44 research outputs found

    Analisis Profil dan Persen Lemak Tubuh Diabetisi di Wilayah Jakarta Barat

    Get PDF
    Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang banyak ditemukan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Salah satu penyebab tingginya kejadian diabetes mellitus karena buruknya kontrol glukosa darah yang diakibatkan tingginya persen lemak tubuh sebagai akumulasi dari berbagai faktor seperti lama menderita, asupan zat gizi makro, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan faktor stres. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya korelasi profil penderita diabetes meliputi karakteristik (usia, jenis kelamin, dan lama menderita), asupan protein, IMT dan faktor stres dengan persen lemak tubuh pada penderita diabetisi tipe II di wilayah Jakarta Barat. Metode penelitian ini kuantitatif yang bersifat analitik dengan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah pasien Puskesmas se-Jakarta Barat yang diambil secara accidental sampling sebanyak 238 orang. Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin (p = 0,0001; r = 0,402), lama menderita (p = 0,047; r = -0,129), asupan protein (p = 0,041; r = -0,133), IMT (p = 0,0001; r = 0,515) dan faktor stres (p = 0,046; r – 0,129) dan persen lemak tubuh. Bukan hanya asupan yang penting diperhatikan oleh diabetisi untuk mengontrol persen lemak tubuh, namun juga harus mampu mengontrol status gizi dan stres dalam diri agar tidak memperburuk kondisi kesehatan.Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang banyak ditemukan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Salah satu penyebab tingginya kejadian diabetes mellitus karena buruknya kontrol glukosa darah yang diakibatkan tingginya persen lemak tubuh sebagai akumulasi dari berbagai faktor seperti lama menderita, asupan zat gizi makro, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan faktor stres. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya korelasi profil penderita diabetes meliputi karakteristik (usia, jenis kelamin, dan lama menderita), asupan zat gizi makro, IMT dan faktor stres dengan persen lemak tubuh pada penderita diabetes mellitus tipe II di wilayah Jakarta Barat. Metode penelitian ini kuantitatif yang bersifat analitis dengan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah pasien Puskesmas se-Jakarta Barat yang diambil secara accidental sampling sebanyak 238 orang. Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin (p = 0,0001; r = 0,402), lama menderita (p = 0,047; r = -0,129), asupan protein (p = 0,041; r = -0,133), IMT (p = 0,0001; r = 0,515) dan faktor stres (p = 0,046; r – 0,129). Bukan hanya asupan yang penting diperhatikan oleh penderita diabetes untuk mengontrol persen lemak tubuh, namun juga harus mampu mengontrol status gizi dan stres dalam diri agar tidak memperburuk kondisi kesehatan

    PENGARUH MEDIA BOOKLET DAN VIDEO TERHADAP PENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN PERUBAHAN SIKAP TENTANG STUNTING PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 4 KERINCI

    Get PDF
    Prevalensi stunting di Indonesia masih tinggi, Stunting dapat dicegah melalui peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gizi, edukasi dapat digunakan menggunakan media yang tepat agar mendapatkan hasil yang maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media booklet dan video terhadap peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap tentang stunting pada remaja putri du SMA Negeri 4 Kerinci. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2022 Penelitian ini merupakan jenis penelitian Kuantitatif dengan desain quasi eksperimental dan design/rancangan pretest posttest desain grup Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian adalah kelompok yang sama pada saat pre test dan post test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh 73 siswi kelas XII MIPA SMA Negeri 4 Kerinci dengan jumlah sampel 24 orang. Menggunakan analisis data kuantitatif, pengambilan sampel dengan cara Proportionate stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh media booklet dan video terhadap peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap (p= 0,000). Kesimpulan penelitian ini ada pengaruh media booklet dan video terhadap peningkatan pengetahuan tentang stunting pada remaja putri di SMA Negeri 4 Kerinci. Media booklet dan video dapat mempengaruhi pengetahuan remaja tentang stunting, selain itu juga dapat mempengaruhi sikap remaja terhadap kejadian stunting

    HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN (B6, B12, ASAM FOLAT), OLAHRAGA DAN KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ESA UNGGUL TAHUN 2016

