69 research outputs found
KAJIAN TEORITIK PEMILIHAN HEAT PUMP DAN PERHITUNGAN SISTEM SALURAN PADA KANDANG PETERNAKAN AYAM BROILER SISTEM TERTUTUP
Kebutuhan daging ayam ras broiler (ayam pedaging) cenderung meningkat setiap tahun. Dengan terus meningkatnya konsumsi daging ayam tersebut diperlukan peternak-peternak ayam yang mampu memelihara ayam-ayam pedaging dengan baik. Salah satu penentu untuk menghasilkan ayam-ayam pedaging yang baik adalah sistem perkandangannya. Sistem perkandangan yang baik membutuhkan pengelolaan pengkondisian udara yang tepat. Karena ayam memerlukan temperatur ruangan yang berbeda-beda pada setiap masa pertumbuhannya. Penggunaan Heat Pump sebagai pemanas untuk kandang peternakan ayam broiler memang tidak lazim digunakan. Akan tetapi di beberapa negara penggunaan heat pump dengan fluida kerja air dari tanah (Ground Source Heat pumps/GSHP) banyak digunakan sebagai pemanas kandang ayam. Penggunaan heat pump dengan sistem kompresi uap masih belum ditemui. Kajian ini bertujuan untuk mencoba memanfaatkan Heat pump dengan sistem kompresi uap jika digunakan sebagai pemanas kandang ayam. Kajian diawali dengan menghitung energi yang dibutuhkan kandang, pemilihan heat pump dan perhitungan ducting. Dari hasil kajian ini menunjukkan bahwa penggunaan heat pump sebagai pemanas kandang ayam memungkinkan untuk digunaka
EKSPERIMEN FLASHING PURIFICATION
Air merupakan sumber daya alam yang ketersediaannya di dunia ini begitu melimpah ruah,
namun kecenderungan yang terjadi sekarang adalah berkurangnya ketersediaan air bersih dari
hari ke hari. Diperlukan suatu teknologi pengolahan air yang dapat mengolah sumber air,
salah satunya menggunakan alat flashing purification. Prinsip kerja alat flashing purification
adalah dengan menguapkan air umpan secara cepat dalam tabung flash pada tekanan rendah
melalui proses throttling yang diikuti dengan laju kondensasi.
Untuk dapat mengetahui kemampuan dari alat tersebut, perlu dilakukan suatu pengujian untuk
mendapatkan data mengenai laju produksi air bersih dan karakteristik alat flashing
purification. Pengujian dilakukan dengan cara mengkombinasikan beberapa faktor, seperti
temperatur air umpan dengan besaran 60°C dan 70°C, tekanan air umpan 1,5 bar-g dan 2 barg,
serta tekanan tabung flash 0,3 bar-a dan 0,4 bar-a. Setiap kombinasi dilakukan pengujian
sebanyak lima kali dan dihasilkan faktor yang paling signifikan memengaruhi laju produksi
air bersih adalah tekanan tabung flash. Laju produksi air bersih tertinggi adalah 269,10 ml/h
pada temperatur air umpan 60°C, tekanan air umpan 2 bar-g, dan tekanan tabung flash 0,3
bar-a. Laju produksi air bersih terendah adalah 103,50 ml/h pada temperatur air umpan 70°C,
tekanan air umpan 2 bar-g, dan tekanan tabung flash 0,4 bar-a.
