25 research outputs found

    OPTIMALISASI PERAN KADER KESEHATAN DALAM UPAYA PENURUNAN JUMLAH PENDERITA ISPA DI ERA PANDEMI COVID 19

    Get PDF
    Kegiatan Pengadian Kepada Masyarakat “OPTIMALISASI PERAN KADER KESEHATAN DALAM UPAYA PENURUNAN JUMLAH PENDERITA ISPA DI MASYARAKAT DI ERA PANDEMI COVID 19” dengan bertujuan untuk mengimplementasikan program berbasis masyarakat yang memfasilitasi masyarakat dalam membentuk kelompok masyarakat peduli penurunan penderita ISPA dan menambah ilmu dan perilaku yang baik tentang penatalaksanaan ISPA. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental design (eksperimen semu), dengan rancangan non equivalent control group design. Pengetatuan kader dan tokoh masyarakat diukur dengan menggunakan kuesioner. Uji perbedaan menggunakan uji paired T-test. Penelitian ini dilakukan pada 46 responden, hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan yang pengetahuan baik yaitu 30,43% dan yang mempunyai pengetahuan tidak baik yaitu 69,57%. Setelah dilakukan penyuluhan terjadi peningkatan pengetahuan, yang berpengetahuan baik yaitu 69,57% dan yang pengetahuannya tidak baik yaitu 30,43%. Perbedaan pengetahuan penyakit ISPA diperoleh nilai (p=0,000) menunjukaan ada perbedaan pengetahuan ISPA sebelum dan sesudah diberi penyuluhan tentang penyakit ISPA dengan menggunakan media Video dan Power Point.   &nbsp

    PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN TENTANG DIABETES MELITUS DAN SENAM DIABETES DI TENGAH PANDEMI COVID 19

    Get PDF
    ABSTRAKTingkat pengetahuan kader kesehatan mengenai senam diabetes melitus adalah hal yang penting untukmelaksanakan manajemen diri penderita diabetes melitus. Namun, masih banyak kader kesehatan yang tidak tahu tentang hal tersebut sehingga kader kesehatan belum dapat melakukan pembinaan mengenai senam diabetes melitus. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi peningkatan pengetahuan kader kesehatan tentang senam diabetes melitus di wilayah Puskesmas Candipuro. Kegiatan ini merupakan quasi experiment one group pretest and postest design. Populasinya adalah kader kesehatan dengan jumlah 350 dan jumlah sample 78 kader kesehatan melalui teknik pengambilan sampel incidental sampling. Alat pengumpul data  adalah kuesioner yang dikembangkan peneliti. Analisa data yang dilakukan secara univariat dan uji paired t test dimana sebelum sudah diuji normalitas dengan menggunakan kolmogorov smirnov. Uji normalitas pada variabel pengetahuan menunjukan dstribusi normal. Hasil penelitian menunjukan rata-rata nilai pengetahuan kader kesehatan pretest sebesar 31,58 dan postest 72,26 dengan nilai signifkasi 0,00 < 0,05. Simpulan dari kegiatan ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan kader kesehatan tentang senam diabetes mellitus di wilayah Puskesmas Candipuro. Diharapkan kader kesehatan dapat memberikan informasi tentang senam diabetes kepada masyarakat, khusunya penderita diabetes melitus dalam upaya pelaksanakan manajemen dirinya. Kata kunci: kader Kesehatan; pendidikan Kesehatan; senam diabetes melitus. ABSTRACTThe level of knowledge of health cadres about diabetes mellitus exercise is important for carry out self-management of people with diabetes mellitus. However, there are still many health cadres who do not know about this so that health cadres have not been able to provide guidance on diabetes mellitus exercise. The purpose of this study was to identify an increase in the knowledge of health cadres about diabetes mellitus exercise in the Candipuro Health Center area. This activity is a quasi-experimental one group pretest and posttest design. The population is health cadres with a total of 350 and a sample of 78 health cadres through incidental sampling. The data collection tool is a questionnaire developed by the researcher. Data analysis was carried out univariately and paired t test where before it had been tested for normality using Kolmogorov Smirnov. The normality test on the knowledge variable shows a normal distribution. The results showed that the average knowledge value of pretest health cadres was 31.58 and posttest was 72.26 with a significance value of 0.00 <0.05. The conclusion of this activity is that there is an increase in the knowledge of health cadres about diabetes mellitus exercise in the Candipuro Health Center area. It is hoped that health cadres can provide information about diabetes exercise to the public, especially people with diabetes mellitus in an effort to implement self-management. Keywords: health cadres; health education; diabetes mellitus exercise

