Ritual
menjadi
bagian
dari
gaya
hidup
masyarakat untuk
menunjukan
jati
diri
dan
kedudukan
sosial
yang
lebih
tinggi,
didukung
dengan
penggunaan
sarana
upacara
yang
mewah
dan
elegan.
Selain
untuk
mempersembahkan yang
terbaik dan
terindah pada
Yang
Maha Kuasa, sarana upacara menjadi
standar
kehidupan
sosial
masyarakat
sebagai
seorang
yang berbudaya
dan
beriman.
Hal
ini
berdampak
pada
dinamika
produksi
kerajinan sarana
upacara
semakin
meningkat
dan
dapat
menambah
ekonomi
perajin.
Tulisan
ini
dapat dijadikan
sumber
referensi berkaitan
dengan
dinamika
produksi
seni kerajinan sarana
upacara
dengan
keanekaragaman bentuk dan fungsinya.
Kata kunci: gaya hidup, religius, dan sarana upacar
The Law Enforcement in Pressing Traffic Accident Which Resulting Death
The aim of this studyto know the strategy of law enforcement in suppressing traffic accidents that result in death at the Mojokerto City Police, to find out the factors that support and hinder the Mojokerto City Police in suppressing traffic accidents that result in death, and to find out solutions to obstacles in an effort to suppress traffic accidents resulting in death. The approach method used is juridical normative and juridical socio-logical method, the specifications in the research are descriptive analytical, population and sampling methods are all objects or all symptoms or all events or all units to be studied, data collection techniques use library research and interviews, data analysis used is qualitative. Application of criminal sanctions in cases of traffic accidents and road transportation based on Act No. 22 of 2009 concerning Road Traffic and Transportation. The perpetrator who causes the victim to die is subject to Article 310 paragraph (4) and Article 311 paragraph (1) of Act No. 22 of 2009. In Article 310 paragraph (4) the perpetrator is sentenced to imprisonment of up to 12 (twelve) years or a maximum fine of Rp. 24,000,000.00 (twenty four million rupiah). In Article 311 paragraph (1) the perpetrator is sentenced to imprisonment for a maximum of 1 (one) year or a maximum fine of Rp. 3,000,000.00 (three million rupiah). Factors that influence law enforcement in cases of driver negligence in traffic resulting in death are the legal factors themselves, law enforcement factors, facility factors or facilities that support law enforcement to run smoothly, community factors, namely the environment in which the law applies, cultural factors, criminal and non-penal policy factors. Efforts made by the Traffic Unit against obstacles in an effort to suppress traffic accidents that result in death, are as follows: Preemptive action, Preventive action (prevention), repressive action (repression)
Rasasvada: Fungsi teo-estetis dalam astangga yoga
Rasasvada Astangga Yoga can be seen from the relation between the esthetic value and astangga yoga. Which mean esthetic value can be embodied by the sensitivity during the yoga practice, which need to be practice continuously. Astangga yoga that apllied on the practice regulary can create physically and spiritual self-dicipline, therefore the fusion between both of it will create the esthetic value. Function of Rasasvada Astangga Yoga is conciusness transformation as a process to change the human consciousness towards to the better self-quality. Righteousness function is as enlighten human soul on the righteousness value and religion teaching. Purity function is as process to selfpurity, and the esthetic is as situation where as people can express their idea and thought on the artworks. Rasasvada astangga yoga meaning during the practicioner is tasting of rasa meaning which mean that all the feeling that happening is expression from the esthetic experience that emerging. Cosmic dynamic meaning is esthetic experience that expressed on an asana that gives the dynamic vibration to the nature. After that, buster meaning is state of beauty that express immersed on the artwork which is conducting, feeling by maintaint the balance of the soul and a solid understanding. The perceived of this unity will help people to reach the eternity, which known as Moksartham Jagadhita