30 research outputs found

    PERANAN PRESENTASI DESAIN DALAM PENDIDIKAN DESAIN INTERIOR

    Get PDF
    Perkembangan pendidikan desain interior menghendaki adanya penyampaian karya kepada pengguna desain (klien desain) yang dapat dipahami secara lugas, tepat, sesuai dengan gagasan perancang maupun tuntutan pengguna desain interior. Rancanganrancangan yang ada dalam benak mahasiswa sering rancu dan akhirnya tidak tersampaikan dengan baik kepada para pendidik desain atau kepada pengguna desain interior, meskipun secara fisik tampilan karya mengagumkan. Hal ini disebabkan karena cara mahasiswa memaparkan karya lewat presentasi yang kurang tepat, sehingga gagasan-gagasan yang ada menjadi tumpul, imajinasi yang tak tersampaikan, akhirnya desain menjadi mentah dan terlihat tidak terarah dan tidak bertujuan. Peranan pendidik dan pendidikan desain interior adalah mengolah dan mengarahkan potensi positif calon desainer, dalam hal ini mahasiswa desain interior, untuk dapat melakukan langkah-langkah strategis dalam mempresentasikan karya-karyanya sesuai dengan konsep, imajinasi, dan tuntutan pengguna desain. Kata kunci : presentasi desain, pendidikan, desain interior. ABSTRACT The development of interior design education obliges the presence of a message delivered to the design client that can be understood clearly and occurately, according to the designer’s idea or to the user’s demand. The design schemes that are accumulated in the student’s mind are often muddled up and as a result, the message is poorly delivered to the design educator or the interior design user, although physically, the design appears to be astonishing. The same is the case when the students introduce their design work trough a poor presentation that hence causes their ideas to seem dull, their imagination not delivered and finally the design becomes raw and appears to be in the wrong direction or aim. The role of an educator and interior design education is to prepare and guide a design candidate, in this case the interior student, to develop a positive capability to be able to apply strategical step in presenting design work accurately according to the concept, imagination as well the demand of the design user. Key words: design presentation, education, interior design

    PEMANFAATAN KELAPA (BATANG, TAPAS, LIDI, MANCUNG, SABUT, DAN TEMPURUNG) SEBAGAI BAHAN BAKU KERAJINAN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menetapkan model produk kerajinan dengan media kelapa yang sudah teruji, baik kekuatan, keteknikan, maupun teruji nilai estetisnya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Recearch and Development (R & D). Pendekatan ini digunakan untuk mengembangkan produk kerajinan dengan media kelapa. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini : (1) Studi pendahuluan (Define), yakni mengkaji tentang jenis, bagian kelapa, ketahanan kelapa sebagai bahan kerajinan, jenis kerajinan dan teknik yang dapat digunakan dalam pembuatan kerajinan kelapa. (2) Perencanaan (Design), yakni merancang jenis produk dan proses pembuatan kerajinan dengan media kelapa. (3) Pengembangan (Development), yakni mengembangkan produk kerajinan dengan media kelapa, sekaligus melakukan uji keteknikan, uji kelenturan, dan uji estetik produk yang dihasilkan. Pengujian kelayakan dan kemungkinan potensi kayu kelapa sebagai bahan baku pembuatan berbagai bentuk produk kerajinan, dengan melakukan pengujian fisik kayu kelapa yang dilakukan di Laboratorium Teknik Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yaitu : a) Pengujian Penyusutan Volume, b) Pengujian berat jenis kayu glugu kering Oven, c) Pengujian Kadar Air, d) Pengujian Bobot Isi Kayu Glugu Asli, e) Pengujian Bobot Isi Kayu Glugu Kering Oven, dan f) Pengujian Kuat Desak Kubus Kayu Glugu. Pengujian desain dilakukan untuk mengkaji kemungkinan desain yang dapat diterapkan berdasarkan uji fisik yang telah dilakukan dan dilakukan dengan pembuatan prototipo. Komponen yang dapat digunakan sebagai bahan baku kerajinan meliputi : batang, lidi, tapas, mancung, sabut, dan tempurung. (1) Batang kelapa dapat digunakan untuk mebeler dan kerajinan bubut.(2) lidi dapat digunakan untuk kerajinan anyam dan tenun(3) tapas untuk kerajian tas. (4) mancung digunakan sebagai bunga kering. (6) Battok / tempurung dapat digunakan untuk kerajinan tas, kancing, hiasan dinding, pigura, dan pelapis mebeler. Kata Kunci : Pemanfaatan Kelapa , bahan baku kerajinan