    PENGGUNAAN MEDIA APLIKASI POJOK KAMPUNG GUNA MENINGKATKAN PENGETAHUAN KADER DALAM MENURUNKAN KEJADIAN HIPERTENSI

    Get PDF
    ABSTRAKPenggunaan teknologi informasi di organisasi atau lembaga kesehatan perlu menjadi prioritas guna meringankan beban kerja tenaga medis atau staf medis. Sehingga semakin banyak pengembangan teknologi dan perangkat lunak untuk mendukung tugas tenaga medis dalam melakukan diagnosis pasien serta penyediaan layanan kesehatan. Berdasarkan informasi yang diperoleh, di Dusun Sukosari masih tingginya tingkat prevalensi penyakit hipertensi. Aplikasi tersebut dirancang dengan tujuan agar masyarakat mudah dalam mengakses informasi terkait trend penyakit yang terjadi saat ini dengan disertai informasi penyakit. Dengan adanya aplikasi tersebut diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan warga terkait trend penyakit yang ada di Kabupaten Malang agar dapat dilakukan pencegahan dini untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit. Dengan dilakukan pemberdayaan kader kesehatan ini diharapkan masyarakat dapat memberikan informasi yang jujur, lengkap, dan jelas sesuai yang dibutuhkan oleh tenaga Kesehatan. Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 3 kali melalui pemberian materi dan diskusi interaktif kepada 25 orang kader kesehatan. dari hasil evaluasi yang dilakukan pada nilai pretest dan posttest, diketahui bahwa terjadi peningkatan pemahaman terkait pentingnya pemanfaatan aplikasi berbasis android “pojok kampung” untuk meningkatkan taraf kesehatan di dusun sukosari desa pandansari, poncokusumo, kabupaten malang, rata nilai pretest sebesar 60, dan setelah diberikan edukasi, rerata nilai posttest menjadi 80, hal ini terjadi peningkatan signifikan sebesar 30%. Kegiatan ini perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan kesadaran, dan mendorong masyarakat khususnya kader kesehatan dalam memberikan informasi yang sesuai kepada tenaga Kesehatan. Kata kunci: Kader kesehatan; pendidikan kesehatan; aplikasi pojok kampung ABSTRACTThe use of information technology in health organizations or institutions needs to be a priority in order to ease the workload of medical personnel or medical staff. So that more and more development of technology and software to support the duties of medical personnel in diagnosing patients and providing health services. Based on the information obtained, in Sukosari Hamlet there is still a high prevalence of hypertension. The application was designed with the aim of making it easy for the public to access information related to current disease trends accompanied by disease information. With this application, it is hoped that it will be able to increase residents' knowledge regarding disease trends in Malang Regency so that early prevention can be carried out to reduce the risk of disease. By empowering health cadres, it is hoped that the community will be able to provide honest, complete and clear information as needed by health workers. This activity was carried out 3 times through the provision of materials and interactive discussions to 25 health cadres. From the results of the evaluation carried out on the pretest and posttest values, it is known that there has been an increase in understanding regarding the importance of using the Android-based application "corner village" to improve health standards in Sukosari Hamlet, Pandansari Village, Poncokusumo, Malang Regency, the average pretest score is 60, and after being given education, the mean posttest score was 80, this was a significant increase of 30%. This activity needs to be carried out as an effort to increase awareness, and encourage the community, especially health cadres, to provide appropriate information to health workers. Keywords: health cadres; health education; pojok kampung app