Alat flashing purification juga menghasilkan tegangan listrik hasil putaran rotor. Faktor yang
paling signifikan memengaruhi tegangan listrik adalah tekanan air umpan dengan tegangan
listrik yang dihasilkan terbesar adalah 2,50 volt pada temperatur air umpan 70°C, tekanan air
umpan 2 bar-g, dan tekanan tabung flash 0,3 bar-a, sedangkan tegangan listrik terkecil adalah
1,87 volt pada temperatur air umpan 60°C, tekanan air umpan 1,5 bar-g, dan tekanan tabung
flash 0,3 bar-a
PERANCANGAN INSTRUMENTASI PENGUKURAN PADA EKSPERIMEN FLASHING PURIFICATION
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Ketersediaan
air di dunia ini begitu melimpah ruah, namun yang dapat dikonsumsi oleh manusia untuk keperluan air
minum sangatlah sedikit. Selain itu, kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya
ketersediaan air bersih itu dari hari ke hari. Salah satu cara untuk mendapatkan sumber air yang layak
untuk keperluan hidup sehariâhari adalah dengan mengolah air kotor menjadi air bersih dengan
menggunakan alat flashing purification. Prinsip kerja alat flashing purification adalah dengan
menguapkan air umpan secara cepat dalam tabung flash pada tekanan rendah melalui proses throttling
yang diikuti dengan laju kondensasi.
Pada proses eksperimen flasing purification, proses pengujian membutuhkan sistem
pengukuran. Banyak pengukuran yang harus diukur di dalam proses flashing purification, diantaranya,
adalah tekanan (pressure) air umpan dan kevakuman tabung flash dengan menggunakan pressure
gauge, laju aliran (flow) air umpan dengan menggunakan Water Flow Sensor 3/4" Kuningan,
temperatur air umpan dan temperatur uap dalam tabung flash dengan menggunkan sensor DS18B20,
tegangan motor DC yang berputar yang diakibatkan rotor, dan level ketinggian air dalam tabung flash
menggunakan fuel indicator.
Penempatan sensor-sensor yang digunakan terletak di luar tabung dan di dalam
tabung, dimana sensor laju aliran terletak setelah heater air, pressure gauge air umpan terletak
setelah sensor temperatur air umpan dan pressure gauge kevakuman terletak di bagian atas tabung
flash, sensor temperatur DS18B20 terletak setelah sensor laju aliran dan di dalam tabung, fuel
indicator terletak di bawah selongsong rotor, dan untuk motor DC terletak di bagian bawah rotor.
Untuk data hasil pengukuran sensor temperatur dan laju aliran terbaca langsung di PC dan data
prngukuran selainnya dibaca secara visual
KAJIAN ASPEK EKONOMIS PENGGUNAAN HEAT PUMP SEBAGAI PEMANAS ALTERNATIF PADA KANDANG PETERNAKAN AYAM BROILER SISTEM TERTUTUP
ABSTRAK           Anak ayam yang berumur satu hari sampai empat belas hari (masa brooding) dalam pemeliharaannya memerlukan temperatur berkisar antara 29°C â 32°C. Untuk menjaga temperatur tersebut digunakan pemanas ruangan berbahan bakar LPG. Untuk memanaskan kandang dengan kapasitas 15.500 ekor selama 14 hari diperlukan LPG seberat 12 kg sebanyak 60 tabung. Ketersediaan LPG dan mahalnya harga LPG tersebut yang melatar belakangi kajian ini. Pemilihan heat pump sebagai pengganti pemanas kandang ayam pada masa brooding didasarkan pada beberapa pertimbangan yaitu ; lebih aman, tahan lama, tidak menimbulkan polusi udara, panas yang dihasilkan lebih stabil dan terfokus dan temperaturnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Di beberapa negara penggunaan heat pump dengan fluida kerja air dari tanah (Ground Source Heat pumps/GSHP) banyak digunakan sebagai pemanas kandang ayam. Akan tetapi penggunaan heat pump dengan sistem kompresi uap masih belum ditemui. Kajian ini juga mencoba membandingkan biaya bila Heat pump dengan sistem kompresi uap tersebut digunakan sebagai pemanas kandang ayam. Kajian diawali dengan pemilihan heat pump , perhitungan ducting dan analisis biaya. Dari hasil kajian ini menunjukkan bahwa penggunaan heat pump memberikan penghematan biaya operasional sebesar 61 % dibandingkan dengan penggunaan pemanas dengan berbahan bakar LPG
ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN MUFFLER PADA MESIN PESAWAT TANPA AWAK LSU 02 TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN
LSU-02 merupakan pesawat tanpa awak yang dikembangkan oleh Pustekbang LAPAN dan mulanya akan menggunakan mesin 3W28i. Namun karena mesin 3W-28i memiliki muffler yang panjang, maka dalam penelitian ini akan dilakukan modifikasi dengan memvariasikan panjang dan diameter muffler. Selanjutnya dilakukan simulasi untuk mengetahui pengurangan tingkat kebisingan yang dihasilkan. Proses simulasi menggunakan metode computational fluid dynamic (CFD) dengan menggunakan perangkat lunak ANSYS Harmonic Acoustic. Dari hasil simulasi diperoleh kesimpulan jika semakin besar diameter muffler (80 mm) memberi kontribusi yang lebih baik dalam mengurang tingkat kebisingan sebesar 21.587 dB. Kemudia pengaruh panjang muffler terhadap pengurangan kebisingan tidak terlalu besar, karena selisih pengurangan kebisingan hanya sebesar 0,658 dB. Sehingga disarankan untuk menggunakan muffler model 5 dengan diameter 80 mm dan panjang 130 mm untuk dipasangkan pada mesin 3W-28i karena memiliki ukuran yang lebih kecil namun mampu mengurangi kebisingan hingga 20,929 dB.LSU-02 merupakan pesawat tanpa awak yang dikembangkan oleh Pustekbang LAPAN dan mulanya akan menggunakan mesin 3W28i. Namun karena mesin 3W-28i memiliki muffler yang panjang, maka dalam penelitian ini akan dilakukan modifikasi dengan memvariasikan panjang dan diameter muffler. Selanjutnya dilakukan simulasi untuk mengetahui pengurangan tingkat kebisingan yang dihasilkan. Proses simulasi menggunakan metode computational fluid dynamic (CFD) dengan menggunakan perangkat lunak ANSYS Harmonic Acoustic. Dari hasil simulasi diperoleh kesimpulan jika semakin besar diameter muffler (80 mm) memberi kontribusi yang lebih baik dalam mengurang tingkat kebisingan sebesar 21.587 dB. Kemudian pengaruh panjang muffler terhadap pengurangan kebisingan tidak terlalu besar, karena selisih pengurangan kebisingan hanya sebesar 0,658 dB. Sehingga disarankan untuk menggunakan muffler model 5 dengan diameter 80 mm dan panjang 130 mm untuk dipasangkan pada mesin 3W-28i karena memiliki ukuran yang lebih kecil namun mampu mengurangi kebisingan hingga 20,929 dB
Kasus Kontrol Hubungan Imunisasi BCG dengan kejadian TB Paru pada anak tahun 2015-2016
Latar belakang. Tuberkulosis adalah penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia. Pada tahun 2014 terjadi peningkatan insidens, prevalens bahkan kematian karena TB di Indonesia.
Tujuan. Mengetahui besar risiko tidak diimunisasi BCG terhadap kejadian TB Paru pada anak di Kota Sukabumi tahun 2015-2016 setelah dikontrol oleh variabel umur, jenis kelamin, berat badan lahir, pemberian ASI Eksklusif, kunjungan Neonatal, pemberian Vitamin A, pendidikan Ibu dan Pekerjaan Ibu. Sedangkan tujuan sekunder dari studi ini adalah mengidentifikasi status imunisasi BCG dan kejadian TB Paru pada anak serta variable covariatnya dan mengetahui besar risiko anak yang tidak diimunisasi serta mengetahui besar Efektivitas vaksin BCG.
Metode. Penelitian ini menggunakan desain case control. Kasus dan kontrol adalah anak kota Sukabumi usia 0-5 tahun yang diperoleh dari laporan rutin program TB, imunisasi, KIA dan Gizi di Dinas Kesehatan Kota Sukabumi.
