39 research outputs found

    Convergence and Potential Economic Development in the Special Region of Yogyakarta

    Get PDF
    This study aims to determine whether there is a lag between a region with another, to determine whether the regions with low income will be able to catch up with regions with higher income. The objectives of this study are to analyze the convergence that might occur in Yogyakarta and analyze the potential economic sectors in economic development in Yogyakarta. This study used panel secondary data, the data were obtained from 5 regions in Yogyakarta from 2010-2015. The methods were panel data regression, location quotient, dynamic location quotient, and shift share. The result showed that there was no convergence, but there was divergence, and competitive and specialized sectors in regencies / cities in Yogyakarta were agricultural, forestry, and fishing sector, mining and excavation sector, processing industry sector, procurement of electricity and gas sector, water supply, waste management and recycling sector, construction sector, and transportation and trade sector.Keywords: Convergence, Potential Sector, Economic Development

    Social and Economic Factors Determining the Unemployment Rate in the Bregasmalang Region 2010-2020

    Get PDF
    The research objective was to analyze the social and economic factors that affect unemployment in the development area of Central Java, namely in Brebes Regency, Tegal City, Tegal Regency, and Pemalang Regency (BREGASMALANG) in 2010-2020. The determinants of unemployment used in this study include the human development index, district/city minimum wage, and gross regional domestic product. The data used in this study are secondary data obtained from the Central Statistics Agency (BPS). The research method used in Panel Data Regression Analysis with Fixed Effect Model (FEM). The result of this study indicates that the human development index & district/city minimum wage it means that it has no significant effect on the open unemployment rate in Bregasmalang. Meanwhile, the gross regional domestic product has a negative and significant effect on the open unemployment rate in Bregasmalang. With the influence of regional gross domestic product on the open unemployment rate, therefore the government is expected to be able to maximize the sub-sectors contained in the GRDP so that the sub-sector is able to increase employment so that it can suppress the high unemployment rate in the Regency/City concerned, namely the Brebes Regency, Tegal City, Tegal Regency, and Pemalang Regency.Keywords: Open Unemployment Rate, HDI, District/City Minimum Wages, and GRD

    Analisis Kontribusi dan Efektivitas Komponen PAD Terhadap APBD Di D.I Yogyakarta

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan suatu daerah otonom dalam pembangunannya untuk merealisasikan target yang dilihat melalui APBD. Serta mengukur efektivitas terkait tingkat keberhasilan dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran yang merupakan hubungan antara output dengan tujuan. Data yang digunakan berupa data sekunder. Waktu penelitian tahun 2010-2016. Daerah penelitian merupakan daerah kabupaten kota di D.I Yogyakarta sejumlah 5 daerah. Metode Penelitian yang digunakan dengan menggunakan rasio kontribusi dan rasio efektifitas.Hasil yang diperoleh kontribusi kabupaten kota di D.I Yogyakarta masih dikatakan kurang. Sedangkan kondisi keefektivitasnya dilihat dari pencapaian realisasi rata-rata kabupaten kota di D.I Yogyakarta sudah dapat melebihi target yang telah ditetapkan dan berjalan secara fluktuatif dari tahun ke tahunnya sehingga dapat dikatakan sangat efektif.

    PENGARUH PMA, PMDN, TPAK, PDRB PERKAPITA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP DISPARITAS PENDAPATAN JAWA

    Get PDF
    AbstrakDistribusi pendapatan di Pulau Jawa masih belum merata, pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa belum mampu mencapai kesejahteraan ekonomi yang merata. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri, tingkat partisipasi angkatan kerja, PDRB perkapita, dan pengeluaran pemerintah terhadap disparitas pendapatan di Pulau Jawa tahun 2008-2018. Jenis data adalah data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Indonesia dan Badan Koordinasi Penanaman Modal. Analisis data menggunakan regresi data panel Eviews 7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri dan pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh signifikan terhadap disparitas pendapatan di Pulau Jawa tahun 2008-2018. Sedangkan variabel tingkat partisipasi angkatan kerja, PDRB perkapita, berpengaruh signifikan terhadap disparitas pendapatan di Pulau Jawa tahun 2008-2018. Dari seluruh variabel berpengaruh secara simultan terhadap disparitas di Pulau Jawa tahun 2008-2018.Kata Kunci :  Disparitas pendapatan; Kesejahteraan Ekonomi; Pertumbuhan Ekonomi;AbstractThe distribution of income in Java Island is still uneven, economic growth in Java has not been able to achieve equitable economic prosperity. So this study aims to determine how the effect of foreign investment, domestic investment, labor force participation rate, GDP per capita, and government spending on income disparities in Java in 2008-2018. The type of data is secondary  data sourced from the Indonesian Central Bureau of Statistics and the Investment Coordinating Board. Data analysis used Eviews 7 panel data regression. The results showed that foreign investment, domestic investment and government spending did not have a significant effect on income disparities in Java in 2008-2018. Meanwhile, the variable of the level of labor force participation, GDP per capita, has a significant effect on income disparities in Java in 2008-2018. Of all the variables simultaneously influence disparities in Java in 2008-2018. Keywords :  Income disparity; Economic Prosperity; Economic growth