    PENYULUHAN KADER KESEHATAN DALAM PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) KAITANNYA DALAM PEMETAAN SEBARAN DEMAM BERDARAH DI DUSUN SUKOSARI DESA PANDANSARI, PONCOKUSUMO, KABUPATEN MALANG

    Get PDF
    ABSTRAKPerkembangan teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap seluruh aspek kehidupan, tidak terkecuali pada instansi atau departemen kesehatan seperti Rumah sakit, Puskesmas. Sistem Informasi Geografi (SIG) tingkat sederhana merupakan aspek yang harus dicapai oleh kader kesehatan dengan indikasi pencapaian target pembelajaran yang berlangsung. Pembelajaran Sistem Informasi Geografi (SIG) tingkat sederhana yang diberikan kepada Kader kesehatan harus lebih bermakna agar target pembelajaran dapat tercapai, untuk itu kader kesehatan diharapkan mengalami proses pembelajaran yang dilangsungkan. Dalam hal ini adalah pengoperasian Sistem Informasi Geografi (SIG) tingkat sederhana hingga tingkatan terapan harus dapat dikuasai oleh kader kesehatan. Program kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para kader dan juga masyarakat terkait pentingnya pentingnya pendampingan kader kesehatan dalam pemanfaatan sistem informasi geografis (SIG) kaitannya dalam pemetaan sebaran demam berdarah. kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 3 kali melalui pemberian materi dan diskusi interaktif kepada 25 orang kader kesehatan. dari hasil evaluasi yang dilakukan pada nilai pretest dan posttest, diketahui bahwa terjadi peningkatan pemahaman terkait pentingnya pemanfaatan sistem informasi geografis (SIG) kaitannya dalam pemetaan sebaran demam berdarah, rata nilai pretest sebesar 60, dan setelah diberikan edukasi, rerata nilai posttest menjadi 80. Kegiatan ini perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan kesadaran, dan mendorong masyarakat khususnya kader kesehatan dalam memberikan informasi yang sesuai kepada tenaga Kesehatan. Kata kunci: Kader kesehatan; pendidikan kesehatan; sistem informasi geografis (SIG). ABSTRACTThe development of information technology is very influential on all aspects of life, is not applied to agencies or health departments such as hospitals, health centers. The simple level Geographic Information System (GIS) is an aspect that must be achieved by health cadres with an indication of the learning objectives that are taking place. Simple level Geographic Information System (GIS) learning given to health cadres must be more meaningful so that learning targets can be achieved, for that health cadres are expected to experience a learning process that takes place. In this case, it is the operation of a simple to applied Geographic Information System (GIS) that must be mastered by health cadres. This partnership program aims to increase the understanding of cadres and also the importance of assisting health cadres in the use of geographic information systems (GIS) in mapping the distribution of dengue fever. This was carried out 3 times through the provision of material and interactive discussions to 25 health cadres. from the results carried out on the pretest and posttest scores, that there was an increase in understanding regarding the importance of using geographic information systems (GIS) known in the pretest and posttest scores for dengue fever, the average pretest was 60, and after being given education, the average posttest score was 80. This is done as an effort to increase awareness, and encourage the public, especially health cadres, to provide information that is in accordance with health workers. Keywords: geographic information system (GIS); Health cadres; health education

    Pengaruh Budaya Organisasi Dan Aspek Kelembagaan Terhadap Perilaku Keselamatan Di Shipbuilding Industries

