15 research outputs found

    PEMANFAATAN BAHAN ALAMI BIOAKTIF TANAMAN (BABT) DALAM PRODUKSI TOMAT CHERRY ORGANIK

    Get PDF
    Cherry tomatoes have an economic advantage compared to other tomatoes, namely their high and stable selling price. Organic cherry tomato production without synthetic chemical residues is one of the farming activities that can be carried out or managed to increase income sources. The biggest problem in almost all vegetable crop centers that grow tomatoes in South Sulawesi is the high application of synthetic chemical compounds including synthetic fertilizers and pesticides. At the center, no one has produced organic tomatoes even though the demand is high, so the cherry tomatoes are imported from outside South Sulawesi. The above phenomenon shows that there is a need for efforts to develop and plant organic cherry tomatoes through a business unit. This opportunity is very good because the market, especially supermarkets in South Sulawesi, is still lacking in organic cherry tomatoes and tomatoes are also needed in restaurants. The long-term goal is to create a technology-based business unit that comes from several studies. The technological innovation that will be applied is an organic cultivation system, which is environmentally friendly technology starting from a seed treatment with formulations that have been obtained from natural ingredients, the use of microorganisms and natural bioactive plant materials for the manufacture of organic fertilizers (solid and liquid fertilizers), and controlling pests and diseases (plant pests) with extracts of natural bioactive plant materials (NBPM). Trying to make an effort to produce organic cherry tomatoes more commercially so that it is expected to be a profitable entrepreneur. Activities start from the selection of raw materials, the planting process to the production process using environmentally friendly technologies without synthetic chemical intake in accordance with SNI standards using a planting schedule for sustainable production. ABSTRAK Tomat cherry memiliki keunggulan ekonomis dibandingkan dengan tomat lain, yaitu harga jualnya yang tinggi dan stabil. Produksi tomat cherry organik tanpa residu kimia sintetik merupakan salah satu aktivitas usaha tani yang dapat dilakukan atau dikelola untuk meningkatkan sumber pendapatan. Masalah yang terbesar pada hampir semua sentra-sentra tanaman sayuran yang menanam tomat yang ada di Sulawesi Selatan adalah tingginya aplikasi senyawa kimia sintetik termasuk pupuk dan pestisida sintetik. Pada sentra tersebut juga belum ada yang meproduksi tomat organik padahal permintaan tinggi sehingga  tomat cherry didatangkan dari luar Sulawesi Selatan. Fenomena di atas menunjukkan bahwa perlunya upaya pengembangan dan penanaman tomat cherry organik melalui suatu unit usaha.  Peluang ini sangat baik karena dipasaran terutama disupermarket yang ada di Sulawesi Selatan  masih sangat kurang tomat cherry organik dan juga tomat ini dibutuhkan di restoran-restoran.Tujuan jangka panjang adalah untuk menciptakan unit usaha berbasis pada tehnologi yang berasal dari beberapa penelitian. Inovasi teknologi  yang akan diterapkan adalah sistem budidaya secara organik adalah tehnologi ramah lingkungan mulai dari perlakuan benih (seed treatmen) dengan formulasi yang telah didapatkan yang berasal dari bahan alami, pemanfaatan mikroorganisme dan bahan alami bioaktif tanaman untuk pembuatan pupuk organik (pupuk padat dan cair), dan pengendalian hama dan penyakit (organisme pengganggu tanaman) dengan ekstrak bahan alami bioaktif tanaman (BABT). Produksi tomat cherry organik diusahakan lebih komersil sehingga  diharapkan sebagai wirausaha yang bemanfaat. Kegiatan dimulai dari pemilihan bahan baku, proses penanaman sampai proses produksi dengan menggunakan tehnoloi ramah lingkungan tanpa asupan kimia sintetik sesuai dengan standar SNI dengan menggunakan jadwal tanam untuk kesinambungan produksi

    Factors Influencing Interest in Muslim Entrepreneurs as Financing Partners for Sharia P2P Lending

    Get PDF
    This study aims to determine the factors that influence the interest of Muslim entrepreneurs in Sharia P2P lending. The determinant factor used is perceived ease of use, the subjective norm in Muslim circles, perceived usefulness, knowledge about riba, and review from the experience of financing partners. This study used a quantitative method tested by structural equation model (SEM) analysis techniques. Data were processed using SmartPLS 3.0 software. Data was obtained through an online questionnaire. Respondents who were used by UMKM, UKM, or startup business actor, Muslim, and had attended online classes and seminars on Sharia fintech. The number of respondents used was 90. The results show there were three predictors, perceived ease of use, the subjective norm in Muslim circles, and perceived usefulness that did not have a significant effect on behavioral intention, but two predictors of knowledge about riba and review from the experience of financing partners have a significant influence on behavioral intentio

