25 research outputs found

    Perwujudan Nilai Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money dalam Pengelolaan Akuntansi Keuangan Sektor Publik (Studi Pada Kantor BAPPEDA Sulawesi Selatan)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai transparansi, akuntabilitas, dan Value For Money dalam pengelolaan keuangan akuntansi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Gowa. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui penerapan konsep Value For Money terhadap kinerja dari program kerja yang telah dilaksanakan. Objek penelitiaan dalam penelitian ini adalah salah satu Lembaga pemerintah yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Metode pengambilan data yaitu penelitian lapangan (Field Research), wawancara langsung dengan informan, studi pustaka dan internet searching. Wawancara dilakukan dengan pihak internal. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa perwujudan nilai transaparansi sudah diterapkan dengan adanya keterbukaan informasi dan proses nilai akuntabilitas pertanggungjawaban terhadap publik dan pemerintah sesuai dengan aturan, dalam proses pengelolaan keuangan akuntansi dengan menggunakan sistem yang berbasis akrual, konsep Value For Money cukup ekonomis, efisien dan efektif di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Gowa sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah

    Green Banking Concepts in Qur'an Review

    Get PDF
    This study aims to describe the concept of Green Banking in the review of the Qur'an through the approach of Ijmali and Maudhu's interpretation method as its analysis knife. Content analysis is carried out on the verses that are specifically chosen on the basis of their association with the term fasad in the category of environmental damage namely Surah Al-Baqarah [2]: 205 and Surah Ar-Rum [30]: 41. This is because the beginning of the concept of green banking emerged due to environmental damage ,. The research findings revealed from the two verses that it was found that the meaning of damage meant in essence was natural damage (both physical and non-physical) due to anthropogenic factors. Islamic banking in the provision of financing must prioritize projects that are pro-environment and pay attention to aspects of sustainability, both economic, socio-cultural environment or known as Triple P (People, Planet and Profit) with the principles of fairness, balance, benefit, economical and avoid the tyranny

    Policy for the Development and Education Management of Entikong Border Area on Political Economic Perspective

    Get PDF
    Entikong is a border area with a vibrant economy developing border areas between countries in terms of economy and education as a supporting factor for Entikong as a growth center in Sanggau Regency. Problems like this impact the economic development and social dynamics of the Entikong community. This study aims at Development Policy and Education Management in the Entikong Border Area from a Political Economy Perspective as a solution to regional development. Qualitative research methods, with literature studies, complement the results of qualitative research. The research results on Development Policy and Education Management in the Entikong Border Area from a Political Economy Perspective, namely First, Entikong Border Area Development Policy from a Political Economy Perspective, strengthening the regional potential and utilizing village funds can encourage the development of the Entikong border area. The possibility of Sanggau Regency in the Entikong border area includes agriculture and plantations such as oil palm and pepper, which are only regional commodities and can be optimally optimized for the development of the Entikong border area and through export and import economic activities through the Entikong border, then also through village funds provided by the government can be used to improve infrastructure and public facilities in the village as a support for economic activities for development. Second, the Education Management Policy in the Entikong Border Area from a Political Economy Perspective by improving the level of education in the Entikong border area, which can become capital and future investment for the progress and development of the Indonesian state

    Penyuluhan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk dan Pembagian Sembako di SMPS Dayah Darul Yaqin Kota Lhokseumawe

    Get PDF
    Indonesia adalah negara beriklim tropis dengan suhu, kelembaban dan curah hujan yang relatif tinggi sehingga menjadikan Indonesia sebagai tempat yang ideal bagi perkembangan serangga, termasuk vektor (serangga penular penyakit). Nyamuk adalah salah satu vektor kelas insekta dengan ordo Diptera yang sering berinteraksi dalam kehidupan manusia. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara beriklim tropis. Nyamuk adalah salah satu vektor kelas insekta dengan ordo Diptera yang sering berinteraksi dalam kehidupan manusia. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara beriklim tropis. Vektor nyamuk penyebab penyakit di Indonesia adalah nyamuk dari genus Aedes, Anopheles, Culex, dan Mansonia. Penyakit filariasis di Indonesia disebabkan oleh cacing Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Filariasis dapat disebarkan oleh semua spesies nyamuk. Penyakit DBD, chikungunya, dan demam kuning (yellow fever) ditularkan oleh genus Aedes, dan malaria ditularkan oleh genus Anopheles. Selain itu, terdapat pula ensefalitis jepang (japanese encephalitis) yang ditularkan oleh nyamuk dari genus Culex. Program pengabdian yang dilakukan berupa penjelasan mengenai penyakit-penyakit akibat vektor nyamuk yang paling sering dijumpai di masyarakat dan cara melakukan pencegahan terhadap penyakit tersebut. Pada tahap pelaksanaan digunakan tiga metode yaitu metode ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab dan metode kuis untuk menilai daya tangkap peserta. Kegiatan penyuluhan perilaku pemberantasan sarang nyamuk pada santri dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai penyakit-penyakit akibat vektor nyamuk yang paling sering dijumpai dan pencegahan yang harus dilakukan untuk memutuskan penularan penyakit

