400 research outputs found
METODE MONTESSORI DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK USIA DINI DI MASA PANDEMI
Pendidikan Agama anak usia dini merupakan tanggung jawab penuh dari kedua orang tua, bukan yang lain. Lebih dari itu, tanggung jawab orang tua diwujudkan dalam keterlibatan langsung orang tua dalam pendidikan (kehidupan) anak-anaknya.Pendidikan agama anak usia dini sangat di pengaruhi oleh peranan orang tua. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini maka orang tua di tuntut untuk lebih ekstra dalam mendidik anak-anaknya karena anak-anak tidak boleh belajar disekolah.Oleh karena itu penulis menyajikan metode Montessori dalam menanamkan pendidikan agama islam pada anak usia dini.Metode Montessori yang menjadi landasan kita dalam memahami bagaimana hakikat pembelajaran bagi anak. Inti dari metode Montessori adalah menjadikan anak sebagai independent learner, yakni anak mandiri dalam belajar.Anak-anak dikembangkan sesuai dengan kemampuannya sendiri. Adapun nilai-nilai pendidikan agama islam yang di tanamkan pada anak usia dini yaitu nilai keimanan,nilai ibadah dan nilai akhlak.Kata Kunci : Metode Montessori, pendidikan Agama Isla
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN TAHUNAN
This research is aimed to examine the influence of financial variables as liquidity ratio, leverage ratio, profitability ratio and public share on the full disclosure in annual report in Mining companies listed in Indonesian Stock Exchange.Twelve companies participated in this study and the samples for this research are ten companies listed in Indonesian Stock Exchange from 2004-2006. Data were collected by means of purposive sampling. The analytical methods used are those of multiple regession analysis. The hypotheses tested that liquidity ratio, leverage ratio, profitability ratio and public share significantly influence on the full disclosure in annual report. The result of the multiple regression analysis for influence of financial variables on the full disclosure in annual report show that leverage ratio and pubic share significantly influences on the full disclosure in annual report. Whereas Liquidity ratio and profitability ratio do not significantly influence on the full disclosure in annual report. Keywords: Liquidity Ratio, Leverage Ratio, Profitability Ratio, Public Share and the Full Disclosure in Annual Repor
Analisis Transformasi Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Kinerja Usaha
Deregulasi perbankan di lndonesia, terutama mengenai ketentuan tentang
pembebasan suku bunga yang diatur oleh perbankan dan kemudahan mendirikan bank membuat semakin pesatnya perkembangan industri perbankan. Kompetisi perbankan di dalam negeri semakin ketat, apalagi dengan adanya perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi serta adanya tantangan pelaksanaan AFTA tahun 2003, maka dituntut suatu tingkat pelaksanaan bank yang sangat profesional. PT Bank Rakyat lndonesia (Persero) yang dikenal dengan nama BRI merupakan bank komersial yang juga mengalami pasang surut pertumbuhan akibat perubahan lingkungan yang terjadi di sekitarnya. Dalam melakukan adaptasi dengan lingkungannya BRI mengadakan transformasi organisasi untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi baik dari segi perkembangan perekonomian, peraturan baru perbankan maupun dari persaingan perbankan yang semakin meningkat. Pengertian Transformasi Organisasi adalah suatu perubahan yang menyeluruh
dari organisasi baik yang bersifat mendasar maupun strategis yang tujuannya adalah agar organisasi tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Pendekatan yang dilakukan oleh BRI dalam melakukan transformasi organisasi adalah dengan menggunakan konsep unit bisnis strategis atau Strategic Business Unit (SBU). Dalam melakukan kegiatan operasionalnya, BRI membagi organisasinya menjadi 4 SBU, yaitu invesment banking, corporate banking, retail banking, dan micro banking. Proses transformasi yang dilakukan ternyata tidak berjalan mulus. Berbagai permasalahan timbul karena dennan melakukan transformasi, maka pola pikir (mindset) yang selama ini berjalan, harus direvisi. Hal inilah yang menyebabkan perlunya analisis terhadap transformasi organisasi yang dilakukan BRI. Karena sejak pelaksanaan konsep transformasi organisasi dengan konsep SBU, hanya SBU Micro Banking yang lebih fokus dan jelas accountability-nya. Oleh karena itu penelitian ini mengambil studi
kasus pada pola hubungan internal organisasi SBU micro banking, terutama berkaitan dengan upaya peningkatan kinerja usaha, dengan batasan masalah lingkungan antar SBU Micro Banking dan SBU Retail Banking. Data diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada responden dan berbagai
data sekunder lainnya. Pengolahan data dilakukan dengan chi square, ranking likert, dan analisa trend. Dari jawaban para responden yang dijadikan input dalam pengolahan data, nilai chi square yang dihasilkan berada di atas nilai kritis standar chi square yang terbesar, dimana nilai standar chi square tersebut dengan derajat bebas (degree of
freedom
(df) = 4 adaiah 9,49 (untuk tingkat kepercayaan 95 persen , dan 13,28 (untuk
tingkat kepercayaan 99 persen).