Hasil. Analisis multivariat menunjukkan bahwa risiko anak yang tidak diimunisasi BCG dan KN sebanyak 3 kali adalah 1,13 kali lebih besar untuk terkena TB paru dibandingkan kelompok rujukan dan anak yang diimunisasi BCG. Dari hasil tersebut diketahui bahwa efektivitas vaksin BCG tanpa interaksi 67%, sedangkan dengan interaksi 82%.
Kesimpulan. Imunisasi di Kota Sukabumi masih merupakan salah satu upaya yang efektif untuk mencegah terjadinya TB paru pada anak
Distinct effects of HIV protease inhibitors and ERAD inhibitors on zygote to ookinete transition of the malaria parasite
In an effort to eradicate malaria, new interventions are proposed to include compound/vaccine development against pre-erythrocytic, erythrocytic and mosquito stages of Plasmodium. Drug repurposing might be an alternative approach to new antimalarials reducing the cost and the time required for drug development. Previous in vitro studies have examined the effects of protease inhibitors on different stages of the Plasmodium parasite, although the clinical relevance of this remains unclear. In this study we tested the putative effect of three HIV protease inhibitors, two general aspartyl protease inhibitors and three AAA-p97 ATPase inhibitors on the zygote to ookinete transition of the Plasmodium parasite. Apart from the two general aspartyl inhibitors, all other compounds had a profound effect on the development of the parasites. HIVPIs inhibited zygote to ookinete conversion by 75%â90%, while the three AAA-p97 ATPase inhibitors blocked conversion by 50%â90% at similar concentrations, while electron microscopy highlighted nuclear and structural abnormalities. Our results highlight a potential of HIV protease inhibitors and p97 inhibitors as transmission blocking agents for the eradication of malaria
RANCANG BANGUN INKUBATOR TELUR PUYUH DENGAN KAPASITAS 64 BUTIR
Tingginya tingkat konsumsi terhadap unggas, seperti telur dan dagingnya harus disertai
dengan ketersediaan yang memadai, maka diperlukan cara yang efisien dan efektif agar
kebutuhan tersebut terpenuhi. Mesin penetas telur adalah sebuah mesin yang dapat membantu
untuk menetaskan telur. Mesin tetas dilengkapi dengan peralatan pendukung untuk mengatur
kondisi lingkungannya mirip atau serupa dengan indukan sehingga telur dapat menetas.
Indonesia memiliki potensi akan sumber daya PLTSnya, maka penerapan sistem PLTS sebagai
sumber daya dari mesin penetas telur merupakan pemilihan yang tepat. Pada skripsi ini penulis
berfokus pada unggas jenis puyuh.
Penelitian ini bertujuan merancang penerapan sistem PLTS terhadap mesin penetas
telur serta menguji sistem itu sendiri apakah befungsi dengan baik atau tidak. Tahapan dalam
perancangan mesin tetas ini adalah mengumpulkan informasi seputar burung puyuh serta
identifikasi masalah yang muncul ketika akan menerapkan sistem PLTS. Kemudian melakukan
pengujian terhadap alat yang sudah ada agar mengetahui prinsip kerjanya, barulah memulai
perancangan (meliputi perancangan sistem PLTS dan perancangan inkubator).setelah
rancangan matang kemudian dilakukan proses pembuatan, lalu dilakukan pengujian terhadap
alat dan sistemnya, kumpulkan data dan analisis sebagai bahan evaluasi.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, inkubator mampu memenuhi temperatur
dan kelembapan yang dikehendaki. Temperatur rata â rata selama masa inkubasi ( 17 Hari )
yaitu 38,065â dan Kelembapan rata rata yaitu 60,129%. Data penetasan yang didapat yaitu,
total telur 64 butir, telur menetas 34 butir, telur rusak 24 butir, telur tidak menetas 26 butir,
persentase penetasannya adalah 53%.
