35 research outputs found

    Estimasi Ketebalan Nanolayer Al Yang Disintesis Menggunakan Evaporasi Termal

    Get PDF
    Telah dilakukan sintesis nanolayer Aluminium (Al) di atas substrat menggunakan metoda evaporasi termal. Untuk menentukan ketebalan sampel dilakukan analisis citra hasil scanning electron microscope (SEM) menggunakan program ImageJ. Selain itu dilakukan juga analisis transmisi optik melalui nanolayer tersebut berdasarkan data transmitansi yang diperoleh dari hasil karakterisasi menggunakan spektrometer UV-Vis pada range panjang gelombang 300-800 nm. Berdasaran hasil tersebut dapat ditentukan rasio ketebalan nanolayer yang terbentuk terhadap massa sumber yang digunakan. Untuk mengestimasi ketebalan nanolayer yang disintesis dengan metode ini dapat dilakukan dengan cara memformulasikan model hubungan antara massa sumber terhadap ketebalan nanolayer. Pemodelan dilakukan dengan cara fitting data ketebalan nanolayer yang diperoleh terhadap massa sumber yang dievaporasikan pada kurva linear dan kurva polinomial orde dua. Estimasi dilakukan juga dengan cara fitting data rasio terhdap massa sumber pada kurva linear. Hasil fitting ini, selain dapat digunakan untuk mengestimasi ketebalan nanolayer, dapat juga digunakan untuk mengestiamsi besarnya massa sumber minimum yang tidak dapat menghasilkan nanolyer pada substrat melalui proses evaporasi

    Pembuatan Bilayer Anode (Nio-csz) - Elektrolit Csz Dengan Metode Electrophoretic Deposition

    Full text link
    PEMBUATAN BILAYER ANODE (NiO-CSZ) - ELEKTROLIT CSZ DENGAN METODE ELECTROPHORETIC DEPOSITION. Telah dilakukan pembuatan bilayer anode NiO-CSZ - elektrolit CSZ dengan metode Electrophoretic Deposition (EPD). Substrat (anode) NiO-CSZ dibuat dengan metode pressing dan elektrolit CSZ ditumbuhkan di atas substrat NiO-CSZ dengan metode EPD. Elektrolit CSZ ditumbuhkan di atas substrat NiO-CSZ dengan variasi waktu deposisi masing-masing 10 menit, 20 menit, dan 30 menit dan disinter pada suhu 1250oC. Dari analisis yang dilakukan menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD), diketahui terdapat 3 fasa yakni CSZ, Ni, dan NiO pada bilayer NiO-CSZ/CSZ untukwaktu deposisi 30menit. Pemeriksaan ketebalan lapisan CSZ dilakukan menggunakan mikroskop optik. Data foto memperlihatkan bahwa ketebalan lapisan CSZ di atas substrat NiO-CSZ meningkat dengan meningkatnya waktu deposisi. Berdasarkan hasil karakterisasi sifat listrik lapisan CSZ menggunakan LCR meter diketahui bahwa peningkatan waktu deposisi menurunkan nilai konduktivitas ionik lapisan CSZ untuk masing-masing waktu deposisi 10 menit, 20 menit, dan 30 menit sebesar 0,078 mS/cm, 0,062 mS/cm, dan 0,004 mS/cm pada suhu 300 oC

    Pengaruh Penambahan La2o3 Terhadap Konduktivitas Ionik Csz Sebagai Elektrolit Padat

    Full text link
    PENGARUH PENAMBAHAN La2O3 TERHADAP KONDUKTIVITAS IONIK CSZ SEBAGAI ELEKTROLIT PADAT. Penelitian tentang pengaruh penambahan La2O3 terhadap konduktivitas ionik CSZ sebagai elektrolit padat SOFC telah dilakukan. Pelet CSZ-La2O3 dibuat dengan cara kompaksi 4 ton/cm2 dan penyinteran pada suhu 1450 ÂşC selama 4 jam dengan konsentrasi La2O3 0 %, 1 % dan 3 %berat. Analisis struktur kristal menunjukkan bahwa setiap pelet CSZ membentuk struktur kristal kubik.Analisis struktur mikro menunjukkan terjadinya peningkatan pertumbuhan butir dan pengurangan porositas CSZ setelah penambahan La2O3. Analisis rapat massa menunjukkan terjadi peningkatan rapat massa CSZ seiring bertambahnya konsentrasi La2O3. Diketahui bahwa penambahan La2O3 dapat meningkatkan konduktivitas ionik CSZ