Hanya beberapa dari hasil pengolahan data atas
jawaban responden yang nilainya berada dibawah 9,49. Sedangkan hasil lainnya berada diatas 9,49, antara 9,49 - 13,28, dan diatas 13,28. Maksudnya dengan memakai dua tingkat kepercayaan, 95 persen dan 99 persen adaiah untuk meyakini hasil pengolahan data tersebut. Sebab untuk penelitian sosial, sebenarnya tingkat kepercayaan 95 persen telah mencukupi, namun tentu akan lebih baik jika memakai tingkat kepercayaan 99 persen yang toleransi kesalahan sangat kecil hanya 1 persen+.
Hasil pengujian chi square ini menunjukkan bentuk organisasi BRI yang baru,
dimana unit menjadi unit bisnis yang terpisah dari cabang (micro banking), memiliki perbedaan yang signifikan secara nyata dengan bentuk organisasi BRI lama (pada saat cabang masih membawahi unit). Hal ini dibuktikan dengan nilai uji chi square yang berada pada batas atas standar nilai chi square. Dari hasil pengujiandengan ranking likert (skala 1 sampai 5), bentuk organisasi baru diberi penilaian lebih baik dibanding bentuk organisasi lama. Artinya hampir pada keseluruhan aspek, transformasi yang dilakukan ditanggapi positif oleh para responden. Aspek yang dimaksud antara lain ; penanganan usulan promosi pegawai BRI unit, intensitas pertemuan, perhatian dalam hal mobilisasi dana, dan lain-lain. Sedangkan aspek yang tidak berbeda signifikan adalah ; penanganan masalah logistik, masalah kualitas Sumber Daya Manusia, dan kebijakan kantor pusat dalam pengembangan bisnis. Aspek yang tidak berbeda signifikan ini mengindikasikan masih perlunya berbagai pembenahan dalam proses transformasi yang dilakukan.
Ditinjau darisegi kinerja keuangan, secara umum transformasi yang dilakukan
memberikan dampak positif. Hal ini ditunjukkan dengan trend perubahan laba dan jumlah simpanan yang kenaikannya lebih besar pada saat setelah transformasi yang dilakukan. Sedangkan jumlah tunggakan, walaupun kecendrungan (trend) yang ditunjukkan tidak sebagus kecendrungan perubahan laba dan simpanan, namun pada Kanwil-kanwil yang melakukan transformasi, jumlah tunggakan yang ada memperlihatkan kecenderungan ke arah yang positif, artinya ada kecendrungan perubahan yang terjadi adalah semakin kecil.
Hasil pengolahan data juga mengindikasikan bahwa terjadi penolakan terhadap
perubahan (resistance to change) pada cabang terhadap transformasi yang dilakukan.
Pada kantor cabang, dari jawaban responden, lebih memperhambat dalam hal ambil setor kas oleh TKK dan kondisi persaingan yang semakin terasa. Hal ini terjadi karena cabang belum siap untuk kehilangan unit sebagai sumber pendanaan mereka dan juga karena individu yang ada di cabang serta cabang sebagai suatu organisasi, memiliki kepentingan (interest) dalam hubungan antara unit-cabang selama ini. Sehingga transformasi yang dilakukan dianggap merugikan.Penolakan (resistance) ini dapat bersumber dari individu-individu yang ada dalam organisasi (penolakan individual atau individual resistance) maupun organisasi secara keseluruhan (penolakan organisasi atau organizational resistance).