Kata kunci: Inkubator telur, penetasan telur, telur puyu
MODIFIKASI DAN APLIKASI SELIMUT GENERATOR TERMO-ELEKTRIK UNTUK MEMANEN PANAS DARI BIOGAS
Biogas merupakan salah satu alternatif yang bisa digunakan sebagai sumber energi
listrik yang ramah terhadap kesehataan dan lingkungan. Salah satu alat yang dapat
digunakan untuk mengonversi panas yang dihasilkan oleh biogas yaitu dengan
menggunakan TEG (Thermo-electric Generator). Teknologi termoelektrik
merupakan teknologi yang memanfaatkan konversi perbedaan temperatur pada
sebuah logam (yang biasanya berbahan semi konduktor) menghasilkan sebuah beda
tegangan (efek Seebeck), ataupun sebaliknya dari sumber tegangan menghasilkan
beda temperatur (efek Peltier) [1]. Biogas yang digunakan merupakan biogas skala
rumahan yang bahan bakarnya yaitu campuran air, kotoran domba serta sampah
organik. Tipe TEG yang digunakan dalam penelitian ini adalah TEG tipe SP 1848.
Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah, mencari studi literatur
yang berhubungan dengan penelitian, pengumpulan data, perancangan awal,
rancangan pengujian, proses pengujian, data pengujian serta analisis dan
kesimpulan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tegangan tertinggi yang dapat
dikonversikan oleh tiga buah TEG yang dirangkai secara seri yaitu sebesar sebesar
7 V.
Kata kunci : Biogas, Thermo-electric Generator dan Selimut TE
PENGARUH TEMPERATUR AIR UMPAN TERHADAP LAJU KONDENSASI PADA FLASHING PURIFICATION
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan semua
makhluk hidup di bumi. Fungsi air dalam kehidupan tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan secara fisik tetapi sangat berperan penting bagi kegiatan manusia
sehari-hari, baik digunakan untuk mandi, mencuci, menyiram tanaman dan
kebutuhan manusia yang lainnya.
Namun sekarang dimana-mana terjadi krisis air akibat pencemaran dan siklus
cuaca yang tak menentu serta populasi manusia yang semakin meningkat,
sedangkan sumber air yang layak konsumsi hanya terbatas pada air hujan, air
tanah, air sungai dan air danau. Saat ini sumber air yang banyak dan dapat diolah
adalah air laut. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh air bersih,
salah satunya dengan cara mengubah air kotor menjadi air bersih dengan proses
flashing purification. Flashing adalah metode penguapan air secara cepat di dalam
tabung flash pada tekanan rendah melalui proses throttling yang diikuti dengan
laju kondensasi. Proses throttling berfungsi untuk mengubah aliran kontinyu
menjadi partikel-partikel kecil sehingga proses penguapan dapat terjadi lebih
cepat. Pada proses ini fluida berekspansi dari tekanan tinggi ke tekanan lebih
rendah sehingga terjadi perubahan fasa dan penurunan temperatur.
Ada beberapa variabel yang mempengaruhi laju kondensasi pada flashing
purification salah satunya temperatur air umpan, temperatur air umpan sangat
dibutuhkan pada proses penguapan, proses penguapan dapat terjadi apabila
terdapat perbedaan temperatur antara fluida (air) dengan temperatur
lingkungannya. Pada penelitian ini dilakukan pengujian dengan cara
mengkombinasikan variabel, seperti temperatur air umpan dengan besaran 60°C,
50°C dan 40°C, tekanan air umpan 2,0 bar-g dan 2,2 bar-g, serta tekanan vakum
tabung flash -53 cmhg. Pada setiap kombinasi dilakukan pengujian sebanyak 10
kali dengan tujuan untuk mengetahui laju kondensasi yang maksimum dari
kombinasi yang diterapkan. Setelah data hasil pengujian diperoleh kemudian data
diolah menggunakan statistik dengan tingkat kepercayaan 99%.
Dari hasil pengujian didapat laju kondensasi maksimum pada variabel kombinasi
temperatur air umpan 40°C, tekanan air umpan 2,0 bar-g, dan tekanan vakum
tabung flash -53 cmhg dengan nilai laju kondensasi rata-rata sebesar 34,56
ml/menit
- âŠ