    Model Hubungan Ketebalan Terhadap Massa Sumber Pada Sintesis Nanolayer Al menggunakan Evaporasi Termal

    Get PDF
    Telah dilakukan sintesis nanolayer Aluminium (Al) di atas substrat menggunakan metoda evaporasi termal. Untuk menentukan ketebalan sampel dilakukan analisis citra hasil scanning electron microscope (SEM) menggunakan program ImageJ. Selain itu dilakukan juga analisis transmisi optik melalui nanolayer tersebut berdasarkan data transmitansi yang diperoleh dari hasil karakterisasi menggunakan spektrometer UV-Vis pada jangkau panjang gelombang 300-800 nm. Berdasaran hasil tersebut dapat ditentukan rasio ketebalan nanolayer yang terbentuk terhadap massa sumber yang digunakan. Untuk mengestimasi ketebalan nanolayer yang disintesis dengan metode ini dapat dilakukan dengan cara memformulasikan model hubungan antara massa sumber terhadap ketebalan nanolayer. Pemodelan dilakukan dengan cara fitting data ketebalan nanolayer yang diperoleh terhadap massa sumber yang dievaporasikan pada kurva linear dan kurva polinomial orde dua. Estimasi dilakukan juga dengan cara fitting data rasio terhadap massa sumber pada kurva linear. Hasil fitting ini, selain dapat digunakan untuk mengestimasi ketebalan nanolayer, dapat juga digunakan untuk mengestiamsi besarnya massa sumber minimum yang tidak dapat menghasilkan nanolayer pada substrat melalui proses evaporasi

    Model Hubungan Ketebalan Terhadap Massa Sumber Pada Sintesis Nanolayer Al menggunakan Evaporasi Termal

    Get PDF
    Telah dilakukan sintesis nanolayer Aluminium (Al) di atas substrat menggunakan metoda evaporasi termal. Untuk menentukan ketebalan sampel dilakukan analisis citra hasil scanning electron microscope (SEM) menggunakan program ImageJ. Selain itu dilakukan juga analisis transmisi optik melalui nanolayer tersebut berdasarkan data transmitansi yang diperoleh dari hasil karakterisasi menggunakan spektrometer UV-Vis pada jangkau panjang gelombang 300-800 nm. Berdasaran hasil tersebut dapat ditentukan rasio ketebalan nanolayer yang terbentuk terhadap massa sumber yang digunakan. Untuk mengestimasi ketebalan nanolayer yang disintesis dengan metode ini dapat dilakukan dengan cara memformulasikan model hubungan antara massa sumber terhadap ketebalan nanolayer. Pemodelan dilakukan dengan cara fitting data ketebalan nanolayer yang diperoleh terhadap massa sumber yang dievaporasikan pada kurva linear dan kurva polinomial orde dua. Estimasi dilakukan juga dengan cara fitting data rasio terhadap massa sumber pada kurva linear. Hasil fitting ini, selain dapat digunakan untuk mengestimasi ketebalan nanolayer, dapat juga digunakan untuk mengestiamsi besarnya massa sumber minimum yang tidak dapat menghasilkan nanolayer pada substrat melalui proses evaporasi

    Universal Humanity as Discourse of Nationalism in Garin Nugroho’s Soegija (2012)

    Get PDF
    This research discusses discourse of nationalism in Garin Nugroho’s Soegija, a biopic which premiered in 2012. The film is chosen because it presents the story of Soegijapranata, an intellectual who is not from dominant nationalist groups, during the era of independence movement; he is neither a prominent military figure nor a figure from the largest religious group in Indonesia. This film is analyzed to investigate its position in ideological contestations emerging after the Reformation, particularly after the 2000s. Seymour Chatman’s postulates regarding story and discourse in narrative structure of fiction and film (1978) is used as a theoretical framework for this research. The results show that discourse of nationalism is presented in the narrative structure of the film in the form of arguing the idea of universal humanity in the context of Indonesia as a nation. This effort is portrayed by the main character’s intellectual struggles against shallow primordialism that influences both Indonesian people’s perspectives during independence movement era and foreign people’s point of views, the colonizers, which are represented by subversive actions of the Dutch and Japanese in Indonesia. The values of universal humanity that have been adopted into the spirit of nationalism are stated through the main characters’ statements and actions. It can be concluded that the concept of nationalism in Indonesia is said to be born from a long struggle against oppression and injustice. This concept has become a dominant ideology which remains relevant, as implied in Soegija