    Get PDF
    Persaingan industri yang semakin kompetitif menuntut perusahaan lebih mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimilikinya. Oleh karenanya, tenaga kerja yang handal dan tangguh dibutuhkan dalam menunjang bisnis perusahaan agar dapat bersaing. Selain Tenaga Kerja, perusahaan biasanya menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi dalam menunjang proses produksi, dengan tujuan meningkatkan produktivitas perusahaan, mencapai efektivitas, dan efisiensi. Penggunaan peralatan berteknologi tinggi menyebabkan timbulnya risiko keselamatan dan kesehatan bagi tenaga kerja. Penanggulangan secara dini terhadap kecelakaan kerja sangatlah penting, Salah satu faktor-faktor dari penyebab kecelakaan kerja adalah kepemimpinan keselamatan. Pada penelitian sebelumnya, pendekatan kepemimpinan ini memperlihatkan perilaku-perilaku yang spesifik dari pemimpin yang seharusnya dapat menstimulus perilaku aman dari bawahannya. Sedangkan, budaya organisasi juga merupakan hal yang penting dan perlu mendapatkan perhatian dari pemimpin perusahaan dikarenakan merupakan hal yang sangat berpengaruh kuat terhadap kecelakaan kerja dan produktivitas pekerja, dimana budaya organisasi adalah aturan kerja yang ada di organisasi yang akan menjadi pegangan dari sumber daya manusia dalam menjalankan kewajibannya dan nilai-nilai untuk berperilaku dalam organisasi. Begitupun aspek kelembagaan merupakan pendekatan yang didisain untuk meningkatkan performa keselamatan kerja secara langsung sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan. Dalam penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui pengaruh hubungan aspek kelembagaan dan budaya organisasi terhadap perilaku keselamatan di galangan kapal. Dari penelitian ini dihasilkan bahwa Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap Kepemimpinan Keselamatan, dan Budaya Organisasi tidak berpengaruh positif terhadap Perilaku Keselamatan. Untuk Aspek Kelembagaan berpengaruh positif terhadap Kepemimpinan Keselamatan, Budaya Organisasi, dan Perilaku Keselamatan.Sedangkan, Kepemimpinan Keselamatan berpengaruh positif terhadap Perilaku Keselamatan. Dengan demikian, untuk mempertahankan perilaku keselamatan yang tinggi, diperlukan peranan managemen untuk memimpin budaya perubahan, dan perusahaan memberlakukan keselamatan sebagai budaya organisasi agar perilaku keselamatan menjadi sesuatu yang sustainable. ========== Competition increasingly competitive industry requires companies to further optimize all resources it has. Therefore, a reliable workforce and resilient needed to support the company's business in order to compete. Besides Labor (TK), companies typically use high-tech machines to support the production process, with the aim of increasing the productivity of the company, achieving effectiveness and efficiency. The use of high-tech equipment causing health and safety risks for workers. Early countermeasures against occupational accidents is very important, one of the factors of the causes of accidents are the safety leadership. In previous research, leadership approach shows specific behaviors of a leader who is supposed to stimulate safe behavior of subordinates. Meanwhile, the organizational culture is also an important and necessary to get the attention of corporate leaders due is a very strong influence on work safety and productivity of workers, where the culture of the organization is working rules that exist in the organization that would become the handle of human resources in the running obligations and values to behave within the organization. Likewise institutional aspect is an approach designed to improve the safety performance of work directly so as to prevent accidents. In this study, aims to determine the effect of the relationship and the institutional aspects of organizational culture on safety behavior at the shipyard. From this research result that the positive effect on the Organizational Culture Leadership Safety, and Organizational Culture is not a positive influence on Behavioral Safety. For Institutional Aspects positive effect on Safety Leadership, Organizational Culture and Behavior Safety. Meanwhile, positive influence on the Safety Leadership Safety Behavior. Thus, to maintain high safety behavior, the role of management necessary to lead cultural change, and enforce company safety as an organizational culture in order to conduct safety into something sustainable

    PENDAMPINGAN KADER KESEHATAN DALAM PENGGUNAAN APLIKASI BERBASIS ANDROID “POJOK KAMPUNG” UNTUK MENINGKATKAN TARAF KESEHATAN DI DUSUN SUKOSARI DESA PANDANSARI, PONCOKUSUMO, KABUPATEN MALANG