Individual resistance timbul akibat ; kebiasaan (habit), faktor kinerja (performance factors), ketakutan akan sesuatu yang belum diketahui (fear of the unkwon), kurangnya pengetahuan (lack of knowledge). Sedangkan sumber dari penolakan organisasi adalah ; kelambanan struktur organisasi (stuctural inertia), adanya
perasaan terancam terhadap kewenangan yang ada, dan ancaman terhadap alokasi sumber daya yang dimiliki. Penolakan terhadap perubahan ini berlanjut terhadap konflik organisasi, seperti terjadi parochialism (lebih mementingkan kelompok dibanding kesejahteraan bersama), kewenangan yang tumpang tindih (overlapping authority), dan kecemburuan terhadap alokasi sumber daya. Apabila penolakan terhadap transformasi yang dilakukan dan konflik yang timbul tidak diatasi, maka akan merugikan BRI secara keseluruhan. Berbagai upaya untuk mengantisipasi penolakan ini adalah dengan ; Kepemimpinan yang berkharisma leadership), Melakukan soisalisasi kepada seluruh individu yang ada dalam organisasi (tidak melupakan aspek komunikasi/communication) melibatkan karyawan untuk ikut berpartisipasi dalam transformasi yang sedang berjalan, melakukan penerapan prinsip perubahan yang diarahkan (directive change) dengan dibentuknya perwakilan perusahaan (corporate Representative), pemetaan (mapping) yang jelas terhadap wilayah pemasaran cabang dan unit, dan dapat menjadikan konfiik yang terjadi sebagai kekuatan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi (management conflict). Agar proses transformasi yang dilakukan berjalan dengan muius dan berhasil mencapai apa yang diinginkan, maka perbaikan terhadap mental dasar para karyawan (basic mentality), perubahan terhadap budaya korporat (corporate culture) yang lebih kondusif, dan pemantapan sistim manajemen (management system), adalah beberapa hal yang perlu dilaksanakan. Selain itu juga dibutuhkannya kepemimpinan yang berkharisma, yaitu kepemimpinan (atau pemimpin) yang mampu mengendalikan dan mengantisipasi kompetensi yang terjadi dalam organisasi (internal competencies) dan memeiihara budaya korporat yang kondusif, serta mampu memotivasi seluruh jajaran karyawan dalam unit usaha.
Transformasi yang dilakukan akan optimal dan memberikan hasil terbaik bagi
BRI, apabila diberikan perhatian yang lebih baik atas kualitas sumber daya manusia, dan sosialisasi atas pengembangan bisnis yang dilakukan. Unsur manusia menjadi sangat vital dalam proses transformasi BRI dan dalam rangka menghadapi era perdagangan bebas, seperti AFTA 2003 dan APEC 2010. Di era globalisasi, keharusan suatu unit usaha untuk memiliki SDM yang unggul dan berkualitas prima tidak bisa ditawar-tawar lagi. Perkembangan bisnis mikro yang telah lama digeluti BRI (sejak Kupedes diperkenalkan tahun 1983) saat ini mulai dimasuki oleh bank-bank lain, terutama bank swasta nasional (Warta BRI, 1999). Dengan demikian, kondisi intemal BRI, seperti hubungan antar SDM, kualitas produk dan peiayanan, waktu dan efisiensi unit usaha, menjadi acuan yang sangat penting dalam menyusun strategi manajemen dan bisnis yang adaptif dalam setiap perubahan kondisi lingkungan
ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS 4 SEKOLAH DASAR LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI
Pendidikan karakter perlu dikembangkan di Indonesia karena ada sepuluh tanda-tanda yang harus diwaspadai karena jika tanda-tanda ini sudah ada, maka itu berarti bahwa sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran. Jika dicermati, ternyata kesepuluh tanda tersebut sudah ada di Indonesia. Oleh karena itu pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan yang melibatkan aspek pengetahuan, perasaan, kasih sayang, dan perbuatan. Pembentukan karakter memerlukan latihan yang terus menerus dan berkelanjutan sehingga menjadi suatu kebiasaan yang akhirnya dapat menjadi sebuah kepribadian yang kuat dan baik pada seseorang. Pembentukan karakter siswa merupakan aspek penting yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter bangsa sangat tergantung pada kualitas karakter sumberdaya manusianya. Karenanya karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Pendidikan karakter merupakan pendidikan budi pekerti plus, yaitu pendidikan yang melibatkan aspek pengetahuan, perasaan, dan tindakan. Tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Dasar pendidikan karakter sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak, karena usia ini akan menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya di masa yang akan datang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendidikan karakter tercermin dalam perencanaan pembelajaran IPA, pelaksanaan pembelajaran IPA, evaluasi, buku ajar, dan LKS yang digunakan di kelas 4 SD Laboratorium Percontohan UPI.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas IV yang mengajar IPA di SD Laboratorium Percontohan UPI.