    PELATIHAN SENI KACA PATRI BAGI GURU-GURU SENI BUDAYA SMP SE KABUPATEN SLEMAN SEBAGAI MATERI PENGAYAAN PELAJARAN SENI BUDAYA

    Get PDF
    Pelatihan Seni Kaca Patri bagi Guru-Guru Seni Budaya SMP se Kabupaten Sleman sebagai Materi Pengayaan Pelajaran Seni Budaya ini bertujuan untuk memperkaya materi seni budaya dan menambah wawasan Guru-Guru SMP mengenai pengembangan media baru sebagai pengayaan materi pembelajaran seni budaya. Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah Metode Presentasi mengenai pengenalan materi seni kaca patri dan sejarahnya, pengantar dasar-dasar seni kaca patri dan penerapannya, pengenalan alat dan teknik pembuatan seni kaca patri, Metode demonstrasi mengenai pembuatan desain, teknik pembentukan dan pemotongan kaca sesuai desain, teknik pengikatan kaca dengan lempengan timah hitam, dan diakhiri dengan metode praktek langsung secara mandiri dibawah bimbingan tim pengabdi. Metode evaluasi dengan mengamati perbedaan kemampuan guru sebelum dan setelah pelatihan. Dari hasil yang dicapai terlihat peningkatan kemampuan yang cukup signifikan dibanding dengan sebelum dilatih, sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini berhasil meningkatkan kemampuan peserta . Evaluasi hasil dilihat dari penilaian tugas praktik yang menggambarkan keberhasilan materi yang telah disajikan. Selain itu juga dicermati kinerja dan partisipasi para peserta. Di akhir kegiatan Tim menjaring data kebermaknaan program pada para peserta. Diharapkan agar program pelatihan ini terus diadakan karena sangat dirasakan manfaatnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kata Kunci : Pelatihan Seni kaca patri, pengayaan materi seni budaya, Guru SMP

    RELEVANSI VASTUSHASTRA DENGAN KONSEP PERANCANGAN JOGLO YOGYAKARTA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis relevansi antara Vastu Shastra dengan Konsep perancangan Joglo Yogyakarta pada khususnya dan Joglo Jawa pada umumnya dengan terlebih dahulu melakukan perbandingan (komparasi) antara Vastu Shastra dan Konsep Perancangan Joglo Yogyakarta. Dari hasil perbandingan tersebut dapat diidentifikasi kesesuaian dalam penerapan konsep-konsepnya maupun ketidaksesuaiannya dan dianalisis lebih lanjut hal-hal apa yang melatarbelakangi kesesuaian dan ketidaksesuaian antara kedua konsep tersebut. Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang menggambarkan apa adanya keadaan ruang rumah Joglo Yogyakarta dengan sampel rumah joglo asli Yogyakarta yang ada di Kotagede Yogyakarta melalui observasi dan dokumentasi untuk mendeskripsikan situasi obyek penelitian, mengamati relevansinya dengan Ilmu Vastu Shastra dan mengidentifikasi kesesuaian dan ketidaksesuaian ilmu tersebut apabila diterapkan dalam perancangan interior dan bangunan rumah Joglo Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada dasarnya terdapat kesepadanan dalam hal konsep kosmologi dalam mencapai tujuan utama dalam kehidupan yakni menciptakan dan menjaga keselarasan dengan alam, keinginan untuk menyeimbangkan energi di alam, percaya akan pengaruh alam terhadap kehidupan manusia, kesesuaian pemilihan bentuk rumah yaitu bujur sangkar dan segi empat, sedangkan ketidaksesuaian terletak pada pemilihan orientasi hadap rumah, dan konfigurasi ruang. Hal ini disebabkan oleh kreativitas masyarakat Jawa, pengaruh Islam, dan kondisi alam dan geografis. Kata Kunci: Vastushastra, Joglo Yogyakart