    Get PDF
    ABSTRAKPerkembangan teknologi saat ini telah semakin pesat dan canggih. Ketersediaan teknologi informasi saat ini tentunya menjadi prioritas kebutuhan utama di seluruh lini kehidupan. Pada semua aspek pekerjaan manusia memerlukan ketersediaan teknologi untuk membantu menyelesaikan setiap tugas atau pekerjaan. Ini dikarenakan kemampuan teknologi informasi yang baik dalam mengolah data dan informasi sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan secara cepat dan menjadi alasan utama untuk mengurangi pemborosan sumberdaya secara signifikan. Selain itu kecepatan akses dan keakuratan dari ketersediaan informasi juga sangat diperlukan. Saat ini, hampir semua bidang profesi membutuhkan teknologi sebagai alat untuk mempermudah dalam penyampaian informasi dan mempercepat kinerja organisasi itu sendiri. Program kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para kader dan juga masyarakat terkait pentingnya pentingnya pendampingan kader kesehatan dalam pemanfaatan penggunaan aplikasi berbasis android “pojok kampung” untuk meningkatkan taraf kesehatan di dusun sukosari desa pandansari, poncokusumo, kabupaten malang. kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 3 kali melalui pemberian materi dan diskusi interaktif kepada 25 orang kader kesehatan. dari hasil evaluasi yang dilakukan pada nilai pretest dan posttest, diketahui bahwa terjadi peningkatan pemahaman terkait pentingnya pemanfaatan aplikasi berbasis android “pojok kampung” untuk meningkatkan taraf kesehatan di dusun sukosari desa pandansari, poncokusumo, kabupaten malang, rata nilai pretest sebesar 60, dan setelah diberikan edukasi, rerata nilai posttest menjadi 80. Kegiatan ini perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan kesadaran, dan mendorong masyarakat khususnya kader kesehatan dalam memberikan informasi yang sesuai kepada tenaga Kesehatan. Kata kunci: Kader kesehatan; pendidikan kesehatan; aplikasi pojok kampung ABSTRACTThe development of technology today has been increasingly rapid and sophisticated. The availability of information technology today is certainly a priority in all lines of life. In all aspects of human work requires the availability of technology to help complete each task or job. This is because the ability of information technology is good in processing data and information so that it can assist in making decisions quickly and is the main reason for reducing resource wastage significantly. In addition, the speed of access and the accuracy of the availability of information is also very necessary. Currently, almost all professional fields require technology as a tool to make it easier to convey information and the performance of the organization itself. This partnership program aims to increase the understanding of cadres and also the community regarding the importance of assisting health cadres in the use of an android-based application "pojok kampong" to improve health levels in Sukosari Hamlet, Pandansari Village, Poncokusumo, Malang Regency. This was carried out 3 times through the provision of material and interactive discussions to 25 health cadres. From the results of the evaluation carried out on the pretest and posttest scores, it was found that there was an increase in understanding regarding the importance of using an android-based application "pojok kampong" to improve health levels in the Sukosari hamlet, Pandansari village, Poncokusumo, Malang district, the average pretest score was 60, and after education , the average posttest score is 80. This activity needs to be carried out as an effort to increase awareness and encourage the public, especially health cadres, to provide information that is appropriate to health workers. Keywords: Health cadres; health education; pojok kampung app

    Prediction of Dengue Fever Cases in Malang City using a Neural Network Model

    Get PDF
    Dengue fever has been declared endemic in many cities of Indonesia, one of them being the Malang City. In 2015, the incidence of dengue fever in the region was recorded at 1,629 with 13 deaths. There are many factors that contribute to the disease. The factors associated with dengue-fever transmission include population density, population mobility, quality of housing and attitude of life. However, the factors that can trigger dengue fever are environmental in nature, and include changes in temperature, humidity and rainfall, which cause mosquitoes to lay eggs more often and facilitates a rapid reproduction of the dengue virus. Parasites and disease carriers (mosquitoes) are very sensitive to climatic factors, especially temperature, rainfall, humidity, water levels and wind. Therefore, this study aimed to develop a suitable model for forecasting dengue fever in Malang City based on the Transfer Function and Artificial Neural Network (ANN). Data used were dengue fever data from 2004 to 2019. The results showed that the smallest RMSE, MAPE and SMAPE values of the two models were ANN models. Keywords: Artificial Neural Network (ANN), transfer function, dengue feve
    corecore