7 research outputs found
MANAJEMEN PELAYANAN DI SOLO TOURIST INFORMATION CENTER (TIC)
ANGGA EKA SETIAWAN. D0109008. MANAJEMEN PELAYANAN DI
SOLO TOURIST INFORMATION CENTER (TIC). Skripsi. Jurusan Ilmu
Administrasi . Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2013.
Pariwisata Indonesia dewasa ini menunjukkan peningkatan yang
signifikan dari tahun ke tahun, begitu pula pariwisata di Kota Surakarta atau yang
lebih dikenal sebagai Kota Solo. Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata menyediakan layanan informasi kepariwisataan
secara gratis bagi wisatawan yang berkunjung melalui lembaga Solo Tourist
Information Center (TIC) untuk menunjang pariwisata di Kota Solo. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen pelayanan di Solo Tourist
Information Center (TIC).
Manajemen pelayanan secara umum memiliki pengertian yaitu segala
proses kegiatan baik dari perencanaan, implementasi, dan koordinasi yang
dilakukan oleh penyedia jasa (provider) yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar dan memperoleh kepuasan pelanggan (customer) yang
menggunakan jasa layanannya. Manajemen pelayanan pada penelitian ini
memiliki tiga komponen yaitu aspek sistem atau prosedur pelayanan, aspek
sumber daya manusia yang memberikan pelayanan, dan aspek strategi pelayanan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif.
Informan yang dipilih ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling. Sumber
data yang digunakan merupakan sumber data utama dan data tambahan dengan
teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan studi
dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis
data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen pelayanan yang ada
di Solo Tourist Information Center (TIC) secara umum sangat baik. Pada aspek
sistem atau prosedur pelayanan bisa dikatakan sangat mudah, jelas dan sederhana.
Kemudian mengenai aspek sumber daya manusia meliputi dimensi tangible,
dimensi reliability, dimensi responsiveness, dimensi assurance, dan dimensi
empathy. Sumber daya manusia di Solo Tourist Information Center (TIC) sudah
memenuhi standar, sangat profesional, bertanggungjawab dan loyal terhadap
organisasinya. Pada aspek strategi, dari enam strategi yang dijadikan sebagai
acuan atau batasan oleh penulis, empat diantaranya diterapkan di Solo Tourist
Information Center (TIC). Strategi-strategi yang dilakukan sudah cukup
memberikan pengaruh yang signifikan bagi organisasi. Secara umum ketiga aspek
tersebut cukup baik namun selalu diperlukan perbaikan pada masa mendatang
untuk bisa menjadi lebih baik lagi.
Kata Kunci : Solo Tourist Information Center (TIC), manajemen pelayanan,
sistem atau prosedur pelayanan, sumber daya manusia, strategi
pelayanan.
ANGGA EKA SETIAWAN. D0109008. THE SERVICE MANAGEMENT
AT SOLO TOURIST INFORMATION CENTER. Undergraduated Thesis.
Department of Administrative Science. Public Administration Program.
Faculty of Social and Political Sciences. Sebelas Maret University. Surakarta.
2013.
Indonesia’s tourism showed a significant raising for year by year, so was
Surakarta’s tourism which is well-known as Solo City. Surakarta City government
through Cultural and Tourism Office with the Solo Tourist Information Center
gave a tourism information services as free to every tourist who visited to support
the tourism of Solo City itself. This research aimed to know about the service
management at Solo Tourist Information Center.
The service management definites a whole activity process includes
planning, implementation, and coordination process which held by provider to
complete the basic needs and gets customer’s satisfaction who using the service.
The service management in this research has three components which are service
system or procedure, service people, and service strategy.
This research is a descriptive qualitative research. The informants were
selected using purposive sampling technique. The source of data used are primary
and secondary data. Data collection used within interview, observation, and
documentation review. To validity data, the source method was performed. Data
was analyzed by using the qualitative analysis technique.
This research results that the service management at Solo Tourist
Information Center (TIC) generally shows a good thing. First, at the aspect of
system or procedure, it can be said really easy, clear, and simple. Second, the
aspect of the service people includes dimension of tangible, dimension of
reliability, dimension of responsiveness, dimension of assurance, and dimension
of empathy. People at Solo Tourist Information Center (TIC) already complies the
standard, really professional, responsible, and shows loyality to their
company/organization. Third, the aspect of service strategy shows that from six
strategies which is used as a theory in this research, four of them are applied at
Solo Tourist Information Center (TIC). The strategies which are applied give a
significant positive impact to the organization. Generally, all those three aspects
are pretty good, but it always needs a evaluation and revitalization in the future for
a better future.