    THE RELEVANCE BETWEEN VASTUSHASTRA AND THE DESIGN CONCEPT OF JOGLO YOGYAKARTA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis relevansi antara Vastu Shastra dengan Konsep perancangan Joglo Yogyakarta pada khususnya dan Joglo Jawa pada umumnya dengan terlebih dahulu melakukan perbandingan (komparasi) antara Vastu Shastra dan Konsep Perancangan Joglo Yogyakarta. Dari hasil perbandingan ter¬sebut dapat diidentifikasi kesesuaian dalam penerapan konsep-konsepnya maupun ketidaksesuaiannya dan dianalisis lebih lanjut hal-hal apa yang melatarbelakangi kesesuaian dan ketidaksesuaian antara kedua konsep tersebut. Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang menggambarkan apa adanya keadaan ruang rumah Joglo Yogya¬kar¬ta dengan sampel rumah joglo asli Yogyakarta yang ada di Kota¬gede Yogyakarta melalui observasi dan dokumentasi untuk mendeskripsikan situasi obyek penelitian, mengamati relevansinya dengan Ilmu Vastu Shastra dan mengidentifikasi kesesuaian dan ketidaksesuaian ilmu tersebut apabila diterapkan dalam perancang¬an interior dan bangunan rumah Joglo Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada dasarnya ter¬dapat kesepadanan dalam hal konsep kosmologi dalam mencapai tujuan utama dalam kehidupan yakni menciptakan dan menjaga keselarasan antara alam kodrati nyata) dalam alam adi-kodrati (tidak nyata), keinginan untuk menyeimbangkan energi di alam, percaya akan pengaruh alam terhadap kehidupan manusia, ke¬sesuaian pemilihan bentuk rumah yaitu bujur sangkar dan segi empat, sedangkan ketidaksesuaian terletak pada pemilihan orientasi hadap rumah, dan konfigurasi ruang. Hal ini disebabkan oleh kreativitas masyarakat Jawa, pengaruh Islam, dan kondisi alam dan geografis. FBS, 2008 (PEND. SENI RUPA

    ANTARA DESAIN INTERIOR DAN DEKORASI INTERIOR SEBUAH KAJIAN KOMPARATIF

    Get PDF
    The terms "interior designer" and "interior decorator" are often used interchangeably, as if they were identical professions. Although both may have the ability and talent to createbeautiful rooms, the two are not synonymous.Interior decorators are primarily concerned with surface decoration, generally refers to someone who deals with finishes, surfaces, furniture, and wall coverings and no government regulation regarding the work of an interior decorator. On the other hand, an interior designer is one who is trained to create a functional and quality interior environment, qualified through education, experience and examination, so aprofessional designer can identify and creatively resolve issues and lead to a healthy, safe and comfortable physical environment. Referring to that definition, interior design is the art and science of understanding people's behavior in order to create functional spaces within the building structures, an in the other hand, an interior decoration is the art of decorating to beautify a space. Although an interior designer can also make aesthetic changes to an interior space, the interior designer is a professional licensed with a licensing authority who coordinates design projects with a holistic approach. This effort includes designing the interior architecture, in addition to beautifying the space.Keyword: interior, decoration design, comparative study

    DESAIN INTERIOR RUMAH TINGGAL RAMAH PENYANDANG CACAT

    Get PDF
    Lingkungan yang terorganisir dengan baik akan sangat membantu kesehatan, keamanan dan kemandirian penyandang cacat. Desain interior yang well-designed dapat membantu penyandang cacat melakukan aktivitas. Jenis kecacatan yang berbeda membutuhkan desain yang berbeda sesuai dengan keadaan tiap penyandang cacat.Salah satu aspek penting yang jarang dipertimbangkan dalam perancangan interior yang ramah penyandang cacat adalah pengaturan sirkulasi ruang yang disesuaikan dengan jenis kecacatan. Hal ini menjadikan penyandang cacat tidak memiliki kemandirian dan kualitas hidup. Perancangan interior rumah tinggal yang mendukung kemandirian penyandang cacat meliputi menataan akses masuk bangunan, sirkulasi dan zoning, dimensi dan penataan perabot

    TINJAUAN ERGONOMIS PENERAPAN BAHAN DAN WARNA LANTAI KORIDOR RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR.SARJITO YOGYAKARTA

