239 research outputs found

    DAMPAK PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR TERHADAP PENINGKATAN KEHIDUPAN MASYARAKAT: Studi Efektivitas Pelatihan BudidayaJamur di Desa Cihanjuang Kecamatan Parongpong Kabupaten DT II Bandung

    Get PDF
    Pemilihan masalah penelitian ini dilatarbelakangi krisis moneter yang berkepanjangan serta globalisasi informasi pada abad 21 sehingga dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas , kompetitif, kreatif, ulet dan berdedikasi, mempunyai daya juang yang tinggi .PLS merupakan salah satu altematif yang dapat meningkatkan sumber daya untuk menunjang pembangunan bangsa Indonesia. Satuan pendidikan yang diteliti berkaitan dengan pelatihan budidaya jamur yang telah diselenggarakan serta dampaknya ditinjau dari aspek kogmtif, afektif dan psikomotor serta peningkatan taraf kehidupan masyarakat. Sasaran utma dalam penelitian ini adalah masyarakat desa Cihanjuang yang telah mengikuti pelatihan budidaya jamur di Arta Banana Cihanjuang Kecamatan Parongpong. Masalah yang diteliti difokuskan apakah ada dampak pelatihan budidaya jamur terhadap peserta dilihat dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor serta peningkatan taraf kehidupannya.Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang penyelenggaraan pelatihan budidaya jamur, Mendekripsikan tentang perubahan perilaku dilihat dari aspek kogmtif , afektif,dan psikomotor serta peningkatan pendapatan yang akhirnya dapat meningkatkan taraf kehidupannya. Tori yang melandasi penelitian ini terdiri dari: Sistem pelatihan, Pengembangan Sumber Daya manusia, Pemberdayaan Masyarakat dan Belajar Untuk Meningkatkan Taraf Kehidupan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan " Pre dan post Design " artinya penelitian ini melihat keadaan responden dilihat dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor serta pendapatan sebelum dan sesudah pelatihan budidaya jamur melalui studi kasus kepada peserta yang telah mengikuti pelatihan . Pengumpulan data dilakukan melalui observasi pasif dan observasi partisipatif, wawancara dengan sasaran pada peserta pelatihan budidaya jamur yang pada saat ini telah mempunyai usaha budidaya jamur sebanyak 5 orang dan data tambahan diperoleh dari aparat desa serta sumber lain yang kompeten. Penelitian ini mengidentifikasi sosok petani yang membudidayakan jamur sebagai hasil belajar melalui pelatihan yang pernah diikutinya. Dampak pelatihan dapat dilihat dari perilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari dilihat dan pengetahuan budidaya jamur yang mereka miliki selain itu pada diri mereka terdapat dorongan yang sangat kuat yang ditunjukkan adanya kesediaan , kemauan dan kemandirian didalam belajar berinisiatif, tekun , ulet, sabar, disiplin dalam bekerja, terampil dalam membudidayakan jamur. Keadaan ini merupakan perolehan dan hasil belajar dari pelatihan budidaya jamur sebagai bagian kecil dari cakupan pendidikan luar sekolah yang lebih mengutamakan proses pembelajaran pemberdayaan diri yang lebih terpusat pada makna nilai kehidupan pengembangan diri yang dinamis sesuai dengan tuntutan lingkungan masyarakat saat ini. Dalam penelitian ini terdapat sejumlah temuan penelitian dan implikasi hasil penelitian yang dapat diangkat ke dalam lingkup secara substansial materi dan pendekatan pendidikan umumnya dan pendidikan luar sekolah pada khususnya .Pelatihan yang telah diikuti masyarakat desa Cihanjuang terayata efektif dan hasil belajar berdampak pada peningkatan pendapatan dan akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan. Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian ,kesimpulan dan implikasi penelitian, maka rekomendasi dalam penelitian ini secara praktis dan teori : bagi Lembaga yang terkait dengan upaya perencanaan Pendidikan Luar Sekolah , Diklusepora ,Pendidikan Masyarakat dan pihak lain Dinas Pertanian yang berkaitan langsung dengan pengembangan usaha budidaya jamur, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan masyarakat.kepada pihak pelatihan. Pihak Pengelola pelatihan budidaya jamur lebih gencar untuk mengadakan promosi di media elektronik maupun media cetak agar masyarakat mau mengembangkan diri untuk membudidayakan jamur. Bagi petani jamur yang telah berhasil sebagaimana dalam kasus penelitian ini sebaiknya dapat menularkan kepada masyarakat yang lain. Perlu dibentuknya organisasi yang dapat mengelola hasil pertanian untuk membantu memasarkan jamur, memperoleh bahan-bahan untuk media pembuatan jamur. Bagi pemerintah daerah dapat kiranya mengembangkan usaha budidaya jamur melalui pemberian berbagai fasilitas dan kemudahan untuk memperoleh kredit bagi pengembangan usahanya, dapat dilakukan melalui sistem "bapak angkat" dari suatu perusahan jamur yang telah maju.Rekomendasi teoritis perlu adanya diadakan penelitian lanjutan tentang sistem managemen yang profesional dalam pengelolaan pelatihan,Dapat dilakukan penelitian pengaruh aspek budaya, sosial ekonomi, geografis terhadap pola pikir petani jamur di pedesaan dan perlu dilakukan tentang kontribusi tingkat pendidikan dengan pengembangan usaha pertanian di pedesaan.Implikasi dari penelitian ini untuk pendidikan sekolah di SLTP dan SMU dapat dimasukkan dalam "kurikulum muatan lokaF yang terkait dengan budidaya jamur agar bagi para siswa yang tidak melanjutkan pendidikannya dapat terjun langsung ke masyarakat dengan bekal pengetahuan yang telah diperolehnya di sekolah