Keywords : Solo Tourist Information Center (TIC), the service management,
service system or procedure, service people, service strategy
Analyzing the Ratio Decidendi: Court of Appeals Decision Reversing District Court’s Ruling in an Election Process Dispute
In practice, the General Election process disputes must be brought before the State Administrative Court. Decision Number 757/Pdt.G/2023/PN Jkt.Pst exceeded its jurisdictional limits. This is because the Central Jakarta District Court ruled over the dispute when it did not have the authority. The decision was revoked by decision Number 230/Pdt/2023/PT DKI due to its violation of applicable regulations regarding absolute competence. The legal basis for this revocation has been underscored in Article 470 of Law Number 7 of 2017 concerning General Elections and Article 25 of Law Number 48 of 2009 concerning Judicial Power. This study aims to determine the legal principle of decision Number 230/Pdt/2023/PT DKI, which overturned the Central Jakarta District Court's decision regarding the dispute over the General Election process. The research methodology utilized in this inquiry is normative legal research incorporating a statutory, conceptual, and case-based approach. The legal materials utilized include primary legal materials, such as laws, regulations, and court decisions, and secondary legal materials, including legal books, research journals, and theses pertinent to the research area. The findings indicate that the verdict issued by the DKI Jakarta High Court Judges' Panel was justified. As part of the Supreme Court's voorpost function, the Court of Appeals is responsible for addressing judicial technical and administrative matters that arise at the initial level
KLASIFIKASI MASSA BATUAN PADA TEROWONGAN PENGELAK BENDUNGAN JRAGUNG DENGAN METODE RMR DAN Q-SYSTEM
Bendungan adalah bangunan yang terdiri dari urugan tanah atau batuan. Bangunan ini berfungsi untuk menahan laju air dari waduk atau danau, sebagai pembangkit listrik serta tempat rekreasi masyarakat. Bendungan Jragung terletak di desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Dalam pembangunan bendungan ini diperlukan suatu bangunan pengelak yang berfungsi untuk mengelakan air sungai pada saat mengerjakan konstruksi bendungan utama. Pada pelaksanaan terowongan pengelak membutuhkan analisis klasifikasi batuan serta litologi batuan di lapangan dengan menggunakan metode Rock Mass Rating (RMR) dari Bieniawski 1989 untuk mengetahui kondisi litologi batuan beserta klasifikasinya. Selain itu digunakan metode Rock Mass Quality (Q)-System sebagai pembanding. Berdasarkan hasil analisis yang membandingkan dua metode menghasilkan batuan yang memiliki klasifikasi massa batuan fair rock yang termasuk dalam kategori III dengan nilai RMR antara 41- 60 dengan stand up time ± 24 jam sampai dengan ± 28 jam dan good rock yang termasuk dalam kategori II dengan nilai RMR 60-80 dengan rekomendasi pemasangan steel ribs dengan jarak 1,5 m pada metode RMR. Sedangkan pada metode Q-System menghasilkan klasifikasi massa batuan fair rock dengan panjang rockbolt pada penyangga terowongan 3 m serta ketebalan shotcrete 40-100 m tanpa tulangan dengan jarak rockbolt yaitu 2 m-2,3 m
Edukasi pengolahan dan pemasaran sebagai bentuk pemanfaatan tanaman bambu di desa Melikan
Desa Melikan adalah salah satu desa yang berlokasi di Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satu potensi yang ada di desa Melikan adalah bambu. Dikarenakan kekurangan air bersih dan tanah yang mengandung kapur, sulit bagi Desa Melikan untuk memperoleh hasil pertanian. Penduduk desa memanfaatkan bambu untuk dijadikan kerajinan dan dijual di sekitar desa. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini ialah mengedukasi penduduk Desa Melikan mengenai potensi desa Melikan khususnya bambu yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan. Tahapan program pengabdian yaitu, 1) pengumpulan data mengenai potensi yang dimiliki Desa Melikan, 2) perancangan kegiatan untuk mengembangkan potensi bambu, 3) pelaksanaan program pengabdian berupa edukasi mengenai macam pengolahan bambu menjadi produk kerajinan. Selain diolah menjadi kerajinan dan anyaman, bambu juga banyak dimanfaatkan sebagai dekorasi seperti lampu dan vas bunga. Teknik pemasaran kerajinan bambu dengan memanfaatkan media sosial dan platform e-commerce juga disampaikan pada kegiatan ini. Kegiatan pengabdian diharapkan dapat memberikan informasi dan menyulut semangat masyarakat untuk mengembangkan potensi yang ada di desa Melikan, sehingga akhirnya dapat  membantu meningkatkan perekonomian masyarakat