    Get PDF
    Rumah sakit merupakan fasilitas publik yang sangat penting dan dibutuhkan.RSUP. Dr. Sarjito selaku rumah sakit negeri ter¬besar di Yogyakarta, faktor pelayanan kepada pasien maupun ma¬sya¬rakat umum menjadi tuntutan. Salah satu faktor yang me¬nentu¬kan keberhasilan sebuah rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat adalah pengelolaan interiornya. Koridor interior rumah sakit yang menjadi area sirkulasi penghubung utama antar ruang membutuhkan pengelolaan yang serius, terutama pengolahan lantainya dengan pertimbangan aspek keamanan, kenyamanan, keindahan dan keserasian.agar lalu lintas kegiatan dan distribusi layanan bangsal dapat berjalan dengan lancar, aman dan menyenangkan. Adapun permasalahan yang terjadi akibat ketidaksesuaian pemilihan bahan dan warna lantai pada koridor rumah sakit RSUP. Dr. Sarjito adalah lantai licin, bahan lantai mudah tergores dan retak dan pemilihan motif dan warna yang tidak sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seberapa jauh persyaratan ergonomis yang baik telah diterapkan dalam penerapan bahan dan warna lantai pada koridor RSUP. Dr. Sarjito Yogyakarta, mengidentifikasi permasalahan yang terjadi serta penyebabnya. Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang menggambarkan apa adanya keadaan lantai pada koridor RSUP. Dr. Sarjito Yogyakarta melalui observasi dan dokumentasi untuk mendeskripsikan situasi obyek penelitian, mengamati permasalahan yang terjadi dan penyebabnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan lantai yang diterapkan adalah keramik tile yaitu sebesar 99.81%, rubber vynil sebesar 0.08% dan plester semen sebesar 0.106% dari seluruh luas lantai koridor yang menjadi obyek penelitian. Warna lantai ber¬warna putih dikombinasi keramik bertekstur berwarna abu-abu tua. Ditinjau dari persyaratan ergonomis meliputi aspek keamanan, keselamatan dan kenyamanan, penggunaan lantai keramik pada koridor RSUP.Dr.Sarjito telah memenuhi persyaratan. Persyaratan keindahan/estetika dengan pertimbangan prinsip komposisi belum terpenuhi karena tidak terdapat variasi bentuk , warna dan motif. Motif, bentuk dan warna yang monoton serta tidak ada penekanan/ emphazise yang menarik perhatian menimbulkan perasaan jemu terutama pada saat menyusuri koridor yang panjang, sehingga jarak koridor terasa lebih jauh. Saran perbaikan ditujukan kepada RSUP. Dr. Sarjito untuk segera membenahi keadaan lantai yang ada sehingga penampil¬annya lebih menarik. Bagi peneliti lain yang membahas tentang perencanaan lantai, hasil penelitian ini dapat sebagai acuan dan untuk mahasiswa hendaknya dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai tambahan wawasn keilmuan di bidang desain interior. Kata kunci: ergonomis, lantai koridor FBS, 2006 (PEND. SENI RUPA

    The Beauty of Malay Woodcarving Motif Ornamentation

    Get PDF
    Woodcarving art has been bequeathed throughout the generations until present time and is a hidden heritage gem. The aim of this research was to interpret the motif of Malay woodcarving ornamentation. This was done by scrutinizing the golden proportion in the structural design of Malay woodcarving and elucidating the Malay aesthetic elements and fundamental principles of the new motif design in contemporary artwork. This research revolved around a master carver who with his own eccentric style incorporates the Malay aesthetic elements and principles into his work. In order to understand the intricate motifs of woodcarving artwork, it is vital to look at the structural motifs. Referring to Malay Arts such as Nakula, Abdullah Mohamed and Awan Larat Philosophy, each motif interpretation has its own distinctive meaning. This can serve as a guideline for any associated artwork fields, especially for an artist to create a new design by implementing depth and meaning into the whole artwork, while keeping the distinct Malay identity. Keywords: motif, Malay woodcarving, meanin

    Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif dengan Program Swishmax bagi Guru-Guru SMP Kabupaten Bantul[])

    Get PDF
    Pelatihan pengembangan media pembelajaran multimedia dengan pemanfaatan program Swishmax bertujuan untuk memberikan ketrampilan dalam pembuatan media pembelajaran multimedia yang menarik dengan cara yang relatif mudah. Dengan dikuasainya media pembelajaran multimedia oleh para guru SMP diharapkan akan pemicu minat siswa untuk lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran, dan pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pembelajaran secara keseluruhan. Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah Metode Presentasi mengenai pengenalan software, kemanfaataannya, dan penerapannya dalam pembuatan media pembelajaran interaktif, Metode Demonstrasi mengenai pengoperasionalisasian program dan Metode Praktik yaitu pembuatan media pembelajaran secara langsung oleh peserta sesuai dengan mata pelajaran masing-masing dengan pemanfaatan program Swishmax. Metode evaluasi dengan mengamati perbedaan kemampuan guru sebelum dan setelah pelatihan. Dari hasil yang dicapai terlihat peningkatan kemampuan yang cukup signifikan dibanding dengan sebelum dilatih, sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini berhasil meningkatkan kemampuan peserta . Evaluasi hasil dilihat dari penilaian tugas praktik yang menggambarkan keberhasilan materi yang telah disajikan. Selain itu juga dicermati kinerja dan partisipasi para peserta. Di akhir kegiatan Tim menjaring data kebermaknaan program pada para peserta. Diharapkan agar program pelatihan ini terus diadakan karena sangat dirasakan manfaatnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
    corecore