    Peningkatan Minat Belajar Dan Hasil Belajar Melalui Strategi Example Non Example Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Siswa Kelas 3 Sd Negeri 01 Paseban Tahun Ajaran 2014/2015

    Get PDF
    This study aims to increase interest in learning and learning outcomes through strategies example non-example on the subjects of English language students Grade 3 Elementary School 01 Paseban. This research is a classroom action research conducted in two cycles each cycle consisting of two meetings. Subject of research is the class teacher and the students of Class 3 SD Negeri 01 Paseban totaling 16 students. Methods of data collection using interviews, observation, documentation and testing. Data analysis technique used was qualitative descriptive data analysis through the stages of data reduction, data presentation, and data verification or conclusion. The results showed an increased interest in learning which include: 1) Caution before action 51.56% of students who pay attention, cycle I meeting 1 59.38% of the students, the first cycle of meetings 2 70.3% of students, the second cycle meeting 175% of students , the second cycle meeting 2 87.5% of students, 2) concentration in the act of 40.62% of students who concentrate, cycle I meeting 1 53.13% of the students, the first cycle of meetings 2 54.69% students, 59 second cycle meeting1, 68% of students, the second cycle meeting 2 73.43%, 3) 42.19% Enthusiastic before the action of enthusiastic students, cycle I meeting 1 53.13% of the students, the first cycle of meetings 2 64.06% of the students, the second cycle meetings 1 65.63% of the students, the second cycle 71.87% of students meeting 2, 4) Activeness before action 40.63% of the students, the first cycle meeting 154.69% of the students, the first cycle of meetings 2 59.38% of the students, the second cycle meeting 1 62.5% of students, the second cycle meeting 2 73.43% of the students. The average student learning outcomes also increased at an average pre-cycle student learning outcomes is 55 students that reached the pass standard many as three students (18.75%), in the first cycle increased to 62.2 1 meeting with students the pass standard valued at as much as 6 students (37.5%), the first cycle increased to 70.94 2 meeting with students whose value striking the pass standard 13 students (81.25%), the second cycle 1 meeting increased to 75 with all students have reached the pass standard and at the second meeting of the second cycle increased to 81.25 with a value of more than the pass standard all students. The conclusion of this study is that the use of example non example strategy can improve the interest in learning and learning outcomes in subjects of English language students Grade 3 Elementary School 01 Paseban the academic year 2014/2015

    PERAN MANGROVE SEBAGAI KETERSEDIAAN MATERI PANGAN

    Get PDF
    Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman pantai, estuary atau  muara sungai, dan delta di tempat yang terlindung daerah tropis dan sub tropis. Dengan demikian maka mangrove merupakan ekosistem yang terdapat di antara daratan dan lautan dan  pada kondisi yang sesuai mangrove akan membentuk hutan yang ekstensif dan produktif. Karena hidupnya di dekat pantai, mangrove sering juga dinamakan hutan pantai, hutan pasang surut, hutan payau, atau hutan bakau. Istilah bakau itu sendiri   dalam   bahasa   Indonesia merupakan nama dari salah satu spesies penyusun   hutan   mangrove   yaitu Rhizophora   sp.   Sehingga dalam percaturan bidang keilmuan untuk tidak membuat  bias  antara bakau  dan mangrove maka hutan mangrove sudah ditetapkan merupakan istilah baku untuk menyebutkan hutan yang memiliki karakteristik hidup di daerah pantai.  Kawasan hutan mangrove merupakan tempat asuhan (nursery grounds), tempat mencari makan (feeding grounds), dan daerah pemijahan (spawning grounds) berbagai jenis ikan, udang dan biota laut lainnya serta sebagai penghasil sejumlah besar  detritus  bagi plankton yang merupakan sumber makanan utama biota laut. Dengan kondisi yang sedemikian tersebut maka perlu pengelolaan lingkungan yang berwawasan lingkungan  sehingga nantinya dapat dinikmati oleh generasi sekarang maupun generasi yang akan datang.  Pengelolaan mangrove secara terpadu adalah suatu proses perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian sumberdaya mangrove antar sektor, antara pemerintah dan pemerintah daerah, antara ekosistem darat dan laut, serta antara ilmu pengetahuan dan manajemen untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kata kunci: Mangrove, keanekaragaman,hayati, bahan panga