    Get PDF
    Latar Belakang. Tidur merupakan salah satu kebutuhan fisiologis bagi manusia dan merupakan suatu keadaan alami yang terjadi karena perubahan status kesadaran, ditandai dengan penurunan pada kesadaran serta respon. Dewasa awal (mahasiswa) merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap gangguan masalah tidur karena memiliki aktivitas yang tinggi. Tidur yang tidak berkualitas dapat menurunkan kemampuan konsentrasi belajar, peningkatan berat badan, dan penyakit degeneratif. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan vitamin (B6, B12, Asam Folat), olahraga dengan kualitas tidur pada mahasiswa Universitas Esa Unggul. Metode. Rancangan penelitian menggunakan desain cross-sectional. Responden yang dipilih secara proporsi sampling berjumlah 75 orang. Analisis data menggunakan chi square dan regresi logistik ganda. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan vitamin (B6, B12, asam folat) responden pada penelitian kurang dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG), dan tingkat olahraga pada responden tergolong kurang. Hasil uji statistik menyatakan bahwa ada hubungan asupan vitamin B6 dengan kualitas tidur (p<0,01), ada hubungan asupan vitamin B12 dengan kualitas tidur (p=0,05), tidak ada hubungan asupan vitamin asam folat dengan kualitas tidur, dan untuk variabel olahraga dengan kualitas tidur memiliki hubungan paling signifikan dibandingkan dengan variabel lainnya (p<0,01). Hasil analisis multivariat menunjukkan variabel yang dominan adalah olahraga dengan OR=0,127. Kesimpulan. Asupan zat gizi mikro (B6, B12, B9) pada mahasiswa Prodi Gizi tergolong kurang dari AKG dikarenakan minimnya daya beli makanan yang bergizi sehingga berpengaruh terhadap kualitas tidur yang buruk, hal ini juga berkaitan dari akibat kurangnya olahraga. Mahasiswa perlu memperhatikan asupan zat gizi mikro, olahraga, dan kualitas tidur agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan yang berkepanjangan

    PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI MELALUI PERMAINAN VITAMIN CHALLENGING CARD (VCC) TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG VITAMIN PADA REMAJA

    Get PDF
    Latar Belakang. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa dan merupakan saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda pubertasnya yang ditandai dengan matangnya organ-organ fisik, mulai terlihat ciri-ciri seks sekunder, terjadinya peningkatan pada tinggi dan berat badan, dan perubahan komposisi tubuh. Pada saat remaja manusia juga sedang mengalami masa growth spurt. Remaja juga mengalami perubahan psikososial dan mengalami masa pubertas yang ditandai dengan matangnya organ-organ fisik, mulai terlihat ciri-ciri seks sekunder. Oleh karena itu, pada masa remaja diperlukan asupan nutrisi yang cukup dan seimbang termasuk vitamin. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian edukasi melalui media permainan Vitamin Challenging Card (VCC) terhadap perubahan pengetahuan dan sikap tentang pentingnya vitamin (A, D, C, dan B12) pada remaja. Metode. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental menggunakan rancangan pretest-posttest control group design. Penelitian dilakukan di SMPN 2 Teluknaga Tangerang. Jumlah responden pada penelitian ini yaitu 64 responden. Kelompok perlakuan diintervensi menggunakan media VCC dan kelompok kontrol diberi informasi melalui ceramah dengan media PowerPoint. Analisis data menggunakan dependent t-test dan independent t-test. Hasil. Nilai rata-rata pengetahuan pada kelompok perlakuan dengan intervensi menggunakan media permainan VCC pada saat pre-test dan post-test adalah 31,92 dan 61,21, sedangkan pada kelompok kontrol adalah 32,26 dan 48,59. Kemudian nilai rata-rata sikap pada kelompok perlakuan pada saat pre-test dan post-test adalah 50,30 dan 74,54, sementara pada kelompok kontrol adalah 55,48 dan 65,58. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pemberian edukasi menggunakan media permainan VCC terhadap peningkatan pengetahuan (p=0,001) dan sikap (p=0,036) tentang pentingnya vitamin (A, D, C, dan B12). Kesimpulan. Media permainan VCC dapat menjadi media alternatif dalam pemberian edukasi gizi pada remaja karena dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang pentingnya vitamin (A, D, C, dan B12)

    Perbedaan Asupan Energi, Zat Gizi Makro dan Serat Berdasarkan Kadar Kolesterol Total pada Dewasa Muda Vegetarian di Indonesia Vegetarian Society Jakarta

    Get PDF
    Background: Vegetarians are people who live from consuming plant-based (or plant-based) products with or without milk and eggs, but over all avoid eating meat, poultry and marine animals.. According to Household Health Survey (SKRT) cited Budiarti, in 2004 prevalence of hypercholesterolemia in Indonesia in the age range 25-65 years of 11.2%. One way to prevent elevated levels of cholesterol in the blood is to change the diet to become a vegetarian. Objective: To purpose the difference between energy intake, macro nutrients (protein, fat, and carbohydrates), fiber, based on total cholesterol levels in young vegetarian adults in Indonesia Vegetarian Society Jakarta. Methods: Cross sectional study design, independent Bed T-Test test if normal distribution data and Mann Whitney if the data is not normally distributed. Determination of the sample was done by means of different test of two mean and obtained sample of 70 people. Results: The results of the statistical test obtained p-value for energy intake, protein intake, fat intake, carbohydrate intake based on total cholesterol level with normal and abnormal category showed significant difference (p-value ≤ 0,05), and mean fiber intake showed no significant difference (p-value > 0,05). Conclusions: There are differences in energy, protein, fat, carbohydrate intake based on normal and abnormal total cholesterol levels, and fiber intake are expressed as no difference. There is a need for nutritional counseling and routine monitoring of total cholesterol in young vegetarian adults in IVS Jakarta

