144 research outputs found

    PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL ) LAPORAN INDIVIDU SMAN 1 MUNTILAN

    Get PDF
    Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Negeri Yogyakarta merupakan mata kuliah wajib yang ditempuh oleh mahasiswa kependidikan. Kegiatan PPL merupakan kesempatan bagi mahasiswa untuk mempraktikkan ilmu yang bersifat teoritis yang diterima di perkuliahan. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan teori-teori tersebut dan sekaligus mencari ilmu yang bersifat faktual, tidak sekedar teoritis seperti pada saat kegiatan perkuliahan. Kegiatan PPL dapat bertujuan untuk mendapatkan berbagai pengalaman mengenai proses pembelajaran dan kegiatan dalam lingkungan sekolah yang digunakan sebagai bekal bagi calon tenaga pendidik yang memiliki nilai, sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang digunakan sebagai tenaga pendidik. SMAN 1 Muntilan berlokasi di Dusun Tamanagung, Muntilan, Kabupaten Magelang merupakan salah satu sekolah yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Magelang. Program PPL di SMAN 1 Muntilan dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus sampai dengan 12 September 2015. Kegiatan PPL yang dilakukan meliputi tahap persiapan, praktik mengajar, dan pelaksanaan. Pelaksanaan PPL ini dilakukan dengan mengajar di kelas selama kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Pengajaran di kelas pada kegiatan PPL ini diharapkan dapat dilakukan minimal 4 kali pertemuan, namun praktikan dapat melakukan kegiatan pengajaran di kelas sebanyak 30 kali untuk 6 kelas. yaitu kelas X IIS 1, X MIA 1, X MIA 2, X MIA 3, X IIS 3, X MIA 6. Metode yang digunakan dalam pengajaran di kelas antara lain, diskusi, tanya jawab, ceramah, permainan dan presentasi. Untuk mendukung kegiatan pembelajaran digunakan beberapa media, antara lain alat praktikum serta LKS. Banyak kendala dan hambatan selama waktu dilaksanakannya PPL, baik yang bersifat intern maupun ekstern, di antaranya dalam pengelolaan kelas yang sulit untuk dikendalikan, karena peserta didik sangat aktif dan antusias dalam praktikum sehingga segera melakukan praktikum tanpa memperhatikan petunjuk dari guru. Namun, hal ini merupakan suatu kenyataan bahwa anak usia SMA memang dalam perkembangan seperti itu, dan hal ini merupakan suatu proses untuk menuju yang lebih baik. Dengan adanya kegiatan PPL ini, praktikan mendapat bekal pangalaman dan gambaran nyata tentang kegiatan dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah. Adanya kerjasama, kerja keras dan disiplin akan sangat mendukung terlaksananya program-program PPL dengan sukses. Dengan terselesaikannya kegiatan PPL ini diharapkan dapat tercipta tenaga pendidik yang professional dan berkualitas. Program PPL selain sebagai wahana untuk pelatihan dan pembelajaran bagi mahasiswa, juga menjadi usaha Universitas Negeri Yogyakarta untuk turut berkontribusi dalam mentransformasikan nilai-nilai kependidikan kepada sekolah tersebut. Harapannya, bukan hanya transfer of knowledge yang diberikan mahasiswa, tetapi juga transfer of value. Keberadaan mahasiswa PPL UNY diharapkan dapat membuat perubahan-perubahan sebagai upaya memajukan pendidikan Indonesia

    Resilience, Acculturative Stress, and Family Norms Against Disclosure of Mental Health Problems Among Foreign-Born Filipino American Women