    Buckling Analysis of Circular Shells for RDE Reactor Pressure Vessel by Finite Element Study and Analytical Model

    Get PDF
    One of the basic design considerations for circular shells of Reactor Pressure Vessel (RPV) components of Reaktor Daya Eksperimental (RDE) is buckling mode shape of geometric structure imperfections. Geometric structure is prone to a large number of imperfections due to the manufacturing difficulties. Moreover, determination of critical loads of circular shell structure can be properly approximated only through randomness in the geometry. As at the basic design phase this is possible and expensive to measure the geometric structure imperfections in situ or in laboratory, a simulation of computer code should be provided. In this paper, a contribution is made to numerical simulation by finite element study and analytical model by Monte Carlo technique approach of such circular shells for RPV components. For this reason, computer code SolidWorks is used in the implementation finite element analysis and Fortran code is developed for analytical model analysis. The main objective of this investigation is to provide a comprehensive analysis of unstable structure due to the buckled geometric imperfection in the design calculations involved. A method of solution attempts to use the linearized equilibrium equations to interpret geometric imperfections as structure of circular shells associated with the RPV components of RDE. A number of calculation results carried out on a computer code are presented to illustrate the design of RPV components that are safe from the buckled shape failure. It is found that both of the computer code results are very similar with greatest difference value of vibrational amplitude of 0.00699 % and smallest value for buckling load factor of 12.51 on upper circular shell under 750 C conditions

    PELATIHAN PEMBUATAN ROTI RUMAHAN “ZIVANA” BAKERY UNTUK MENINGKATKAN UMKM DI DESA CIPEUNDEUY KECAMATAN PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

    Get PDF
    Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan bersamaan dengan berlangsungnya KKNM di Desa Cipeundeuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, selama 1 (satu) bulan yaitu pada tanggal 05 Agustus 2020 sampai dengan 05 September 2020. Desa ini  merupakan salah satu desa yang berada di wilayah kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Luas wilayah  desa Cipeundeuy adalah 578,460000 (Ha) dengan Koordinat 107.486561 BT / -6.874319 LS. Wilayah desa Cipeundeuy ini merupakan wilayah yang didominasi oleh perindustrian, sehingga banyak pabrik industri yang aktif disana. Desa Cipeundeuy terdiri dari 16 Rukun Warga yang  sekitar 70% penduduknya berkerja sebagai pegawai pabrik dan buruh bangunan. Karena wabah Covid-19 ini banyak masyarakatnya terkena PHK atau dirumahkan. Di desa tersebut terdapat sebuah pabrik roti rumahan bernama Zivana Bakery yang dulunya di kelola oleh ibu-ibu PKK, namun karna beberapa alasan akhirnya pabrik roti tersebut hanya dikelola oleh beberapa orang saja. Kendala yang dialami oleh pabrik roti tersebut adalah pemasaran yang kurang meluas. Sebelumnya area pemasaran roti Zivana Bakery  adalah warung-warung yang berada di desa dan kantin pabrik di sekitar Desa Cipeundeuy. Namun sekarang roti-roti tersebut hanya dijual di kantin pabrik. Tujuan kegiatan PKM yang dilakukan selama masa KKNM yaitu membantu memperluas area pemasaran untuk roti Zivana Bakery dengan membuat metode pemasaran baru melalui sosial media dan membantu kegiatan pemasaran lainnya seperti menyediakan banner dan melibatkan pemuda sekitar untuk ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kegiatan perekonomian yang berkelanjutan. Dengan demikian, usaha pabrik roti rumahan Zivana Bakery dapat berkembang dan membantu perekonomian warga sekitar

    Design of Equipment Rack with TRIZ Method to Reduce Searching Time in Change Over Activity (Case Study : PT. Jans2en Indonesia)

    Get PDF
    Janssen is a manufacturing plant that works in furniture assembly. Component shortages often occurs, it will cause the increase of work in process (WIP) in assembly section. In previous studies, we analyze the root causes with FMEA and then it is resulted that router section is the constraint of the system. There are many non value added activities such as searching and transportation caused by a messy condition of work places and the devices that aren’t put in the right place. The impact is that the time allocated for every change over is higher than before. There are many components that are worked by the router section, so improvements are needed to minimize changes in over time. 5S method and the use of a new design of rack by TRIZ method are suggested for fixing the conditions of work environment. It is expected to eliminate non value added activities and changes in over time. Result shows that we can reduce non value activities in change over of regular components up to 41% and the elimination of this time is 41,6%. The non value activities in changeover of new items is 36,6% and this elimination of time is 53,3%. Key word : change over, kaizen, design, TRIZ metho
    corecore