    HUBUNGAN PENGETAHUAN, KONSUMSI CAIRAN DAN STATUS GIZI DENGAN STATUS HIDRASI PADA KURIR EKSPEDISI

    Get PDF
    Background: Hydration results from body fluids balance, while dehydration results from body fluids imbalance. Dehydration can result from losing too much water, not drinking enough or both of these things. There are certain job who has  special needs for fluids especially who works in hot environments.Objective: To determine the relationship between knowledge, fluid intake and nutritional status with hydration status in expedition couriers.Methods: A cross-sectional design with 44 expedition couriers as the research subject. Knowledge of fluids were obtained using a questionnaire, fluid intake were obtained by interview using repeated 24-h food recall, nutritional status were obtained by using BMI and the hydration status were obtained by urine specific gravity using urinalysis reagent strips. The data was processed and analyzed using Pearson correlation test.Results: Most of the respondents had sufficient knowledge (59.1%). The average fluid intake of the respondents were 2562 mL. Most of the respondents had normal nutritional status (45.4%). Almost half of respondents has pre-dehydration (45.5%). There  were arelationship between knowledge of fluids and hydration status (p=0,0001, r=-0,514), also between fluid intake and hydration status (p=0,0001, r=-0,685). There is no relationship between nutritional status and hydration status (p=0,337, r=0,148).Conclusion: Fluid intake and hydration status on expedition couriers are still not as expected, even though expedition couriers have sufficient knowledge.

    Hubungan Aktivitas Fisik, Konsumsi Cairan, Status Gizi Dan Status Hidrasi Pada Pekerja Proyek

    Get PDF
    Hydration status is a condition that describes the amount of fluid in the body. If the intake of fluids from food and drinks in the project workers is not met, then it has an opportunity to cause dehydration. Declining productivity in workers can be caused by dehydration. Objectives this study to determine the relationship between physical activity, fluid intake, nutritional status and hydration status in project workers. An observational study with a cross sectional approach, the study population was project workers. The number of samples in this study were 53 respondents. The study was conducted by direct interview, measurement of body weight,height, body fat percent and urine specific gravity. Data analysis in this study used the Spearman correlation test. The age of workers ranged from 17-52 years. The average BMI score was22,417 kg / m2.The average value of PAL 2.37. The average fluid intake was 2018.30 ml. Moyority of workers have hydration status in severely dehydrated group (79.2%.) There is a relationship between physical activity (0.026), fluid intake and hydration status (0.001) but there is no relationship between nutritional status and hydration status (0.789). Keywords: fluid intake; nutritional status; physical activity; hydration status

    HUBUNGAN PERILAKU PEMBERIAN MP-ASI DAN KEJADIAN DIARE DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN DI RSIA PKU MUHAMMADIYAH CIPONDOH

    Get PDF
    Based on RISKESDAS 2018, diarrhea prevalence in Banten was 7.5%. While national prevalence was 6.8%. Diarrhea is the number one causal of inpatients at Indonesian hospitals. Incorrect breastfeeding and complementary feeding practices were some causal of nutritional problems. Complementary feeding practices need a proper delivery time, frequency, type, foods amount, and how to made. This was due to mothers’ ignorance of benefits and the correct way of giving complementary feeding so that it affects the mother's attitude. This study aimed to know the correlation of complementary feeding practices and diarrhea incidence toward nutrition status for infants at 6-24 months of age at RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh. This is a descriptive quantitative study with cross-sectional approach using primary data through interview with questionnaire and Recall 24-Hours. Total sample of infants (6-24 months of age) were 80. Statistical data processed using chi-square test. Data statistically showed that the age of complementary feeding had pValue=0.589, frequency with pValue=0.193, total energy intake pValue=0.22, OR=0.754, total protein intake p=0.016, OR=4.952, texture pValue=0.341, portion pValue=0.009, and the incidence of diarrhea had pValue=0.079. There was a correlation between total energy intake, protein intake, and portion of complementary foods toward nutrition status at RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh. Keywords: complementary feeding practices, diarrhea, nutrition statu
    corecore