23 research outputs found

    Karakteristik Asam Amino pada Gelatin Kulit Kaki Ternak dan Kajian Potensi Antibakterinya

    Get PDF
    Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi karakter asam amino pada kulit kaki ternak jenis ayam broiler (G1),sapi (G2) dan kambing (G3) yang telah dihidrolisis menjadi gelatin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baikpada gelatin (G1); (G2) dan (G3) didominasi oleh asam amino esensial jenis histidin dan arginin. Jenis asam aminonon esensial didominasi oleh glutamat dan serin. Analisis morfologi permukaan gelatin dengan pendekatan SEMbahwa permukaan struktur molekul gelatin dari ekstraksi kulit kaki ayam lebih halus dan rata. Sementara padahasil ekstraksi kulit kaki sapi dan kambing masih banyak terdeteksi bundelan ikatan protein kolagen yang tidakterekstrak sempurna. Potensi gelatin dari aneka kulit kaki ternak ini dilakukan pengujian terhadap potensi antibakterinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gelatin (G1), (G2) dan (G3) tidak memiliki kemampuan sebagaiantibakteri patogen baik terhadap jenis Salmonella typhii, Escherichia coli, dan staphylococcus aureus. Kesimpulanpenelitian bahwa profil asam amino gelatin dominan yang terdeteksi yakni asam amino esensial jenis histidin danarginin serta asam amino non esensial jenis glutamat dan serin. Analisis morfologi gelatin dengan pendekatan SEMadalah terjadi permukaan yang halus pada G1. Sedangkan gelatin dari G2 terlihat belum terekstrak sempurna danbahkan G3 lebih padat. Hasil uji gelatin terhadap kemampuan penghambatan bakteri patogen menunjukkan hasilyang negative. Kata kunci: kulit kaki ternak, gelatin, asam amino, SE

    Model Matematik Hubungan Luas Lahan dengan Jumlah Populasi Ternak Sapi Bali di Provinsi Bali

    Full text link
    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan perkembangan populasi sapi Bali di Baliterhadap luas lahan pertanian. Untuk mendapatkan data yang representative mewakili Bali maka sampling dilakukandi berbagai Kabupaten Kota (BPS). Data dianalisis dengan beberapa model regresi yaitu regresi polinomial, regresiexponensial, regresi logaritmik dan Hoerl's regresi. Data diolah dengan Costat. Hasil penelitian menunjukkan bahwamelalui model regresi polinomal didapatkan bahwa hubungan luas lahan terhadap populasi sapi Bali berhubunganpositif sangat nyata (P<0,05) R2 =0.6696 dan Mode persamaan matematika Y = 9.426 + 1,1061X. Melalui modelregresi exponensial didapatkan bahwa hubungan luas lahan terhadap populasi sapi Bali berhubungan positif sangatnyata (P<0,05) R2=0,6580 dan model persamaan matematika Y = 14,0396 e 0,0278. (3). Melalui model regresilogaritmik didapatkan bahwa hubungan luas lahan terhadap populasi sapi Bali berhubungan positif nyata (P<0,05)R2 = 0,5867 dan model persamaan matematika Y = - 35,1095 + 25,9318 Ln(X) dan (4). Melalui Hoerl's didapatkanbahwa hubungan luas lahan terhadap populasi sapi Bali berhubungan positif sangat nyata (P<0,05) R = 0,8923dan model persamaan matematika Y = 2,5042 X0,8504 e -0,0017. Dari ke empat model yang dicoba disimpulkanbahwa semua menunjukkan bahwa model hubungan fungsi matematika antara luas kepemilikan lahan terhadapjumlah populasi sapi Bali menunjukkan hubungan yang positif significant sampai sangat significant (P<0,05)dengan demikian alih fungsi lahan pertanian di Bali mengakibatkan luas lahan peternakan berkurang dan dapatmembahayakan poulasi sapi Bali

    Model Matematika Hubungan Bobot Tubuh Dengan Ukuran Flipper Tukik Penyu Lekang Yang Diberi Pakan Ikan Tuna Versus Udang Dalam Bentuk Pellet Sampai Umur Tiga Bulan