    PROSES PRODUKSI SAYUR ORGANIK

    Get PDF
    Pertanian organik sebagai suatu solusi dalam sistem budidaya pertanian dengan menggunakan bahan alami dan tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Inovasi teknologi  yang  diterapkan dalam  sistem budidaya organik adalah dengan teknologi ramah lingkungan mulai dari perlakuan benih (seed treatment) dengan bahan alami bioaktif tanaman, pemanfaatan mikroorganisme dan bahan alami bioaktif tanaman untuk pembuatan pupuk organik (pupuk padat dan cair), pengendalian hama dan penyakit dan pengelolaan pertanaman. Kata Kunci: Sayur, organik, pupuk organik, bahan bioaktif tanama

    Combination of natural plant product Andropogon nardus and Citrus hystric as attractant to fruit flies (Batrocera spp.)

    Get PDF
    Batrocera spp (Diptera: Tephritidaea: Decinae) is an important pest that causes a lot of damage to horticultural crops. Andropogon nardus and Citrus hystrix are natural plant product as attractant to fruit flies so that can reduce fruit fly populations. The combined use A.nardus and C. hystrix is expected to increase the population of fruit flies that are interested\ud This study conducted on a laboratory and field scale .The laboratory tests conducted to test an effective combination to attract fruit flies and field testing to see the ability to attract various types of fruit flies on some commodities.\ud The results showed that the combination A. nardus and C. hytrix are attracting against male and female fruit flies with the criteria of high to very high in both laboratory and field. There are 8 types of fruit flies are attracted namely: B. umbrosa, B. papayae, B. cucurbitae, B. albistrigata, B. persignata, D. leogni and B. musae on various commoditie

    TEKNOLOGI PENGENDALIAN KEPIK HITAM (Paraeucosmetus pallicornis Dallas) PADA TANAMAN PADI BERBASIS BAHAN ALAMI BIOAKTIF TANAMAN

    Get PDF
    ????????????Kepik hitam, Paraeucosmetus pallicornis (Dallas) (Hemiptera: Lygaeidae) merupakan hama padi yang saat ini menjadi masalah besar bagi petani. Kerusakan akibat hama ini berupa malai padi berwarna hitam, bulir kosong, dan hasil panen berupa beras memiliki kualitas rendah. Sampai saat ini belum ada teknologi pengendalian yang dapat digunakan. Berdasarkan wawancara dengan petani bahwa penggunaan insektisida sintetis tidak memberikan efek secara bertahap sehingga perlunya penelitian untuk mengendalikan hama ini. Salah satu alternative pengendalian adalah dengan memanfaatkan bahan alami bioaktif dari tanaman.\ud ????????????Penelitian ini bertujuan untuk mengendalikan dan mengurangi populasi kepik hitam dan kerusakan yang ditimbulkan pada tanaman padi yang ada di Sulawesi Selatan dengan cara menghasilkan tehnologi yang berbasis bahan alami bioaktif tanaman dan strategi pemanfaatannya dilapangan dengan menggabungkan dengan tehnologi lainnya berdasarkan prinsip PHT sehingga didapatkan paket tehnologi pengendalian kepik hitam yang ramah lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh petani.\ud ????????????Penelitian dilakukan secara bertahap selama tiga tahun, tahun pertama pengujian beberapa bahan alami bioaktif tanaman terhadap mortalitas serangga dewasa untuk mendapatkan ekstrak yang berpotensi sebagai pengendali hama, dan isolasi mikroba yang berasal dari kepik hitam\ud ????????????Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolasi mikroba yang berasal dari tubuh kepik hitam ditemukan Aspergilus sp dan Gliogladium sp. Sedangkan esktrak tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan untuk mortalitas serangga dewasa adalah Vitex trifolia dan nimbi sedangkan ekstrak yang mengurangi serangan kepik hitam terendah pada Sambiloto kemudian Vitex trifolia dan Nimba (Azadirahtaindica

    PENGENALAN TANAMAN LOKAL SEBAGAI SUMBER BIOPESTISIDA DI DESA BENTENG ALLA KABUPATEN ENREKANG

    Get PDF
    Sayuran merupakan tanaman yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam pemenuhan gizi masyarakat dan mempunyai nilai ekonomis.  Desa Benteng Alla adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang yang merupakan salah satu penghasil sayuran terbesar di Sulawesi Selatan dan membudidayakan sayuran dengan teknologi konvensional dengan dengan penggunaan pestisida sintetik yang tinggi antara 1 sampai 2 kali per minggu. Dari hasil wawancara sebelumnya diketahui petani belum memahami dan mengetahui alternatif pengganti pestisida sintetik padahal di desa tersebut terdapat beberapa sumber biopestisida nabati. Masalahnya petani tidak mengenal tanaman sebagai sumber biopestisida nabati dan tidak mengetahui bagaimana cara membuat dan mengaplikasikannya. Berdasarkan hal tersebut diperlukan pengenalan bahan alami tanaman lokal disekitar pertanaman petani sebagai sumber biopestisida untuk dapat dimanfaatkan dalam upaya pengendalian hama dan penyakit pada tanaman sayuran. Tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengenalan, pemahaman, dan pengetahuan tentang tanaman lokal sebagai biopestisida yang dapat dimanfaatkan dalam budidaya sayuran petani untuk mengurangi penggunaan pestisida sintetik. Ada lima jenis tanaman lokal yang didapatkan antara lain: Toona sureni, Ageratum conyzoides, Chromalaena odorata, Tithonia diversifolia, dan Tagetes erecta.Kata kunci: Tanaman lokal, biopestisida nabati, sayuran organik