    Optimized Cover Selection for Audio Steganography Using Multi-Objective Evolutionary Algorithm

    Get PDF
    Existing embedding techniques depend on cover audio selected by users. Unknowingly, users may make a poor cover audio selection that is not optimised in its capacity or imperceptibility features, which could reduce the effectiveness of any embedding technique. As a trade-off exists between capacity and imperceptibility, producing a method focused on optimising both features is crucial. One of the search methods commonly used to find solutions for the trade-off problem in various fields is the Multi-Objective Evolutionary Algorithm (MOEA). Therefore, this research proposed a new method for optimising cover audio selection for audio steganography using the Non-dominated Sorting Genetic Algorithm-II (NSGA-II), which falls under the MOEA Pareto dominance paradigm. The proposed method provided suggestions for cover audio to users based on imperceptibility and capacity features. The sample difference calculation was initially formulated to determine the maximum capacity for each cover audio defined in the cover audio database. Next, NSGA-II was implemented to determine the optimised solutions based on the parameters provided by each chromosome. The experimental results demonstrated the effectiveness of the proposed method as it managed to dominate the solutions from the previous method selected based on one criterion only. In addition, the proposed method considered that the trade-off managed to select the solution as the highest priority compared to the previous method, which put the same solution as low as 71 in the priority ranking. In conclusion, the method optimised the cover audio selected, thus, improving the effectiveness of the audio steganography used. It can be a response to help people whose computers and mobile devices continue to be unfamiliar with audio steganography in an age where information security is crucial

    Geografi budaya dalam wilayah pembangunan daerah Sumatera Barat

    Get PDF
    Sebagaimana diketahui, lingkungan alami mencakup tanah, iklim, sungai, dataran, pegunungan, flora, fauna, geologi, dan hidrologi dengan seluk beluknya. Selanjutnya, aspek sosial budaya antara lain mencakup agama/kepercayaan, teknologi, material, ekonomi, organisasi sosial, dan bahasa. lnformasi tentang unsur-unsur tersebut tidak dihimpun seluruhnya, tetapi terbatas pada unsur-unsur agama/kepercayaan, teknologi, ekonomi, peternakan, perikanan, pertam bangan, perindustrian, dan perdagangan. Daerah penelitian untuk menghimpun informasi tersebut di atas adalah setiap wilayah pembangunan yang ada di Propinsi Sumatera Barat, melalui wilayah sampelnya masing-masing

    Buku ajar: Pengantar Ekonomi Islam

    Get PDF
    Buku ini adalah sebuah karya yang memperkenalkan konsep-konsep dasar ekonomi dalam kerangka nilai-nilai Islam. Buku ini juga membahas ekonomi Islam dari perspektif teoritis dan praktis

    INHIBIN B MENURUNKAN KONSENTRASI FOLLICLE STIMULATING HORMONE (FSH) PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus): UPAYA PENGEMBANGAN KONTRASEPSI HORMON PRIA BERBASIS PEPTIDA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mengetahui efek injeksi inhibin B terhadap penurunan konsentrasi follicle stimulating hormone (FSH) di dalamserum pada tikus putih (Rattus norvegicus). Dalam penelitian ini digunakan 24 ekor tikus putih berjenis kelamin jantan dengan strain Wistar berumur 4 bulan dengan bobot badan 150-200 g. Tikus-tikus dikelompokkan secara acak ke dalam 4 kelompok, yaitu KK0, KP1, KP2, dan KP3, masing-masing kelompok terdiri atas 6 ekor. Kelompok KK0 merupakan kelompok kontrol hanya diinjeksi dengan phosphate buffer saline (PBS), sedangkan kelompok KP1, KP2, dan KP3 diinjeksi dengan inhibin B dengan dosis berturut-turut 25, 50, dan 100 pg/ekor. Injeksi inhibin B dilakukan secara intraperitoneum sebanyak 5 kali selama 48 hari dengan interval waktu 12 hari. Injeksi pertama inhibin B dilarutkan dengan0,05 ml PBS dan 0,05 ml Freud’s complete adjuvant (FCA). Injeksi kedua sampai kelima, inhibin B dilarutkan dengan 0,05 ml PBS dan 0,05 ml Freud’s incomplete adjuvant (FICA). Pada hari ke-6 setelah injeksi inhibin B terakhir, tikus dikorbankan secara dislocatio cervicalis,lalu darah dikoleksi langsung dari jantung dan didiamkan hingga didapatkan serum untuk pemeriksaan konsentrasi FSH dengan menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa injeksi inhibin B dengan dosis 100 pg/ekor menurunkan konsentrasi FSH secara nyata (P0,05) bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berdasarkan hal tersebut, inhibin B berpeluang untuk dikembangkan sebagai kandidat kontrasepsi pria hormon berbasis peptida
    corecore