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan bobot tubuh dengan lebar flippers depan dan flipper belakang sebagai alat untuk berenang dan menyelam. Penelitian dilaksanakan selama 12 minggu menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang dianalisis dengan Analisis Variant. Perlakuan A: ikan tuna 100%, B: ikan tuna 75% udang 25%, C: ikan tuna 50% udang 50%, D: ikan tuna 25% udang 25% dan E udang 100%. Perlakuan diulang 5 kali dan setiap ulangan diulang 3 kali sehingga tukik yang digunakan sebanyak 75 ekor. Hasil penelitian: Bobot tubuh menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) dengan urutan:Perlakuan A; 80,3040 g. B; 76,2580 g. C; 66,6720 g. D; 63,2020 g. E; 57,8240 g. Lebar pliffes depan menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) dengan urutan masing-masing perlakuan adalah : B;1,8000 cm. C;1,8500 cm. A; 1,8000 cm. D; 1,7700 cm. dan E; 1,6000 cm. Berat pliffes depan menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) dengan urutan masing-masing perlakuan adalah : A; 14,7550 g. B; 14,5350 g. C; 12,6950 g. D; 10,3950 g. dan E; 8,8600 g. Korelasi bobot tubuh terhadap lebar flippers depan Y=7,0830530 e1,1436892 x R2= 0,738308491. Kandungan protein dari masingmasing perlakuan A; 22%, B; 20%, C; 19%, D; 18% dan E; 17%. Retensi protein dan retensi energi tukik yang diberi perlakuan A nyata lebih tinggi (P<0,05) yaitu RP; 77,9765a (%), RE ; 75,7464a % dibandingkan retensi protein dan retensi energi tukik yang diberikan perlakuan E yaitu RP; 45,1076e (%), RE; 43,4060e %. Pada kesimpulannya respon pertumbuhan tukik penyu lekang yang diberi pakan ikan tuna lebih banyak dibandingkan udang lebih baik

    Length Plastron Correlation Towards Ridley Turtles Long Flipper That Given Lemuru and Seaweed Feeds

    Get PDF
    A turtle security that was released their habitat in conserving, it was determined by their speed and agility to swimming and diving at avoiding predators even chasing prey to be eaten. The most an important part of turtle organs for agile swimming and diving was a flipper. Flippers forward more function as paddles when swimming and diving while the rear flippers serve as a rudder to steer the direction of movement of swimming and diving. The front flippers are unlike paddle when swimming and diving, whereas, the back flippers as a rudder at direction when swimming and diving. At front flippers, there was belong strong nails for ripping or tearing their prey, therefore, it was easy eaten. The study was intended to know a feeding effect of lemuru and seaweed on different percentage towards length plastron correlation to in front length flippers both

    Potensi Ternak Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau sebagai Penghasil Daging di Kabupaten Nusa Tenggara Timur

    Full text link
    Provinsi Nusa Tenggara Timur yang sering dijuluki sebagai lumbung sapi potong sapi perah dan kerbau.Dipandang dari sudut luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga antara lain lahan bukan pertanian, lahanpertanian yaitu lahan sawah dan lahan bukan sawah seluas. Penelitian dilakukan terbatas pada tiga buahkabupaten di NTT yaitu Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS) dan Belu. Hasil penelitian menunjukkan hubunganmatematika antara lahan pangan (X) terhadap populasi sapi potong (Y) didapatkan: Y = 110,2324+1,7048X dan R2= 0,9838 (P<0,01). Hubungan matematika antara lahan perkebunan (X) terhadap populasi sapi potong (Y) adalah:Y=116,5996+2,4735X dan R2 = 0,9833 (P<0,01). Hubungan matematika antara lahan hortikultural (X) terhadappopulasi sapi potong (Y) tidak berbeda nyata (P>0,05). Nilai Location Quotien terbesar pada kerbau terdapatdi Kabupaten Kupang 6,2920, selanjutnya nilai LQ untuk kerbau di Kabupaten Timor Tengah Selatan sebesar4,9411 dan nilai LQ untuk kerbau di Kabupaten Belu sebesar 2,0762. Nilai LQ untuk sapi perah terbesar 1,4577ditemukan di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa populasi ternakpotong terhadap lahan pangan dan perkebunan berhubungan positif sangat nyata (R2 = 0,98 P<0,01). Nilai LQternak kerbau terbesar berturut-turut didapatkan di Kabupaten Kupang, TTS dan Belu sehingga dapat dijadikansentra ternak kerbau untuk daerah-daerah lain di Provinsi NTT. Begitu juga untuk ternak perah di KabupatenTimor Tengah Selatan dapat dijadikan sentra ternak karena lebih besar dari satu

    Kontribusi Minat Belajar, Motivasi Berprestasi Dan Kecerdasan Logis Matematika Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 1 Kintamani

    Full text link
    This study aimed at finding out (1) study interest, (2) achievement motivation, (3) logical-mathematical intelligence, and (4) the study interest, achievement motivation and logical and mathematical intelligence simultaneously on achievement of learning in mathematics of the students. The population of this study consisted of all the 140 eleventh grade students of science, language and social science majors at SMA Negeri 1 Kintamani. Out of the population 112 students were selected as sample by using proportional random sampling technique. This study used ex post facto design. The data were collected by distributing Linkert scale questionnaires on study interest and achievement motivation, while the data on logical intelligence and achievement in learning mathematics were collected with a test. The data obtained were analyzed by using descriptive statistics and regression analysis. The results showed that (1) the contribution of study interest on achievement in learning mathematics of the students were 11.80%, (2) the contribution of achievement motivation of the students on achievement in learning mathematics were 6.00%, (3) contribution of logical-mathematical intelligence on achievement in learning mathematics were 6.20% and (4) the variable of the students' study interest , the students' achievement motivation, and the students' logical-mathematical intelligence simultaneously had a significant contribution on the students' achievement in learning mathematics with the contribution of 26.6%. Based on that findings, in separately or simultaneously, there were significant contributions between interest, achievement motivation, logical-mathematical intelligence on achievement in learning mathematics of the eleventh grade students of science, language and social science majors at SMA Negeri 1 Kintamani