    PEMANFAATAN BAHAN ALAMI BIOAKTIF TANAMAN (BABT) SEBAGAI BAHAN PESTISIDA NABATI DI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN GOWA

    Get PDF
    Kabupaten Gowa merupakan salah satu daerah sentra tanaman sayuran yang terletak di sebelah selatan Provinsi Sulawesi Selatan. Sayuran merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan  tetapi  pengelolaan tanaman sayuran bersifat konvensional dengan asupan senyawa kimia sintetik yang tinggi terrmasuk pupuk dan pestisida sintetik. Pengunaan bahan kimia sintetik yang tinggi dalam pengelolaan tanaman sayuran akan membahayakan kesehatan konsumen dan tidak ramah lingkungan. Keprihatinan terhadap isu lingkungan dan  preferensi  konsumen yang tinggi terhadap produk sayur organik maka Fresko Organik yang berlokasi di Desa Pacellekang Kecamatan Pattalassang Kabupaten Gowa telah melakukan budidaya sayuran secara organik tetapi masih banyak kendala yang dihadapi sedangkan pada kelompok masyarakat (KWT ASYTA) adalah yang ada di lokasi tersebut juga tidak berkembang/produktif karena tidak mendapat pendampingan/bimbingan terutama bagaimana sistem budidaya sayuran yang ramah lingkungan semuanya masih mengandalkan penggunaan senyawa kimia sintetik. Dari hasil pengamatan dilapang dan  wawancara/diskusi, maka permasalahan yang ditemukan adalah kurangnya pemahaman dan teknologi bagaimana memanfaatkan potensi sumber daya lokal yang ada misalnya pemanfaatan teknologi BABT terutama untuk pembuatan pupuk organik  dan untuk pengendalian/pengelolaan hama dan penyakit tanaman. Solusi yang ditawarkan adalah dengan melakukan pelatihan pembuatan pestisida dan pupuk organik yang berasal dari bahan alami bioaktif tanaman dan implementasi penggunaan BABT pada lahan Fresko organik sebagai tempat pembelajaran terhadap dampak penggunaan BABT dalam upaya mengurangi serangan hama. Pemanfaatan BABT mulai dari pengenalan jenis jenis BABT yang bisa dimanfaatkan sebagai pengendali hama dan pupuk organik kompos. Metode yang diterapkan adalah: penyuluhan, pelatihan, demonstrasi teknologi, aplikasi teknologi serta pendampingan yang dilakukan secara partisipatif. Kata kunci: Pestisida nabati, BABT, sayur organik. ABSTRACT Gowa Regency is one of the vegetable growing centers among the 23 regencies and municipalities in South Sulawesi Province and is located in the south of the province. Vegetables are one of the most widely cultivated horticultural crops, but the management of vegetable crops is conventional, with a high intake of synthetic chemical compounds, including synthetic fertilizers and pesticides. The high use of synthetic chemicals in the management of vegetable crops will endanger the health of consumers and is not environmentally friendly. Concerned about environmental issues and high consumer preferences for organic vegetable products, the organic frescoes are located in Pattalassang sub-district, Pacellekang village, and Pacellekang district. Gowa has been cultivating vegetables organically, but there are still many obstacles to face. The community group (KWT ASYTA) says that those in that location are also not developing or productive because they don't get assistance or guidance, especially since an environmentally friendly vegetable cultivation system still relies on the use of synthetic chemical compounds. From the results of field observations and interviews and discussions, the problems found are lack of understanding and technology on how to take advantage of the potential of existing local resources, for example, the use of BABT technology, especially for the manufacture of organic fertilizers and for the control and management of pests and plant diseases. The solutions offered are conducting training on making organic pesticides and fertilizers derived from natural bioactive plant ingredients and Implementation of the use of BABT on organic Fersko land as a place to learn about the impact of using BABT in an effort to reduce pest attacks. The utilization of BABT, starting with the introduction of the types of BABT that can be used as pest control and organic compost fertilizer. The methods applied are counseling, training, technology demonstration, technology application, and mentoring, which is carried out in a participatory manner. Keywords: Botanical pesticides, BABT, organic vegetables

    Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah (BUS) melalui Pendekatan Islamicity Perfomance Index

    No full text
    The study aims to analyze the financial performance of Sharia commercial banks in Indonesia during 2016-2020 using the Islamicity Perfomance Index (IPI) approach. Measured by Profit Sharing Ratio, Zakat Perfomance Ratio, Equitable Distribution Ratio, Directors-Employee Welfare Ratio, and Islamic Income vs Non Islamic Income. In particular, these index not only measure materially, but also measures the social responsibility of Islamic banking performance. Data analysis used quantitative descriptive method. The research sample taken was 11 (eleven) Islamic banks and considered related to data, period, registered on the Financial Service Authority (OJK). The data obtained from annual report through the Islamic Bank official website. From the study result, it can be concluded that financial perfomance at Sharia Commercial Banks has not had a positive increase along the years. There was a significant degradation on 2017. It is affected by the value of zakat distribution and shareholders. But in terms of halalness, Sharia commercial banks have avoided the element of usury

    ASPEK BIOLOGI DAN BIOAKTIVITAS EKSTRAK Ageratum conyzoides L. TERHADAP Paraecosmetus pallicornis Dallas (Hemiptera : Lygaedae) PADA TANAMAN PADI

    No full text
    Kepik hitam (Paraeucosmetus pallicornis) merupakan hama baru di pertanaman padi Sulawesi Selatan. Sampai saat ini, pengendalian terhadap hama ini masih sulit dilakukan. Kajian biologi terhadap hama perlu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan strategi pengendaliannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa aspek biologi P. pallicornis, dan keefektifan ekstrak Ageratum conyzoides terhadap P. pallicornis. Hasil penelitian menunjukkan jumlah telur yang diletakkan oleh seekor imago betina berkisar 41-238 butir dengan rata-rata 141.2 butir. Dari keseluruhan telur yang dihasilkan, persentase telur menetas berkisar 92-95 %, prapeneluran berkisar antara 1-2 hari dengan rata-rata 1.92, peneluran berkisar antara 7-40 hari dengan rata-rata masa peneluran 14.67 sedangkan masa pasca peneluran berkisar antara 1-24 hari dengan rata-rata 5.17 hari. Nimfa mempunyai 5 instar. Nimfa instar 1 memiliki ukuran tubuh berkisar antara 0.9 ??? 1.3 mm dan mempunyai lama hidup 4-6 hari dengan rata-rata 4.63 hari. Nimfa instar 2 memiliki ukuran tubuh berkisar antara 1.2 ??? 2.4 mm dan mempunyai lama hidup 2-4 hari dengan rata-rata 3.5 hari. Nimfa instar 3 memiliki ukuran tubuh berkisar antara 3.0 ??? 3.9 mm dan mempunyai lama hidup 3-4 hari dengan rata-rata 3.5 hari. Instar 4 memiliki ukuran tubuh masing-masing 43-49 mm dan lama hidup berkisar antara 3-5 hari dengan rata-rata 3.75 hari sedangkan instar 5 memiliki ukuran tubuh 5.8-6.8 mm dan lama hidup berkisar antara 5-6 hari dengan rata-rata 5.5 hari. Lama perkembangan dari telur sampai imago mati berkisar antara 5.8-7.6 dengan rata-rata 67,875 hari. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak A. conyzoides dapat menghambat kerusakan bulir padi akibat hama ini. Selanjutnya, ekstrak A. conyzoides memperlihatkan sifat repellent terhadap hama ini, dan dapat menghambat penetesan telur P. pallicornis

    Oviposition deterrent and ovicidal properties of Calotropis gigantea (L.) leaf extract to Paraeucosmetus pallicornis (Dallas) in rice

    No full text
    Paraeucosmetus pallicornis (Dallas) is a new pest in Indonesia which decreases rice production and quality. This pest causes the grains to become flat, hollow, brownish, break easily when milled, and bitter. This research represents the first study on Calotropis gigantea extract as an oviposition deterrent and ovicide against P. pallicornis. The study was conducted under laboratory conditions using four extract concentrations i.e. 0.5, 1.0, 1.5 and 2.0%. The oviposition deterrent effect was determined by counting the number of eggs laid and hatched. Percent reproductive control (PRC) and ovicidal activity was calculated using Tennyson’s formula. Results indicated that all concentrations of C. gigantea leaf extract reduced the number of eggs laid and hatched. The PRC also showed a gradual reduction of oviposition of the P. pallicornis and the ovicidal activity ranged between 86.5 and 100%. The extract concentration which showed the highest potential as an oviposition deterrent and ovicide against P. pallicornis was in the range of 1.0–2.0%. The overall results indicated that C. gigantea leaf extract has the potential to be used as an oviposition deterrent and ovicide against P. pallicornis
    corecore