Changes in the Pedagogical Content Knowledge (PCK) Self-Efficacy of Pre-Service Physics Teachers: Redefining the Role of Influencing Factors

Self-efficacy intervention in curriculum design is an effort to improve the quality of teaching practice for pre-service teachers. This research aims to redefine how pre-service teachers' self-efficacy changes through Physics Learning and Microteaching courses. Interventions are given by designing lectures with mastery of knowledge, guidance, teaching experience, and reflection on teaching experience. The intervention carried out 32 meetings (with a total of 67 hours) in 1 semester. The data collection techniques used a questionnaire consisting of 18 statements and reasons for giving the score through pre-test, mid-test, and post-test. The participants were 51 students in teacher education institutions in Indonesia. The results show that integrating activities such as delivering information about PCK, guidance, and their experience in teaching increased their self-efficacy. Still, their self-efficacy decreased after the teaching experience and reflection on their experience. These results recommend that teaching practice reflection activities should not be the last resort in improving students' self-efficacy. Providing information, guidance, teaching practice, and reflection should become an iterative process, where self-reflection notes as a tool to enhance their performance deficiencies and self-efficacy can be improve

ANALISIS PRO-ENVIRONMENTAL BEHAVIOR CALON GURU FISIKA DALAM PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS LINGKUNGAN

Pro-environmental Behavior (PEB) yang diterapkan dalam kurikulum merupakan upaya percepatan perbaikan lingkungan. Melalui penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran kategori PEB calon guru Fisika yang telah mendapatkan pembelajaran dengan kurikulum terintegrasi PEB. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Instrumen yang digunakan merupakan angket dua dimensi 2-Major Environmental Values (2-MEV) yang telah dialihbahasakan dan disesuaikan dengan konteks Indonesia. Secara keseluruhan, responden yang telah mengisi angket sejumlah 63 calon guru Fisika yang telah menempuh mata kuliah berbasis lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas calon guru Fisika berada pada kategori Tinggi, dan tidak ada calon guru yang berada pada kategori rendah. Temuan ini mampu memperkuat bahwa aspek pendidikan, yang dalam hal ini diimplementasikan dalam kurikulum berbasis Hutan Tropika Basah dan Lingkungannya (HTB+L) ditambah dengan pembiasaan di lingkungan Universitas mampu berdampak positif terhadap PEB. Pada lingkup universitas mulawarman telah dilakukan upaya pembiasaan PEB melalui disediakannya sarana dan prasarana ramah lingkungan, hingga berbagai kegiatan terintegrasi PEB. Kurikulum berbasis lingkungan memiliki potensi dalam peningkatan PEB calon guru, baik melalui pembelajaran di kelas, dan berbagai kegiatan yang bersifat pembiasaan. Selain implementasi kurikulum yang mampu memperkuat pengetahuan lingkungan calon guru, perlu untuk dilengkapi dengan kegiatan kemahasiswaan atau pembiasaan yang berkaitan dengan lingkungn. Pada penelitian ini masih terbatas pada analisis aspek pengetahuan dalam kurikulum terhadap PEB, sehingga diperlukan penelitian lanjutan yang mengkaji aspek-aspek lain pembentuk PEB secara teoretis

DEVELOPMENT OF STEM-BASED TEACHING MATERIALS WITH ENGINEERING DESIGN PROCESS MODEL ON GLOBAL WARMING: VALIDITY ASPECT

Development of STEM-based s teaching materials with the Engineering Design Process model on global warming in high school aims to produce valid teaching materials. This research is an earlier stage of development research that uses the ADDIE model research design which consists of five stages, that is Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation. In this study, the validity aspect was carried out from the analysis, design, and development stages. The teaching materials that have been developed are assessed for product suitability by validators and expert users is five physics education lecturers at Mulawarman University and one teacher at SMA Negeri 5 Samarinda. Based on the results of the validity, the level reached 80.0% that catagorized as valid. Based on the results teaching materials on global warming are suitable to use and continue to implementation and evaluation stage

ARGUMENTATION SKILL IN STEM-EDP WORKSHEET FOR HIGH SCHOOL STUDENTS: VALIDITY ASPECT

Argumentation skill need to be enhanced through contextual problem with integrated STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). This study aims to develop worksheet of STEM-EDP based worksheets that focus on students' arguments on the topic of climate change. This research is a Research and Development (R&D) study using the ADDIE model (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation) focused on ADD stages. Worksheet designs are prepared by containing STEM indicators accompanied by worksheets that refer to aspects of Toulmin's Argument Pattern. The validity by two lecturers of Physics Education obtained content feasibility aspects (90.00%), linguistic aspects (91.25%), presentation aspects (93.75%), and graphical aspects (83.75%). The conclusion is that STEM-EDP based worksheets fall into the very valid category with a validity value of 89.69%. STEM-EDP based worksheets that focus on students' arguments on the topic of climate change are feasible to implement in classroom learning

Mengukur Kelengkapan Physics Laboratory Equipment (PLE) Yang Tersedia untuk Pembelajaran Fisika pada SMA Negeri di Samarinda

