281 research outputs found

    Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) in Sweet Potato\u27s Liquid Sugar

    Full text link
    To ensure the safety of food products to the consumer, required the application of Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Liquid sugar is a food product which can be eaten directly or used as additives in the processing of other products. Stages in the HACCP plan includes identification of hazard analysis critical control point (CCP), the determination of the limit of danger, CCP monitoring, corrective action against danger verification, and documentation. Results of hazard identification no physical harm in the form of pebbles, hair; pesticide chemical hazards, biological hazards ants and black shank. CCP 1 was washing materials, CCP 2 was incubation, CCP 3 was Packaging. Critical limits for all hazards should be zero. Corrective measures must be of good quality raw materials. Wash in running water. Incubation at 400 C. Packaging using sterile packaging

    SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMP N 5 PRINGSEWU)

    Get PDF
    Seiring dengan banyaknya siswa kurang mampu dan siswa berprestasi, maka di adakan beasiswa oleh dinas pendidikan,yang bertujuan untuk digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang di tempuh. Pembagian beasiswa di lakukan untuk membantu seseoarang yang tidak mampu ataupun berprestasi selama studinya. Untuk membantu penentuan dalam menetapkan seseorang yang layak merima beasiswa berdasarkan kriteria- kriteria yang ditentukan. Penelitian di tentukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilakukan proses perangkingan yang akan menetukan alternative yang optimal, berdasarkan hasil pengujian system yang di bangun dapat membantu kerja tim menyeleksi beasiswa dalam melakukan penyeleksian beasiswa dan mempercepat proses penyeleksian beasiswa

    FORMULASI DAN UJI ANTIOKSIDAN SEDIAAN BODY LOTION EKSTRAK ETANOL DAUN MENTENG (Baccaurea Racemosa (Reinw.) Mull. Arg SEBAGAI PELEMBAB KULIT

    Get PDF
    Antioksidan adalah zat alami yang membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas dengan cara mereduksi molekul. Daun Menteng (Baccaurea racemosa (Reinw.) Müll. Arg. diketahui memiliki berbagai manfaat salah satunya sebagai pelembab. Kebaruan dalam penelitian ini karena melakukan formulasi dan uji antioksidan sediaan body lotion ekstrak etanol daun menteng sebagai pelembab kulit. Tujuan penelitian ini adalah membuat ekstrak daun menteng (Baccaurea racemosa) menjadi sediaan body lotion pada konsentrasi tertentu memiliki aktivitas antioksidan, efek melembabkan dan tidak mengiritasi kulit. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan bahan uji daun menteng (Baccaurea racemosa (Reinw.) Müll. Arg. dilakukan dengan cara maserasi memakai penyari etanol 96% yang dibuat dalam sediaan lotion dengan konsentrasi 1,5%, 2%, 3% Pemeriksaan yang dilakukan skrining fitokimia, uji homogenitas, uji pH, uji tipe emulsi, uji stabilitas, uji iritasi, uji efektifitas kelembapan, uji kesukaan dan uji aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukan daun menteng (Baccaurea racemosa (Reinw.) Müll.Arg dapat diformulasikan dalam sediaan body lotion yang homogen dan stabil dengan tipe emulsi (M/A), memiliki rentang pH sesaat setelah dibuat 6,3- 6,5 dan pH setelah pengujian cycling test 6,1-6,2, sediaan body lotion pada konsentrasi 2% (F2) nilai kelembapan yang diperoleh 43,8% kategori lembab dengan persen pemulihan 59% dan memiliki nilai IC50 40,91 µg/mL yang tergolong antioksidan sangat kuat dan ekstrak etanol daun menteng memiliki nilai IC50 67,33 µg/mL kategori kuat. Kesimpulan bahwa seluruh sediaan body lotion ekstrak etanol daun Menteng mengandung antioksidan kuat yang melembabkan tanpa mengiritasi kulit

    IDENTIFICATION AND LIFE CYCLE OF MARINE LEECH ISOLATED FROM CULTURED HYBRID GROUPER IN THE NORTHERN BALI WATERS OF INDONESIA

    Get PDF
    The aims of this study were to identify and to determine life cycle of marine leech isolated from cultured hybrid grouper “cantik” (Epinephelus fuscoguttatus fx E. polyphekadion m) in the northern Bali waters of Indonesia under laboratory conditions. Observation of the life cycle of the marine leech was done using petri-dishes (9 cm in diameter) arranged into two groups. In group-1, a petri-dish was filled with sterile seawater (with water exchange of 50%-60% every two days) and in group-2, a petri-dish was filled with continuous running water. DNA sequence was aligned with the sequences from GenBank by BLAST program. Results of similarity index with GenBank sequence exhibited that the nucleic acid of the marine leech isolated from the hybrid grouper “cantik” showed high similarity (99%) with Zeylanicobdella arugamensis. One adult leech could produce 1-63 eggs. The eggs were developed into morula, blastula, and gastrula within five days. The early phase of the embryo with daily water exchange treatment started on day-6 and hatched into larvae on day-10. The eggs incubated with continuous running water had hatched faster (eight days). However, not all eggs hatched at the same time. Some of the eggs hatched 1-3 days after the first one. Hatching rate of eggs varied from 2.70% to 100%. The newly hatched Z. arugamensis larva has transparent color and length of 1.0-1.5 mm. On day-6, Z. arugamensis larvae were already seen attaching to the body of the fish. The size of the Z. arugamensis larvae ranged between 3-11 mm on day-9. In that stage, they were able to produce eggs. Therefore, we argue that Z. arugamensis only requires 17 to 22 days to develop into the adult stage

    SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMP N 5 PRINGSEWU)

    Get PDF
    Seiring dengan banyaknya siswa kurang mampu dan siswa berprestasi, maka di adakan beasiswa oleh dinas pendidikan,yang bertujuan untuk digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang di tempuh. Pembagian beasiswa di lakukan untuk membantu seseoarang yang tidak mampu ataupun berprestasi selama studinya. Untuk membantu penentuan dalam menetapkan seseorang yang layak merima beasiswa berdasarkan kriteria- kriteria yang ditentukan. Penelitian di tentukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilakukan proses perangkingan yang akan menetukan alternative yang optimal, berdasarkan hasil pengujian system yang di bangun dapat membantu kerja tim menyeleksi beasiswa dalam melakukan penyeleksian beasiswa dan mempercepat proses penyeleksian beasiswa

    EFFECTS OF CURRENT VELOCITY ON FILTRATION AND INGESTION RATE OF PEARL OYSTER (Pinctada maxima)

    Get PDF
    Pinctada maxima is a filter feeder organism obtaining food particles by filtration from water suspension. Filtration and ingestion rate of a large number of benthic filter feeders in a variety of coastal environment have been known influenced by current velocity. The purposes of this study were to examine the effects of current velocity on filtration and ingestion rate of pearl oyster P. maxima and to determine the best current velocity. Randomized Block Design was used in this experiment with four current treatments of 8, 16, 24, and 32 cm s-1. The results of this experiment demonstrated that current velocity has a marked effect on filtration rate of P. maxima and that this species follows the general pattern of response observed for other bivalves. Different velocity affected filtration and ingestion rate in pearl oyster P. maxima. It was gradual decline in the suspension feeding with increasing velocity. Filtration rate of bivalves with siphons facing into the current, were directly inhibited by hydrodynamic effects on the functioning of the bivalves pump. At increasing current velocity, pressures applied to the inhalant and exhalant aperture facing into the flow would result in higher pressures than that of produced by the ciliary pump, resulting in reduced filtration rate. The highest filtration and ingestion rate in this experiment were obtained at velocity of 8 cm s-1 that achieved 3.409±0.485 l/h and 37.91±1.27 (x107) cells/h, respectively

    ANALISIS EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ELECTRONIK COMMERCE BERBASIS B2C PADA TOKO ONLINE DAYAT SHOES PUJODADI

    Get PDF
    Dayat Shoes merupakan toko yang bergerak di bidang penjualan berbagai macam model sepatu, dimana proses promosi dan penjualannya masih bersifat konvensional. Artinya pelanggan harus mendatangi toko Dayat Shoes untuk dapat melakukan pembelian produk.  Pembangunan system e-commerce pada Dayat Shoes merupakan langkah untuk meningkatkan penjualan dan promosi produk sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.  Tujuan membangun sistem e-commerce penjualan sepatu ini pelanggan dapat melakukan pemesanan produk tanpa harus datang ke toko Dayat Shoes, pihak toko pun dapat mengatasi masalah pemesanan sehingga memberikan kemudahan kepada konsumen untuk mendapatkan informasi tentang produk toko Dayat Shoes.  Sistem ini dibuat menggunakan program php dan database MySQL dan editor menggunakan Macromedia Dreamweaver 2004. Hasil penelitian ini adalah dengan diimplementasikan e-commerce pad toko Dayat Shoes ini dapat digunakan sebagai sarana promosi penjualan yang dapat di akses dimanapun dan kapanpun, proses pembelian dapat secara langsung tanpa harus datang ke toko, serta mempermudah proses transaksi pembelian produk

    EXPERIMENTAL INFECTIONS OF MILKY HEMOLYMPH DISEASE IN SPINY LOBSTER Panulirus homarus

    Get PDF
    Milky hemolymph disease of spiny lobster (MHD-SL) is categorized as the most destructive disease in farming spiny lobster. Therefore, it is required to investigate the routes of milky disease infection in spiny lobster as a basic knowledge in order to prevent milky disease transmission. The aim of the present study was to perform an experimental infection of milky disease in spiny lobster Panulirus homarus. Experimental infection of milky disease was carried out by several modes of infection which were injection, immersion and per os exposure. Injection of each 0.2 mL undiluted and diluted hemolymph from the diseased lobster resulted in a cumulative mortality of 100% at 15 days post-infection (dpi), and 75% at 16 dpi, respectively. Experimental infection through water immersion caused in a cumulative mortality of 50% at 7 dpi. In contrast, no mortality was observed in per os exposure as well as in control groups. Results of this experimental study provided evidence for horizontal transmission of MHD-SL among P. homarus. Histopathological analysis exhibited that there were masses of Rickettsia-like bacteria (RLB) in the connective tissues of the gill, hepatopancreas, gonad, midgut, and muscle tissues of the affected lobsters. Mass of RLB was not only found in the moribund lobsters but also in the surviving lobsters with milky hemolymph appearance