    Ketangguhan Retak, Kekerasan Dan Konduktivitas Ionik Csz Sebagai Elekrolit Padat Sofc Dengan Penambahan Cuo

    Get PDF
    KETANGGUHAN RETAK, KEKERASAN DAN KONDUKTIVITAS IONIK CSZ SEBAGAI ELEKROLIT PADAT SOFC DENGAN PENAMBAHAN CuO. Penelitian mengenai pengaruh penambahan CuO terhadap konduktivitas ionik, kekerasan dan ketangguhan retak CSZ sebagai elektrolit padat SOFC telah dilakukan. CSZ didoping dengan CuO dengan konsentrasi 0, 1, dan 2 % berat. Pelet CSZ yang didoping CuO dikompaksi dengan tekanan 4 ton/cm2 dan disinter pada suhu 1475 0C selama 3 jam. Konduktivitas ionik diukur dengan menggunakan alat LCR meter. Konduktivitas ionik CSZ dengan doping 0, 1, dan 2 % berat CuO adalah 0,063 mS/cm; 0,110 mS/cm; dan 0,082 mS/cm. Kekerasan dan ketangguhan retak diukur dengan metode vickers menggunakan alat uji keras Zwick. Hasil kekerasan vickers berturut-turut 9,9 GPa; 12,1 GPa; dan 10,5 GPa, dan ketangguhan retak berturut-turut 1,61 MPa/m0,5; 1,85 MPa/m0,5; dan 1,54 MPa/m0,5. Analisis struktur kristal dilakukan dengan menggunakan XRD. Hasil analisis menunjukkan bahwa keramik yang dibuat berfase kubik FCC. Analisis struktur mikro dengan menggunakan mikroskop optik menunjukkan bertambahnya ukuran butir dengan peningkatan 1% berat CuO. Secara keseluruhan penambahan CuO dengan konsentrasi 1% berat dapat memperbaiki sifat listrik dan sifat mekanik CSZ sebagai elektrolit padat

    PENGARUH PENAMBAHAN La2O3 TERHADAP KONDUKTIVITAS IONIK CSZ SEBAGAI ELEKTROLIT PADAT

    Get PDF
    PENGARUH PENAMBAHAN La2O3 TERHADAP KONDUKTIVITAS IONIK CSZ SEBAGAI ELEKTROLIT PADAT. Penelitian tentang pengaruh penambahan La2O3 terhadap konduktivitas ionik CSZ sebagai elektrolit padat SOFC telah dilakukan. Pelet CSZ-La2O3 dibuat dengan cara kompaksi 4 ton/cm2 dan penyinteran pada suhu 1450 ÂşC selama 4 jam dengan konsentrasi La2O3 0 %, 1 % dan 3 %berat. Analisis struktur kristal menunjukkan bahwa setiap pelet CSZ membentuk struktur kristal kubik.Analisis struktur mikro menunjukkan terjadinya peningkatan pertumbuhan butir dan pengurangan porositas CSZ setelah penambahan La2O3. Analisis rapat massa menunjukkan terjadi peningkatan rapat massa CSZ seiring bertambahnya konsentrasi La2O3. Diketahui bahwa penambahan La2O3 dapat meningkatkan konduktivitas ionik CSZ

    The design of OpticalGamification (OG) with random model in learning interference and diffraction

    Get PDF
    This article describes the design and preliminary field testing of using a gamification-application with random model in the learning process of interference and diffraction topics for pre-service physics teachers (PPT). The gamification-application in this research is called OpticalGamification (OG) featuring random model. This research is a quasi-experimental research with a time-series design involving 34 PPT at a university in the city of Jakarta, Indonesia. Data related to the PPT’ concept mastery are collected through test instruments in the form of 50 questions which are an integration of multiple-choice questions, reasoned multiple-choice questions, and essays. This research resulted in a product called OG with random model with several features, including profiles, gamification, forums, achievement pages, projects and leaderboard. The result of preliminary field testing of using the OG with random model shows that the PPT’ concept mastery has increased from series 1 to the next following series
    corecore