14 research outputs found

    PEMILIHAN SISTEM CAD/CAM DALAM INDUSTRI MANUFAKTUR STUDI KASUS: BRAKE DRUM

    Get PDF
    Dalam tulisan ini dibahas tentang pemilihan sistem CAD/CAM yang diterapkan di industri manufaktur. Secara spesifik diketengahkan tiga jenis software yang dapat diaplikasikan yakni CATIA, Pro/ENGINEER dan Unigraphic dengan studi kasus brake drum. Terdapat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing software tersebut dan tentu dengan alasan dan justifikasi tersendiri khususnya berkaitan dengan investasi dan hasil yang diharapka

    UJI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA LOOP THERMOSYPHON SEBAGAI ALAT RECOVERY PANAS TEMPERATUR RENDAH

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari efektivitas Alat penukar kalor loop thermosyphon (APKLT) berfluida kerja refrigerant R134a pada variasi tekanan fluida kerja 0,8 MPa dan 1,2 MPa. Thermosyphon dibuat dari tiga bagian yaitu, evaporator, kondensor dan bagian adiabatik. Evaporator terbuat dari pipa tembaga berdiameter 3/4 inchi dengan panjang 3,5 cm. Kondensor terbuat dari pipa tembaga berdiameter 3/4 inchi dengan panjang 15 cm. Bagian adiabatik jalur uap terbuat dari pipa tembaga berdiameter 3/4 inchi dan panjangnya 25 cm dan jalur cairan (liquid line) berdiameter 3/8 inchi dengan panjang 27 cm. Hal yang diteliti meliputi pengaruh kecepatan aliran udara (fluida yang dipanaskan) sebesar 0,8 m/s, 1 m/s, dan 1,2 m/s terhadap efektivitas APKLT serta pengaruh peningkatan suhu evaporator sebesar 40°C,50°C, dan 60°C terhadap efektivitas APKLT. Penelitian dilakukan secara eksperimen dimana evaporator APKLT diberi pemanas dengan heater. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa efektivitas perpindahan panas APKLT fluida kerja bertekanan 1,2 MPa sekitar 30- 68% dan lebih tinggi dibandingkan efektivitas perpindahan panas APKLT fluida kerja bertekanan 0,8 MPa sekitar 22-35%. Efektivitas menurun seiring peningkatan kecepatan aliran udara. Hambatan termal APKLT bertekanan 0,8 MPa sekitar 0,3-0,45 oC/W dan lebih besar dari hambatan termal APKLT bertekanan 1,2 MPa sekitar 0,08-0,4 oC/W. Kata kunci: loop thermosyphon, Alat penukar kalor, refrigerant R134a, efektivitas, hambatan termal

    VARIASI WAKTU PADA STAINLESS STEEL 201 TERHADAP KEKUATAN TARIK DENGAN MENGGUNAKAN MESIN SPOT WELDING

    Get PDF
    [email protected]*Corresponding author – Email : [email protected] ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengaruh dari variasi waktu terhadap kekuatan sambungan las spot welding potable, mengetahui nilai dari kekuatan hasil sambung las plat Baja Stainlees Steel 201 dengan melakukan pengujian Tarik (tensile test). Dari hasil pengujian yang sudah dilakukan pada masing-masing sampel material uji dengan menggunakan tiga variasi kuat arus pengelasan dan tiga variasi waktu penahanan pengelasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Pada pengelasan spot welding variasi waktu las memiliki pengaruh terhadap kekuatan sambungan las spot welding potable. Semakin lama waktu pengelasan semakin kuat pula sambungan. Berdasarkan data pengujian tarik menunjukkan bahwa maksimum load terendah didapatkan pada sampel A1 dengansebesar 742,82 N dan maksimum load tertinggi didapatkan pada sampel A5 dengan sebesar 2047,23 N.Pada sampel A2 ke A3 terjadi lonjakan maksimum load dengan selisih maksimum load adalah 484,91 N. Terjadi karena arus yang dikeluarkan pada sampel A3 lebih besar dibandingkan A2. Kata kunci: spot welding, pengujian tarik, variasi arusAbstractThis study aims to determine the effect of time variation on the strength of spot welding potable joints, to determine the value of the strength of 201 Stainless Steel plate welding joints by conducting a tensile test.From the results of the tests that have been carried out on each sample of the test material using three variations of welding current strength and three variations of welding holding time, it can be concluded as follows: In spot welding, variations in welding time have an influence on the strength of potable spot welding joints. The longer the welding time the stronger the connection. Based on the tensile test data, it shows that the lowest maximum load was obtained in sample A1 with 742.82 N and the highest maximum load was obtained in sample A5 with 2047.23 N. In samples A2 to A3 there was a maximum load spike with a maximum load difference of 484. 91 N. Occurs because the current released in sample A3 is greater than A2.Keywords: spot welding, tensile testing, current variation