    ADDITION OF ADJUVANTS IN RECOMBINANT SUBUNIT VACCINES FOR THE PREVENTION OF GROUPER SLEEPY DISEASE IRIDOVIRUS (GSDIV) INFECTION IN HUMPBACK GROUPER, Cromileptes altivelis

    Get PDF
    Infection of grouper sleepy disease iridovirus (GSDIV) which is a member of Megalocytivirus causes mass mortalities in marine fish in Indonesia. This study was conducted to know the effectiveness of recombinant subunit vaccine of GSDIV with an addition of adjuvants against GSDIV infection. Inactive bacteria Eschericia coli containing recombinant MCP-GSDIV protein was added with montanide ISA adjuvant at a ratio of 3:7. The vaccine was administered to humpback grouper, Cromileptes altivelis by intramuscular and intraperitoneal injection at a dose of 0.1 mL/fish. Test of the vaccine in humpback grouper was performed in four replicates (four trials). Results of the vaccination showed that the recombinant protein vaccine added with the adjuvant increased immunity of humpback grouper, indicated by higher relative percent survival (RPS= 77.78%) compared to negative control (PBS) and 50% higher compared to protein control (pET Sumo CAT) at two weeks post vaccination. The RPS values of the recombinant protein vaccine were still higher (53.57%-72.73%) than those of the control vaccine and 25%-53.33% of the protein control in the 4th week post vaccination. GSDIV detection by PCR showed that MCP-GSDIV-DNA and pET Sumo CAT-DNA were not detected in the vaccinated fish after one, two, three, and four weeks post vaccination. The fish died in both of vaccinated and control groups after experimental challenge with GSDIV were found to be infected with GSDIV. It can be stated that recombinant subunit vaccine of GSDIV with the addition of montanide ISA adjuvant could be used to prevent and diminish mortalities of grouper against GSDIV infection

    Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Penanaman Modal Dan Perizinan Terpadu Kabupaten Pesawaran

    Get PDF
    Berdasarkan pengamatan penulis pada objek penelitian maka terdapat beberapa Identifikasi masalah yaitu pada kemampuan yan dimiliki pegawai dalam menyelesaikan pekerjaanya tergolong masih sangat kurang baik hal ini didasarkan pada survey pendahuluan yang dilakukan penulis pada awal penelitian lalu tingkat disiplin kerja pegawai yang dilihat dari absensi tergolong tinggi yaitu sebesar 2,05% hal ini tergolong tinggi dilihat dari rata- rata absensi pertahunnya hanya 0,45%. Dengan demikian terdapat beberapa masalah pada instansi tersebut salah satunya ialah kesadaran diri dan pengaturan diri yang merupakan indikator dari kecerdasan emosional dan kedisiplinan pegawai yang merupakan dari indikator kinerja pegawai. Analisis data digunakan alat analisis yaitu : Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan analisis tabel dan histogram dan analisis kuantitatif digunakan Analsisis Regresi Linier Sederhana. Tergolong ”sangat baik”. 3.kreativitas pegawai yang mewakili pernyataan 6 dan 7 memiliki mean sebesar 4,55 dan 4,32 dengan standar deviasi sebesar 0,96 maka tergolong ”sangat baik”.4. Disiplin kerja yang mewakili pernyataan 7 dan 8 memiliki mean sebesar 4,58 dan 4,43 dengan standar deviasi sebesar 0,93 maka tergolong ”sangat baik”. Hasil Regresi Sederhana yang diperoleh yaitu Y=16,250+0,417x hal ini menujukkan apabila terjadi penambahan atau pengurangan sebesar satu satuan maka akan terjadi penambahan atau pengurangan sebesar 0,417 terhadap variable y (kinerja pegawai). Uji F yang didapat yaitu F-hit(10,478)>F-tab(4,098) dengan sig 0,003 tujuan perhitungan uji F adalah untuk mengetahui apakah regresi yang digunakan sesuai/linear untuk mengukur variable yang ada. Koefisien Determinasi yang didapat yaitu sebesar 0,216 atau 21,6% diaman kontribusi kecerdasan emosional terhadap kinerja sebesar 21,6% sisanya yaitu sebesar 78,4% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Sehingga pernyataan Goleman tentang Kecerdasan Emosional terbukti bahwa kecerdasan intelektual berpengaruh sebesar 80% terhadap pencapaian kinerja yang baik sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Kata Kunci — pegawai, variable, analisis regresi
    • …
    corecore