    Full text link
    The present study explores the relationships between resilience, acculturative stress, and family norms against disclosure of mental health problems among foreign-born Filipino American women. The sample consisted of 159 foreign-born Filipino American women aged 18 years and above and residing in Las Vegas, Nevada, United States. Participants completed paper-and-pencil questionnaires. Results indicated high levels of resilience and moderate levels of acculturative stress. Findings also showed a significant negative correlation between resilience and acculturative stress, and a significant predictive effect of resilience on acculturative stress. We also found a significant negative relationship between resilience and family norms against disclosure of mental health problems but no significant mediating effect of resilience on the relationship between acculturative stress and family norms. This lack of significant findings related to the mediating effect of resilience on the relationship between acculturative stress and family norms against disclosure of mental illness may be due to the absence of theoretical models and research regarding the role of resilience in the context of acculturation among Filipino American women. Our findings imply the need to further explore underlying mechanisms that explain the relationships between resilience, acculturative stress, and family norms. The findings of the study also confirm the need to develop interventions and resources that ameliorate acculturative stress and promote an increase of the disclosure and reporting of mental health problems among Filipino American women

    ANTIBACTERIAL ASSAY OF 2’-HYDROXY-4’,6’,4-TRIMETHOXYCHALCONE AND 4-METHOXYCHALCONE AGAINST GRAM POSITIVE AND GRAM NEGATIVE BACTERIA

    Get PDF
    Blood transfusion is currently one of the most important health care treatments. Unfortunately, the prevalence of transfusion reactions caused by the use of blood products is still quite high although blood products have been tested in terms of infectious diseases using 4 parameters, namely hepatitis B, hepatitis C, HIV and syphilis. The results of the analysis of blood products produced by UTD (Blood Transfusion Unit) Surabaya showed bacterial contamination of blood products, starting from normal skin flora to pathogens. Bacterial contamination is also believed to be one of the causes of transfusion reactions. Therefore, it is necessary to make efforts to prevent bacterial contamination of blood products. One of the efforts is to find chemical compounds that have good antibacterial activity. In this study, the antibacterial activity of 2ˈ-hydroxy-4ˈ,6ˈ,4-trimethoxychalcone and 4-methoxychalcone was tested against gram positive and gram negative bacteria. The test method was agar diffusion at various concentrations of chalcone, namely 0.625; 1.25; 2.5 and 5.0%. The results showed that both chalcones had good antibacterial activity against gram-positive and gram-negative bacteria

    Measuring enjoyment of ballroom dancing in Filipino Americans using the physical activity enjoyment scale

    Full text link
    To advance knowledge about ways to promote physical activity in Filipino Americans, this feasibility study evaluated whether they enjoyed ballroom dancing and at the same time tested the validity of the Physical Activity Enjoyment Scale (PACES) for assessing enjoyment in this population. This study consisted of a single group of healthy Filipino Americans (N = 41) aged between 35 and 65 years residing in southern Nevada. Participants danced 45 min per week for 12 weeks and completed the PACES questionnaire to measure enjoyment at two time points (Week 4 and Week 12). Four participants dropped out during Weeks 2 to 5. Thirty-seven participants completed the 12 consecutive dance sessions. Descriptive statistics, paired- sample t test, Pearson correlation, and a mixed-model ANCOVA were used for data analysis. Principal components analysis assessed the construct validity of the PACES. The mean age of the sample was 50.7 years. On average, the participants’ PACES score significantly improved from Week 4 to Week 12. Age was negatively correlated with perceived enjoyment of dancing. In terms of the validity and reliability of the PACES, high construct validity and internal consistency of the PACES were noted. This study described the effectiveness of ballroom dance as a form of physical activity among first-generation Filipino Americans and confirmed the appropriateness of the PACES for assessing enjoyment in this population. Ballroom dance has the potential to promote physical activity and improve the cardiovascular outcomes of Filipino Americans and other populations who are at risk of heart disease

    PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MELALUI PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PUBLIKASI ILMIAH DI BIDANG PENELITIAN PENDIDIKAN