Studi ini bertujuan untuk menyelidiki Peralatan Laboratorium Fisika (Physics Laboratory Equipment) yang tersedia untuk pembelajaran fisika i sekolah menengah atas di Samarinda serta sejauh mana penggunaan peralatan yang tersedia. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sampel terdiri dari dua sekolah menengah atas negeri di Samarinda kota. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara, observasi dan checklist atau daftar periksa yang dirancang sendiri dengan tag "Checklist Peralatan Laboratorium Fisika" (PLEC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan peralatan laboratorium fisika dinilai lengkap dan digunakan secara optimal di kedua sekolah yang diteliti. Sekolah A memiliki PLE yang dimanfaatkan secara maksimal dan memiliki nilai rata-rata kelengkapan tinggi, diikuti oleh Sekolah B dengan peralatan yang tersedia cukup dan kapasitas pemanfaatan yang cukup. Studi menyimpulkan bahwa laboratorium IPA dengan peralatan yang memadai dan pemanfaatan yang maksimal akan menunjang siswa untuk dapat lebih memahami suatu materi secara mendalam

Behavior toward energy: An exploration of high school students’ perspective in Indonesia

Securing universal access to affordable electricity by 2030 is one of the sustainable development goals. Meanwhile, energy consumption efficiency has a vital role in determining the achievement of this goal. Therefore, exploring behavior toward energy is crucial. Energy behavior is often characterized as individual actions that influence energy consumption and understanding of its production. On the other hand, the perspective of the young Indonesian generation is interesting to explore as their country is well-known as a fossil energy producer. In this study, the participants were 475 junior high school students in the ninth grade from four public schools in Indonesia. The questionnaire has 39 items that explore students’ perspectives on their behavior toward energy. The result shows that students’ energy behavior is mainly at a moderate level with no significant difference by gender. Students with experience in informal energy education showed higher energy behavior. The result suggests the urgency of a better quality of energy education, both formal and informal, that supports reinforcement in energy behavior

Menumbuhkan Minat Siswa pada Fisika Selama Pandemi COVID-19 di SMA N 1 Jempang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat belajar siswa, kelas X SMAN 1 Jempang berbantuan media rumah belajar saat pandemi. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode survey. Teknik pengambilan sampel menggunakan Cluster Random Sampling dengan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA N 1 JEMPANG dan sampel yang digunakan adalah siswa kelas X MIPA sebanyak 35 orang. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan teknik angket dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa minat belajar siswa kelas X MIPA berbantuan media rumah belajar, 19 siswa masuk dalam kategori cukup baik dengan persentase 54,3% dan 16 siswa masuk dalam kategori baik dengan persentase 45,7% dengan nilai perindikator ketertarikan 67,33%, perhatian 71,67%, Motivasi Belajar 66,11% dan pengetahuan 65,00%

Trend of Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) for Pre-service Science Teacher: A Historical Review

Technological pedagogical content knowledge (TPACK) is critical for effective technology-enhanced education and has been increasing for several years. This research aims to provide a historical overview of TPACK-related studies for pre-service teachers, particularly those in the science department. The databases held 143 papers from 2012 to 2022, which were reviewed in four steps: identification, screening, eligibility, and inclusion, yielding 44 noteworthy articles on TPACK research. The meta-analysis design was utilized in the study, with the parameters of the study's purpose, method/design, sample, data collection, and location. According to the data, most studies measure pre-service teachers' TPACK using a variety of techniques and samples. And recently, the quantitative method has grabbed the lead. TPACK studies have grown in quantity over time, with the emphasis on measuring and enhancing pre-service teachers' TPACK. Despite the fact that the trend is increasing, the Indonesian context is still rare, and this study suggests that additional research into the TPACK environment in Indonesia is essential

Penggunaan Instrumen Ordered Multiple Choice (OMC) Untuk Menilai Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Dengan Model Pembelajaran Discovery Di SMAN 1 Long Kali

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan instrumen OMC yang dikembangkan oleh peneliti dan pemahaman konsep peserta didik serta perbedaan antara nilai pre-test dan post-test pada materi usaha dan energi yang diukur dengan OMC setelah diterapkannya model pembelajaran Discovery. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMAN 1 Long Kali Tahun Ajaran 2016/2017. Sampel yang digunakan adalah kelas X MIA-2 sebanyak 31 peserta didik dan subyek untuk uji empiris sebanyak 142 peserta didik. Dari uji coba instrumen diperoleh 24 butir soal yang layak digunakan dengan reliabilitas instrumen 0,81. Berdasarkan analisis pemahaman konsep dengan OMC diketahui bahwa 6% peserta didik masih berada pada level naive concept, 29% peserta didik berada pada level hybrid concept, 45% peserta didik berada pada level simple concept, dan 35% peserta didik berada pada level different concept, serta berdasarkan standar ketuntasan belajar pemahaman konsep peserta didik memperoleh rata-rata nilai post-test 78 dan sebanyak 94% peserta didik mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hasil uji T berpasangan, menunjukkan nilai thitung= 10,803 lebih besar dari ttabel= 1,697. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata nilai post-test dan pre-test peserta didik, dimana rata-rata nilai post-test (78) lebih besar dari rata-rata nilai pre-test (63)