    Modelling, simulation and analysis of 2D steady state conduction, convection and radiation heat transfer of moulding on rubber press machine

    Get PDF
    Distribusi transfer kalor yang seragam pada bagian moulding dari mesin rubber press sangat penting untuk menghasilkan hasil moulded produk yang berkualitas terbaik. Pada kenyataannya, transfer kalor pada moulding dari mesin rubber press tidak terdistribusi secara seragam. Oleh karena itu, transfer kalor pada moulding dari mesin perlu dievaluasi. Sebagian besar penelitian sebelumnya hanya mempertimbangkan transfer kalor secara konduksi pada moulding sementara itu tidak ada studi yang menginvestigasi transfer kalor secara konvensi dan radiasi yang hampir terjadi pada seluruh tipe mesin rubber press dengan tipe moulding yang terbuka. Metode elemen hingga digunakan untuk menganalisis distribusi temperatur berdasarkan transfer kalor secara konduksi dan metode analitik dipakai untuk menghitung transfer kalor secara radiasi dan konveksi pada moulding dari mesin rubber press. Hasil dari metode elemen hingga menunjukkan bahwa temperatur tinggi hanya terjadi pada bagian boundary sementara bagian pusat dari moulding menunjukkan temperatur yang lebih rendah. Temperatur pada bagian boundary bervariasi sebesar 124.3 oC, 124.4 oC, 124.5 oC, 124.8, 125.3 oC, 126.5 oC, 129.2 oC, dan 134.8 oC. Transfer kalor secara konveksi dan radiasi pada moulding sebesar 13.3 kW dan 68.23 kW. Perbedaan antara pengukuran langsung dan simulasi menggunakan metode elemen hingga diakibatkan adanya asumsi steady state pada model simulasi. Penelitian selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan kondisi transient pada transfer kalor secara konduksi dan view factor yang lebih bervariasi pada transfer kalor secara konveksi dan radiasi

    Analisis Lift Performance Sayap Pesawat Terhadap Penambahan Winglet dan Variasi Aspect Ratio

    Get PDF
    AbstrakSayap merupakan komponen vital dalam sebuah pesawat terbang karena berperan dalam terbentuknya gaya angkat pesawat. Sayap pesawat juga memiliki beragam parameter yang bertujuan menunjang performa gaya angkat pesawat, seperti aspect ratio, tapper ratio, sudut sibak dan sudut twist. Dalam penelitian ini parameter aspect ratio dianalisis lebih dalam untuk melihat pengaruhnya terhadap lift performance sayap seperti Cl dan Cd. Selain itu, efek penambahan winglet akan ikut dikaji dalam penelitian ini karena komponen ini umum ditemui pada sayap pesawat saat ini yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi aerodinamis sayap. Sebagai bahan analisis, sayap pesawat CN-235 dipilih dalam analisis ini. Analisis dilakukan dengan metode simulasi menggunakan Ansys Fluent untuk memeroleh karakteristik Cl dan Cd. Metode ini menghasilkan geometri, perilaku aliran, serta karakteristik aerodinamika sayap dengan menggunakan persamaan RANS (Reynolds Averaged Navier-Stokes) dengan model turbulen. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan menggabungkan variasi aspect ratio dan penambahan winglet pada planform sayap maka menghasilkan sayap yang mampu meraih sudut serang maksimum yang lebih rendah dari variasi sayap yang lain dan koefisien lift yang lebih tinggi. Selain itu, sayap juga mampu menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi pada jenis sayap dengan winglet.Kata Kunci: aspect ratio; efisiensi; koefisien drag; koefisien lift; winglet.AbstractWings are a vital component in an airplane because they play a role in the formation of the aircraft's lift force. Airplane wings also have various parameters that aim to support the performance of aircraft lift, such as aspect ratio, tapper ratio, offset angle and twist angle. In this study the aspect ratio parameter was analyzed more deeply to see its effect on wing lift performance such as Cl and Cd. In addition, the effect of adding winglets will also be studied in this study because these components are commonly found on current aircraft wings which are intended to increase wing aerodynamic efficiency. As an analysis material, the CN-235 aircraft wing was chosen in this analysis. The analysis was carried out using a simulation method using Ansys Fluent to obtain the characteristics of Cl and Cd. This method produces geometry, flow behavior, and aerodynamic characteristics of the wing using the RANS (Reynolds Averaged Navier-Stokes) equation with the turbulent model. The results of the analysis show that combining aspect ratio variations and adding winglets to the wing planform results in a wing capable of achieving a lower maximum angle of attack than other wing variations and a higher lift coefficient. In addition, the wings are also able to produce higher efficiency on the types of wings with winglets.Keywords: aspect ratio; efficiency; drag coefficient; lift coefficient; winglets