    PEMETAAN DAYA SAING PRODUK PERIKANAN PULAU JAWA DI PASAR TUJUAN UTAMA

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi adanya penurunan nilai ekspor perikanan yang terjadi di tahun 2003 hingga 2016, walaupun setelah itu mengalami peningkatan kembali. Hal tersebut diduga terjadi karena kuantitas ekspor perikanan mengalami penurunan sebesar -0,15 persen. Adapun usaha awal mencegah penurunan ekspor perikanan semakin berkepanjangan yaitu dengan mengidentifikasi wilayah produksi perikanan yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Dalam hal ini, sentra perikanan dibagi menjadi dua kelompok yaitu perikanan tangkap dan perikanan budi daya. Metode yang digunakan antara lain Shiftshare Esteban Marquilas (SS-EM), Revealed Comparative Advantage (RCA) dan metode Ekspor Produk Dinamika (EPD). Hasil penelitian menunjukkan daya saing perikanan hanya ada pada provinsi DIY; sedangkan provinsi lainnya hanya memiliki spesialisasi. Selanjutnya, daya saing perikanan Indonesia pada ketujuh pasar tujuan utama ekspor perikanan yaitu Tiongkok, Jepang, Hongkong, Amerika Serikat, Malaysia, Uni Eropa dan ASEAN memiliki daya saing kuat. Selanjutnya, produk perikanan Indonesia selama tahun 2000-2018 tergolong rising star pada pasar Malaysia, Tiongkok dan Amerika Serikat.Title: Mapping The Competitiveness of Java Island Fishery Products In Main Destination MarketThe decrease of fisheries export values from 2003 to 2016 initiated this research. Despite its increasing afterwards, the decreasing is presumed due to the decrease of export quantities by -0.15 percent. Initial effort to prevent on decreasing of export quantities is identifying fisheries production centers with comparative and competitive advantages. Fisheries production centers are divided into two groups: capture fisheries and aquaculture. Shiftshare Esteban Marquilas (SS-EM), Revealed Comparative Advantage (RCA) and Export Product Dynamics (EPD) methods are employed in this research. The results indicate that fisheries competitiveness is only seen in Yogyakarta, while other provinces only have specialization in fisheries. It is notified that competitiveness of Indonesian fisheries products is considered strong in seven market destination: China, Japan, Hongkong, United States, Malaysia, European Union, and ASEAN countries. Furthermore, Indonesian fisheries products in 2000 - 2018 has been acknowledged as rising star in several market destination: Malaysia, China and United States

    ANALISIS POTENSI WILAYAH PROVINSI JAWA TENGAH (STUDI KASUS : TAHUN 2010-2016)

    Get PDF
    Potensi wilayah dalam rangka otonomi daerah semakin digali dari sisi keilmuan dan lapangan. Otonomi daerah yang digaungkan sejak tahun 2001 menuntut daerah secara nyata dan bertanggung jawab dalam hal mengelola sumber pendapatan yang ada supaya meningkatkan perekonomian daerah. Potensi daerah dalam penelitian ini digali menggunakan alat analisis shiftshare E-M, connectivity quotient (CQ), dan Klassen Tipologi. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Sektor yang kompetitif dan terspesialisasi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2010-2016 yaitu sektor industri pengolahan karena memiliki daya saing tinggi karena nilai Differential Shift (Cj) lebih besar daripada Jawa Tengah Share (Nj). (2) CQ Provinsi Jawa Tengah dibandingkan provinsi di Pulau Jawa dapat dilihat bahwa Provinsi Jawa Tengah termasuk ke dalam memiliki posisi kurang menguntungkan dalam berinteraksi dengan provinsi- provinsi lainnya. Sedangkan CQ setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah dibandingkan Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat bahwa ada 19  kabupaten/kota tergolong ke dalam wilayah yang memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi yakni Kabupaten Banjarnegara, Purworejo, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Grobogan, Kudus, Demak, Semarang, Temanggung,  Kendal, Batang, Kota Magelang, Kota Surakarta, Kota Salatiga, Kota Semarang, dan Kota Pekalongan. (3) Provinsi Jawa Tengah berada pada kuadran empat dimana Jateng termasuk dalam wilayah dikategorikan pada daerah yang relatif tertinggal, hal ini bisa terjadi karena wilayah referensi dalam penelitian ini ialah seluruh provinsi di Pulau Jawa yang mana terjadi ketidakmerataan tingkat PDRB antar enam provinsi yang ad

