251 research outputs found

    DAMPAK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 REFLEKSI ABAD XXI TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS DAN RESPON SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan kurikulum 2013 sebagai refleksi abad XXI terhadap peningkatan aktivitas dan respon siswa SMA dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Lokasi penelitian di SMA Negeri 1 Tuban mencakup 31 kelas dengan populasi sebanyak  940 siswa yang melibatkan responden 284 sebagai sampel. Teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif  implementasi kurikulum 2013. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa implementasi kurikulum 2013 berdampak positif  terhadap peningkatan motivasi aktivitas dan respon siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar ditandai adanya perubahan sikap yang dimiliki siswa dalam mengikuti pembelajaran sering sekali melakukan aktivitas bekerja sama dalam kelompok proaktif, tanggung jawab, disiplin, peduli, responsif, dan santun dalam pemecahan masalah kompetensi pembelajaran. Implementasi kurikulum 2013 sebagai langkah strategis menghadapi tantangan globalisasi pasar bebas dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan diperlukan sumber daya manusia unggul. Sejalan adanya implementasi kurikulum 2013 transformasi pengetahuan dan keterampilan membuat siswa menjadi kreatif, produktif, cerdas, inovatif untuk mengantisipasi dan memperoleh solusi jika terjadi perubahan zaman era globalisasi

    Analisi Loadflow Sistem Tenaga Listrik Pabrik 3A PT. Petrokimia Gresik

    Get PDF
    Analisis loadflow merupakan sebuah analisis tegangan, arus, daya aktif, daya reaktif, dan faktor daya yang terdapat di berbagai titik pada jaringan sistem tenaga listrik dalam berbagai keadaan operasi. Tujuan dari analisis tersebut adalah untuk mengetahui nilai kualitas daya jaringan sistem tenaga listrik agar dapat meminimalkan terjadinya rugi-rugi daya pada jaringan sistem tenaga listrik. Pada analisis load flow ini, dilakukan analisis menggunakan software ETAP v.19 untuk 3 pemodelan operasi pada jaringan sistem tenaga listrik yang meliputi Generator pembangkit TG 65, TG 66, dan UBB pada Pabrik 3A PT. Petrokimia Gresik. Dari hasil simulasi ketiga pemodelan tersebut, diperoleh hasil bahwa saat pemodelan 1 yaitu Generator TG 65 dan TG 66 beroperasi island dapat memasok kebutuhan beban dengan optimal pada rentang 62,5% (9,1 MW dan 5,025 MVAr) sampai dengan 100% (16,83 MW dan 11,123 MVAr). Pada pemodelan 1, Bus Intermediate 20 kV mengalami under voltage dikarenakan tidak ada aliran daya yang mengalir dari grid UBB.  Pada permodelan 2 dengan Generator TG 65 dan UBB yang beroperasi secara sinkron dapat menyuplai daya aktif dan reaktif dengan optimal ketika kondisi beban terhubung mulai dari 25% (3,902 MW dan 0,901 MVAr) hingga 87,5% (14,132 MW dan 9,098 MVAr). Pada pemodelan 3 saat Generator TG 65, TG 66, dan UBB beroperasi secara sinkron dapat melayani beban secara optimal pada kondisi beban daya aktif dan reaktif yang terhubung > 62,5% atau minimal sebesar 13,402 MW dan 8,551 MVAr untuk menghindari terjadinya gangguan reverse power pada generato

    IMPLEMENTASI LAGRANGE EQUATION PADA OPTIMASI INCREMENTAL FUEL COST PEMBANGKIT ENERGI GUNA PENJADWALAN PEMBANGKIT BERBASIS METODE DYNAMIC PROGRAMMING