    ANALISIS VARIASI KUAT ARUS DAN KELEMBAPAN ELEKTRODA PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP CACAT LAS PADA PENGELASAN BAJA SS400 DENGAN METODE NON- DESTRUCTIVE TEST (NDT) PENETRANT TESTING

    Get PDF
    AbstrakPenelitian ini membahas mengenai pengaruh perbedaan kuat arus dan tingkat kelembapan elektroda pada pengelasan SMAW dengan metode Non-Destructive Test (NDT) Penetrant test yang bertujuan untuk menentukan apakah spesimen uji dapat diterima berdasarkan acceptance criteria ASME. Penelitian ini menggunakan material baja SS400 dengan dimensi 150 mm x 100 mm x 10 mm dengan kampuh 60Ëš yang disambungkan dengan pengelasan SMAW posisi 1G dan dengan elektroda lembap tingkat kelembapan sebesar 2,8585%. Spesimen yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 6 spesimen. Hasil inspeksi penetrant test pada 6 jenis perlakuan spesimen didapatkan bahwa 3 dari 6 jenis spesimen mengalami reject dan dinyatakan tidak memenuhi kriteria ASME Sec V Article 6 Acceptance Criteria Penetrant Testing.Kata kunci: Pengelasan SMAW, NDT-PT, ASME, Kelembapan elektrodaAbstractThis study discusses the effect of differences in current strength and electrode humidity levels in SMAW welding using the Non-Destructive Test (NDT) Penetrant test method which aims to determine whether the test specimen can be accepted based on ASME acceptance criteria. This study used SS400 steel material with dimensions of 150 mm x 100 mm x 10 mm with a seam of 60Ëš which was connected by SMAW welding at 1G position and with a damp electrode with a humidity level of 2.8585%. The specimens used in this study amounted to 6 specimens. The results of the penetrant test inspection on the 6 types of specimen treatment found that 3 of the 6 types of specimens were rejected and declared not meeting the criteria of ASME Sec V Article 6 Acceptance Criteria for Penetrant Testing.Keywords: Welding, SMAW, NDT-PT, ASME, Moisture conten

    Pengaruh Variasi Kecepatan Putar Spindel Mesin Bubut terhadap Keausan Pahat Karbida pada Material Baja S45c

    Get PDF
    Berdasarkan pengujian yang dilakukanuntuk mengetahui keausan pada pahatdengan parameter-parameter yang telahditentukan, maka untuk tingkat keausanpahat yang paling tinggi diperoleh padakecepatan putar spindel 300 rpm dengannilai keausan sebesar 0,14 mm, sedangkanuntuk tingkat keausan pahat yang palingrendah diperoleh pada kecepatan putarspindel 1200 rpm dengan nilai keausanpahat sebesar 0,3 mm. Jadi dapatdisimpulkan bahwa apabila kecepatanputar spindel semakin rendah maka nilaikeausan pada pahat sangat tinggi,sedangkan untuk kecepatan putar spindelsemakin tinggi nilai untuk keausan-nyasangat rendah

    ANALISA PENGARUH BENTUK IMPELLER TERHADAP PERFORMA POMPA SENTRIFUGAL DOUBLE SUCTION TYPE VENUS 1-900.1000

    Get PDF
    The impeller wheel is an important component of centrifugal pumps, which need to get importantattention starting from designing and modeling impeller shapes. This is very influential on theperformance of the pump. This study aims to determine the exact model of the impeller in theinstaller in parallel and to maintain the balance of the pump working operation with time. Themethod used is a comparative system of pump impeller models in order to improve pumpperformance optimally. From the results of this study that the pump with a discharge of 3.1 m3/sobtained optimum results with a pump head of 281 meters and an efficiency of 88% and dimensionsof the blade width of 22.5 cm for the double suction pump type

    Proses Pembuatan Roda Gigi Miring pada Mesin Kertas

    No full text
    Proses Pembuatan roda gigi miring ini, melewati beberapan proses permesinan diantaranya yaitu mesin bubut, mesin hobbing, dan hardening. Perhitungan ukuran utama roda gigi miring ukuran-ukuran utama dalam gambar teknik atau perhitungan pada pembuatan roda gigi miring meliputi diameter pitch, diameter luar, dan lain-lain.Setelah dilakukan pembuatan dengan ukuran diameter awal 56,8 mm x 51,1 mm pada roda gigi maka di dapat ukuran hasil akhir diameter roda gigi dengan jumlah gigi 21 dan kedalaman pemotongan gigi 11,8 mm
    corecore