6 research outputs found
KARAKTERISTIK MENARA PENDINGIN TIPE INDUCED DRAFT DENGAN BAHAN ISIAN KAIN FLANEL
Makalah ini menyajikan tentang studi eksperimen untuk menguji karakteristik kinerja termal pada counter flow wet cooling tower yang direpresentasikan dengan panas yang dibuang ke atmosfir, efektivitas dan NTU. Cooling tower diisi dengan bahan isian kain flanel yang memiliki tinggi 0.3 m dan susunan bahan isian zigzag, setengah, 2:1, dan susunan penuh. Pada makalah ini telah dianalisa pengaruh laju aliran udara pendingin terhadap temperatur, panas yang dibuang, efektivitas, dan NTU. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa karakteristik menara meningkat dengan adanya peningkatan kecepatan udara pendingin yang disertai dengan variasi susunan bahan isian. Karakteritik tertinggi diperoleh pada bahan isian dengan susunan penuh yang ditambahkan lapisan penutup berupa kain flanel karena semburan air tertahan oleh kain flanel akibat adanya kapilaritas pada bahan. Kemudian dengan membandingkan bentuk susunan bahan isian dan variasi kecepatan udara pendingin, panas tertinggi yang dibuang adalah 5.02 kW, efektivitas 0.9 dan nilai NTU sebesar 4.19 pada kecepatan udara pendingin 7.1 m/s dengan variasi bahan isian menggunakan susunan penuh yang dilapisi kain flanel
Simulasi Lemari Pengering Tenga Surya Dengan Prisma Kaca Menggunakan Computational Fluid Dynamics
Lemari pengering merupakan bagian penting pada pemanas udara tenaga surya. Lemari pengering diharapkan mampu menyimpan panas dalam waktu yang lama. Hal tersebut menyebabkan analisa thermal pada lemari pengering perlu dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik termal dan aliran yang terjadi pada lemari pengering. Karakteristik tersebut antara lain distribusi temperatur, perubahan temperatur dan kecepatan, dan pola aliran udara. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Finite Volume Method berupa simulasi menggunakan software komputasi fluida atau Computational Fluid Dynamics, simulasi menggunakan model tiga dimensi pada kondisi transient dengan time step 0.015. Data simulasi diambil saat 5 detik, 15 detik, 25 detik, dan 35 detik. Hasil simulasi diperoleh perubahan distribusi temperatur udara terhadap waktu yang terjadi pada bidang XY dan bidang XZ lemari pengering. Berdasarkan hasil simulasi diketahui terjadi penurunan temperatur udara. Temperatur udara tertinggi terjadi pada bagian bawah lemari pengering dengan temperatur udara sebesar 331 K. Prisma kaca pada bagian atas lemari pengering mampu memberikan panas pada udara. Terjadi aliran balik di dalam lemari pengering yang menyebabkan udara panas dari saluran masukkan tidak terdistribusi merata
DESAIN DAN IMPLEMENTASI INVERTER 3 FASA DENGAN PENAMBAHAN PUSH-PULL CONVERTER
Energi surya merupakan jenis renewable energy yang mempunyai potensi besar di indonesia. Energi surya dapat dikonversi menjadi energi listrik menggunakan PV. Berhubung dengan meningkatnya kebutuhan energi di Indonesia serta diberlakukan feed in tariff oleh pemerintah, maka akan mempermudah untuk jual beli listrik melalui sistem on-grid. Pada penelitian ini membahas desain dan implementasi inverter 3 fasa yang terkoneksi grid. Rangkaian inverter 3 fasa ini menggunakan sinyal sinusoidal pulse width modulation (SPWM) yang dibangkitkan oleh Arduino. Kemudian sinyal SPWM digunakan untuk masukan rangkaian driver IR2113. Pada perancangan ini menambahkan push-pull converter sebagai suplai inverter 3 fasa. Push-pull converter menggunakan sinyal PWM dari IC SG3525. Duty cycle yang dihasilkan dapat diatur sesuai dengan tegangan yang ingin dihasilkan. Rangkaian ini menggunakan high frequency transformer sebagai step up tegangan. Pada variasi tegangan input 36 volt sampai 66 volt menghasilkan tegangan yang stabil pada 440 volt. Pada pengujian sistem menggunakan tegangan grid 175 volt. Sehingga menghasilkan tegangan line-line 311 Vrms dan tegangan line-neutral 179,5 Vrms
Evaluation of Condensation Friction Pressure Loss Refrigerant 134-a in Internal Horizontal Tube Condenser by CFD
Energy crisis stimulates some efforts to empower low heat source. Organic Rankine Cycle is wise way that absorbs low heat gain easily. A device is horizontal condenser where two phase flow of R134a is happening in. Two phase flow is difficult to be solved due to its complexity. An annular flow regime dominates which is plotted as main assumption. It has plotted in Thome Flow Regime Map as variations of mass flux in similar vapor fraction. In CFD solver, flow is analyzed as pseudo, vapor and liquid mixed well, as consequence it will be single phase. It will be solved by SST method as viscous model that needs a multiplier numerical solver to transform from single phase into two phases. A multiplier depends on vapor fraction which is dominated of interfacial shear stress phenomenon as turbulent flow. Muller Steinhagen and Heck’s method is implemented due to its accuration. The value result of pressure loss correlates proportionally to mass flux. In similar mass flux, pressure loss increases as increasing linearly of vapor fraction due to high value of void fraction. The accuracy is within 91 %.    Â
Experimental study of water cooling effect on heat transfer to increase output power of 180 watt peak photovoltaic module
Photovoltaic (PV) modules require solar radiation to generate electricity. This study aims to determine the effect of water cooling PV modules on heat transfer, output power, and electrical efficiency of PV modules. The experiments carried out in this study were to vary the heights of flooded water (with and without cooling water replacement control) and cooling water flow. Variations in the height of flooded water are 0,5 cm, 1 cm, 2 cm, and 4 cm. While the flow rate variations are 2 L/min, 4 L/min, and 8 L/min. The flooded water replacement control will be active when the PV surface temperature reached 45°C. When the temperature dropped to 35°C, the cooler is disabled to let more photon to reach PV surface. The results showed that the lowest heat transfer occurred in the variation of 4 cm flooded water height without water replacement control, i.e. 28.53 Watt, with an average PV surface temperature of 32.92°C. The highest average electric efficiency occurred in the variation of 0,5 cm flooded water height with water replacement control, i.e. 13.12%. The use of cooling water replacement control is better due to being able to skip more photons reach PV surface with low PV temperature
Experimental study of water cooling effect on heat transfer to increase output power of 180 watt peak photovoltaic module
Photovoltaic (PV) modules require solar radiation to generate electricity. This study aims to determine the effect of water cooling PV modules on heat transfer, output power, and electrical efficiency of PV modules. The experiments carried out in this study were to vary the heights of flooded water (with and without cooling water replacement control) and cooling water flow. Variations in the height of flooded water are 0,5 cm, 1 cm, 2 cm, and 4 cm. While the flow rate variations are 2 L/min, 4 L/min, and 8 L/min. The flooded water replacement control will be active when the PV surface temperature reached 45°C. When the temperature dropped to 35°C, the cooler is disabled to let more photon to reach PV surface. The results showed that the lowest heat transfer occurred in the variation of 4 cm flooded water height without water replacement control, i.e. 28.53 Watt, with an average PV surface temperature of 32.92°C. The highest average electric efficiency occurred in the variation of 0,5 cm flooded water height with water replacement control, i.e. 13.12%. The use of cooling water replacement control is better due to being able to skip more photons reach PV surface with low PV temperature