Secara umum komponen karakter yang muncul pada pembelajaran IPA di kelas 4 SD Laboratorium Percontohan UPI yang terdiri dari RPP, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi, LKS, dan buku ajar ialah religius, logis, kritis, kreatif, jujur, ingin tahu, memecahkan masalah, peduli lingkungan, cinta ilmu pengetahuan, disiplin, percaya diri, mandiri, bertanggung jawab, mampu berkarya, menghargai perbedaan pendapat, dan gemar membaca. Berdasarkan komponen karakter yang diteliti, hanya ada dua komponen karakter yang tidak muncul dalam pembelajaran secara keseluruhan yaitu kerjasama dan inovatif. Hal ini disebabkan karena pengajar tidak melakukan kegiatan yang membutuhkan kerjasama dan kegiatan yang dapat menimbulkan sikap inovatif siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, ternyata dari 18 komponen karakter yang diamati ada komponen karakter lain yang yang tidak diamati dalam penelitian ini tapi muncul dalam proses pembelajaran IPA misalnya karakter cerdas, kerja keras, hati-hati, semangat, motivasi yang kuat, dan saling menghargai. Saling menghargai di sini bukan hanya terbatas pada menghargai perbedaan pendapat, tapi pada menghargai hasil usaha, menghargai perasaan (tenggang rasa). Maka diperlukan adanya penelitian lanjutan tentang pengembangan pendidikan karakter dengan pengamatan komponen karakter yang lebih banyak dan lebih luas
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Tahunan
This research is aimed to examine the influence of financial variables as liquidity ratio, leverage ratio, profitability ratio and public share on the full disclosure in annual report in Mining companies listed in Indonesian Stock Exchange.Twelve companies participated in this study and the samples for this research are ten companies listed in Indonesian Stock Exchange from 2004-2006. Data were collected by means of purposive sampling. The analytical methods used are those of multiple regession analysis. The hypotheses tested that liquidity ratio, leverage ratio, profitability ratio and public share significantly influence on the full disclosure in annual report. The result of the multiple regression analysis for influence of financial variables on the full disclosure in annual report show that leverage ratio and pubic share significantly influences on the full disclosure in annual report. Whereas Liquidity ratio and profitability ratio do not significantly influence on the full disclosure in annual report
Menerjemahkan Hasil Penelitian Kedalam Kebijakan dan Pelayanan Kesehatan
MENERJEMAHKAN HASIL PENELITIAN KEDALAM KEBIJAKAN DAN PELAYANAN KESEHATA
KETERAMPILAN GENERIK MAHASISWA PGSD PADA KONSEP SISTEM INDERA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW BERMODIFIKASI Q CARD
The aim of this research is to analyze students’ scientific generic skill using Jigsaw modified by Q Card on senses system concept. The research was conducted in three meetings. The sample is first semester students who learned about Basic Concept of Biology for primary teacher class A, B, C and D. Descriptive analysis method with non-test data collecting technique is used in this research. Based on the research result and discussion gained from observation sheet and test item, it can be concluded that students have scientific generic skill from the lowest to the highest respectively as follow; building concept (61.025) sufficient category, logical inference (64.175) sufficient category, cause and effect (65.175) sufficient category, indirect observation (71.65) good category, symbolic language (77.475) good category and the highest is mathematic modeling (77.75) good category. Positive response is showed by some of the students on teaching learning process using Jigsaw modified by Q Card. The lowest response is 74% on the category of exercising
Implementasi Metode Fuzzy Time Series Untuk Meramalkan Jumlah Ekspor Produk Kopi Dari Indonesia
The current trade era opens up opportunities for trading Indonesian coffee in the international market. The number of future exports can be predicted by knowing past export prices. The method that can be used to predict the number of Indonesian coffee exports to various countries is the Fuzzy Time Series method. The Fuzzy Time Series method, the forecasting technique, utilizes fuzzy sets as the basis for the prediction process. In this study, the forecasting stages include defining Xmax and Xmin, determining how many and how long class intervals are, defuzzification and defining fuzzy sets, fuzzifying data on the number of coffee exports, determining fuzzy logic relationships (FLR), establishing fuzzy logical groups (FLRG) relationships, defuzzification, and perform forecasting calculations. Using the Fuzzy Time Series Method, the results of forecasting Indonesia's coffee exports for the following year are 376371.3 tons of coffee products to be exported so that exporters can see this opportunity
Keywords: Coffee, export, forecasting, fuzzy time serie
Determinan Kinerja Perangkat Desa di Kecamatan Sekar Kabupaten Bojonegoro
The poor performance of village officials in managing village fund direct cash assistance and the allocation of village funds for village development is the basis for this research. This study aims to examine how leadership, work environment, office facilities and the competence of village officials affect the performance of village officials in Sekar District, Bojonegoro Regency. This study uses primary data. Primary data in this study were taken through questionnaires distributed directly. This research uses a quantitative approach. The population used in this study were village officials in Sekar District, Bojonegoro Regency. The number of samples used was 50 respondents and the sampling method used simple random sampling. The data analysis technique used is SEM-PLS (Partial Least Square). The results of this study indicate that leadership and office facilities affect the performance of village officials in Sekar District, Bojonegoro Regency. Meanwhile, the work environment and competence of village officials have no effect on the performance of village officials in Sekar District, Bojonegoro Regency.
Keywords: Office Facilities, Leadership, Village Apparatus Performance, Village Apparatus Competence, Work Environmen
- …