    Analisis Pengaruh Ekspor, Nilai Tukar, dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1993-2023

    Get PDF
    The focus of this research is how exports, exchange rates, and inflation affect Indonesia's economic growth. For 30 secondary data, the Ordinary Least Square (OLS) model is used. The results showed that there was an insignificant positive relationship between exports and economic growth, and that increased export activity could have an insignificant positive effect on economic growth. In addition, the depreciation of the rupiah exchange rate increases the competitiveness of domestic products in the international market, so that the rupiah exchange rate against foreign currencies also has a significant impact on economic growth. However, the results of the study show that inflation also has a negative impact on economic growth. The economy can be disrupted by declining people's purchasing power, stunted investment, and high inflation

    Measuring inefficiency of MSEs in the food processing sector

    Get PDF
    Sektor pengolahan makanan adalah sektor yang memberikan kontribusi konsisten terhadap produk domestik bruto (PDB) industri non-migas, serta sektor yang mampu menghadapi berbagai shock yang terjadi di perekonomian. Bentuk usaha di sektor makanan didominasi oleh UMKM yang menjalankan usaha masih dengan metode konvensional. Karena itu, penelitian ini dilakukan pada berbagai pelaku UMKM untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang efisiensi UMKM. Makalah ini menggunakan data sekunder dari hasil survei tingkat usaha oleh Dinas perindustrian dan Perdagangan Kota Magelang tahun 2019 dalam kerangka elemen random cross section sebanyak 948 usaha mikro dan 199 usaha kecil untuk mengestimasi faktor penentu inefisiensi UMKM di Indonesia yang dibagi dalam 2 kategori yaitu jenis usaha kecil dan usaha mikro. Hasil penelitian berdasarkan fungsi produksi menunjukkan bahwa modal dan tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap peningkatan efisiensi. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab rendahnya efisiensi usaha kecil dan mikro adalah karakteristik gender dari pelaku usaha. Untuk usaha mikro, wilayah pemasaran menjadi penyebab inefisiensi, sedangkan lokasi usaha menjadi penyebab inefisiensi usaha kecil.The food processing sector is a sector that consistently contributes to gross domestic product (GDP) for the non-Oil and Gas industry and also a sector that can deal with various economic shocks. A business form in this industry is still dominated by Micro and Small Enterprises (MSEs), which run the business traditionally. Therefore, this research is conducted for various MSE actors to understand their efficiency better. This paper uses secondary data from the results of a business-level survey by the Department of Industry and Trade, Magelang City in 2019 within a random cross-sectional framework of 948 micro-enterprises and 199 small-enterprises for the estimates of the inefficiency determinants of Indonesia MSEs which is divided into 2 categories, namely the type of small-enterprise and micro-enterprise. The results based on the cross-logarithmic production function show that capital and labor significantly impact improving efficiency. In addition, the research results show that the reason for the low efficiency of small enterprises is the gender characteristics of corporate actors. For micro-enterprises, the marketing area is the cause of inefficiency, while the location of the business is the cause of the inefficiency of small enterprises

    VALUASI EKONOMI OBJEK WISATA BUKIT SLEKER ASRI DI KABUPATEN MAGELANG

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mengetahui Karakteristik Pengunjung terhadap Objek Wisata Bukit Sleker Asri dan mengetahui Nilai Ekonomi Objek Wisata Bukit Sleker Asri yang dianalisis dengan menggunakan pendekatan travel cost. Metode yang digunakan untuk menghitung nilai ekonomi objek wisata adalah metode biaya perjalanan dan data akan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan alat analisis Eviews 10 dengan Metode OLS (Ordinary Least Squares). Hasil menunjukkan bahwa biaya perjalanan dapat mempengaruhi jumlah pengunjung bukit wisata sleker di Kabupaten Magelang, dimana dengan adanya biaya dapat mengurangi jumlah pengunjung bukit wisata sleker di Kabupaten Magelang. Waktu perjalanan dan pendapatan, usia, pendidikan, kesuaian harga tiket dapat mempengaruhi jumlah pengunjung bukit wisata sleker di Kabupaten Magelang, dimana dengan adanya waktu perjalanan dan pendapatan dapat meningkatkan jumlah pengunjung bukit wisata sleker di Kabupaten Magelan
    corecore