    Get PDF
    ABSTRAKDalam rangka untuk meningkatkan profesionalitas guru sebagai tenaga pendidik, maka penting bagi guru untuk cakap melakukan penelitian di bidang pendidikan sebagai bentuk evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan kepada peserta didik. Selain itu, kegiatan penelitian yang dilaksanakan wajib dilaporkan dan ditulis menjadi suatu artikel ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah untuk membentuk budaya akademis bagi guru dan meningkatkan profesionalisme guru dengan peningkatan jabatan fungsional. Hasil observasi pada mitra didapatkan bahwa pengalaman guru untuk melakukan penelitian dan publikasi artikel ilmiah masih tergolong rendah, sehingga penting dilakukan pelatihan dan pendampingan penulisan artikel serta publikasi ilmiah bagi guru di SMAN 1 Grabag dan SMAN 2 Grabag. Metode pelaksanaan kegiatan pelatihan dilakukan dengan metode in house training dan pendampingan secara daring. Adapun kegiatan terdiri dari persiapan, pelatihan publikasi artikel ilmiah, dan pendampingan penulisan artikel ilmiah. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman peserta kegiatan sebanyak 5% pada kategori baik sekali, sebanyak 19,52% pada kategori baik, dan 22,19% pada kategori cukup setelah dilakukan paparan materi mengenai metode penelitian pendidikan dan publikasi artikel ilmiah yang diukur melalui nilai pre test dan post test. Selain itu, kegiatan terus berlanjut dengan melakukan pendampingan penulisan artikel ilmiah dan publikasi artikel ilmiah di jurnal nasional melalui sistem open journal system secara daring dan intensif pada guru yang betul-betul berkomitmen. Kata kunci: artikel ilmiah; profesionalisme guru; publikasi; penelitian pendidikan ABSTRACTIn order to improve the professionalism of teachers as educators, it is important for teachers to be competent in conducting research in the field of education as a form of evaluating learning that has been delivered to the students. In addition, research activities must be reported and written into scientific articles published in scientific journals to form an academic culture for teachers and increase the teacher professionalism. The results of observations showed that teachers' interest in conducting research and publishing scientific articles is still relatively low, so it is important to provide workshop and assistance in writing articles and scientific publications for teachers at SMA N 1 Grabag and SMA N 2 Grabag. The method of this activity consists of preparation, workshop for publication of scientific articles, and assistance in writing scientific articles. The results of the activity showed that there was an increase in the understanding of activity participants by 5% in the very good category, 19.52% in the good category, and 22.19% in the sufficient category after exposure to material regarding educational research methods and publication of scientific articles as measured by grades pre test and post test. Apart from that, activities continued by providing assistance in writing scientific articles and publishing scientific articles in national journals through an open journal system online and intensively for teachers who are truly committed. Keywords: scientific articles; teacher professionalism; publications; educational researc

    PROBLEMATIKA GURU NON PENDIDIKAN MUSIK DALAM PENYAMPAIAN MATERI PEMBELAJARAN MUSIK DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN MAGELANG

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan problematika yang dialami oleh guru pengampu mata pelajaran musik di SMP Negeri 1 Salam dan SMP Negeri 1 Muntilan, dimana guru tersebut tidak memiliki latar belakang pendidikan musik pada tingkat Strata Satu. Metode pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Informan dalam penelitain ini adalah siswa, dan guru pengampu mata pelajaran seni musik yang tidak memiliki latar belakang pendidikan musik di SMP Negeri se-Kabupaten Magelang dan siswa, SMP Negeri 1 Salam dan SMP Negeri 1 Muntilan. Penelitian difokuskan pada problematika guru non pendidikan musik dalam penyampaian materi pembelajaran musik di SMP Negeri se-Kabupaten Magelang. Data diperoleh dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Instrumen penelitian ini berupa interview, observasi dan dokumentasi. Teknik keabsahan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Terdapat problematika guru non pendidikan musik dalam mengampu mata pelajaran seni musik yaitu di SMP Negeri 1 Salam dan SMP Negeri 1 Muntilan. Pada kompetensi profesional, terdapat beberapa problematika yang dialami oleh kedua guru tersebut yaitu problematika berdasarkan latar belakang pendidikan guru, problematika penguasaan notasi musik, problematika penguasaan materi permainan instrumen gitar, problematika penguasaan instrumen musik dan vokal, problematika dam pemberian contoh praktik musik, metode pembelajaran di kelas, hambatan dalam penerapan metode pembelajaran musik pada kompetensi pedagogik terdapat beberapa problematika yang dialami oleh kedua guru yaitu problematika penyampaian materi teori musik, problematika penyampaian materi praktik pembelajaaran ansambel di kelas, problematika penyampaian materi praktik pembelajaran vokal, dan problematika pada demonstrasi permainan instrumen