    The Analysis of Amount and Various Age of Productive Female Bali Cattle That Slaughtered at Abbatoirs

    Get PDF
    Base on the ability for surviving at the limited vegetations, Bali cattle is famous as a pioneer cattle. Although the fertility of Bali cattle has known so high (up to 80%), but the slaughter of productive female of Bali cattle from year to year is so high too, so that the existance of Bali cattle in the future is threatened extinct. The accurate data indicating the amount of Bali cattle slaughtered at the abbatoirs are not available yet, exactly from the Pesanggaran and Mambal abbatoirs as the bigger abbatoirs in Bali. The study used 246 heads of Bali cattle originated from Pesanggaran, and 232 heads of Bali cattle originated from Mambal abbatoirs, respectively. The study indicated as many as 81,7%, and 87,5% of Bali cattle slaughtered at those abbatoirs were female. According to their ages, most of them were productive too, i.e. 99% at Pesanggaran, and 67,49% at Mambal abbatoirs, respectively. These result indicated it is needed a special attention from the Bali government exactly from the Animals Husbandry Officer in order to prevent the loss of Bali cattle populations in the future

    The Effect of Fermented Purple Sweet Potato (Ipomoea Batatas L) Skin in Diets on Feed and Anthocyanin Consumption, Carcass Characteristics, Anthioxidant Profile and Meat Texture of Bali Duck

    Get PDF
    An experiment was carried out to determine the effect of fermented purple sweet potato (Ipomoea batatas L) skin in diets on feed and anthocyanin consumption, carcass characteristics antioxidant profile and meat texture of Bali duck. Five  treatment diets were used in a completely randomized design (CRD) consisted of control diet A (diet without containing purple sweet potato skin), diet B containing 10% purple sweet potato skin, diet C containing 10% fermented purple sweet potato skin, diet D containing 20% purple sweet potato skin, diet E containing 20% fermented purple sweet potato skin. Each treatment consisted of four replications and each replicate had five ducks. The variables observed were feed and anthocyanin consumption, slaughter weight, carcass weight, carcass percentage, carcass physical composition, meat antioxidant profile (capacity antioxidant (CA), malondialdehyde (MDA), and superoxide dismutase (SOD). Experiment results showed that diets with fermented or unfermented purple sweet potato diets treatments B, C, D, and E increased the anthocyanin consumption,  slaughter weight, carcass weight, carcass percentage and meat percentage of duck carcass but decreased their fat and skin

    Fermented Rice Husk Utilization of Effective Microorganisms-4 Supplemented with Piper Betle L. Performance, Meat Quality, Antioxidant Capacity, and Meat Cholesterol Levels of Bali Duck

    Full text link
    This experiment was conducted to study the effect of the offered effective microorganisms-4 fermented rice husk in diets and piper betle L. supplemented on performance, meat quality, antioxidant capacity, meat cholesterol levels of Bali duck. Research results showed that giving rations contain fermented rice husk and supplemented betle leaf (E treatment) on feed consumption was decreased significantly (P<0.05) with the treatment. Moreover, the offering treatmeat C, D and E can increase of feed antioxidant consumption were significantly different (P<0.05), but with treatment B was decrase of feed antioxidant consumption (P<0.04) than the treatment A. Therefore, the offering treatment C, D, and E can increased of feed digestibility, final body weight, and gain body weight were significntly different (P<0.05), but offering treatment B were not significantly of feed degestibility and final body weight (P>0.05) and cotrasted with offering treatment B can decreased of gain body weight , and on FCR was increased, but with treatment C, D can decrease FCR were significantly (P<0.05) than the treatment A. The giving treatment B, C, D, and E can increase of  meat quality with organoleptic methods (P>0.05), but on meat quality with obyrcyive was not significantly different (P>0.05) than the treatment A. The offering treatment B, C, D, and E can be increased antioxidant capacity (P<0.05), but on cholesterol concentration with treatment B, and C were not significantly different (P>0.05), but treatment D and E can decrease of the cholesterol cooncentration (P<0.05) than the treatment A., it could be concluded that giving treatment E gave the best response on performance, meat quality, antioxidant capacity, and meat cholesterol concentration of Bali ducks
    corecore