    Get PDF
    Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengimplementasikan lagrange equation pada optimasi pembangkitan energi listrik dengan incremental fuel cost minimum. Pemodelan unit pembangkit dalam stasiun maupun dalam sistem tenaga listrik dalam mensuplai energi berkaitan dengan biaya operasional. Model matematis pembangkit sebagai fungsi biaya merupakan faktor yang mendapat perhatian serius dalam penjadwalan unit pembangkit dalam stasiun pembangkit maupun dalam sistem guna memperoleh biaya pembangkitan yang minimum. Penelitian ini dilakukan secara simulasi dengan menggunakan lagrange equation sebagai pengontrol incremental fuel cost guna memperoleh incremental fuel cost yang optimum. Simulasi diawali dengan pemodelan unit pembangkit, stasiun pembangkit, dalam bentuk persamaan kuadratik. Berbantuan metode dynamic programming dengan variabel yang telah ditentukan, maka simulasi dilakukan dengan menggunakan program Matlab V.6. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pada penjadwalan unit pembangkit dalam stasiun, unit pembangkit 2 dioperasikan terlebih dahulu dari unit pembangkit yang lain. pada kondisi ini kesalahan yang terjadi sebesar 0% pada kondisi kapasitas pembangkitan maksimum. Sedangkan pada penjadwalan stasiun pembangkit pada sistem tenaga listrik stasiun 1 dioperasikan terlebih dahulu. Pada kondisi ini diperoleh nilai kesalahan sebesar 0.00169 atau 0.009% dari kapasitas daya yang diminta pada kondisi kapasitas pembangkitan maksimum. Kata kunci: Penjadwalan, Lagrange Equation, Dynamic programmin

    Pengembangan Alat Ukur Intensitas Suara (Bising) Berbasis Komputer

    Full text link
    This study aims to build a sound intensity measuring instrument (noise), which is equipped with the tools perakaman recording data so that data can be processed if necessary. This research was completed with the descriptive approach, which describes the process of making the sound intensity measuring instrument (noise)-based computer. The data obtained were analyzed by correlation of the variables obtained. To calibrate the intensity of sound measured in dB and the output measure in binary form. Results from this penelititan form a sound intensity measuring instrument and a software (computer program) to record data (output devices) as well as interface with the user

    Development of Green Resin Using Solid Waste Protein Soybean Curd Tofu Production

    Full text link
    One of the most concerns associated with many commercially available composites is that they used of non-degradable resins and fibers that primarily made using non-degradable, petroleum-based chemicals as feed stock. These conditions will create a serious problem in term of waste disposal after end of their life. Unlike petroleum, plant based protein and starches are yearly renewable. These resins are increasingly developed for various applications as replacements for non-degradable petroleum based resins. In addition, these resins may be easily composted after their life. In this study, Soybean Pulp Hemi-cellulose (SPH) was modified by cross-linking it with glutaraldehyde (GA). The modified SPH resins were characterized for its surface morphology, tensile and mass losses or biodegradability properties. The effect of GA on the surface morphology, tensile and biodegradability of the SPH resins were discussed. The SPH resins showed improved surface morphology and ductility. However, the increasing the GA content reduces the Young\u27s modulus of the SPH resins. The SPH resins exhibited fracture stress point and Young\u27s modulus maximum of and 3.02 MN/m2, respectively, and biodegradability of 40.42% after 30 days placed on the open air. These properties seem to be sufficient for developing green composites from the SPH resins reinforced with natural fiber for indoor structural applications

    Development of Green Resin Using Solid Waste Protein Soybean Curd “Tofu” Production

    Get PDF
    One of the most concerns associated with many commercially available composites is that they used of non-degradable resins and fibers that primarily made using non-degradable, petroleum-based chemicals as feed stock. These conditions will create a serious problem in term of waste disposal after end of their life. Unlike petroleum, plant based protein and starches are yearly renewable. These resins are increasingly developed for various applications as replacements for non-degradable petroleum based resins. In addition, these resins may be easily composted after their life. In this study, Soybean Pulp Hemi-cellulose (SPH) was modified by cross-linking it with glutaraldehyde (GA). The modified SPH resins were characterized for its surface morphology, tensile and mass losses or biodegradability properties. The effect of GA on the surface morphology, tensile and biodegradability of the SPH resins were discussed. The SPH resins showed improved surface morphology and ductility. However, the increasing the GA content reduces the Young’s modulus of the SPH resins. The SPH resins exhibited fracture stress point and Young’s modulus maximum of and 3.02 MN/m2, respectively, and biodegradability of 40.42% after 30 days placed on the open air. These properties seem to be sufficient for developing green composites from the SPH resins reinforced with natural fiber for indoor structural application

    Recycle Waste Glass for Thermal Insulator

    Get PDF
    Series of ceramics from recycle waste glass and mica powder have successfully been made and their physical properties of these glasses which include density, bulk modulus, volume expansion and compressive strength have been determined. Comparison of their physical specification to the conventional insulators has also been made. The results show that these ceramics exhibit reasonable mechanical, thermal and physical properties to be a potential thermal insulator.
    • …
    corecore