    GAMBARAN JUMLAH ERITROSIT PADA WHOLE BLOOD SELAMA 30 HARI PENYIMPANAN DI PMI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

    Get PDF
    Transfusi darah adalah proses pemberian darah atau komponen darah dari satu individu (donor) ke individu lainnya (resipien). Whole Blood (WB) adalah salah satu produkdarah yang dapat ditransfusikan dengan komponen yang masihlengkap mengandung eritrosit, leukosit, trombosit dan plasma. Indikasi pemberian WB yaitu untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan volume plasma dalam waktu yang bersamaan.WB dengan anti koagulan CPDA-1 (Citrate Phosphate Dextrose Adenine-1) disimpan pada suhu 2-6 C dengan lama penyimpanan sampai 35 hari. Masa penyimpanan WB akan menimbulkan efek berupa perubahan integritas membran eritrosit. Tujuan dari penelitian iniuntuk mengetahui jumlah eritrosit pada WB selama 30 hari penyimpanan. Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan desain Cross Sectional. Jumlah sampel yang diteliti adalah 1 kantong darah WB dengan golongan darah O. Berdasarkan hasil pemeriksaan jumlah eritrosit pada WB menggunakan Hematology Analyzer Sysmex XS-800i selama 30 hari penyimpanan menunjukan penurunan jumlah eritrosit pada hari ke-0 yaitu 5,02 x 106/ L, hari ke-5 yaitu 5,00 x 106/ L, hari ke-10 yaitu 4,95 x 106/ L hari ke-15 yaitu 4,94 x 106/ L, hari ke-20 yaitu 4,91 x 106/ L, hari ke-25 yaitu 4,98 x 106/ L, dan hari ke-30 yaitu 4,73 x 106/ L. Pada Penelitian ini terjadi penurunan jumlah eritrosit sebesar 5,7 %. Dimana persen penurunan tersebut masih dalam batas normal yang artinya kualitas WB masih baik.

    ANALISIS VITAMIN C, SIFAT FISIK, DAN SIFAT ORGANOLEPTIK TEMPE BERBAHAN DASAR KEDELAI KUNING (Glycine max L), KEDELAI HIJAU (Glycin Max (L) Merrill), KEDELAI HITAM (Glycine soja (L) Merrit)

    Get PDF
    Tempe merupakan salah satu makanan sumber protein bagi masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena tempe dibuat dari sumber protein nabati yaitu kedelai. Secara umum, jenis kedelai yang sering digunakan sebagai bahan baku adalah kedelai kuning (Glycine max L.), namun karena adanya peningkatan kebutuhan bahan baku, diperlukan sumber kedelai lain sebagai alternatif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar vitamin C, sifat fisik dan sifat organoleptic tempe yang berbahan dasar kedelai hijau (edamame) (Glycine max (L) Merrill) dan kedelai hitam (Glycine soja (L) Merrit) yang dibandingkan dengan tempe berbahan dasar kedelai kuning (Glycine max L.). dengan menggunakan jamur Rhizopus sp sebagai inokulum. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen murni (true experiment) dengan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 sampel. Kedelai yang dianalisis adalah kacang kedelai kuning (Glycine max L), kedelai hijau (edamame) (Glycine max (L) Merrill), dan kedelai hitam (Glycine soja (L) Merrit).      Berdasarkan uji vitamin C dengan menggunakan iodine, warna ketiga tempe berubah menjadi lebih terang atau jernih yang menunjukkan tempe tersebut mengandung vitamin C. Sifat fisik ketiga tempe memiliki pertumbuhan miselium yang sama atau seragam. Pada uji organoleptik, ketiga tempe memiliki warna yang hampir sama yaitu putih dan tekstur padat. Rasa pada tempe kedelai kuning yaitu khas tempe pada umumnya, kedelai hijau  (edamame) terasa manis, dan kedelai hitam sedikit pahit. Pada tempe kedelai kuning dan hijau (edamame) memiliki aroma khas tempe, sedangkan tempe kedelai hitam memiliki aroma khas tempe yang lebih menyengat