Pemberdayaan dan Pengelolaan Potensi Sumber Daya Alam untuk Mendukung Ketahanan Pangan Desa
Balesari merupakan desa yang kaya akan potensi sumber daya alam pertanian, budaya, religi dan sumber daya air. Potensi sumber daya alam yang besar harus digali secara optimal dan kemudian harus dibangun sistem pengelolaan yang baik untuk kesejahteraan masyarakat. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Januari – 18 Februari 2023 melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Islam Raden Rahmat di Dusun Segelan Sidomulyo Desa Balesari Kecamatan Ngajum Kabupaten Malang. Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat adalah kualitatif deskriptif. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya pengelolaan sumber daya alam di Desa Balesari adalah menggali potensi komoditas pertanian yaitu ubi jalar asli Gunung Kawi, pembuatan media sosial dan video profil, banner berisi profil dan sejarah Sumber Panguripan serta papan penunjuk arah
LOKALITAS DALAM SENI GLOBAL TAHUN 2013
Globalisasi yang sedang diwacanakan ternyata melampaui batas-batas kata world. Globalisasi mengisyaratkan mengenai poin-poin lokal seni budaya yang tersebar di manapun dapat disebut aktivitas global. Jim Supangkat memberikan pandangannya mengenai global art bahwa upaya mengidentifikasi global contemporary art yang justru mempertanyakan tanda-tanda keseragaman. Sejarawan terkemuka Hans Belting memulainya dengan melihat global contemporary art sebagai “global art” yang harus dibedakan dari world art. Bagi Hans Belting, pengertian world art mencerminkan pemahaman modernisme yang hegemonik(1). Jadi secara struktur world art masih sebatas klaim bahwa pandangan dunia Barat merupakan pandangan yang mampu diaplikasikan ditiap pelosok kebudayaan dunia, padahal jika dibaca secara teliti hal ini sebatas hegemoni dari moderisme dengan jargon world art.
Global art menurut Hans Belting sama sekali bukan tanda-tanda munculnya kenyataan yang diprediksi universalisme. Global Art muncul karena sebab sebab ekonomi. Perkembangannya di art market tidak peduli pada keseragaman pada universalisme. Bisnis membuat global contemporary art memedulikan kekuatan lokal demi kepentingan bisnis(2). Global art mampu merangkul tiap-tiap aspek lokal yang walaupun ada sebuah kepentingan namun keberpihakannya mengankat nilai- nilai lokal didalam percaturan medan sosial seni sudah selayaknya diapresiasi. Tidak ada batas antara Timur dan Barat, semua kebudayaan itu bersifat global.
perlu juga diuraian mengenai batas-batas istilah “lokal” serta “global art” dalam kesempatan ini karena sering terjadi pemaknaan yang bias. Istilah “lokal” didalam seminar yang bertajuk “Lokalitas dalam Global Art” berada pada wilayah artefak-artefak kebudayaan lokal yang terdapat di Bali khususnya, ikon-ikon lokal yang mencirikan lokal jeniusnya. Sedangkan Global art berkutat kepada wacana seni yang diangkat dengan kekuatan lokal serta mampu diwacanakan diseluruh penjuru atau pelosok dunia.
Note:
(1) Lihat “Contemporaneity”: Biennale Indonesia Awards
2010. Pewacanaan Contemporaneity oleh Jim
Supangkat. (
2) Ibid
LOKALITAS DALAM SENI GLOBAL
Globalisasi yang sedang diwacanakan ternyata melampaui batas-batas kata world. Globalisasi mengisyaratkan mengenai poin-poin lokal seni budaya yang tersebar dimanapun dapat disebut aktivitas global. Jim Supangkat memberikan pandangannya mengenai global art bahwa upaya mengidentifikasi global cobtemporary art yang justru mempertanyakan tanda-tanda keseragaman. Sejarawan terkemuka Hans Belting memulainya dengan melihat global contemporary art sebagai "global art" yang harus dibedakan dari word art.
Di Dalam ranah seni pertunjukan, Etnomusikologi itu sebuah eklitisme, tidak sekedar ilmu mencari musik disana sini, menyelidiki, mengkaji, bermain musik, namun Etnomusikologi itu lahir dari perlawanan para lokalitas pencinta musik - musik tradisional terhadap superior komunitas musik barat yang selalu menganggap diri paling hebat dan paling bermutu. Di sini para Etnomusikologi berjuang mengangkat citra lokal. Dari ranah visual art atau seni rupa dan desain dewasa ini terhembus wacana seni rupa mengenai Global Art yang kembali melirik dan menghadirkan ikon atau unsur lokal kemudian divisualkan secara kreatif dengan ide-ide "gila", sehingga disetiap karya-karya akan hadir atmosfer lokal bernuansa baru yang mampu eksis di dalam ranah medan sosial seni rupa dunia