    Effects of Acute Dietary Polyphenols and Post-Meal Physical Activity on Postprandial Metabolism in Adults with Features of the Metabolic Syndrome

    Get PDF
    Approximately 22% of U.S. adults and 25% of adults globally have metabolic syndrome (MetS). Key features, such as dysglycemia and dyslipidemia, predict type 2 diabetes, cardiovascular disease, premature disability, and death. Acute supplementation of dietary polyphenols and post-meal physical activity hold promise in improving postprandial dysmetabolism. To our knowledge, no published review has described the effects of either intervention on postprandial glucose, insulin, lipids, and markers of oxidative damage and inflammation in adults with features of MetS. Thus, we conducted this review of controlled clinical trials that provided dietary polyphenols from oils, fruits, teas, and legumes during a dietary challenge, or implemented walking, cycling, and stair climbing and descending after a dietary challenge. Clinical trials were identified using ClinicalTrials.gov, PubMed, and Google Scholar and were published between 2000 and 2019. Dietary polyphenols from extra virgin olive oil, grapes, blackcurrants, strawberries, black tea, and black beans improved postprandial glucose, insulin, and markers of oxidative damage and inflammation, but results were not consistent among clinical trials. Freeze-dried strawberry powder distinctly improved postprandial insulin and markers of oxidative damage and inflammation. Post-meal physical activity attenuated postprandial glucose, but effects on postprandial lipids and markers of oxidative damage and inflammation were inconclusive. Consuming dietary polyphenols with a meal and completing physical activity after a meal may mitigate postprandial dysmetabolism in adults with features of MetS

    A novel small-caliber bacterial cellulose vascular prosthesis: production, characterization, and preliminary in vivo testing

    Get PDF
    Vascular grafts are used to bypass damaged or diseased blood vessels. Bacterial cellulose (BC) has been studied for use as an off-the-shelf graft. Herein, we present a novel, cost-effective, method for the production of small caliber BC grafts with minimal processing or requirements. The morphology of the graft wall produced a tensile strength above that of native vessels, performing similarly to the current commercial alternatives. As a result of the production method, the luminal surface of the graft presents similar topography to that of native vessels. We have also studied the in vivo behavior of these BC graft in order to further demonstrate their viability. In these preliminary studies, 1 month patency was achieved, with the presence of neo-vessels and endothelial cells on the luminal surface of the graft.This study was supported by the Portuguese Foundation for Science and Technology (FCT) and the European Community fund FEDER, through Program COMPETE, under the scope of the Projects FCOMP-01-0124-FEDER-007025 (PTDC/AMB/68393/2006), PEST-OE/EQB/LA0023/2013, PEST-C/FIS/UI607/2013, RECI/BBB-EBI/0179/2012 (FCOMP-01-0124-FEDER-027462) and the Projects "BioEnv-Biotechnology and Bioengineering for a sustainable world" and "Matepro-Optimizing Materials and Processes". NORTE-07-0124-FEDER-000048, co-funded by the Programa Operacional Regional do Norte (ON.2 - O Novo Norte), QREN, FEDER. The authors also acknowledge the fellowship awarded to Alexandre Felipe Leitao (SFRH/BD/66094/2009) funded by the Fundacao para a Ciencia e Tecnologia (FCT). The authors also thank support by FCT through the project BCGrafts, FCOMP-01-0124-FEDER-014773 (PTDC/EBB/EBI/112170/2009) and by the People Program (Marie Curie Actions) of the European Union's Seventh Framework Program FP7/2007-2013/under REA grant agreement n317512
    • …
    corecore